My Beautiful Bodyguard 03

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

Aksa-pria itu menatap seseorang yang sedang menyetir didepan. Pandangannya tak teralih sedikitpun dari wanita itu. Bodyguardnya ini hari ini mulai bekerja dan itu membuatnya sebal.

Dari pagi bahkan wanita itu terus mengatur ini-itu padanya, jangan ini jangan itu, huh menyebalkan. Tapi Ia sempat terpukau karena Kimberly adalah wanita yang cukup mandiri. Berbeda sekali dengan wanita lain.

Tapi Kim juga adalah wanita dingin dan jutek, wanita itu selalu bersikap profesional dan tegas saat bersamanya. Aneh padahal Ia di rumah sempat melihat bodyguarnya itu tertawa bersama para pembantunya, bahkan kedua orang tuanya.

Mobil berhenti didepan kantor besar dipusat kota, Kimberly turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Aksa. Dengan sigap Ia berjalan di belakang pria itu sambil menatap sekitar yang tak terlalu mencurigakan.

"Kamu mau masuk ke ruanganku?"

Langkah Kimberly terhenti di depan pintu kaca itu. "Iya saya harus selalu ada disamping Anda."

"Ck, untuk apa? Aku akan mengerjakan kertas-kertas itu, nanti kau bosan lagi."

"Tidak papa, itu memang sudah menjadi tugas saya."

Rasanya Aksa ingin berlari saja, datar sekali wanita ini. Saat berbicara saja tak ada senyuman yang terukir, bahkan tak pernah sekalipun tersenyum padanya.

"Ya sudah sekarang buatkan aku kopi, nanti langsung masuk saja ke dalam."

Kimberly mengangguk lalu pergi ke pantri, menyuruh salah seorang OB untuk membuat kopi. Tak mungkin Iya yang buat, bisa-bisa rasanya malah asin.

Jika diperhatikan perusahaan milik keluarga ini besar juga. Bahkan tersebar luas di seluruh Indonesia, kabarnya lagi sudah ada beberapa diluar negeri. Luar biasa, Ia tak bisa membayangkan kekayaan keluarga ini.

"Ini kopinya."

"Hm."

Aksa menyuruput sedikit kopi itu lalu kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Memang agak berat harus mengurus pusat perusahaan, mau bagaimana lagi Ia anak satu-satunya.

Detik demi detik berlalu, Aksa yang merasa kopinya telah habis memgumpat sebal. Pria itu meregangkan badannya yang pegal, tapi saat menoleh ke samping malah terkejut melihat Kimberly masih berdiri disampingnya.

"Heh kenapa masih berdiri disini?!" Tanyanya marah.

"Saya harus ada di dekat anda terus."

Aksa ingin rasanya mengumpat, aneh Ia merasa tak suka sekarang. Berapa lama wanita itu berdiri memperhatikannya? Apa tak pegal?

Jika bodyguard nya ini adalah lelaki, mungkin Aksa tak akan peduli. Tapi ini seorang wanita. Ya Tuhan! Ia seperti pengecut.

Aksa lalu berdiri berhadapan dengan wanita itu. "Kau jangan berperilaku bodoh, jangan menyiksa dirimu sendiri!"

"Maaf ini memang-"

"Cukup! Jangan bicara kata-kata itu lagi. Aku bosan!"

Kimberly langsung terdiam, walaupun memang benar Ia sangat pegal karena terus berdiri terus, tapi sekali lagi ini adalah pekerjaannya. Ia harus siap apapun, dan kapanpun.

"Sekarang duduk disana!" Perintah Aksa sambil menunjuk sofa merah yang tak jauh dari meja kerjanya.

"Tidak usah, saya disini saja."

Karena sudah tak bisa menahan amarah lagi, Aksa mencengkram kedua bahu wanita itu erat. "Jangan membantah, aku tuanmu dan sekarang turuti apa kata tuanmu ini." Desis Aksa.

Dan dengan berat hati Kim pun duduk disofa yang ditunjukan, tadi Ia sempat melihat aura berbeda dari Aksa. Sepertinya pria itu marah? Apa karena Ia tak menuruti perkataan Tuannya?

Di tempat duduknya Aksa sempat melirik Kimberly yang duduk disofa, tapi sial ternyata wanita itu sedang memperhatikannya. Huh apa tak bosan apa melihatnya terus, bukankah wanita itu bisa bermain handphone?

"Jangan melihatku terus!" Ketus Aksa.

"Maaf."

Yaya tak ada kata lain yang terucap selain kata 'Maaf', membosankan.

***

"Tuan ini sudah pukul sebelas lebih satu menit, sekarang waktunya makan siang."

Aksa mengangguk lalu membuka jasnya, merasa gerah. Cuaca kota hari ini sangat panas, dua kancing teratas kemejanya Ia buka. Bahkan dirinya sudah tak peduli untuk tampil rapih lagi dihadapan wanita ini.

"Mau pesan apa? biar saya belikan."

"Tidak usah, kita makan siang di Cafe saja, ayo."

Kita? Maksudnya Ia dan pria itu? Dengan segera Kim mengejar Aksa yang sedang menunggu lift terbuka.

"Saya bisa makan nanti, sekarang yang terpenting anda terlebih dahulu. Biar saya pesankan."

"Ck kau ini cerewet sekali ya, akukan sudah bilang mau makan di Cafe."

Saat pintu lift terbuka Kim pun ikut masuk, Ia berdiri tepat di belakang Aksa. Memperhatikan lift itu dengan jeli, dan matanya tak sengaja melihat ada benda kecil dipojok. Wanita itu lalu berjongkok dan membawa benda kecil yang Ia yakini adalah kamera.

"Kenapa?"

"Sepertinya anda sedang dimata-matai tuan."

"Benarkah?"

"Iya, kamera ini tidak mungkin milik perusahaan. Apalagi disimpan dibawah dan tersembunyi, kamera ini juga sangat kecil seperti untuk memintai seseorang."

Suara lift terbuka membuat kedua orang itu keluar, Aksa masih bingung dengan ucapan bodyguardnya. Benarkah ada yang memata-matainya?

Tujuan mereka adalah Cafe yang tak jauh dari kantor, Kimberly berdiri agak belakang Aksa sambil memayungi pria itu. Saat akan menyebrang jalan Ia dengan sigap menghentikan beberapa kendaraan dengan masih memayungi tuannya.

Aksa sempat melihat tatapan aneh dari beberapa orang, pasti mereka bingung karena Ia yang malah dijaga wanita, karena biasanya sebaliknya. Bahkan pakaian Kim terlihat mencolok karena semua berwarna hitam, tak lupa hadset kecil yang tertempel di salah satu telinganya, entah untuk apa.

"Kita duduk dibagian pojok saja biar aman, saya akan pesankan makanan anda."

Saat Kimberly akan melangkah, Aksa dengan sigap menahan pergelangan tangan wanita itu.

"Ada apa?"

"Memangnya kau tahu apa yang ingin aku pesan?"

"Teriyaki dengan minuman dingin bersoda?"

Aksa terdiam, dari mana wanita itu tahu makanan kesukaannya? Lalu perlahan tangan yang sempat menahan wanita itu turun.

"Ya pesankan itu, jangan lupa kamu juga harus makan."

"Tidak usah saya bisa-"

"Gak ada tapi-tapian, kalau saya makan kamu juga harus makan!"

Dan lagi-lagi dengan berat hati Kim mengiyakan, Ia sebenarnya tidak enak di perlakukan seperti itu. Bodyguard itu tugasnya menjaga Tuannya bukan? Tapi apa sekarang Ia bersikap layaknya bodyguard?

"Kenapa hanya pesan kopi?"

"Saya tidak lapar."

"Jangan bohong!"

"Saya tidak berbohong, saya memang tidak lapar Tuan."

Decakan keluar dari mulut Aksa, melihat wajah wanita itu yang selalu serius membuat moodnya selalu tak baik. Aneh memang, tak biasanya Aksa bersikap baik pada bodyguardnya. Bahkan sampai mengijinkan untuk duduk satu meja.

Melihat Bodyguard barunya yang seorang wanita malah membuat Aksa tak tegaan, hatinya selalu luluh. Walaupun Aksa tahu Kimberly adalah wanita kuat dan propesional, tapi Aksa tak bisa.

"Berapa umurmu?"

"27 tahun."

"Sudah menikah?"

"Belum."

"Kenapa?"

"Itu rahasia pribadi."

Aksa lagi-lagi mendengus sebal, lihatkan? Kimberly benar-benar dingin, apalagi Aksa paling tidak suka saat mereka mengobrol tapi wanita itu tak bisa sedikitpun tersenyum. Selalu menunjukan wajah serius bin lurus.

"Kamu gak bisa senyum buat saya?"

Terpopuler

Comments

Renireni Reni

Renireni Reni

aksa aq yg kasih senyum dan bunga dehh buat kyamu😘😘😘😘🌹🌹😊😊😚😚

2024-07-03

0

Nina Puji Handayani

Nina Puji Handayani

nih aq kasih senyumku aza bang Aksa😊😊🤭
novelmu lain dr pada yg lain Thor. biasanya cowoknya yg kaku,dingin, datar. ini kebalikannya yg datar n dingin ceweknya 👍

2021-09-01

1

Renireni Reni

Renireni Reni

sekali2 cewek yg mukanya datar...

2021-07-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!