Zania mengingat apa yang terjadi tadi siang di restoran. Dia tidak menyangka harus bertemu mereka disana.
"Kamu itu bodoh, naif atau polos sih Ni. Harga dirimu itu lagi di injak-injak sama mereka tahu nggak. Dengan gampangnya mereka menipumu dan mempunyai anak yang sekarang umur 3th. Gila-gila!!, Aku nggak nyangka punya sepupu kayak dia..." ucap Riri yang tersalur emosi.
"Cukup Ri, kok kamu yang emosi sih. Disinikan aku yang dibohongi, dibodohi. Malah kamu yang jadi mainstream gini"ucap Zania dengan candaannya.
"Nih, gara-gara sifat bodo amatmu itu. Cueknya kamu dimanfaatin mereka tahu nggak sih Nia. Kalau aku jadi kamu, aku tuntut itu Rifky. Aku porotin itu hartanya biar miskin dia!!" ucap Riri masih emosi.
"Shut...sabar-sabar. Aku kan orang baik, nggak mau bar-bar kayak gitu, hehehehe. Sudahlah pulang yuk, capek nih. Besok pagi mulai kerja lagi"ucap Zania yang menenangkan sahabatnya itu.
"Huft...ya sudah deh"ucap Riri menarik napas panjangnya.
***
"Nia makan malam dulu sayang"ucap Dewi ketika melihat Zania baru pulang kerja,
"Sudah makan tadi ma sama Riri, untuk box makaananya terima kasih ya ma. Besok-besok mama nggak perlu gitu lagi ya, Nia janji nggak akan lupa sarapan, ok"ucap Zania yang langsung pamit ke kamarnya.
"Ting" suara pesan di handphone Zania, dia pun membuka pesan tersebut.
"Aku ingin bicara berdua denganmu" _Rifky
"Bicara saja" _Zania
"Aku didepan gerbang, keluarlah"_ Rifky
"Chat saja, aku capek mau isterahat"_Zania
"Aku akan tetap menunggu disini"_Rifky.
Zania pun segera keluar karena takut papa dan kakaknya melihat ada Rifky didepan gerbang. Apalagi ini jamnya mereka pulang dari kantor. Zania pun keluar dan menemui Rifky yang berdiri didepan mobilnya.
"Mau bicara apa cepat"ucap Zania melirik kanan dan kiri.
"Masuk dulu ke mobil"ucap Rifky yang membuat Zania merasa jengah. Zania pun hanya menurut dan masuk ke mobil. Tiba-tiba mobil itu menyala dan berjalan keluar dari rumah Zania.
"Mau kemana, jangan macam-macam kamu ky"ucap Zania yang kaget karena mobil yang di tumpangi keluar jauh dari rumahnya.
Mobil pun berhenti entah dimana, Zania tidak tahu lagi. Tangan Rifky dengan reflek menggenggam tangan Zania dan membuat Zania terkejut dibuatnya.
"Kak, Nia minta tolong lepas..."ucap Zania panik.
"Aku rindu kamu Nia, kenangan itu tidak bisa aku lupakan. Kenapa kamu menyiksaku seperti ini. Aku nggak bisa"ucap Rifky menatap Zania sendu.
Zania yang ditatap seperti itu hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Kak, please jangan begini"ucap Zania sedih.
"Kamu juga merindukanku bukan. Katakan kamu juga merindukanku, Ni"ucap Rifky reflek memegang wajah Zania untuk menatapnya.
"Tatap aku, katakanlah bahwa kamu juga merindukanku"ucap Rifky menatap sendu wanita yang dirindukannya ini.
Zania masih menundukkan kepalanya itu dan Rifky mengarahkan wajahnya Zania untuk menatapnya.
"Kak, please jangan begini. Kalau pembahasaan yang kak Rifky maksud adalah ini, antarin Nia pulang saja"ucap Zania membalas tatapan Rifky.
"Jangan menatapku seperti itu kak. Please, jangan membuat semua ini menjadi sulit"ucap Zania lagi.
"Kamu merindukanku juga sayang"ucap Rifky yang memeluk Zania tiba tiba.
"Kenapa kamu menyembunyikan perasaan ini, hem..."ucap Rifky yang memeluk Zania erat.
"Kita nggak seharusnya begini kak, aku mohon lepaskan"ucap Zania yang tiba-tiba perutnya seperti dikocok dan ingin memuntahkan segala macam makanan yang telah masuk diperutnya.
"Nia kamu nggak apa-apa"tanya Rifky khawatir yang melepaskan pelukannya itu.
"Perutku sakit, aku merasa mual kak"ucap Zania yang kembali memegangi perutnya itu. Rifky pun panik dan segera memberikan air putih ke Zania.
"Kamu lemas banget"ucap Rifky berusaha mengecek keadaan Zania tapi di tepis oleh Zania.
"Antarkan aku ke Rumah Sakit" ucap Zania yang langsung dibawa ke Rumah sakit oleh Rifky.
***
"Bagaimana keadaanya dok, soalnya tadi dia mual, terus keringet dingin dan badannya lemas, dia sakit apa dok"tanya Rifky berturut-turut malah disambut senyum oleh dokter tersebut .
"Isteri anda hamil"ucap dokter tersebut sambil tersenyum kearah Rifky yang kebingungan.
"Apa hamil?!"ucap Rifky tidak percaya.
"Iya dia hamil, usia kehamilannya sekitar 3 minggu"
"Hamil?" tanya Rifky kembali
"Iya hamil" jawab dokter tersebut.
Rifky pun langsung menghampiri Zania yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Kamu hamil anakku, Nia" ucap Rifky menarik selimut itu.
"Ini bukan anakmu, ini anakku, kak. Kamu tidak ada hubungannyaa dengan ini, jadi ini bukan anakmu kak!!!"ucap Zania yang langsung pingsan.
***
*Kenapa semua hal ini terjadi padaku. Aku membenci diriku sendiri. Inginku pergi dari sini, inginku menghilang dari mereka semua yang mengganggu fikiranku.
Lelah rasanya dengan segala hal yang tidak pernah sesuai keinginanku. Aku berdoa di kehidupan selanjutnya aku akan lebih menjadi orang yang bahagia. Menemukan pasangan yang benar-benar selalu ada untukku, baik itu dalam keadaan susah senang, dan sedih.
***
#Zania Pov'
Aku terbangun dari mimpi burukku. Aku mengingat dalam mimpiku, aku berada di sebuah rumah sakit dan dokter mengatakan jika aku hamil. Aku mengecek keadaan sekitarku dan aku merasa lega ternyata aku sedang berbaring di kamarku. Jadi aku pikir semua itu adalah mimpi.
Mamaku masuk ke kamarku dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Entah kenapa aku seperti orang sakit yang di istemewakan seperti ini.
"Sudah bangun sayang" tanya mamaku. Aku pun tersenyum dan bingung dengan tingkah mamaku.
Mama menyuruhku menghabiskan makanannya dan setelah itu memberiku sebuah kapsul yang aku ketahui itu adalah vitamin dan obat anti mual?!.
"Buat apa vitamin dan pil ini ma"tanyaku yang masih bingung dengan semuanya.
"Kamu minum dulu ya sayang. Mama harap kamu jangan terlalu stress untuk saat ini ya. Apalagi karena banyaknya problem yang kamu hadapi. Kamu harus kuat. Karena sekarang yang kamu jaga bukan hanya kamu, tapi sekarang ada kehidupan lain disini"ucap mamaku sambil menunjuk kearah perutku.
"Maksud mama apa?!, aku hamil?!" tanyaku tidak percaya dengan keadaan ini. Mama pun mengangguk yakin meski ada keraguan untuk memberikan penjelasan itu.
"Papa harap kamu jaga calon cucu papa ini, agar tetap sehat, ngerti! seharusnya sebelum melakukan sesuatu itu harus difikirkan terlebih dahulu"ucap papaku yang tiba muncul dikamarku.
Aku pun terdiam ketika papaku mengatakan itu.
"Papa tidak marah sayang, papa senang kamu hamil"ucap mamaku memberikan pengertian suapaya aku tidak bersedih.
"Maafkan Nia pa, ma. Nia membuat kalian kecewa. Nia bodoh mengikuti jalan fikir laki-laki itu. Nia hanya takut mengecewakan papa dan mama jika menolaknya"ucapku dan tiba-tiba papa datang memelukku.
"Papa yang minta maaf sayang. Kamu harus jaga cucu papa ya. Kita akan merawat anak ini bersama mama dan papa. Jadi kamu harus sehat dan kuat, demi anak kamu"ucap papaku padaku.
Aku bersyukur ternyata papa memaafkanku. Tapi setelah itu masalah selanjutnya bermunculan, entah seperti apa aku menghadapi permasalahan itu.
#Zania Pov' end
***
3 bulan sudah...
Zania tidak seperti biasanya, setelah beberapa bulan mengetahui bahwa dia hamil, dia semakin memperbanyak pekerjaannya dan sering kali dia tidur di penginapan di Rumah sakit. dan sudah 3 bulan ini Zania jarang pulang kerumah.
Zania tahu, papanya sudah memaafkannya dan kelurganya kembali seperti dulu, tapi entah kenapa Zania menghindari mereka semua.
"Kamu nggak pulang lagi?"tanya Riri khawatir.
"Mager banget loh Ri, mau balik tuh kayak males gitu. Bulan-bulan ini kebawaanya betah di tempat kerja, aneh tahu nggak"ucap Zania yang bingung dengan dirinya sendiri.
"Bawaan bayi kali ya. Anakmu pingin jadi dokter seperti ibunya kali"ucap Riri tertawa.
"Bisa saja onty ini ya dek"ucap Zania mengelus lembut perutnya yang sedikit membuncit itu. Riri yang melihat itu pun memeluk sahabatnya itu.
"Kamu wanita yang kuat ya Ni. Onty bakalan jaga kamu bareng mama kamu ya dek. Jangan nakal sama mama, oke"ucap Riri melirik perut sahabatnya itu. Zania yang mendengarnya geli sendiri dengan tingkah Riri.
"Nah kan onty Riri baik hati, jadi aku titip minuman boba ya, lagi ngidam nih"ucap Zania sok imut yang langsung dapat tatapan sinir dari Riri.
"Hadeh, aku yang kena sekarang. Bapak nih anak, enak-enakan manja-manjaan sama si ular sampai lupa sama anak"ucap Riri keceplosan yang membuat Zania terdiam sejenak setelah itu berusaha tersenyum.
"Apaan sih ri, hitung-hitung nyenengin calon ponakan kenapa?"ucap Zania berusaha mengganti topik itu.
"Iya iya mama Nia"ucap Riri yang langsung pergi meninggalkan Zania yang masih lanjut sift.
Zania melihat kearah perutnya yang sedikit membuncit.
"Ayahmu saja, tidak pernah menengokmu nak, kenapa ibumu ini merindukan sosok ayahmu itu sayang"ucap Zania berkata dalam hati sembari mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
***
#Next on
Bantu vote, like, comment donk, kan gratis😁
semoga dapat menghibur ceritanya ya gengs
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lili Adelia
Zania dokter tp bodoh,kesanx murahan ,udah tau Rifky dah punya istri,mau aja di hamilin ahh sebel bacax
2022-06-03
0
Alena
busyetttt...Oalah Nia😠
2022-05-12
0
Alena
laku2 berengsek...maunya menang byk bs celap celup sana sini. pengen aku ketok rasanya kepala si Rifky itu
2022-05-12
0