Aku berlari ketika aku mendengar kabar itu, kabar tentangnya. Aku menyesali semua kelakuan yang selama ini aku berikan padanya. Aku merasa menyesal telah meninggalkannya begitu kejam, menyakiti hatinya, menghancurkannya, menghilangkan kepercayaannya padaku. Aku sungguh menyesal. Aku terlambat menyadari jika aku sangat mencintainya, aku terlalu gengsi mengakui hal itu. Apakah semua ini hukuman untukku dariku.
^^^~Rifky Adi Erlangga^^^
***
"Ingin konsultasi apa?"tanya Zania seramah mungkin.
"Saya terkadang merasa mual di pagi hari dan pusing juga. Apa karena saya lelah, ya?"ucap Bella menatap Zania ramah.
"Anda punya riwayat sakit asam lambung?"tanya Zania lagi.
"Ada. Apa mungkin karena asam lambung saya naik. Tahu sendiri saya paling tidak bisa makan-makanan asing. Sudah 2 bulan ini, saya tidak bisa makan karena harus menemani kekasih saya dalam kerjaan"ucap Bella menekan kata kekasih dan membuat Zania menahan emosinya. Zania tahu apa yang dimaksud dari ucapan Bella.
"Kalau begitu saya akan membuat resep untuk ibu Bella, tunggu sebentar"ucap Zania dan memberikan resep itu ke Bella.
"Resepnya bisa diambil di Apotik. Untuk ibu Bella, tolong diperhatikan soal makanannya dan hindari makanan berlemak, pedas, asam dan pahit" ucap Zania lagi.
"Kalau begitu terimakasih, dokter Zania"ucap Bella tersenyum menang.
Bella keluar dari ruangan itu dan tersenyum sinis melihat pintu yang tertutup itu.
"Rifky hanya milikku dan akan tetap menjadi milikku, dokter Zania. Kamu tidak akan bisa masuk dalam hubungan kami"ucap Bella yang kembali berjalan sok anggun.
Dilain sisi diruangan Zania saat ini.
"Perjalanan bisnis atau perjalanan kencan. Sungguh bodoh aku mengkhawatirkan laki-laki seperti dia"ucap Zania memegangi kepalanya.
#Enam bulan sudah setelah kepergian Rifky....
Rifky masih belum ada kabar dan tanda-tanda kepulangannya. Zania menjalani kehidupannya seperti biasa. Tinggal di apartemen itu sendiri. Zania begitu terburu-buru berangkat kerja tanpa dia sadari di menabrak seorang laki-laki disampingnya dan menyebabkan kertas yang di bawa laki-laki itu bertaburan.
"Maaf, sekali lagi saya minta maaf. Saya terburu-buru sampai saya tidak melihat anda" ucap Zania dan laki-laki itu tersenyum kearah Zania.
"Tidak apa-apa santai saja. Kamu pergi saja, biar saya yang membereskan semua ini. Soalnya kamu tadi buru-buru banget bukan"ucap laki-laki itu.
"Tidak apa-apa. Biar saya bantu, karena saya yang menyebabkan semua berkas kamu berserakan seperti ini" ucap Zania yang sudah mengumpulkan kertas-kertas itu.
"Terima kasih, saya Kevin!?"ucap laki-laki itu mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
"Oh ...saya Zania" balas Zania tersenyum kearah Kevin yang dibalas senyum kembali oleh Kevin.
"Salam kenal ya Zania, kamu tinggal di sini?" tanya Kevin.
"Iya, kamu juga" tanya Zania yang dibalas senyum dan anggukan kepala oleh Kevin.
"Iya baru beberapa minggu pindah disini. Kalau begitu salam kenal tetangga"ucap Kevin.
"Salam kenal juga tetangga"balas Zania tersenyum kearah Kevin.
Senyuman itu membuat Kevin tidak bisa melupakannya hingga melihat kepergian Zania yang hilang dari jangkauannya.
"Zania ya, salam kenal"ucap Kevin lagi yang langsung berlalu.
***
Zania tersenyum di sepanjang jalan karena mengingat ekspresi Kevin padanya tadi. Sangat lucu menurutnya.
"Hayo senyum-senyum kenapa kamu. Rifky pria breng*** itu sudah pulang, apa?" tanya Riri (teman kerja Zania dan merupakan sepupu dari Rifky) yang dibalas gelengan kepala oleh Zania.
"Kalau dia balik, bukannya bikin aku senyum senyum kali. Malahan pasti adu argumen, huft, ganti topik saja sih, males aku bahas tentang dia"ucap Zania merajuk.
"Iya deh iya. Terus kok senyum-senyum gitu. Ada hal bahagia apa dipagi ini dokter Zania yang comel"goda Riri kembali.
"Reseh deh lu Ri. Tadi itu...., nanti ajalah, pasiennya banyak bener sih"balas Zania menggoda Riri dan meninggalkan Riri yang kesal dibuatnya.
"Mau jelasin kok ya dipotong-potong sih, Nia. Hey..."ucap Riri yang lalu mengejar Zania masuk keruangan.
***
"Baru pulang kerja Nia"tanya laki-laki yang menghampiri Zania yang ternyata adalah Kevin.
"Oh Kevin, iya ini baru pulang capek banget pasienku buanyak banget. Capek banget tahu, tapi sudah kewajiban juga" ucap Zania melas dan membuat Kevin tersenyum melihat tingkah tetangganya ini yang membuatnya sangat penasaran.
"Sabar, udah kewajiban kamu kan?" ucap Kevin sambil tersenyum jail.
"Hem, makanya itu" ucap Zania yang sangat lelah hari ini.
"Capek banget ya, sampai mukanya gitu amat, hilang nanti cantiknya kalau muka ditekuk kayak begitu"ucap Kevin jailin Zania sambil menunggu lift kebuka.
"Mulai deh, tetangga cape masih saja di godain. Kenapa emang kalau jelek, tapi sayangnya aku tidak pernah jelek sih, selalu glowing, cantik terus pokoknyalah..." ucap Zania super super pede yang malah membuat Kevin ketawa dibuatnya.
"Glowing apanya, muka kayak gorengan gitu"jawab Kevin disela ketawa. Dia sangat suka menggoda Zania. Karena Zania orang yang humble.
"Apa katamu tadi, Kevin....!!! awas kamu ya"ucap Zania memukul kecil kearah Kevin dan pintu lift terbuka tampak Rifky didalam lift.
Rifky melihat Zania begitu serunya bercanda ria dengan laki-laki lain. Zania dan Kevin menoleh kearah lift yang terbuka. Kevin pun masuk kedalam dan memanggil Zania untuk masuk. Sedangkan Zania hanya memandang kearah lift yang terdapat Rifky didalamnya.
"Masuk Nia, nggak mau balik kamu"panggil Kevin dan Zania pun masuk kedalam.
"Aku minta maaf deh tadi cuma bercanda saja, begitu saja ngambek, dasar bocil" ucap Kevin menggoda Zania.
"Iya sudah deh, aku maafin. Awas saja ngajak ribut lagi" ucap Zania yang merasa canggung karena ada Rifky di belakangnya.
Kevin pun keluar dari lift, karena apertemennya di bawah apertemen Zania.
"Duluan ya, jangan lupa mimpiin aku karena aku selalu minpiin kamu dalam tidurku" ucap Kevin yang hanya dibalas senyum kikuk dari Zania.
"Gila lu ya"ucap Zania spontan yang mendapat ketawaan dari Kevin. Setelah itu pintu lift pun tertutup kembali menuju ke apartemen Zania Rifky. Di dalam Lift mereka hanya terdiam tanpa sepatah katapun keluar. Lift pun terbuka, mereka berdua keluar dengan Rifky mendahului Zania.
"Kenapa aku merasa seperti isteri keciduk selingkuh sih" ucap Zania pada diri sendiri. Dia pun masuk ke apertemennya dan melihat Rifky yang duduk diruang tv, sambil memejamkan mata. Zania pun melewatinya acuh dan berusaha mengontrol dirinya.
"Kekasih yang manis?!"ucap Rifky, Zania pun menghentikan langkahnya dan menatap tajam kearah Rifky yang tidak kalah tajam menatap Zania.
"Bukan urusanmu. Urus saja urusanmu sendiri!?" ucap Zania melangkahkan kakinya lagi.
"Sudah berapa lama kamu berpacaran dengannya?" tanya Rifky kembali dengan senyum sinisnya.
"Apa urusannya denganmu?"ucap Zania lagi menahan diri dan berjalan kearah kamar dan di hentikan oleh Rifky yang membalikan badan Zania kearahnya.
"Saya suamimu. Saya berhak tahu segala hal tentang kamu."ucap Rifky menatap Zania tajam dengan raut wajah yang murka.
"Hah...suami. Sejak kapan? oh saya lupa suami kontrak maksudnyakan. Kenapa kamu tidak urus kekasih kamu saja sih. Bukannya dia sampai sakit lambung. Aduh lupa, itukan sekitar 4 bulan yang lalu, berarti kamu sudah pulang dari 4 bulan yang lalu kan?!. Kenapa harus balik kesini lagi. Ingin mengambil baju ya? kehabisan baju? ets...salah, kan kamu orang kaya bisa beli baju baru dong. Terus kenapa balik lagi, bosen disana." ucap Zania bicara panjang lebar dan menatap Rifky. Ada rasa sakit disetiap kata yang terucap. Pedih itu yang dirasakan Zania saat ini.
Ingin dia menangis, entah mengapa dia ingin menangis. Jujur, dia merindukan laki-laki yang ada dihadapannya saat ini.
"Cukup. Sudah selesai bicaranya?. Kenapa kamu selalu membantahku Nia!. Saya sudah memikirkannya selama 6 bulan ini. Sepertinya pernikahan kontrak ini harus saya akhiri. Saya tidak bisa meninggalkan Bella. Saya akan segera menikahinya. Jadi kita akan mengakhiri kontrak pernikahan ini" ucap Rizky menatap Zania dingin.
Pedih sekali, apakah ini hasil dari rindunya selama ini. Sesuatu yang selalu dia takutkan terjadi, dia ditalak ketika laki laki itu kembali.
"Bagus, lebih cepat lebih bagus. Pernikahan palsu ini harusnya tidak pernah terjadi. Terima kasih untuk berita yang telah anda berikan."ucap Zania yang berlalu.
"Kamu juga menginginkan hal itu bukan, saya hanya mempermudahkanmu untuk bersama laki laki itu"ucap Rifky kembali yang membuat Zania menoleh kearah Rifky dengan tatapan sulit.
"Iya, terserah apa yang kamu pikirkan"jawab Zania yang berlalu setelahnya.
Zania keluar dari apartemen itu untuk menenangkan pikirannya saat ini. Sedangkan Rifky merasa bodoh dengan apa yang dia ucapkan.
Rifky mengacak-acak rambutnya merasa frustasi dengan apa yang telah dia ucapkan ke Zania. Semua itu tidak sesuai dengan hatinya. Dia asal bicara saja saat itu karena merasa marah ketika Zania berbicara manis dengan laki laki lain.
"Kamu bodoh, karena merindukan laki laki seperti itu Nia."ucap Zania menangis meratapi nasib yang telah di buat sendiri.
#Next on gaes
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ary's
sama babank kevin saja y
2021-03-24
2
Nurulfajriyah
nyala api
2021-01-24
0
Alya Dewina Maryam
si rifky tuh yg bodoh
2020-10-28
1