Handphone Zania berbunyi kembali dan tertera jelas nama yang memanggilnya. Ternyata yang menelponnya adalah Beno, papanya. Zania pun dengan malas menjawab telpon itu.
"Hallo pa"ucap Zania.
"Hallo, Nia dimana, ini udah jam berapa?"
"Iya pa, iya. Zania inget. Sebentar lagi Nia kesana"ucap Zania lagi.
"apa perlu di jemput pak Joko?!"
"Tidak perlu pa, Nia kan bawa mobil. Sumpah Nia gak bohong. Pulang dari Rumah sakit langsung ke kantor papa"ucap Zania yang mulai jengah dengan sifat Beno yang menuntut menurutnya.
"papa tunggu, jangan membuat papa kecewa Nia!?"
"Iya iya, Nia siap siap kesana. Ya sudah Nia matiin ya sambungannya, bye papa..." ucap Zania.
Zania pun bergegas untuk pulang lebih dulu.
Sampailah Zania di perusahaan papanya tepat pukul jam 14.00 lewat jam makan siang. Zania pun langsung masuk ke lift dan menekan tombol untuk ke ruangan papanya.
"Pak Beno ada di ruangankan?" tanya Zania ke sekertaris Beno untuk memastikan papanya itu ada di ruangan atau tidak. Takutnya papanya itu ada meeting atau lainnya. Zania males banget kalau disuruh menunggu.
"Pak Beno ada di ruangan. Mba Nia sudah di tunggu pak Beno didalam"jelas sekertaris itu sopan.
"Terima kasih mba kalau begitu"ucap Zania pamit dan masuk keruangan papanya itu.
Terkejutnya dia ketika melihat orang yang tidak asing baginya sedang mengobrol santai dengan papanya. Tanpa curiga dan lain lainnya, Zania pun langsung duduk dekat papanya, meskipun masih mencuri pandang terhadap seseorang itu.
"Oh..anak papa sudah dateng"ucap Beno semangat akan kedatangan putrinya itu.
"sini sayang"ucap Beno lagi, meminta Zania duduk disampingnya.
"Siapa dia pa?" tanya Zania pelan kearah Beno sambil melirik kearah laki laki didepannya.
"Bukankah kamu pasien dari tempat saya bekerja?. Oh, maaf saya melanggar privasi anda"ucap Zania merutuki apa yang baru saja terucap dari mulutnya itu.
Beno pun tersenyum maklum melihat tingkah anaknya itu. Karena Zania memang orangnya seperti itu terlalu blakblakan. Beno melihat kearah Zania dan Rifky secara bergantian.
"cocok"guman Beno pelan.
"Sudah sudah sayang, sekarang giliran Papa yang bicara. Sebelumnya perkenalkan, dia Rifky Adi Erlangga, anak dari sahabat papa yaitu paman Mario Dion Erlangga. Disini papa dan paman Mario bertujuan ingin saling mengenalkan kalian berdua" ucap Beno yang tersenyum melihat keduanya.
"Langsung ke intinya saja, supaya Nia mengerti. Papa tahu sendiri, Nia paling males kalau harus bertele-tele" ucap Zania langsung to the point.
"Papa dan paman Mario punya sebuah janji waktu kuliah dulu untuk menjodohkan anak kami kelak dan akan terwujudkan karena kalian berdua sayang. dan Rifky pun menyetujui keinginan dari Mario"ucap Beno menjelaskan keanaknya itu.
"Paman bahagia mendengarnya nak"ucap Beno lagi sambil tersenyum hangat kearah Rifky.
"Jadi papa harap Nia tidak mengecewakan papa. Nia bisa saling kenal dengan Rifky mulai sekarang" ucap Beno yang melihat ekspresi wajah Zania yang mulai berubah.
"Maksudnya, papa mau jodohin Nia sama diakan?"ucap Zania sambil menunjuk sengit kearah Rifky. dan Rifky hanya diam seribu bahasa.
"dan kenapa kamu menyetujui perjodohan ini tanpa dipikirkan terlebih dulu?"ucap Zania menatap Rifky menunggu reaksi laki laki itu. Tapi nyatanya, Rifky non reaction.
Setelah mengetahui itu semua, Zania merasa tidak terima dan pergi dari kantor Beno dengan perasaan marah. Saat keluar dari lift dia berpapasan dengan Revan yang baru saja masuk ke kantor dengan beberapa staff kantornya. Karena masih dalam mode mad dengan papanya. Zania mengabaikan keberadaan kakaknya itu. Hal itu membuat Revan mengerutkan dahinya, akan sikap adiknya yang pasti dia tahu apa penyebabnya.
"Kalian kembali terlebih dahulu, saya masih ada urusan sebentar"ucap Revan meminta asisten dan sekretarisnya untuk kembali kekantor terlebih dahulu.
Revan pun mengejar adiknya yang sedang marah itu.
"Hei...bocil!. Berhenti!"panggil Revan mengejar Zania yang berjalan cepat dan kesal itu. Revan yang melihat tingkah kekanak Kanakan adiknya itu pun hanya menahan tawanya.
"Jelek banget kayak Maleficent, kalau lagi marah. Kakak jadi takut loh dek"goda Revan yang berhasil menyusul Zania.
Zania semakin kesal akan ledekan yang ditunjukan kakaknya itu. Bukannya memberinya suatu ide untuk keluar dari masalah, tapi malah menambah kesal.
Revan tidak berhenti ketawa melihat ekspresi adiknya itu. Hingga para karyawan yang lewat begitu terpesona dengan senyuman jail dari atasan mereka. Karena baru kali ini mereka melihat Direktur yang terkenal dingin itu tertawa puas sekali.
"Bukan menenangin adiknya yang sedih, malah semakin diledek begitu. Kakak itu sama kayak papa menyebalkan. Kenapa bukan kakak saja sih yang dijodohin sama anaknya paman Mario?. Kenapa selalu Nia, Nia nggak mau kak. dan Kak Revan sudah tua,sudah waktunya menikah, bukannya Nia. Nia terlalu muda untuk menikah kak"ucap Zania kembali merengek sambil memeluk Revan. Revan pun mengelus lembut adiknya yang manja itu dan tidak lupa menahan tawanya.
"Anak paman Mario itu kan laki-laki. Masa iya, kakak yang di jodohin. Jadi masalah dong nanti dan bakal menjadi berita ter-hot news 'anak laki-laki dari keluarga pengusaha Pratnojoe menikah dengan anak laki-laki dari keluarga pengusaha Erlangga' Jeruk makan jeruk dong dek, kalau gitu"jawab Revan dan membuat Zania melepaskan pelukan itu sambil berdecak kesal karena melihat Revan memamerkan deretan gigi.
"Gak apa apa dong kak, biar trending"kesal Zania yang masih cemberut. Revan pun mencoba menggoda adiknya lagi, hingga membuat Zania ketawa dan tiba tiba Mode Zania berubah lagi ketika melihat Rifky berjalan kearah mereka.
Revan pun bingung dengan sikap adiknya itu, dia pun langsung menoleh kearah belakang yang ternyata ada Rifky disana.
"Kenapa ketemu dia lagi sih?!"ucap Zania
"Hai Ky "sapa Revan dan Rifky menghampiri mereka yang sedang duduk di lobby.
"Hai van, akhirnya bisa ketemu kamu juga, orang paling sibuk di Perusahaan Pratnoejoe" ucap Rifky menepuk pundak Revan yang memang adalah sahabatnya waktu kuliah.
"Sama saja Ky, kamu juga orang paling sibuk di Perusahaan Erlangga"jawab Revan tersenyum melihat kearah Rifky dan melihat kearah Zania yang mulai mood kembali jelek.
"Mending keruanganku saja, tidak enak di luar gini ngobrolnya, tidak sibuk kan kamu Ky" tanya Revan.
"Lagi free juga. Kata dokterku tadi sih, kalau aku perlu isterahat satu atau dua hari gitu. Jadi untuk sekarang free no busy. Mengunjungi calon ipar bolehlah to holiday"ucap Rifky melihat kearah Zania yang reflek melotot mendengar perkataan Rifky barusan.
Revan yang melihat tingkah adiknya hanya menahan tawanya supaya tidak kelewatan batas. Rifky melihat kearah Zania sambil menahan senyumnya karena berhasil menggoda perempuan itu.
"Ya sudah ayo, kamu juga dek, ikut. Kakak tahu kamu free, jadi gak ada alasan buat balik ke Rumah Sakit"ucap Revan yang hanya dibalas dengusan dari Zania yang mulai jengah.
***
Sampailah di ruangan Revan....
"Sorry ya Ky, baru saja sampai, tapi harus aku tinggal pergi. Ternyata aku lupa, kalau sebenarnya tadi mau ketemu dengan klien. Jadi maaf banget, kamu sama Nia, aku tinggal dulu ya. Sebentar saja kok"ucap Revan sambil mengedipkan salah satu matanya kearah Rifky. Rifky pun tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
Setelah kepergian Revan, Zania pun ingin pergi meninggalkan Rifky.
"Kamu pasti tidak nyaman dengan perjodohan ini bukan?!" ucap Rifky menghentikan langkah Zania. Zania pun menatap kearah Rifky, dengan Rifky yang tersenyum manis kearah Zania.
"Ya"jawab Zania dengan juteknya.
"Ada yang perlu saya bahas sama kamu? tapi, saya tidak bisa membahasnya disini. Takut ada cctv di ruangan Revan"ucap Rifky yang membuat Zania berfikir dan tidak beberapa lama pun menyetujuinya.
Mereka keluar dari ruangan itu dan pergi ke sebuah cafe resto dekat dengan perusahaan Pratnojoe.
Rifky langsung mengeluarkan sebuah amplop dan memberikan kepada Zania. Zania pun mengambil amplop tersebut dan membuka isi amplop yang ternyata berisi....
.
.
.
.
.
.
Bonus
(Rifky Adi Erlangga)
(Zania Dwi Pratnojoe)
JANGAN LUPA JUGA LIKE, COMMENT, VOTE, AND SHERE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN.
SEE NEXT TIME GENGS 💛💛💛
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nurulfajriyah
perjodohan
2021-01-23
1
Hana II
siap siap patah hati
2020-06-06
10