Harus Memilih
Merasa lelah dengan takdir
Merasa segala hal yang di lakukan selalu salah
Pernah berfikir untuk lari dari fakta yang ada, tapi saat itu juga, takut akan takdir yang datang
Masalah datang satu per satu dan selalu memikirkan dimana inti awal permasalahan ini dimulai?
Gejolak dan debaran jantung yang tidak seirama selalu terjadi, dikala permasalahan itu mulai muncul kembali.
dan beberapa pihak mulai bersua
Memberikan statement mereka, untuk memecahkan masalah yang tidak ada habisnya
***
Zania Dwi Pratnoejoe, perempuan yang sedang menjadi pembicaraan hangat tanpa dia sadari. Zania selalu merasa ada yang hilang dalam dirinya, tapi dia tidak tahu apa itu.
Dia adalah menjalani hari harinya seperti biasa. Bahkan kadang dia merasa bosan dengan rutinitas yang dia lakukan setiap hari. Karena yang dia lakukan hanyalah kerja, pulang, mandi, makan, tidur dan kerja lagi. Sebuah siklus hidup yang membosankan.
Dengan mata yang masih terpejam, Zania mencoba bangun dari tidur lelapnya, untuk menuju ke kamar mandi tentunya. Dengan rasa enggan, Zania berjalan dengan mata terpejam dan tiba tiba terdengar suara pecahan yang sangat keras dari luar kamarnya. Sontak hal itu membuatnya tersadar sepenuhnya dari rasa kantuknya.
Zania pun keluar dari kamar dan merasa kesal karena hal pertama yang dia lihat adalah sebuah perdebatan antara orang tuanya dan adanya serpihan pecahan piring di lantai disamping Papanya.
"Ada apa sih ma, pa?" tanya Zania yang melihat kedua orang tuannya itu sedang beradu argumen.
Kedua orang tuanya pun melihat ke arah Zania yang sudah berada dihadapan mereka dengan tatapan bersalah. Mama Zania yaitu Dewi menghampiri anaknya dan menggenggam tangan Zania untuk memberikan penjelasan.
"Tidak apa apa kok, sayang. Tadi mama tidak sengaja menjatuhkan piring. Lihat tuh piringnya sudah tidak berbentuk. Terus papa menegur mama buat hati hati. Mama dan papa minta maaf ya, sampai buat kamu khawatir" ucap Dewi menjelaskan.
"Hem... ya sudah, kalau begitu Nia balik ke kamar, mau mandi, siap siap berangkat kerja. dan untuk pecahan piring itu biar di bersihin sama mba Ani, ma" ucap Zania melihat kearah Dewi dan sekilas melihat ke arah Papanya yaitu Beno.
Zania kembali ke kamarnya dan dia sadar akan situasi di rumahnya ini. Dimana mama dan papanya menyembunyikan suatu rahasia darinya. Masalah yang tidak bisa dia masuki begitu saja. Tetapi semua ini menimbulkan banyak pertanyaan dari Zania yang ingin sekali mengetahui rahasia itu yang disimpan rapat rapat oleh kedua orang tua dan kakaknya yang mulai menghindarinya saat ini.
Zania pergi dari rumah tanpa ikut sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Beno, papa dari Zania hanya melihat kepergian Zania tanpa menegurnya.
"Sayang makan dulu!?"panggil Dewi ke anaknya itu.
"Sudah jam segini ma, Nia terlambat nanti!?"jawab Zania menunjuk jam yang ada di tangannya.
"Kalau begitu jangan lupa nanti beli sarapan di kantin ya, sayang"ucap Dewi lagi ke anak perempuannya itu.
"Siap komandan, laksanakan"jawab Zania yang sebenarnya dia menghindari kedua orang tuanya saat ini.
Zania pun mengendarai mobilnya dan melaju cukup kencang. Zania mengetahui salah satu kenyataan yang dia ketahui tadi pagi. Sebuah kenyataan yang mungkin membuatnya semakin merasa sebagai seorang pengecut.
Benar! Dia melupakan sesuatu yang tidak seharusnya dia lupa. Zania mengetahui pertengkaran yang terjadi tadi pagi adalah mengenai dirinya. Namun, orang tuanya menyangkal dan membuat Zania semakin dilanda rasa bersalah.
"Kenapa aku harus melupakan semua itu. Betapa buruknya aku melupakan mereka!. Semua ini salahku, aku yang bodoh dengan gampangnya melupakanmu sayang, maafkan aku, maafkan aku" ucap Zania merasa tertekan dengan keadaan yang selama ini dia alami. Tanpa dia sadari ada sebuah mobil truk melintas dan bruk....mobil Zania menabrak mobil truk itu dan...SKIP
***
#Seminggu setelah kejadian itu....
Zania berada di rumah sakit dan di pasang dengan berbagai alat untuk membantunya tetap bernapas. Beno dan Dewi selalu bergantian menjaga anak bungsunya ini. Ada rasa bersalah dari kedua orang tuanya, apalagi dari Beno.
"Mama pulang saja!?, biar Papa yang gantian jaga Nia. Mama itu perlu tidur!?, Lihat wajah mama?, gimana nanti kalau Nia bangun, melihat wajah mama, seperti itu?!"ucap Beno menepuk pelan pundak isterinya itu.
"Iya sudah, mama pulang dulu ya pa. Kalau ada perkembangan dari Nia, papa kabarin mama ya" ucap Dewi dengan mata yang sayu karena kelelahan. Seharian dia menjaga anak bungsunya yang sudah seminggu ini tidak bersuara itu.
"Iya, mama pulang mandi, makan terus isterahat." ucap Beno.
Dewi pun pulang kerumah dengan diantarkan oleh sopirnya yaitu pak Joko. Dalam perjalanan pulang, dia merutuki semua kesalahannya selama ini dan selalu merasa menjadi orang tua yang gagal yang tidak bisa menjaga anaknya.
"Maafkan mama sayang. Kenapa segala hal malang selalu terjadi padamu sayang?!"ucap Dewi menangis tidak tertahankan meratapi nasib anaknya yang malang.
~Dikediaman keluarga Pratnojoe
Keluarga Zania sudah pasrah akan apa yang terjadi dengan anak bungsunya ini.
"Revan berharap papa dan mama ikhlas akan keadaan Nia. dan apa pun yang akan terjadi dengan Nia nanti" ucap Revan, kakak dari Zania.
Dewi yang mendengarkan ucupan anak sulungnya pun dan langsung di peluk oleh suaminya untuk di tenangkan.
"Kami sudah ikhlas Van. Apa pun yang akan terjadi, kami ikhlas"ucap Beno masih memeluk isterinya yang menangis dalam pelukannya.
Revan pun langsung memeluk kedua orang tuanya dan mencoba menenangkan keduanya untuk musibah yang terjadi di keluarganya.
***
#Satu bulan kemudian
Di Rumah sakit....
Suara detakan bising terdengar dari alat yang terhubung di tubuh Zania. Sontak membuat Beno langsung menekan tombol merah dekat ranjang, untuk memanggil perawat yang berjaga. Mereka pun datang dan mengecek keadaan Zania yang semakin memburuk. Beno menjadi sangat khawatir akan hal tersebut dan selalu berdoa akan keselamatan anak bungsunya ini.
Dokter dan rekan rekannya keluar dari ruang Zania dan memberitahukan bahwa keadaan Zania sudah stabil dari masa kritisnya itu. Beno sangat bersyukur akan hal tersebut dan meminta tolong ke dokter untuk bisa membantu anaknya supaya segera pulih dan bangun dari tidur panjangnya ini.
Beno dengan sabar membersihkan badan anaknya dengan waslap dan tanpa dia sadari air mata nya jatuh tepat di jari jari Zania dan terkejutnya ketika dengan refleks tangan Zania bergerak walau sebentar dan di susul dengan air mata yang keluar dari mata Zania.
***
^^^NEXT ON^^^
SEMOGA CERITA NYA BISA MENGHIBUR YA GENGS
JANGAN LUPA JUGA UNTUK LIKE, COMMENT, AND VOTE. APALAGI KALAU DI SHERE😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
niktut ugis
mampir, penasaran & lanjut simak
2022-08-13
0
Phy Noshylla
nyimak💪💪
2022-02-24
0
Suharnik
Nyaaak Thorrrr
2022-01-26
0