Vote sebelum membaca 🌻
.
.
"Tidak."
Pelukan mereka terlepas, Kim memundurkan langkahnya menatap tak enak Aksa didepannya. "Maaf Tuan jika saya tidak sopan. Saya disini hanya menjadi bodyguard anda, bekerja untuk anda. Dan maaf, jujur selama ini saya kurang nyaman dengan sikap Tuan."
Aksa tersenyum sedih. Pria itu menetralkan wajahnya lalu memasukan kedua tangannya ke saku celananya. Mati-matian mencoba tak melihatkan rasa sakitnya. Siapa yang tak sakit hati mendapat penolakan dari wanita yang disukainya? Semua juga pasti akan sedih dan Ia sedang merasakannya.
"Sikap seperti apa?"
"Sikap baik Tuan yang terlalu berlebihan."
"Jadi aku harus jahat padamu? Bersikap keras tak peduli jikapun kau wanita, kau mau aku bersikap seperti itu?"
Kini Kimberly yang terdiam, aneh dadanya sakit mendengarnya. Bukan maksud begitu, tapi entahlah sulit diartikan. Bibir bawahnya Ia gigit tanda gugup, dan kenapa sekarang Ia seperti orang bodoh yang tak berani menjawab.
"Maksud saya-"
"Baiklah mulai dari sekarang aku akan bersikap profesional, semoga bisa terbiasa."
Setelah mengatakan itu Aksa pergi dari sana meninggalkan Kim yang berdiri lesu ditempatnya. Rasa bersalah, sedih, kecewa pada diri sendiri Kim rasakan. Sepertinya Ia terlalu berlebihan mengatakannya pada Aksa, lalu harus bagaimana?
Kata-kata saat Pria itu mengatakan jika ingin Ia menjadi kekasihnya masih terngiang. Apa benar Aksa mengatakannya dengan sungguh-sungguh? Tapi Kim saat ini merasa bingung juga, Ia bimbang harus menjawab apa.
Akhirnya wanita itu mencoba mencari Aksa, menelusuri ruangan besar itu yang masih ramai. Walau sudah hampir tengah malam, tapi para tamu seperti betah tak ingin cepat pulang dari sini. Kim agak kesulitan mencari pria itu, Ia mendapat telphone kalau nyonya Yasmin dan suaminya sudah pulang tapi Aksa belum.
"Kim?"
Kimberly bernafas lega melihat Rafael, pria itu sedang berjalan-jalan sambil menyapa beberapa tamu. Dan tak sengaja melihat Kim yang seperti sedang bingung mencari seseorang.
"Kau kenapa? Kulihat dari tadi terus kesana-kemari."
"Apa kau melihat Tuan Aksa?"
"Aksa?" Mencoba mengingatnya, Rafael lalu mengangguk kecil. "Hm aku tadi melihatnya sedang duduk dikursi bar."
"Dimana?"
"Sebelah sana." Rafael menunjuk ke bagian pojok ruangan, disana ada tempat khusus untuk meminum bir dan anggur. Segera saja Kim kesana, sebelumnya mengucapkan terimakasih pada Rafael.
Semakin dekat, Kim bisa melihat Aksa sedang duduk dikursi single sambil meminum birnya, pria itu bahkan tak memperdulikan seorang wanita yang mencoba mengajak mengobrol dengannya.
"Tuan Aksa."
Wanita yang duduk disamping Aksa menoleh pada Kim, mengernyit bingung. "Kau siapa?"
"Saya Kimberly."
"Apa kau baru saja memanggil pria tampan yang duduk disampingku?"
"Iya."
"Ah jadi namanya Aksa, namanya bagus seperti wajahnya yang tampan."
Kimberly mendengus lalu berdiri disamping Aksa, pria itu masih mendiaminya seolah tak perduli dengan kedatangannya. Bahkan Aksa kembali meneguk birnya yang entah sudah berapa banyak, membuat Kim khawatir.
"Tuan mari pulang, ini sudah tengah malam."
"Tuan? Aku tidak mengerti kenapa kau memanggil Aksa dengan sebutan Tuan?" Tanya wanita itu seolah sangat penasaran dengan Aksa. Kimberly tak perduli, sepertinya wanita itu tertarik pada Aksa.
"Sepertinya anda harus menghentikan minum bir itu karena tidak baik bagi kesehatan. Apalagi ini sudah tengah malam, dan angin malam semakin dingin."
Aksa tak memperdulikan Kim, pria itu meringis merasa pusing. Tangannya memijat keningnya yang berdenyut sakit, sial Ia sepertinya terlalu banyak minum. Jangan sampai mabuk. Pijatan dibahu kanannya membuat Aksa menoleh, melihat seorang wanita yang dari tadi duduk disampingnya.
Pria itu sadar jika dari tadi saat pertama Ia duduk disini, wanita berambut sebahu itu terus berusaha menarik perhatiannya. Mengajaknya mengobrol tak perduli jika Ia mengabaikan. Memang cantik, tapi tetap saja Kimberly adalah yang tercantik bagi Aksa.
"Hai perkenalkan namaku Sasa."
Aksa menerima jabatan tangan itu, lalu tersenyum tipis. "Aksa."
Wanita bernama Sasa itu tertawa kecil, malu karena akhirnya pria itu mau berbicara juga dengannya. "Ku lihat kau terus minum bir, apa sedang ada masalah?"
"Hm ada, aku sedang patah hati." Ucap Aksa sambil menatap kedepan. Tersenyum miris merasakan sakit hati didada. Bahkan pria itu masih tak memperdulikan Kim yang berdiri disampingnya.
"Benarkah? Apa kau baru saja berpisah dengan kekasihmu? Bagaimana bisa pria setampan kau diputuskan!" Sasa mendengus. Ia ikut marah mendengarnya, jika Ia yang ada diposisi wanita beruntung itu mana mau Ia melepaskan pria tampan ini.
"Aku baru saja ditolak!"
"Ditolak?! Siapa wanita yang so' itu sampai berani menolakmu?! Jika aku yang ada diposisi wanita itu, aku tak akan melakukannya."
"Benarkah?"
"Iya kau tampan sangat tampan, bahkan pertama kali melihatmu aku langsung tertarik." Kekeh Sasa.
Kimberly yang dari tadi diam merasa jengah juga, apalagi terlihat sekali kalau wanita berambut pendek itu menunjukan rasa kagumnya pada Aksa. Tak segan-segan sampai mengungkapkan perasaannya, Ia saja malu mendengarnya. Dan satu lagi, Aksa-pria itu seperti sedang menyindirnya. Mengungkapkan sakit hatinya pada Sasa.
"Tuan mari kita pulang! Sepertinya anda sudah sangat mabuk." Yakin Kim karena memang Aksa berbicara sudah melantur bahkan sampai tak malu mengungkapkan isi hati pada orang asing.
"Kenapa wanita itu terus memanggilmu Tuan?"
Aksa terkekeh kecil dan kembali menatap Sasa. "Kau mau tahu?"
Sasa mengangguk. Merasa penasaran juga, padahal wanita itu cantik juga tapi anehnya memanggil Aksa dengan sebutan 'Tuan'.
"Dia pengawalku."
"Pengawal?"
"Bodyguard, yang selalu menjagaku dimanapun berada. Kau percaya?"
"Tidak, dia terlihat seperti wanita manis. Dan kenapa bodyguardmu seorang wanita?"
Saat Aksa akan membuka suara, suara dingin disamping membuatnya terdiam.
"Cukup!! Jika Tuan Aksa masih tidak mau pulang, maka tidak ada pilihan lain lagi, saya harus memaksa anda!"
"Hei dia atasanmu!" Marah Sasa.
Kimberly tersenyum sinis menatap Sasa. "Kau siapa? Tidak ada urusannya dengan kami! Apa kau tidak malu menunjukan rasa sukamu pada Tuan Aksa? Kau masih punya harga dirikan?!"
Mendengar itu tentu saja membuat Sasa geram, wanita itu berdiri dari duduknya. Dan saat akan menampar Kim, tangannya ditahan diudara. Sasa menegang saat wanita itu menatapnya tajam, bahkan pergelangan tangannya dicengkram erat, sakit.
"Jangan pernah berani sentuh saya! Saya bukan wanita lemah yang kamu bayangkan! Dan pergi dari sini sebelum saya membuatmu kesakitan!" Desis Kim. Ia lalu melepaskan tangan Sasa kasar sampai pemiliknya mundur beberapa langkah.
Dan Sasa langsung lari dari sana, wanita itu sangat takut merasakan aura berbeda dari Kim. Tangannya saja sampai sakit, padahal baru dicengkram. Mana mau Ia berurusan dengan bodyguard itu lagi.
Selepas kepergian Sasa, Kim kembali menatap Aksa. Pria itu masih terdiam ditempat duduknya dengan tenang, bahkan apa yang barusan terjadi saja tak membuat Aksa terganggu.
"Tuan-"
"Jangan pernah ikut campur urusanku lagi! Kau ingatkan apa posisimu?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Oot
Yahh patah hati bangett. Sekalinya jatuh cinta sih yaaa, ditolak. Gimana gak gituu
2021-05-06
0
Lucki RM
kasian Aksa sekali jatuh cinta langsung di tolak. wkwkwkwk🤣🤣🤣
2021-05-04
0
🐈 petit chat 🐈
dasar anak mommy, baru ditolak sekali udah mewek merajuk kayak anak kecil ga boleh makan es krim 😏
2021-04-03
0