*Flashback*
"Ram, kamu di mana?" kata Senja dalam pesan WA nya kepada Rama
Ia bertanya kepada Rama karena entah ada apa, ia seolah rindu kepada Rama.
"Iya Ja, aku di rumah, baru selesai nulis," sahut Rama
"Kamu nulis terus, aku nya dilupain," balas Senja
"Kata siapa? Aku lagi nulis soal kamu," ungkap Rama
"Ha? Soal apa?" tanya Senja
Teorama berpikir sedikit untuk memberitahu apa saja yang ia tulis, ia ingin menyampaikan dengan caranya sendiri. Berusaha agar semudah mungkin untuk dapat dimengerti oleh Senja, karena tulisannya begitu berat.
"Soal, kamu. Nanti kita di perjalanan semesta apapun yang terjadi, aku bercerita kamu ada di sampingku pada saat itu, sampai aku berakhir," ungkap Rama
"Maksudnya?" tanya Senja dengan bingung
Ya, memang begitu berat tulisan Rama, sampai ia sendiri bingung bagaimana caranya memberitahu Senja apa "Maksud" dari tulisannya
"Aku, lagi nulis apa yang ada dikepala ku, soal kamu, dan aku. Tapi sedikit rumit kalau aku ceritakan, nanti, kamu tau sendiri," ungkap Rama
"Hmm, iya deh," ucap Senja
Begitulah Senja, wanita yang terkadang bisa berpikir kritis, terkadang juga terhalang oleh "Malas" nya sendiri.
"Kenapa ngechat aku? Tumben? Kangen yaa?" goda Rama kepada Senja
"Kalau iya emang kenapa? Ga boleh? Hah?" tanya Senja dengan tengil
"Hehehe, ya boleh aja sih, tapi tumben, kesambet apa?" tanya Rama
"Ihh kamu ya, kek aku ga pernah aja kangen sama kamu," jawab Senja
"Lah? Kan emang kamu ga pernah bilang kalau kamu kangen aku," ucap Rama
"Yaudah, nih aku bilang, aku rinduu aku kangenn aku rindu aku kangen aku rindu aku kangen. Dah, puas?" tanya Senja
"Belum, aku puas kalau udah ketemu kamu, ngeliatin mata kamu yang penuh dengan kemisteriusan," ucap Rama
"Dih, misterius apaan dah," ucap Senja
"Iya, soalnya, kata-kata kamu boleh nipu aku, kayak contohnya bilang "Aku ga rindu kok, aku ga kangen kok, aku ga inilah ga itulah" Padahal, mata kamu ga pernah bohong," ujar Rama
"Ihh, kamu mah, kok tau?" tanya Senja
"Apa yang aku ga tau dari kamu coba?" tanya Rama balik
"Hehehe, iya juga," jawab Senja
"Kamu yang ga tau soal aku iya ada," ucap Rama
"Ih, apaan, aku tau ya, tau semua," balas Senja
"Yaudah, makanan kesukaan aku apa?" tanya Rama
"Ayam," ungkap Senja dengan pede
"Tuh kan, dari situ aja udah keliatan salahnya," jawab Rama
"Lah? Kamu biasanya kan mesen ayam," kata Senja
"Iya biasanya, belum tentu kesukaanku, bisa jadi karena lagi pengen itu, atau lagi suka itu," ucap Rama
"Lah? Jadi apa dong?" tanya Senja dengan bingung
"Makanan kesukaanku adalah, makanan yang kamu suka," jawab Rama
"Ihh, apaan sih," ucap Senja
"Ya buktinya, kalau mau makan, pasti aku ngikut kamu yang milihin, hehe," ujar Rama
"Ih ya salah kamu, disuruh milih ga mau," ujar Senja
"Eh kamu tuh yaa, setiap diajak makan kek "Makan di sini yuk?" "Ga ah aku bosen" "Yaudah makan di sini aja, gimana?" "Ih ga suka" blablablabla, banyak alasan, masih nanya juga aku ga mau milihin makan apa? Hah?" tanya Rama dengan gemes ngeliat kelakuan Senja
"Hehehe, iya juga ya," jawab Senja dengan polos
"Dasar, kamu udah makan belum?" tanya Rama
"Belum, yuk makan," jawab Senja
"Yaudah, kujemput ya," balas Rama
"Iyaa," balas Senja
"Oke, siap-siap, 15 menit lagi aku otw," ujar Rama
"Iya iyaa," kata Senja
"Mandi, jangan ga mandi, bau tau ga," ucap Rama
"Ih aku mandi terus ya setiap hari, emangnya kamu, mandi pas mau keluar doang," balas Senja
"Hehehe, yaudah sana mandi, aku juga mau mandi dulu," ucap Rama
"Ha kan, dia nyuruh orang mandi tapi dia sendiri belum mandi, dasar," balas Senja
"Hehehe, yaudah sana," kata Rama
"Iyaa iyaa," balas Senja lagi
Setelah selesai chattan, Teorama ga langsung mandi, ga langsung siap-siap, dia masih melanjutkan tulisannya yang belum selesai.
*15 menit kemudian*
"Ram," kata Senja ngechat Rama
Teorama yang asik menulis lupa, kalau dia belum mandi, masih belum siap-siap.
Lalu dia baca chat Senja dari notif
"Duhh, habis ni dia pasti ngoceh," batin Rama
"Iya?" jawab Rama dengan sok polos
"Yaudah jemput, cepet, aku laper," kata Senja dengan sedikit tergesa-gesa
"Iya sabar, mau siap-siap pakai baju dulu, rapih-rapih," alasan Rama
"Astaga, cepetan napa ih, orang laper, ntar ujung-ujungnya kamu juga aku makan sekalian," kata Senja dengan gemes, nungguin Rama, pasti ngaret
"Iyaa, wait, 5 menit," balas Rama
Teorama langsung bergegas mandi, kemudian bersiap-siap
"Rama cepetann," balas Senja
"Iyaa ni lagi manasin motor," ucap Rama padahal baru siap-siap pakai baju
"Astaga," balas Senja dengan sedikit bete
Teorama tidak membalas, tak lama kemudian Teorama langsung bergegas ke rumah Senja yang tak jauh dari rumahnya
*SFX Klakson Motor*
*Tinn Tinn Tinn*
"Senjaaa," panggil Rama di depan rumah Senja
Senja pun keluar dari rumah nya seraya berkata.
"Kamu tuh ya, kebiasaan kalau janjian, pasti ngaret," jawab Senja dengan sedikit kesal
"Hehehe, maaf, yang penting kan aku dateng," jawab Rama
"Iya sih dateng, tapi aku laper, yaudah kamu aja aku makan," ucap Senja sambil mengigit bahu Rama
"Aw, sakitt Jaaa," kata Rama sedikit teriak
"Makanya, udah tau laper, disuruh nunggu," kata Senja
"Iyaa maaf Nona, lain kali saya tepat waktu hehehe," goda Rama
"Huh, dasar," ucap Senja
"Yaudah, dah siap?" tanya Rama
"Iya," jawab Senja
"Meluncurr," kata Rama
Kemudian mereka pergi lah ke mall, rencana mereka setelah makan mau nonton sebentar. Dan akhirnya mereka berdua sampai ke mall yang dituju, kemudian sampai lah ke parkiran mall tersebut.
"Turun sayang," kata Rama
"Ih gendong," jawab Senja
"Ih kamu tuh berat, ga kuat aku," jawab Rama
"Ih yaudah," jawab Senja dengan sedikit kesal karena Teorama bilang dia "Berat"
"Sini helm nya ku buka, buka helm aja ga bisa, dasar," ucap Rama yang sambil ngebukain helm Senja, karena dia cukup lama membuka helm nya
"Ya gimana, helm nya yang aneh, susah dibuka," elak Senja
"Dasar perempuan, dia yang ga bisa buka helm, dia yang nyalahin helm nya," ungkap rama sambil nyubit pipi senja
"Yaa namanya juga perempuan," kata Senja
"Iyain," balas Rama
Kemudian mereka berdua jalan menuju mall, sambil bercerita-cerita sebelum menuju tempat makan. Kemudian mereka sampai ke tempat makan, lalu mereka makan. Kemudian selesai itu, mereka nonton film. Setelah selesai, tak lama kemudian. Teorama tersadar dari pikirannya.
"Astaghfirullah," kata Rama
"Kok aku semakin jauh dalam bayang-bayang itu, seolah nyata, seakan-akan itu terulang kembali dalam kepala ku. Suara Senja jelas sekali aku dengar. Suara yang sangat ku kenal, ada apa sebenarnya dengan aku." kata Rama dengan dirinya sendiri
Tak lama kemudian, Teorama tersadar kalau hari ini sudah larut malam, esok ia harus masuk. Sudah 3 minggu dari kejadian waktu Sela menyuruhnya istirahat di rumah dulu, ia tidak masuk dan tidak mengecek keadaan toko bunganya.
Kemudian ia mencoba tidur, mencoba tidak memikirkan apa-apa, hanya beristighfar saja. Lalu kemudian akhirnya ia bisa tertidur juga.
*SFX CHAT WA MASUK*
"Ram, kamu masuk ga hari ini?" tanya Sela
Tak lama kemudian Teorama terbangun dari tidurnya, karena mendengar suara notifikasi dari chat WA nya. Kemudian ia membuka matanya, duduk sembari mengelap matanya karena baru bangun. Lalu ia melihat pesan di ponsel nya. Ternyata Sela.
"Iya Sel, masuk," balas Rama, walau masih setengah sadar
"Oh oke Ram," balas Sela
Tak lama, Teorama diam, menatap notifikasinya. Ia bertanya, kenapa Sela sampai-sampai perhatian sekali kepadanya? Kenapa sampai Sela nanyain dia masuk kerja atau tidak
Asik bertanya-tanya dengan dirinya sendiri, tak lama kemudian, Sela kembali ngechat
"Kalau kamu masuk, yaudah kamu siap-siap sekarang, udah jam 8 loh, ntar kamu kesiangan dateng malah Anggi sama Rio yang nyeramahin kamu," kata Sela
Lagi dan lagi, Teorama hanya membaca pesan Sela melalui notifikasi. Ia bingung terhadap sikap Sela yang sangat peduli kepadanya.
Tak lama kemudian, Teorama pun membalas pesan dari Sela tersebut.
"Hehehe iya Sel iyaa," jawab Rama
Tanpa Rama sadari, dari sikap Sela kepadanya, sudah menunjukkan bahwa Sela punya "Rasa" terhadap Rama. Tapi Rama tidak berani terlalu percaya diri dulu. Walau Rama tau, apa yang Sela rasakan dibalik semua perhatian ini, hanya saja Rama takut. Takut belum bisa benar-benar membuka hati, untuk penghuni baru di dalamnya. Selain ia takut kejadian ia bersama Senja terulang, ia pun juga takut, bahwa nanti bila dia memaksakan membuka hati, malah berujung ia mencari "Senja" di dalam diri "Sela".
Sesampainya dikantor, Teorama langsung menyapa Sela yang lebih dulu tiba di sana, yang di mana sela sedang membersihkan debu-debu tipis di dinding-dinding dekat bunga.
"Kamu jam berapa datang Sel?" tanya Rama
"Ya barusan sih, tapi duluan sedikit dari kamu," jawab Sela
"Ohh, eh, mana Anggi sama Rio? Telat lagi mereka?" tanya Rama
"Ehh enggak, kita aja kecepatan masuk, coba kamu liat jam tuh," kata Sela sambil menunjuk ke arah jam dinding
"Astaga, baru jam setengah 9, kukira udah jam 9," jawab Rama
"Lah? Kalau gitu kamu dateng jam berapa Sel?" tanya Rama dengan heran
"Aku ngechat kamu tadi, aku udah di sini," jawab Sela
"Astaga, kenapa kamu cepet banget, kan toko buka aja jam setengah 10 Sel," kata Rama
"Ya gapapa sih Ram, aku ga ada kerjaan aja di rumah, soalnya kebetulan selesai sholat subuh tadi aku ga bisa tidur lagi, yaudah deh, akhirnya aku ke sini aja cepet-cepet, bersihin nih debu-debu, takut bunganya hilang indahnya karena ni debu," kata Sela
"Astaghfirullah, aku aja telat tadi sholat subuh, kesiangan bangun," kata Rama
"Yaudah besok aku bangunin," jawab Sela spontan
"Ehhh..... maksudku kalau aku bangun, aku chat kamu supaya kamu sholat subuh," kata Sela sambil kesel sama mulutnya sendiri, kenapa harus keceplosan
Teorama hanya tersenyum melihat tingkah Sela
"Hehehe iyaa iyaa, jangan sampe enggak yaa," kata Rama sambil menggoda Sela yang salting sendiri
"Ha? Beneran?" Sela keceplosan lagi
"Astagaa mulut kamu kenapaa," tanya Sela dalam hati
"Hehehe, iya terserah kamu sih, mau bangunin apa ga nya," jawab Rama, sambil tersenyum tipis melihat tingkah laku Sela
"Ehh, yaudah aku masuk ke dalam dulu ya Sel, mau liat ada yang mesen bunga atau ga di akun sosial media kita," kata Rama
"Iya Ram," jawab Sela
Selama Teorama tidak masuk, selama 3 minggu, Sela lah yang mengambil alih diposisi Rama, ia yang menjadi admin sosial media milik toko bunga Rama. Setelah Teorama kembali masuk, baru lah Teorama lagi yang memegang akun sosial media toko bunga miliknya.
Sebenarnya, di usaha Teorama ini, dia tidak pernah merasa dia bos, sementara yang lainnya karyawan nya. Tidak, tidak sama sekali, itu semua cuma formalitas saja. Sebenarnya Teorama lebih menganggap Sela, Anggi dan Rio adalah teman kerja nya. Teman, bukan karyawan.
Setelah selesai bekerja seperti biasa, Teorama tidak langsung pulang ke rumah, ia singgah sebentar di warung kopi. Ia duduk sebentar di sana, sembari memesan kopi 1 gelas, kemudian menulis puisi-puisinya kembali di dalam laptop yang biasa ia bawa untuk menulis di luar kamar nya.
"Perihal Hati"
Bila benar, cintamu itu nyata
Aku takut kepada diriku sendiri
Takut akan aku, yang belum bisa berlari
Untuk sekedar beranjak dari masa lalu ini
Aku takut, menjadikanmu tempat
Untuk mencari sebuah raga
Yang sebenarnya memang aku tau
Bahwa tak ada manusia yang tak berbeda
Aku hanya takut
Tak bisa lepas dari pikiran ini
Di saat menjalani hubungan bersamamu nanti
Aku tak mau, kau tersakiti
Aku tak ingin ada luka yang sama
Seperti yang aku rasakan saat ini
Aku tak ingin kau merasakan
Apa yang sedang kurasakan
Aku juga heran, atas diriku sendiri
Kenapa aku, masih belum mampu membuka hati
Untuk mencari seorang pengganti
Dari cerita lalu yang mati
Aku tak begitu berani
Mempertanyakan apa dan kenapa
Pada hatiku sendiri
Tak cukup berani, aku menantang luka ini lagi
Aku di serpihan malam
Adalah aku yang tak diketahui siapa-siapa
Aku di dalam sunyi
Adalah aku yang tak diketahui sama sekali
Perihal hati, sebuah pertanyaan
Yang tak pernah ada jawaban
Dari semudah apa dan kenapa saja;
Tak pernah terjawabkan
^^^-Teorama^^^
Selesai Rama menulis itu, ia benar-benar selesai, dari pikirannya pada waktu itu, seolah-olah tenang, tidak terpikir lebih lanjut seperti puisi nya tentang Senja.
Terkadang dia benci, terkadang dia rindu. Terkadang dia marah, terkadang dia seperti salah.
Terkadang dia berusaha, terkadang dia menyerah, dalam melupakan nya.
Tak sadar sudah hampir 1 jam Teorama duduk di sana sembari menulis puisi ditemani kopi dari warung tersebut. Ia kemudian berdiri dan membayar kopi tersebut. Kemudian pulang dan bertanya pada dirinya di jalanan
"Kenapa, di setiap pertemuan harus ada perpisahan, bukannya perpisahan hanya menyisakan bekas semata. Entah itu bekas suka ataupun luka. Tetap saja membekas dalam benak yang terkadang terasa terenyak oleh hati sendiri. Terkadang juga seperti penjara dalam perasaan, yang membelenggu dan memberi batas terhadap sebuah kerinduan. Bila kerinduan itu berbalas temu atau kebaikan lainnya, tak apa. Tapi bila rindu yang jangankan dibalas temu, dibalas rindu juga pun mustahil. Itu sangat tidak adil bagi yang merindukan, sedangkan bagi yang dirindukan tanpa merindukan, mereka tak merasakan efek apa-apa. Bila harus pada sebuah pertemuan selalu ada perpisahan, lebih baik, jangan pernah bertemu sama sekali." ungkap perasaan seorang Teorama di sepanjang jalan pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
AerB
Kayaknya aku mulai mengenal teorama 🤭
2023-02-26
1
@𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
Hallo kk aku mampir
semangat ya
2023-02-21
1
@Risa Virgo Always Beautiful
keren ceritanya semangat
2023-02-17
1