"Kamu bodoh, karena merindukan laki laki seperti itu Nia."ucap Zania menangis meratapi nasib yang telah di buat sendiri.
Hampir 5 jam Zania belum kembali setelah pertengkaran itu. Hal ini, membuat Rifky khawatir dan ingin segera menyusul Zania. Namun, ketika ingin membuka pintu itu, ternyata Zania sudah dihadapannya.
"Dari mana kamu!?"tanya Rifky melihat Zania yang berada tepat didepannya. Zania tidak mengindahkan pertanyaan Rifky itu dan melewati Rifky begitu saja.
"Saya tanya sekali lagi, kamu dari mana Nia?!"tanya Rifky yang menarik tangan Zania, hingga sekarang mereka saling bertatapan satu sama lainnya.
"Lepaskan!. Apa urusanmu, Rifky!"jawab Zania yang diabaikan oleh Rifky yang malah semakin erat mencengkram tangan Zania.
"Lepas, saya bilang lepas, kamu tuli, hah!"teriak Zania yang merasa kesal dan berusaha melepaskan dirinya itu
"Saya tanya sekali lagi Nia. Kamu dari mana"ucap Rifky sarkas.
Zania berdecih setelah itu dan menatap Rifky dingin.
"Dan dengar tuan Rifky yang terhormat, itu bukan urusan kamu. Kamu nggak berhak menanyakan hal itu kepada saya. Karena kamu tidak ada hubungannya dengan saya!"ucap Zania menatap Rifky tajam.
"Kamu selalu mengatakan itu pada saya. Kamu tidak bosan, mengatakan hal itu berulang kali!!!"ucap Rifky dengan reflek menghadap ke Zania dan mencengkram erat ke dua pundak Zania.
"Saya tidak bosan dan tidak akan pernah bosan mengatakan hal ini. Karena kamu tidak berhak ikut campur dalam segala urusan saya. Berhenti peduli, aku mohon. Jika kamu hanya ingin menyakiti saya. Saya mohon Ky, pergi. Jangan membuat saya menjadi perempuan bodoh yang mengharapkan sesuatu yang nggak bisa saya gapai"ucap Zania menangis. Pertahannya runtuh seketika.
Rifky yang melihat hal itu hanya bisa terdiam dan melepaskan cengkramannya itu. Zania pun langsung masuk kedalam kamarnya.
Rifky menyusul Zania yang masuk ke kamar dan melihat perempuan itu menutup badanya dengan selimut. Rifky mendekat dan duduk disamping ranjang Zania.
"Kamu dari mana, saya khawatir"tanya Rifky lagi dan Zania yang belum tidur itu hanya mendengarkannya saja.
"Apakah kamu sangat membenci saya, Nia. Salahkan semuanya pada saya. Maaf jika menyakitimu selama ini"ucap Rifky lagi dan tidak ada jawaban dari Zania.
Zania menahan tangisnya itu. Rifky masih bisa mendengar Zania yang menahan tangis saat ini.
"Saya nggak akan tidur di rumah"ucap Rifky yang bangkit dan Zania pun membuka selimut yang menutupi tubuhnya itu.
"Ky, jika itu yang kamu inginkan. Tolong segera diproses surat perceraian itu. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu"ucap Zania berusaha tegar. Rifky yang melihat hal itu menatap sendu perempuan yang dirindukannya selama ini.
"Maaf karena telah mempermainkanmu, Nia"ucap Rifky kembali.
"Baru sadar kamu mempermainkan saya selama ini. Saya juga minta maaf karena membuat semua ini terasa sulit untukmu. Saya akan segera memberitahukan kedua orang tua saya, tentang masalah kita. Jadi, kamu tidak perlu khawatir mengenai masalah itu." ucap Zania berusaha tersenyum.
"Saya harap kamu jujur dengan ucapanmu, Nia. Saya berharap kamu tidak membohongi perasaanmu lagi"ucap Rifky kembali.
Zania terdiam karena perkataan Rifky yang menurutnya terlalu menohok untuknya.
"Kamu tahu?, saya selalu berharap kamu ingat tentang diriku. Tapi, untuk sekarang saya tidak mengharpkannya. Semoga kamu menemukan laki-laki yang lebih baik dan mencintaimu. Jangan pernah mencintai laki-laki seperti saya, yang menurutmu hanya akan menyakitimu"ucap Rifky kembali yang di balas senyuman oleh Zania.
"Kamu jangan pergi, biar aku yang pergi. Ini apartemen kamu. Kamu berhak stay disini."ucap Zania yang langsung turun dari ranjang dang menuju ke lemari pakaiannya.
"Apa maksudnya ini"tanya Rifky yang melihat Zania packing baju baju itu.
"Saya akan kembali kerumah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi"ucap Zania berusaha tegar.
"Saya tidak memintamu melakukan hal ini, Nia. Berhenti sekarang juga"ucap Rifky yang malah memancing emosi Zania.
"Kenapa?. Saya tidak berhak stay disini Ky. Ini aparteman kamu, dan saya nggak ada hak akan semua ini"ucap Zania yang masih memasukan pakaninya kedalam koper tapi dengan sekali hentakan Rifky melempar barang itu semua.
Zania terkejut akan apa yang dilakukan Rifky saat ini.
"Kamu jangan membuat saya emosi, Nia"kesal Rifky.
"Kamu juga jangan membuat saya emosi, Rifky. Sebentar lagi kita bercerai. Saya tidak berhak tinggal disini lagi. Jadi kamu bisa tinggal bersama kekasih kamu itu"ucap Zania mengambil kembali kopernya itu dan memasukan baarang-barangnya lagi.
"Kamu tidak perlu pergi dari sini, rumah ini akan jadi milikmu"ucap Rifky tenang.
"Saya tidak membutuhkannya dan terima kasih"ucap Zania yang telah memasukan semua barangnya kedalam koper miliknya. Rifky merasa kesal akan jawaban dari Zania.
"Oh iya. Kapan pernikahanmu dengan kekasihmu itu?" tanya Zania kembali tanpa sadar dia menggigit jarinya sendiri.
"Nggak ada urusannya denganmu"ucap Rifky yang sadar akan apa yang dilakukan Zania kepada dirinya sendiri.
"Benar juga. Saya harap kalian bahagia."ucap Zania kembali yang merasa hati nya tersayat dan tersiram cuka, pedih sekali.
"Saya akan bahagia"jawab Rifky memejamkan matanya menenangkan pikirannya.
"Saya serahkan urusan perceraian ini padamu, jika semua sudah beres saya akan menandatanganinya"ucap Zania lagi yang membuat Rifky membuka matanya dan melihat Zania menunduk dan dia menghampirinya. Rifky pun mengangkat wajah Zania untuk menatapnya, betapa terkejutnya dia untuk kedua kalinya dia melihat Zania menangis dihadapannya kembali.
"Kenapa kamu menangis?, buat apa kamu menangisi laki-laki seperti saya"ucap Rifky yang malah membuat Zania menangis. Entah kenap Zania menangis seperti itu. Dia berusaha tegar dihadapan laki-laki itu, tapi akhirnya gagal.
"Kenapa saya harus bertemu denganmu?, kenapa kamu masuk kedalam hidup saya"ucap Zania memukul-mukul kecil pundak Rifky.
Rifky pun sepontan memeluk Zania dengan sangat erat dan menenggelamkan Zania dalam pelukannya. Zania menangis kembali dalam pelukan Rifky. Entah kenapa Rizky tiba-tiba mencium Zania kembali, sebuah ciuman berasa kepahitan, kepedihan dan sakit hati mendalam yang mereka berdua rasakan. Ke-egoisan yang mereka dua lakukan tercurahkan dalam ciuman itu. Rizky semakin memperdalam ciuman itu, dia tahu dia sangat egois akan semua hal ini.
Nafas Zania terengah-engah. Rizky pun kembali mencium Zania tanpa adanya perlawanan dari Zania hingga Zania susah bernafas. Entah kenapa Rizky tidak bisa menghentikan tindakannya.
"Kamu mencintai saya, Nia. Saya tahu itu"ucap Rizky di telinga Zania
"Saya tidak mencintaimu, saya tidak mencintaimu Rifky. Kamu selama ini hanya menyakiti perasaan saya. Saya tidak akan pernah mencintaimu... " ucap Zania kembali menangis dan berdiri mengambil kopernya dan keluar dari apertemen itu. Rizky terdiam kaku mendengar perkataan dari Zania dan tanpa disadari jika Zania sudah pergi meninggalkannya.
#next on....
ditunggu update an nya ya...
terima kasih untuk para pembaca setia dari cerita ini, terimakasih atas dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Mardiatun Aeni
kasian zania😭😭😭
2022-02-18
0
Retno Wulandari
g jelas
2021-07-28
2
Nurulfajriyah
terluka
2021-01-24
0