CH - 4

Begitulah waktu, selalu berganti dan berlalu. Hari ini, sudah hampir ke 3 minggu nya Teorama tidak masuk ke kantor nya. Tak lama kemudian Sela, karyawan nya menanyakan kabar nya melalui chat WA

"Pak? Udah 3 minggu bapak ga ke kantor, saya jenguk ya?" kata Sela dengan khawatir

"Ohh ga usah Sel, saya sudah enakan kok, besok saya masuk," ucap Rama

"Yang bener Pak? Udah lama loh Bapak ga ke sini? Pulang dari sini saya jenguk ya," ucap Sela

"Yaudah terserah kamu aja Sel," jawab Rama

"Yaudah Pak saya kerja dulu," tutup Sela

Sebenarnya, Teorama pun sedikit sadar akan perhatian Sela kepada nya, wanita yang selalu memperhatikan dirinya, lebih dari dirinya sendiri. Tapi, Teorama belum berani untuk mengambil langkah, ataupun sekedar akrab kepada Sela. Ia takut, Sela benar-benar mencintainya, sementara dia, belum benar-benar bisa melupakan Senja. Wanita yang selalu menghantui isi kepalanya setiap hari.

Tak lama kemudian, Teorama duduk di depan teras rumahnya. Sembari melihat pagi yang tak begitu cerah, hari ini, pagi diselimuti mendung lagi. Seakan kembali membawa penanda bahwa hari ini Teorama tak lagi bahagia.

Hujan mulai berjatuhan, rintik-rintik sangat pelan-pelan jatuh di atas atap rumahnya. Ia melihat jalanan yang tenang, sepi dari orang-orang yang berlalu lalang. Karena rumah Teorama tepat di Gang Temu, jalan yang bernama Rindu. Ia tinggal di sana semenjak 1 tahun yang lalu setelah ia tamat sekolah, ia pergi dari kota nya untuk melanjutkan kuliah di kota ini. Sebut saja kota Penantian. Karena sempat menjadi salah satu tempat untuk menantikan kedatangan wanita yang sangat ia cintai pada waktu itu, bahkan sampai sekarang, meski ia tak tau wanita itu masih mencintainya atau bahkan tidak memikirkannya sama sekali. Wanita itu adalah Senja.

Tak lama kemudian, dari dalam heningnya ia bersama kopinya. Di depan teras rumahnya, ia kembali membuka laptop, yang hanya sedikit berisi file-file kuliah dan dipenuhi dengan puisi-puisi kerinduannya yang tidak tersampaikan.

Pagi ini, ia kembali berpuisi.

"Teruntuk rindu"

Teruntuk rindu

Jangan kau manjakan aku

Aku terlalu lemah

Jangan izinkan aku kalah

Teruntuk rindu

Jangan biarkan aku selesai di sini

Habis di makan ragu

Menyerah dalam keadaan yang membelenggu

Aku memang baik-baik saja; ragaku

Tapi aku benar-benar merasa mati; hati ini

Tak ada yang bisa kuperbuat lagi

Aku hanya diam dan termenung, melihat aku sendiri

Aku yang entah sejak kapan menjadi begini

Aku yang tidak tau siapa diriku lagi

Semenjak luka itu

Aku harus dihancurkan dengan paksa oleh perasaanku sendiri

^^^-Teorama^^^

Setelah ia menulis itu, ia mencoba membaca ulang chat nya bersama Sela. Ia coba melihat dengan matanya, betapa perhatiannya Sela terhadapnya. Bahkan disaat ia diposisi down seperti ini, teman-teman yang dulu akrab, yang selalu ada di sisinya di saat SMA. Di posisi dia sekarang, bahkan satupun tak ada yang sekedar bertanya kabar. Semua sibuk masing-masing. Tapi Sela, selalu memberikan ia perhatian yang padahal ia sendiri tidak pernah memintanya.

\*Sore hari tiba\*

"Assalamualaikum pak, permisi," ucap Sela, dengan pelan-pelan mengetuk rumah Teorama

Lama ditunggu tapi tak dijawab, akhirnya sela mengetuk untuk yang kedua kalinya

"Assalamualaikum pak, permisi," ucap Sela sedikit keras mengetuknya, karena Teorama tak juga keluar

"Waalaikumsalam, Iya Sel, masuk," ucap Teorama yang tiba-tiba langsung membuka pintu

Sela senyum ga enakan karena sempat mengetuk pintu rumahnya dengan sedikit tidak sopan

"Maaf ya pak agak ga sopan tadi saya ngetuk pintunya," ucap Sela sambil senyum ga enakan

Teorama pun tersenyum melihatnya, lalu berkata

"Gapapa kok Sel, tadi saya di dapur mau nyari roti sama buat minuman, karena kata kamu kan mau datang sore ini," ujar Rama

"Waduh pak jangan repot-repot, saya cuma mau jenguk bapak doang kok," kata Sela

"Lah? Saya ga repot, kamu yang malah saya repotin, gara-gara saya ga masuk kamu jadi ngurus semuanya di toko bunga, kan?" ucap Rama

"Ah ga juga pak, kan ada Anggi sama Rio juga bantuin saya, jadi ga berat lah hehe," kata Sela sambil tertawa tipis

"Oh iya btw, ke mana Anggi dan Rio?" tanya Rama

"Oh mereka langsung pulang pak, Rio langsung pulang mau bantu bapaknya, kalau Anggi langsung pulang mau bantu ibunya jualan katanya," ucap Sela

"Ohh," kata Rama

"Bapak kenapa sebenarnya pak, cerita aja ke saya kalau ada masalah, sebisa mungkin saya bantu kok," ucap Sela

"Hmm, panggil saya jangan bapak deh Sel, kita beda 1 tahun doang, panggil aja Rama,"

"Ha? Jangan pak, takut saya ga sopan," ucap Sela

"Lah kan saya yang nyuruh," kata Rama

"Ehhh, iyy.. iyaa deh pak, eh Ram," jawab Sela dengan terbata-bata

"Nyantai aja Sel, kita kenal udah lumayan lama kan, jangan canggung gitu ngobrolnya, anggap aja teman dari dulu," ucap Rama sambil tersenyum melihat kelakuan Sela

"Hehehe, iyaa Ram, aku cuma agak-agak gimana gitu kalau mendadak manggil nama, hehe," ucap Sela masih ga enakan manggil nama Rama

"Hmm yaudah, kamu mau minum apa nih? Tadi aku baru manasin air, mau minum apa?" tanya Rama

"Terserah deh Ram," jawab Sela

"Yaudah kopi mau?" tanya Rama lagi

"Boleh sih, terserah kamu aja," jawab Sela lagi

Setelah itu Teorama ke dapur untuk membuatkan segelas kopi untuk Sela, tak lama kemudian setelah membuat segelas kopi untuk Sela, Teorama kembali ke ruang tamu

"Nih Sel, diminum," ucap Rama

"Ehh iya makasih Ram," ucap Sela sambil menyeruput kopi yang masih sedikit panas

Tak lama kemudian Sela bertanya

"Kamu sebenarnya kenapa Ram?" tanya Sela

"Ga tau Sel, pikiranku belakangan ini melayang ga tentu. Selalu balik ke masa lalu aku yang begitu menyakitkan. Itu semua terbawa terus Sel di dalam kepala aku, aku susah tidur lah, aku ga fokus akan apa yang aku kerjain." ucap Rama

"Emang kenapa masa lalu kamu Ram? Apa yang ngebuat kamu sampe sejatuh itu, sampe ngebuat kamu kepikiran sepanjang waktu?" tanya Sela

"Ada beberapa hal di masa lalu aku yang ga bisa aku ceritain Sel, dan ada juga beberapa dari kasus percintaan aku sama mantan kekasih aku yang dulu, yang masih menimbulkan pertanyaan besar di dalam kepalaku kenapa perpisahan ini bisa terjadi."

"Ohh, emangnya kalian pisah karena apa Ram?" tanya Sela sedikit was-was

"Ga tau Sel, dia cuma beralasan bahwa dia "Bosan" dengan aku, padahal aku udah berusaha setiap saat untuk ngebuat dia bisa tertawa Sel, mencoba ngebuat dia menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini setelah ibuku."

Tak lama Teorama tersadar bahwa ia sudah hampir terlarut dalam ceritanya kepada Sela, akhirnya Teorama memilih berhenti bercerita kemudian diam.

"Oh, gitu ya Ram, kok bisa sih dia ngelakuin itu Ram, padahal kamu udah berusaha semaksimal itu," ucap Sela

Teorama hanya bisa terdiam, tak mampu menjawab apa-apa

"Udah lah Ram, kamu coba ikhlasin dia, biarin dia pergi, karena wanita yang ga bisa ngehargain perjuangan kamu, jangan kamu habisin waktu kamu untuk memperjuangkan nya Ram," ujar Sela

Teorama hanya terdiam, ia bingung harus merespon apa, ia diam, dan hanya itu yang bisa ia lakukan. Ia tau perkataan Sela benar, tapi hatinya seolah tak pernah mau menerima kebenaran itu. Ia terus menghakimi dirinya sendiri setiap saat, atas kepergian Senja. Padahal tidak semua yang terjadi itu atas kesalahan dia sendiri.

"Ram, haloo," ucap Sela sambil melambaikan tangan ke depan muka Rama yang termenung

"Eh iyaa kenapa Sel?" tanya Rama yang baru tersadar dari lamunannya

"Kamu kenapa tiba-tiba diam begitu Rama? Udah ceritain aja, kenapa kamu sampe bisa kayak gini? Aku takutnya kamu kenapa-napa Ram, aku takut nanti kamu kehilangan dirimu sendiri," ujar Sela

Seakan-akan Teorama menatap Sela dengan diam, ia benar-benar terkejut, dengan kata-kata sela yang "Aku takut nanti kamu kehilangan dirimu sendiri" ia ingin berkata bahwa sebenarnya dia merasa bahwa dia sudah tidak kenal lagi dengan dirinya siapa. Tapi ia urungkan karena masih bingung untuk menyampaikan yang sebenarnya

"Makasih ya Sel," ucap Rama sambil tersenyum kepada Sela

"Makasih, udah seperhatian itu sama aku," ucap Rama

"Ha? Ehh.... iya Ram, sama-sama. Maksudku yaa kamu jangan sampai larut, nanti sayangkan waktu kamu habis sia-sia cuma karena itu," ucap Sela sambil mengelak dari merah di pipinya karena tatapan Teorama

"Iya Sel, selalu berusaha melupakan, tapi bukan nya melupakan, malah semakin pekat hadir bayangannya dalam ingatan aku Sel. Kadang aku capek aja, harus ngehadapin ini semua," ujar Rama

"Coba jangan kamu lupakan Ram, kamu biarin dia mati dengan sendirinya dalam pikiran kamu Ram, jangan kamu tanggapi kalau bayangannya balik ke dalam pikiranmu, abaikan aja," ucap Sela memberi saran

"Iya Sel, udah ku coba abaikan, malah diriku sendiri yang terabaikan, aku malah mendadak larut lagi dalam pikiran itu Sel, padahal aku sendiri udah mencoba buat "Biasa aja" tapi hasilnya sama," ucap Rama

"Kamu udah ngomong sama teman kamu soal ini?" tanya Sela

"Ga, Sel. Aku ga punya teman. Maksudnya aku ga benar-benar punya teman yang benar-benar teman aku. Yang ada cuma aku merasa menganggap mereka temanku, tapi mereka ntah menganggap aku teman mereka atau tidak," jawab Rama

"Loh? Jadi kamu sendirian aja selama ini?" tanya Sela lagi

"Iya," jawab Rama

"Kamu ga cerita ke orang tua mu soal keadaanmu sekarang?" tanya Sela

"Ga sel, aku ga mau nyusahin mereka, biarin aku sendiri ngerasain hancur. Mereka ga perlu tau, mereka cuma perlu tau kalau aku bahagia, aku senang, aku berhasil. Itu aja, ga perlu mereka tau soal rasa sakit yang aku rasain sepanjang waktu," jawab Rama

Sela yang mendengar kata Teorama, semakin merasa terkagum-kagum karena pemikirannya yang cukup dewasa, padahal cuma berbeda 1 tahun dengan umur nya.

"Ram, kalau kamu butuh telinga untuk kamu mencurahkan isi hatimu, aku siap kok Ram," ucap Sela menatap Teorama dengan dalam

Teorama melihat Sela lalu berkata pada hatinya sendiri

"Sel, aku bukan ga mau menceritakan apa yang aku rasakan, pertama, aku bingung harus memulai dari mana, semuanya terlalu rumit. Kedua, aku takut nyaman denganmu, aku takut karena aku belum benar-benar bisa melupakan Senja, dia masih menghantui kepalaku, menjajah kerinduan itu. Aku hanya takut kau malah menjadi tempat pelarian dalam kesunyian ku Sel, aku hanya takut itu, aku takut aku masih mencari sosok Senja di dalam tubuh orang lain." batin Rama

\*Rama pun hanya tersenyum\*

Tak lama Sela tersadar

"Astagaaa, apa yang barusan aku omongin ke Ramaaa," tanya Sela dalam hati sambil malu

"Ehh ram, aa... aakuu.." ucap Sela belum selesai berbicara

Tak lama Teorama memotong pembicaraan

"Kenapa Sel?" potong Rama

"Aku pulang dulu ya, udah mau maghrib, takut mama nyariin," jawab Sela

"Oh iya Sel, makasih ya sudah datang," ujar Rama

"Iya Ram, nanti kalau kamu butuh temen cerita, hubungi aku aja ya," ucap Sela

"Iya Sel," jawab Rama

Sembari menghantar Sela ke depan rumah

"Aku pulang dulu ya Ram," kata Sela

"Iya Sel, hati-hati," jawab Rama

"Assalamualaikum," ucap Sela

"Waalaikumsalam," jawab Rama

Tak lama setelah Sela pergi, Teorama kembali berbicara kepada dirinya sendiri

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku, kenapa aku tidak bisa mencoba untuk membuka hati kepada orang yang baru. Yang di mana jelas ia memperhatikanku, kenapa cuma Senja, Senja dan Senja dikepala ku, kenapa. Apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku sendiri." tanya Rama kepada hatinya

Malam akhirnya tiba, setelah maghrib tadi, setelah kepulangan Sela. Teorama masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Mencoba melihat bayangan Sela dalam kepalanya sewaktu mengobrol dengannya tadi sore. Tapi entah kenapa bayang-bayang Senja selalu saja ada disela-sela pikirannya, seolah tak mau tergantikan, tapi tak pernah ada kabar dari kepastian.

Malam ini begitu terasa sejuk, karena hujan pagi tadi yang di mana sore tak dihadiri matahari. Apalagi tenggelamnya matahari, yang sangat Teorama takutkan. Seolah-olah kejadian di masa lalu terulang kembali dikepalanya. Seolah-olah ia benar-benar sedang bersama Senja menatap matahari yang tenggelam tersebut.

Ketakutan itu terus mengiringi langkah Teorama setiap hari, membuat ia menjadi seseorang yang overthinking, yang membuat ia menjadi susah tidur. Ia berpikir entah memikirkan apa. Tapi terus terpikirkan tanpa ia ingin pikiri sebelumnya.

Kembali seperti biasa, Teorama mulai duduk di kursi di dalam kamar nya, di depan nya ada meja yang tak cukup besar, terletak komputer yang biasa ia pakai untuk menulis, sementara laptop tempat ia menulis di saat di luar kamar.

Teorama menghidupkan komputer nya, dan mulai memikirkan sesuatu, ia ingin menulis, tapi jarinya terhenti di suatu folder. Yang berisikan foto kenangan ia bersama Senja. Ia coba buka foto kenangan itu, terlihat senyuman Senja yang begitu manis dan tulus pada waktu itu. Menemani langkah Teorama melewati waktu.

"Terkenang"

Lagi dan lagi, dirimu terkenang

Tergenang sendiri dalam ingatan

Yang habis basah, dihujani sebuah perpisahan

Tak lagi benar-benar kering, ia basah karena air mata

Tak ada pertanyaan yang mampu dipertanyakan saat ini

Tak ada pula jawaban yang mampu menjawab semua pertanyaan itu

Waktu, hanya memanipulasi pikiran semu

Menghancurkanku perlahan-lahan, dengan kata yang biasa disebut "rindu"

Aku, selalu saja terpojok dalam sepi

Disengajakan mati oleh sunyi

Tak boleh bersuara ataupun tangis darah

Yang ku boleh hanya mencoba pasrah

Diam dan diam, berusaha baik-baik saja dalam keadaan

Kuharap tak mengapa

Ternyata aku salah

Semua harapan itu malah berubah

Menghantamku yang dipenuhi luka

^^^-Teorama^^^

Terpopuler

Comments

⛔cleansing akun🔒📵🚫

⛔cleansing akun🔒📵🚫

Semngt y thor 👍🙋

Salken dr HADIAH UNTUK LENA LI & LORONG WAKTU.

2021-07-05

1

Wida

Wida

ska thor setiap eps kata2nya pnjmg bnget

2021-06-04

1

𝑨͢𝒔𝒌𝒂

𝑨͢𝒔𝒌𝒂

semangat terus kaka 😘

2021-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 CH - 1
2 CH - 2
3 CH - 3
4 CH - 4
5 CH - 5
6 CH - 6
7 CH - 7
8 CH - 8
9 CH - 9
10 CH - 10
11 CH - 11
12 CH - 12
13 CH - 13
14 CH - 14
15 CH - 15
16 CH - 16
17 CH - 17
18 CH - 18
19 CH - 19
20 CH - 20
21 CH - 21
22 CH - 22
23 CH - 23
24 CH - 24
25 CH - 25
26 CH - 26
27 CH - 27
28 CH - 28
29 CH - 29
30 CH - 30
31 CH - 31
32 CH - 32
33 CH - 33
34 CH - 34
35 CH - 35
36 CH - 36
37 CH - 37
38 CH - 38
39 CH - 39
40 CH - 40
41 CH - 41
42 CH - 42
43 CH - 43
44 CH - 44
45 CH - 45
46 CH - 46
47 CH - 47
48 CH - 48
49 CH - 49
50 CH - 50
51 CH - 51
52 CH - 52
53 CH - 53
54 CH - 54
55 CH - 55
56 CH - 56
57 CH - 57
58 CH - 58
59 CH - 59
60 CH - 60
61 CH - 61
62 CH - 62
63 CH - 63
64 CH - 64
65 CH - 65
66 CH - 66
67 CH - 67
68 CH - 68
69 CH - 69
70 CH - 70
71 CH - 71
72 CH - 72
73 CH - 73
74 CH - 74
75 CH - 75
76 CH - 76
77 CH - 77
78 CH - 78
79 CH - 79
80 CH - 80
81 CH - 81
82 CH - 82
83 CH - 83
84 CH - 84
85 CH - 85
86 CH - 86
87 CH - 87
88 CH - 88
89 CH - 89
90 CH - 90
91 CH - 91
92 CH - 92
93 CH - 93
94 CH - 94
95 CH - 95
96 CH - 96
97 CH - 97
98 CH - 98
99 CH - 99
100 CH - 100
101 CH - 101
102 CH - 102
103 CH - 103
104 CH - 104
105 CH - 105
106 CH - 106
107 CH - 107
108 CH - 108
109 CH - 109
110 CH - 110
111 CH - 111
112 CH - 112
113 CH - 113
114 CH - 114
115 CH - 115
116 CH - 116
117 CH - 117
118 CH - 118
119 CH - 119
120 CH - 120
121 CH - 121
122 CH - 122
123 CH - 123
124 CH - 124
125 CH - 125
126 CH - 126
127 CH - 127
128 CH - 128
129 CH - 129
130 CH - 130
131 CH - 131
132 CH - 132
133 CH - 133
134 CH - 134
135 CH - 135
136 CH - 136
137 CH - 137
138 CH - 138
139 CH - 139
140 CH - 140
141 CH - 141
142 CH - 142
143 CH - 143
144 CH - 144
145 CH - 145
146 CH - 146
147 CH - 147
148 CH - 148
149 CH - 149
150 CH - 150
151 CH - 151
152 CH - 152
153 CH - 153
154 CH - 154
155 CH - 155
156 CH - 156
157 CH - 157
158 CH - 158
159 CH - 159
160 CH - 160
161 CH - 161
162 CH - 162
163 CH - 163
164 CH - 164
165 CH - 165
166 CH - 166
167 CH - 167
168 CH - 168
169 CH - 169
170 CH - 170
171 CH - 171
172 CH - 172
173 CH - 173
174 CH - 174
175 CH - 175
176 CH - 176
177 CH - 177
178 CH - 178
179 CH - 179
180 CH - 180
181 CH - 181
182 CH - 182
183 CH - 183
184 CH - 184
185 CH - 185
186 CH - 186
187 CH - 187
188 CH - 188
189 CH - 189
190 CH - 190
191 CH - 191
192 CH - 192
193 CH - 193
194 CH - 194
195 CH - 195
196 CH - 196
197 CH - 197
198 CH - 198
199 CH - 199
200 CH - 200
201 CH - 201
202 CH - 202
203 CH - 203
204 CH - 204
205 CH - 205
206 CH - 206
207 CH - 207
208 CH - 208
209 CH - 209
210 CH - 210
211 CH - 211
212 CH - 212
213 CH - 213
214 CH - 214
215 CH - 215
216 CH - 216
217 CH - 217
218 CH - 218
219 CH - 219
220 CH - 220
221 CH - 221
222 CH - 222
223 CH - 223
224 CH - 224
225 CH - 225
226 CH - 226
227 CH - 227
228 CH - 228
229 CH - 229
230 CH - 230
231 CH - 231
232 CH - 232
233 CH - 233
234 CH - 234
235 CH - 235
236 CH - 236
237 CH - 237
238 CH - 238
239 CH - 239
240 CH - 240
241 CH - 241
242 CH - 242
243 CH - 243
244 CH - 244
245 CH - 245
246 CH - 246
247 CH - 247
248 CH - 248
249 CH - 249
250 CH - 250
251 CH - 251
252 CH - 252
253 CH - 253
254 CH - 254
255 CH - 255
256 CH - 256
257 CH - 257
258 CH - 258
259 CH - 259
260 CH - 260
261 CH - 261
262 CH - 262
263 CH - 263
264 CH - 264
265 CH - 265
266 CH - 266
267 CH - 267
268 CH - 268
269 CH - 269
270 CH - 270
271 CH - 271
272 CH - 272
273 CH - 273
274 CH - 274
275 CH - 275
276 CH - 276
277 CH - 277
278 CH - 278
279 CH - 279
280 CH - 280
281 CH - 281
282 CH - 282
283 CH - 283
284 CH - 284
285 CH - 285
286 CH - 286
287 CH - 287
288 CH - 288
289 CH - 289
290 CH - 290
291 CH - 291
292 CH - 292
293 CH - 293
294 CH - 294
295 CH - 295
296 CH - 296
297 CH - 297
298 CH - 298
299 CH - 299
300 CH - 300
301 CH - 301
302 CH - 302
303 CH - 303
304 CH - 304
305 CH - 305
306 CH - 306
Episodes

Updated 306 Episodes

1
CH - 1
2
CH - 2
3
CH - 3
4
CH - 4
5
CH - 5
6
CH - 6
7
CH - 7
8
CH - 8
9
CH - 9
10
CH - 10
11
CH - 11
12
CH - 12
13
CH - 13
14
CH - 14
15
CH - 15
16
CH - 16
17
CH - 17
18
CH - 18
19
CH - 19
20
CH - 20
21
CH - 21
22
CH - 22
23
CH - 23
24
CH - 24
25
CH - 25
26
CH - 26
27
CH - 27
28
CH - 28
29
CH - 29
30
CH - 30
31
CH - 31
32
CH - 32
33
CH - 33
34
CH - 34
35
CH - 35
36
CH - 36
37
CH - 37
38
CH - 38
39
CH - 39
40
CH - 40
41
CH - 41
42
CH - 42
43
CH - 43
44
CH - 44
45
CH - 45
46
CH - 46
47
CH - 47
48
CH - 48
49
CH - 49
50
CH - 50
51
CH - 51
52
CH - 52
53
CH - 53
54
CH - 54
55
CH - 55
56
CH - 56
57
CH - 57
58
CH - 58
59
CH - 59
60
CH - 60
61
CH - 61
62
CH - 62
63
CH - 63
64
CH - 64
65
CH - 65
66
CH - 66
67
CH - 67
68
CH - 68
69
CH - 69
70
CH - 70
71
CH - 71
72
CH - 72
73
CH - 73
74
CH - 74
75
CH - 75
76
CH - 76
77
CH - 77
78
CH - 78
79
CH - 79
80
CH - 80
81
CH - 81
82
CH - 82
83
CH - 83
84
CH - 84
85
CH - 85
86
CH - 86
87
CH - 87
88
CH - 88
89
CH - 89
90
CH - 90
91
CH - 91
92
CH - 92
93
CH - 93
94
CH - 94
95
CH - 95
96
CH - 96
97
CH - 97
98
CH - 98
99
CH - 99
100
CH - 100
101
CH - 101
102
CH - 102
103
CH - 103
104
CH - 104
105
CH - 105
106
CH - 106
107
CH - 107
108
CH - 108
109
CH - 109
110
CH - 110
111
CH - 111
112
CH - 112
113
CH - 113
114
CH - 114
115
CH - 115
116
CH - 116
117
CH - 117
118
CH - 118
119
CH - 119
120
CH - 120
121
CH - 121
122
CH - 122
123
CH - 123
124
CH - 124
125
CH - 125
126
CH - 126
127
CH - 127
128
CH - 128
129
CH - 129
130
CH - 130
131
CH - 131
132
CH - 132
133
CH - 133
134
CH - 134
135
CH - 135
136
CH - 136
137
CH - 137
138
CH - 138
139
CH - 139
140
CH - 140
141
CH - 141
142
CH - 142
143
CH - 143
144
CH - 144
145
CH - 145
146
CH - 146
147
CH - 147
148
CH - 148
149
CH - 149
150
CH - 150
151
CH - 151
152
CH - 152
153
CH - 153
154
CH - 154
155
CH - 155
156
CH - 156
157
CH - 157
158
CH - 158
159
CH - 159
160
CH - 160
161
CH - 161
162
CH - 162
163
CH - 163
164
CH - 164
165
CH - 165
166
CH - 166
167
CH - 167
168
CH - 168
169
CH - 169
170
CH - 170
171
CH - 171
172
CH - 172
173
CH - 173
174
CH - 174
175
CH - 175
176
CH - 176
177
CH - 177
178
CH - 178
179
CH - 179
180
CH - 180
181
CH - 181
182
CH - 182
183
CH - 183
184
CH - 184
185
CH - 185
186
CH - 186
187
CH - 187
188
CH - 188
189
CH - 189
190
CH - 190
191
CH - 191
192
CH - 192
193
CH - 193
194
CH - 194
195
CH - 195
196
CH - 196
197
CH - 197
198
CH - 198
199
CH - 199
200
CH - 200
201
CH - 201
202
CH - 202
203
CH - 203
204
CH - 204
205
CH - 205
206
CH - 206
207
CH - 207
208
CH - 208
209
CH - 209
210
CH - 210
211
CH - 211
212
CH - 212
213
CH - 213
214
CH - 214
215
CH - 215
216
CH - 216
217
CH - 217
218
CH - 218
219
CH - 219
220
CH - 220
221
CH - 221
222
CH - 222
223
CH - 223
224
CH - 224
225
CH - 225
226
CH - 226
227
CH - 227
228
CH - 228
229
CH - 229
230
CH - 230
231
CH - 231
232
CH - 232
233
CH - 233
234
CH - 234
235
CH - 235
236
CH - 236
237
CH - 237
238
CH - 238
239
CH - 239
240
CH - 240
241
CH - 241
242
CH - 242
243
CH - 243
244
CH - 244
245
CH - 245
246
CH - 246
247
CH - 247
248
CH - 248
249
CH - 249
250
CH - 250
251
CH - 251
252
CH - 252
253
CH - 253
254
CH - 254
255
CH - 255
256
CH - 256
257
CH - 257
258
CH - 258
259
CH - 259
260
CH - 260
261
CH - 261
262
CH - 262
263
CH - 263
264
CH - 264
265
CH - 265
266
CH - 266
267
CH - 267
268
CH - 268
269
CH - 269
270
CH - 270
271
CH - 271
272
CH - 272
273
CH - 273
274
CH - 274
275
CH - 275
276
CH - 276
277
CH - 277
278
CH - 278
279
CH - 279
280
CH - 280
281
CH - 281
282
CH - 282
283
CH - 283
284
CH - 284
285
CH - 285
286
CH - 286
287
CH - 287
288
CH - 288
289
CH - 289
290
CH - 290
291
CH - 291
292
CH - 292
293
CH - 293
294
CH - 294
295
CH - 295
296
CH - 296
297
CH - 297
298
CH - 298
299
CH - 299
300
CH - 300
301
CH - 301
302
CH - 302
303
CH - 303
304
CH - 304
305
CH - 305
306
CH - 306

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!