Setelah jam makan siang datang, Teorama bergegas keluar ruangannya. Ternyata Sela sedang duduk diruang tempat biasa pembeli menunggu, sesudah menutup sebentar toko bunga itu dengan tulisan "open" ke "close". Sela duduk di sana entah mungkin menunggu Rama atau mungkin sedang berpikir saja.
"Loh udah disini sel?, Yaudah yuk makan," ajak Rama kepada Sela
"Eh Ram, iyaa tadi abis itu, muterin tanda. Yaudah ayo," jawab Sela
"Duhh Teorama ada apa ya mendadak ngajak aku makan bareng?" tanya hati Sela
"Eh Sel, kamu udah sholat dzuhur kan? sebelum kita mau pergi ini?" sontak tanya Teorama sebelum menuju motornya
"Udah kok Ram, kamu udah kan?" tanya balik Sela
"Oh udah, makanya agak telat keluar tadi aku. Yaudah, yuk," sembari mengambil helmnya dan menyuruh Sela naik
"Ehh Ram, aku kan ke sini naik ojek, jadi ga bawa helm," jawab Sela
"Oh iya astaga lupa aku, yaudah, kita jalan aja kali ya? makan yang di dekat sini aja ya, enak juga kok," balas Rama
"Iya Ram, aku ikut aja," jawab Sela
Akhirnya mereka berdua berjalan menyeberangi toko, karena rumah makan yang akan mereka tuju berada di seberang jalan. Tapi harus belok kiri lagi, lurus terus, sekiranya 100 meter. Di sebelah kanan nya, di situlah rumah makan nya.
Seketika Teorama ingin menyeberang, namun ia melihat Sela sedikit tidak terbiasa untuk menyeberang jalan.
"Pegang tangan ku Sel, nanti kamu ditabrak," kata Teorama spontan sembari memegang tangan Sela
Sela hanya terpaku sambil menatap Teorama yang kini berada di depan nya, yang sedang menggandeng tangannya untuk menyeberang jalan
"Ram.... maa," batin Sela
*SFX Jalanan*
*Tinn Tinnn*
Kata pengendara bermotor mengklakson Rama, karena Sela sedikit termenung melihat kejadian barusan.
"Sorry pak, lanjut," jawab Rama ke si penglakson
"Sel, kenapa? Ayo, ikuti aku, kalau aku maju, kamu ikut aja. Gapapa, percaya sama aku," kata Rama sembari mengenggam erat tangan Sela
"Ii... iya ram," jawab Sela dengan pelan sekali
Pada waktu itu Sela benar-benar speechless karena kejadian tersebut, Sampai dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya mengikuti rama dari belakang seperti perintah rama sembari memegang tangan rama.
Setelah sampai diseberang
"Kamu ga biasa nyeberang, Sel?" tanya Rama
"Iyaa Ram, aku ga terbiasa, karena dulu pas kecil aku sempat hampir ditabrak mobil gara-gara mau nyeberang," jawab Sela
"Loh? Kok bisa sel?" tanya Rama
"Iya, dulu aku main sama kakak perempuanku di saat posisi aku, ayah sama kakak perempuanku ini mau nyeberang, kami kejar-kejaran ga sengaja pas mau nyeberang, aku lari kecepetan, akhirnya ada 1 mobil di depan aku, deket banget. Untung nya si pihak bermobil ngerem mendadak, dan ngoceh-ngoceh lah ke ayah karena aku. Dan kejadian itu semua ngebuat aku trauma untuk nyeberang jalan," ucap Sela
"Ohh gitu ya Sel, emang sih, kalau sesuatu udah menjadi "Trauma" bagi diri kita, itu pasti menakutkan," ujar Rama sembari berjalan menuju ke rumah makan
Tanpa Rama dan Sela sadari, mereka sedang bergandeng tangan sedari menyeberang tadi.
"Eh maaf," kata Rama baru tersadar setelah dekat ke rumah makan
Sela hanya terdiam saja, dia masih terdiam seribu bahasa. Menatap Rama sesekali tanpa Rama ketahui
Ketika mereka berdua tiba di dalam rumah makan
"Kamu makan apa Sel?" tanya Rama kepada Sela
"Oh aku, aku ayam bakar aja," jawab Sela
"Ohh ayam bakar satu bu, sama ayam gulai satu," kata Rama kepada ibu pemilik rumah makan
"Oke siap, ditunggu ya, pake sayur?" tanya ibu pemilik rumah makan kepada Rama dan Sela
"Kamu pake Sel?" tanya Rama ke Sela
"Iya Ram," jawab Sela
"satu pake sayur, satu lagi ga bu, tapi pake kuah rendang ya bu," kata Rama ke ibu pemilik rumah makan
"Oke," kata ibu pemilik rumah makan
Tidak lama kemudian
"Ini untuk mas nya, ini untuk mbak nya, selamat makan," ujar ibu pemilik rumah makan sembari meletakkan 2 piring ke atas meja Rama dan Sela
"Makasih bu," jawab Rama dan Sela berbarengan
Kemudian mereka berdua makan, di awal-awal mereka berdua saling berdiam diri, entah karena kejadian tadi membuat mereka berdua sedikit awkward. Dan juga Sela seringkali melihat Teorama di saat Teorama tidak memperhatikan sekelilingnya.
"Hmm, Ram?" tanya Sela
"Iya Sel?" jawab Rama
"Kenapa tumben banget kamu ngajak aku makan siang bareng?" tanya Sela
"Ohh ga, mau cerita-cerita aja," balas Rama
"Mau cerita apa emangnya?" tanya Sela
"Ga ada, mana tau kan ada yang bisa diceritain. Hehehe," jawab Rama sembari tersenyum tipis
Sela tersenyum
"Btw, kamu udah baikan sekarang?" tanya Sela kepada Rama
"Ha? Oh iyaa, udah baikan Sel, cuman ya kadang-kadang masih balik lagi ke dalam pikiranku, tapi tadi malam sih, ga sih, ga terlalu kek biasanya lah, bayang-bayang itu baliknya," ujar Rama ke Sela
"Ohh syukurlah Ram," jawab Sela
Tak lama kemudian, setelah itu. Mereka berdua kembali berdiam diri, sebentar, kemudian mengobrol kembali.
"Kalau kamu Sel?" tanya Rama ke Sela
"Ha? Maksudnya?" jawab Sela
"Iyaa, maksudku, kamu pernah ngalamin diposisi aku ga?" tanya Rama kepada Sela
"Ohh alhamdulillah engga ram," jawab Sela
"Ohh, enak ya Sel," balas Rama sembari senyum tipis
"Enak apanya Ram?" tanya Sela
"Iya enak, bisa tidur nyenyak di malam hari, tanpa harus dihantui masa lalu setiap waktu. Bisa tenang, damai ngejalani hari-hari. Aku jujur aja Sel, aku iri aja ngelihat orang bisa tidur cepat, hidup teratur, ga stress + ga dihantui masa lalu," ujar Rama
"Ram, semua orang, siapapun, pasti ada masalah di dalam hidup nya. Ga ada orang yang benar-benar ga punya masalah tu ga ada Ram. Semua orang punya masalah masing-masing.
Semua nya tergantung dari diri kita sendiri bagaimana cara menghadapi masalah yang datang," jawab Sela
Seketika Rama terdiam, dia melihat, lebih dari perkiraannya, Sela memang lebih muda 1 tahun dibanding Rama, tetapi pemikirannya jauh lebih dewasa daripada Teorama.
"Kamu, kalau butuh tempat cerita tapi bingung mau cerita ke siapa, ceritain aja ke aku Ram. Aku Insyaallah pasti nyariin solusi buat kamu, kok," kata Sela
"Iya Sel, aku sebenarnya bingung juga, untuk menyampaikan apa yang sebenarnya aku rasain. Aku sendiri ga ngerti kenapa diri aku sekarang kayak gini," jawab Rama
"Terkadang, kamu ga perlu tau apa yang ingin kamu sampaikan Ram, kamu hanya butuh seorang pendengar yang paham apa yang kamu ceritakan, walau kamu sendiri tidak mengerti apa yang kamu beritahu kepadanya. Tapi dia mengerti, dia menenangkanmu," ujar Sela memberitahu Rama
"Iya Sel, aku sempat bertemu orang yang kayak gitu. Bahkan dia ngebuat diriku jadi kuat waktu itu, tapi pada akhirnya dia pula yang membunuhku Sel, dia sendiri yang ngehancurin aku yang sudah begitu rapuh. Dia tinggalin aku dengan kata-kata yang sangat menyakitkan, dia paksa aku pergi dari hidupnya. Sementara dulu, dia minta aku untuk tidak pernah pergi darinya. Aku sampai memohon agar dia bisa balik lagi kepadaku, Sel. Tapi, aku hanya seperti bongkahan sampah, yang tak bernilai di matanya. Aku hancur, bahkan bisa dibilang berkeping-keping. Pada waktu itu," balas Rama kepada Sela
Tampak Sela terdiam, ia seperti sedikit cemburu mendengar cerita Rama. Ia bertanya kepada hatinya sendiri
"Siapa kau sebenarnya, kenapa kau bisa membuat orang seperti Rama sangat mencintaimu, sampai-sampai dia mencapai titik di kondisinya yang begitu hancur. Siapa kau sebenarnya?" gerutu hati Sela mendengar cerita Rama tadi
Sambil terdiam di hadapan Rama dengan wajah yang mendadak berubah menjadi seperti sedang kesal, atau cemburu.
Sela diam sebentar, tak lama kemudian bertanya kepada rama.
"Ram, dia itu siapa sih sebenarnya, sampai bisa buat kamu seterpuruk ini," tanya Sela melihatkan ekspresi "sedikit" cemburu
"Dia itu, dulu. Seseorang yang aku kira sama seperti aku, dia mengalami masa lalu yang sama seperti aku, yang mengerti perasaan aku, sampai di suatu titik, aku yakin Sel kepadanya, kalau kami, ga akan bisa pisah. Karena udah kayak, kalau dia salah, dia minta maaf, kalau aku salah, aku yang minta maaf. Ga ada yang kayak dia salah aku minta maaf, aku salah dia minta maaf. Ga ada, ga ada sama sekali. Benar-benar waktu dia pergi, aku ngerasa dia kayak bukan wanita yang aku kenal. Dia pergi tiba-tiba..." Lagi berbicara lumayan panjang, Sela menyekat pembicaraan Rama
"Namanya siapa?" tanya Sela tiba-tiba
Kemudian Teorama terdiam, sembari pelan-pelan menyebutkan nama wanita tersebut
"Senja, Sel," jawab Rama
"Senja?" tanya Sela
"Iyaa, Diaroma Senja," jawab Rama
"Dia begitu besar perannya pada waktu itu Sel, untuk membuat aku yang entah ke mana ga tau apa tujuan hidupku, sampai akhirnya aku menemukannya. Tapi, pada akhirnya, dia juga yang membuat aku kehilangan tujuanku, bahkan jauh lebih parah. Aku tidak merasakan benar-benar yang namanya melupakan," ujar Rama kepada Sela
"Aku tertekan, setiap harinya," sambung Rama
Sela hanya terdiam, dia juga bingung untuk memberitahu "Solusi" kepada Rama, karena dia juga bingung kepada dirinya sendiri kenapa bisa cemburu terhadap Senja. Padahal dia bukan siapa-siapanya Teorama.
"Hmm, gini Ram, kalau menurutku, satu hal yang harus kamu lakukan. Cari kesibukanmu, seperti apa yang kamu sukai? Selain menjual bunga?" tanya Sela kepada Rama
"Menulis," jawab Rama
"Nah, kamu alihkan semua luka mu ke dalam tulisan Ram. Kamu tumpahkan sekaligus apa yang ada di benak mu Ram, jangan biarkan ia membendung pikiran dan niat baikmu. Jangan biarkan dirimu mengasingkan dirinya sendiri dari keramaian atau orang-orang yang kamu sayangi Ram, hanya karena seorang wanita yang bahkan sekarang dia tidak lagi memikirkanmu," ujar Sela
"Tapi Sel, aku ga bisa ngingkarin janji aku bersamanya waktu itu, di saat dia minta untuk aku jangan tinggalin dia," balas Rama
"Ram, buka mata kamu, buka. Kamu itu ga ngingkarin janji kamu Ram, dia sendiri yang minta kamu untuk "Mengingkari" janji kamu yang ia pinta waktu itu. Jangan lah merasa bersalah Ram, kamu tidak salah sepenuhnya. Kamu pergi atas makian dan kata-kata jahat dari mulutnya Ram, bukan atas kemauanmu sendiri," ujar Sela kepada Rama
Pada saat itu, Rama hanya terdiam, mendengar perkataan Sela. Yang di mana benar, bahwa dia tidak juga bersalah, bahwa janji nya tidak dia ingkari, tetapi dipaksa oleh Senja untuk "Mengingkari" nya. Sebuah patah yang cukup dahsyat. Tapi, benar sekali perkataan Sela, benar-benar Rama terdiam.
Rama kembali memikirkan
"Kenapa harus aku yang menimbun luka dari cinta ku sendiri. Dari seseorang yang ku junjung tinggi. Tapi, malah aku tak dianggap nya, perjuanganku seolah tak ada artinya. Luka-luka ini benar-benar menyakitkan. Benar-benar membuat sebuah kaca yang pecah, menjadi serpihan-serpihan tak berbentuk; itulah hatiku," kata Rama dalam hatinya yang hancur
"Kamu benar Sel, aku ga harus sepenuhnya menyalahkan diriku, atas janji yang ingkar. Padahal dia sendiri yang memaksaku mengingkari janjiku yang ia pinta dahulu," kata Rama kepada Sela
"Iyaa Ram, kamu bisa kok pergi dari masa lalumu, pasti bisa kamu melepaskan semua kepedihan itu. Intinya, kamu jangan nyerah," kata Sela kepada Rama
"Makasih Sel sekali lagi atas nasehat sekaligus sarannya," jawab Rama kepada Sela
"Aku cuma memberitahu saran dan nasehat setau ku saja, Ram," jawab Sela kembali
Kemudian rama terdiam saja, mendengar perkataan sela
"Kamu baik sekali Sel," ungkap Rama dalam hati
Tak lama kemudian, mereka berdua selesai makan dan minum air putih saja. Karena Rama sedang menabung dari sisi penghasilannya, sementara Sela memang tidak terlalu suka air yang berasa.
"Oh ya, kamu udah? Balik ga kita ke toko sekarang?" tanya Rama kepada Sela
"Iya, udah Ram, yuk," jawab Sela
"Bu, berapa totalnya?" tanya Rama ke ibu pemilik warung makan
"Oh sebentar mas," ibu itu pun datang, dan menghitung semuanya
"Totalnya 26 rb mas," jawab ibu pemilik warung makan
"Oh ini bu," ucap Rama sembari mengasih uang nya kepada ibu itu
"Eh Ram, aku aja yang bayar," kata Sela
"Eh udah, aku aja, masa cowo dibayarin cewe, Sel," jawab Rama
"Lah gapapa sekali-kali," balas Sela
"Udah-udah, next time aja ya baru kamu," jawab Rama kepada Sela
"Oke deh," kata Sela
"Ini nak sosok uang nya, 24 rb ya," ucap ibu pemilik warung makan
"Iya bu, makasih ya," balas Rama
"Iya sama-sama, jangan lupa mampir lagi," jawab ibu itu
Akhirnya Teorama dan Sela keluar dari rumah makan, kembali ingin ke toko, dan lagi dan lagi, mereka harus menyeberang terlebih dahulu. Kali ini, bukan Rama duluan yang menggandeng tangan Sela, tetapi justru Sela, yang lebih dulu mengenggam tangan Rama sebelum menyeberang.
Tak sengaja, Rama melihat ke arah Sela. Sambil terdiam. Terdiam benar-benar diam menatap Sela. Diam seribu bahasa.
Lalu kemudian mereka menyeberang dan kembali ke toko
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kaje
begitu keren
2023-02-23
1
Sisca Audriantie 💙
🤍
2021-06-24
1
Kiniwati
ala Rama kanyak cewek cuma senja aja,hilang satu datang sepuluh😂😂😂😂
2021-03-06
2