#Rifky Pov'
Hampir 3 bulan lebih aku tidak bertemu dengan dia. Aku tahu aku tidak memiliki hak untuk bertemu dengannya. Aku sadar ketika papanya mengucapkan beberapa patah kata padaku dan membuatku berfikir sejenak akan semua itu. Aku mengingatnya dengan sangat jelas. Tapi aku sangat merindukannya dan aku sangat merindukan anakku itu.
#Flashback
3 bulan yang lalu
"Saya harap, kamu tidak menemui anak saya lagi dan ini adalah terakhir kalinya kamu menginjakkan kakimu di rumah saya. Saya akan memaafkan semua kesalahanmu, karena kamu anak dari sahabat saya dan ayah dari cucu saya. Tapi jangan pernah kamu menemui mereka berdua dan mengusik kehidupan mereka karena ego kamu. Kamu kira saya bodoh dengan tidak mengetahui bahwa kamu ada wanita lain. Saya tahu itu, untuk itu menjauhlah dari kehidupan anak saya, paham!"ucap Beno.
Saat itu aku pun terdiam dan melihat Zania yang dibawa masuk oleh salah satu pekerja dirumah mertuaku itu. Aku terdiam didepan pintu masuk dan mama mertuaku pun menghampiriku.
"Pulanglah, Nia akan baik-baik saja. Mama akan menjaga Nia dan anak dalam kandungannya dengan baik"ucap Dewi.
"Maafkan aku ma, ini semua salahku"ucapku yang begitu malu berhadapan dengan mantan ibu mertuaku yang sangat baik ini.
"Semua sudah terjadi. Tapi mama juga kecewa padamu Ky. Kamu terlalu banyak memberi luka bukan hanya pada Zania anak mama, tapi pada mama, papa dan ayahmu. Kami sungguh kecewa"ucap Dewi melihatku sekilas dan setelahnya memintaku untuk pulang.
"Pulanglah"ucap Dewi lagi dan aku pun langsung menurutinya.
"Rifky minta tolong jaga Nia dan calon anakku ma"ucapku yang langsung berpamitan untuk pulang.
Sedih itu yang aku rasa, aku harus jauh dari mereka, calon anak yang belum terbentuk dan wanita yang aku cintai.
#Flasback off
***
Ketika aku mengingat semua itu, aku merasa seperti orang bodoh dan selalu menyalahkan diriku sendiri. Tapi dilain sisi untuk saat ini, ada rasa ingin menemuinya. Tetapi aku selalu terbayang apa yang dikatakan oleh papa Beno untuk tidak pernah menemui Zania. Aku merasa frustasi saat ini. Aku sangat merindukannya dan juga anak dalam kandungannya itu. Aku ingin sekali saja, untuk menemaninya di masa-masa sulit ini. Karena aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama yang pernah kulakukan, tapi keadaan yang tidak bisa berubah. Kehidupanku yang terlalu rumit.
Saat itu aku melihatnya sedang membawa beberapa kantong plastik yang sepertinya berisi cemilan dll. Aku sangat mengkhawatirkan akan kandungannya itu, perutnya sekarang terlihat lebih membuncit dari terakhir aku melihatnya. Aku melihatnya tersenyum dengan seseorang dan ternyata itu adalah Kevin, laki-laki yang berada disampingnya dan ada Riri sahabatnya yang merupakan sepupuku.
Inginku bertukar tempat dengan mereka dan bisa tertawa seperti itu dengannya. Tetapi apa yang aku lakukan saat ini, aku hanya mengamatinya dari jauh. Sebut saja aku adalah laki-laki pecundang yang tidak berani menghadapi papa Beno atau lebih tepatnya dirinya, wanita yang aku rindukan itu.
Beribu maaf yang selalu ingin aku lontarkan padanya. Mungkin saja dia akan merasa jengah akan semua itu.
Tiba-tiba Azka memanggilku dan minta bermain bersama denganku. Aku sangat menyayangi anakku dengan Bella, tapi aku juga menyayangi dan rindu anakku dalam kandungan Zania.
"Maafkan ayahmu ini sayang, Ayah memang laki-laki jahat. Semoga kamu tidak akan menjadi seperti ayah"ucapku sembari menggandeng Azka berjalan menuju ke taman.
"Ayah orang yang baik, Ayah tidak jahat. Siapa bilang Ayah jahat harus berhadapan dengan Azka"ucap anakku menggemaskan. Aku pun memeluknya dan mengucapkan beribu maaf padanya.
"Azka sayang sama ayah dan mama"ucap anakku kembali dan tanpa sadar air mataku menetes. Keegoisanku akan semua ini mempermainkan dua orang wanita yang aku cintai dan anak-anak yang aku sayangi.
Maaf akan keegoisanku ini.
#Rifky Pov' end
***
Di rumah sakit...
Keadaan rumah sakit saat ini sedang dalam keadaan sibuk-sibuknya. Karena banyaknya pasien berdatangan akibat kecelakaan lalu lintas yang baru saja terjadi. Zania saat ini sedang mendapatkan sift malam dan dia pun menangani pasien-pasien itu bersama rekan-rekan perawat dan beberapa dokter yang berjaga.
Zania begitu kelelahan menangani pasien-pasien itu, hingga Zania memegangi perutnya yang terasa kram. Dia berfikir mungkin karena kelelahan, namun tiba-tiba perutnya terasa kencang dan kram membuatnya menghentikan aktivitasnya tersebut dan bersandar ditembok.
Zania memang memperbanyak kerjanya selama hamil ini, karena dia tidak ingin bermalas-malas dan selalu mengambil 2 sift, maksudnya supaya bisa ambil libur lebih panjang nantinya. Tetapi hal tak terduga dialami dari perut yang mulai kram, hingga kencang-kencang. Tiba-tiba saja Zania mengalami perdarahan dan membuat rekan-rekan kerjanya panik dan membawa Zania ke brangkar.
Keadaan Zania sangat lemas tidak ada tenaga. Orang tua Zania pun dipanggil untuk datang dan memberikan persetujuan untuk dilakukan operasi mendadak, karena Zania mengalami keguguran diusia kandungannya yang menuju 6 bulan.
Dewi pun lemas mendengar hal itu, sedangkan Beno memegangi kepalanya yang berdenyut mendengar perkataan dokter yang menjelaskan kronologi kejadiannya itu.
Beno pun menandatangani surat persetujuan itu dan membawa Dewi duduk bersandar.
"Kenapa segala kejadian buruk terjadi pada Nia pa"ucap Dewi meratapi nasib anaknya yang begitu malang. Dari harus menerima perjodohan yang berakhir menjadi perceraian karena perjanjian gila. Hingga hamil dan keguguran. Dewi meratapi nasib malang anaknya itu.
Beno hanya terdiam dan memeluk isterinya itu. Beno juga merasa bersalah akan semua ini. Dari ingin melihat hidup anaknya bahagia, jadi melihat hidup anaknnya yang menjadi malang karena dirinya.
"Mungkin itu yang terbaik ma. Cucu opa, semoga tenang disana ya nak"ucap Beno menahan tangisnya meratapi anak dan cucunya itu.
***
Seminggu sudah setelah kejadian itu. Zania kembali kerumah orang tuanya dan lebih menutup diri saat mengetahui kegugurannya.
"Sayang, buka pintunya, makan dulu"ucap Dewi ke anaknya. Tidak ada jawaban dan tiba-tiba pintu terbuka.
"Iya ma, sebentar lagi Zania turun"ucap Zania serak dan pelan. Dewi pun menganggukkan kepala dan tersenyum.
"Iya sayang, mama kebawah dulu ya"ucap Dewi langsung menuju ruang makan dan air matanya menetes melihat keadaan anaknya yang seperti ini. Dia tahu jika Zania habis menangis dan Dewi tidak kuat melihat hal itu ketika Zania berusaha tersenyum akan semua hal yang terjadi padanya.
Berita keguguran Zania terdengar sampai di telinga Rifky dan Bella. Rifky merutuki semua kesalahannya selama ini dan Bella melihat perubahan Rifky yang seperti itu, yakni menjadi orang yang sangat dingin dan jarang tersenyum kepadanya kecuali dengan Azka anaknnya.
Rifky semakin menyibukkan diri dengan bekerja dan bekerja. Hingga dia memilih mengurus perusahaan di Singapura dan mengajak Azka dan Bella bersamanya. Rifky menyalahkan dirinya sendiri dengan gila kerja tanpa mengingat jika ada seseorang yang menantinya.
***
#NEXT ON
Masih banyak konflik yang belum terpecahkan dari cerita ini dan banyak ide ide yang belum saya tuangkan. Sebelum saya lanjutkan ceritanya...
Bantu like, coment, vote apalagi shere sangat membantu penulis dalam bekarya.
Terima kasih untuk para gengs yang telah mendukung cerita fiksi saya, semoga bisa menemani kalian ketika masih di rumah aja.
dan jangan lupa untuk cek cerita novel saya yang lain "Menjaga Hati"😁
#seeunexttime
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lili Adelia
Emank Zania dokter,otakx gk ke pake
2022-06-03
0
Alena
pergilah kau yg jauh
2022-05-12
0
Alena
itulah keEgoisan ortu. dgn dalih kebahagiaan anak tp justru mencelakakan anak
2022-05-12
0