Vote sebelum membaca 🌻
.
.
Hari ini Kim sudah bisa pulang dari rumah sakit, sebenarnya atas keinginan wanita itu, karena seharusnya di anjurkan besok atas perintah dokter. Tapi Kim dengan keras kepalanya tetap memaksa.
"Kamu yakin kuat kita pulang ke Jakarta sekarang?"
"Saya kuat Tuan."
Aksa sebenarnya tak mau di sebut dengan sebutan 'Tuan', tapi ya Kim adalah wanita paling keras kepala yang Ia tahu.
"Hm terserah kamu." Sebal Aksa, lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Tuan biar saya yang menyetir."
"Jangan kamu masih sakit."
"Tidak papa, saya kuat."
"Gak mau, saya sedang mau menyertir."
Kim pun tak bisa membantah lagi, Ia duduk di samping Aksa. Walaupun badannya masih lemas, tapi Ia benar-benar sudah baikan. Ia hanya tak enak saja, Aksa terlalu berlebihan pada dirinya yang seorang pelayan.
Bahkan Aksa tak memintanya untuk mengganti menyetir, membuat Kim semakin tak enak hati.
"Ck macet lagi!" Decak Aksa.
Kepalanya menoleh ke samping, dan tersenyum kecil melihat Kim tertidur. Terlihat nyaman, bahkan sampai terdengar suara dengkuran kecil. Menatap lekat wajah itu, menggemaskan. Dari rumah sakit, mereka langsung kembali ke Jakarta.
Kim hanya memakai sweeter juga celana kain hitam. Sedang rambutnya yang biasa di ikat, kini di gerai. Walau terlihat biasa, tapi masih terlihat cantik di matanya.
Pukul sepuluh malam mereka baru sampai, melelahkan juga apalagi baru pertama kali Aksa menyetir sendiri sejauh itu. Meregangkan badannya sejenak, Aksa lalu menoleh lagi ke samping.
Kim masih tertidur, sepertinya wanita itu benar-benar kelelahan. Sudah dapat di pastikan juga kalau Kim belum pulih dari sakitnya. Pria itu lalu keluar mobilnya, lalu membuka pintu bagian kanan. Menggendong Kim yang tertidur ala bridal, Ia masuk ke kamar Kim lalu membaringkan wanita itu di kasur.
Setelah menyelimuti Kim sampai sebatas dada, Aksa ikut duduk di samping ranjang. Memperhatikan wajah damai itu, entah kenapa Ia sangat suka melihat wajah Kim. Cantik dan manis. Belum pernah Ia sebetah ini menatap seorang wanita.
Lalu tatapannya tertuju pada bibir itu, meneguk ludahnya kasar merasa tergoda dengan bibir Kimberly. Entah dorongan dari mana, Aksa mulai membungkukan badannya. Kini wajah keduanya sudah dekat, deru nafas mereka beradu. Tapi saat sebentar lagi akan mencium bibir Kim, jeweran di telinga kirinya membuat Ia langsung menjauhkan diri.
"Sshh Momm." Rengek Aksa kesakitan. Bibirnya Ia gigit untuk tak berteriak kesakitan. Tak tahu sejak kapan Ibunya ini ada disini, oh Tuhan.
"Dasar anak nakal, kamu mau apain Kim hah?!" Desis nyonya Yasmin. Tangannya yang sedang menjewer telinga Aksa Ia lepas, sebagai gantinya wanita paruh baya itu menarik tangan putranya keluar kamar.
"Dasar anak nakal, kamu tadi mau apain Kim hah?" Marah nyonya Yasmin. Sungguh wanita itu sangat terkejut melihat kejadian tadi. Ia memang belum tidur dan sedang di dapur, lalu mendengar sesuatu di kamar Kim dan memutuskan untuk masuk.
"Aww Mom telinga aku sakit tau!" Sebal Aksa mengusap-usap telinga kirinya yang memerah.
"Jawab Mom! Tadi kamu lagi ngapain Kim?"
"Aku gak ngapa-ngapain kok."
"Bohong! Mom lihat kamu lagi cium Kim yang tidur. Kamu kira Kimberly putri tidur yang bakal bangun saat pangerannya mencium hah?"
"Aishh Mom siapa yang cium Kim? Gak lah tadi-"
"Apa?"
Aksa mengusap wajahnya kasar lalu menarik tangan Ibunya untuk duduk di sofa ruang tamu. Mereka duduk berdampingan, Aksa masih memegang kedua tangan Ibunya mencoba menenangkan wanita itu.
"Dengar, Aksa emang salah mau cium Kim, tapi gak jadi kok soalnya Mom keburu datang!"
"Jadi kalau Mommy gak datang kamu bakal cium Kim?"
"Iyalah!"
Nyonya Kim langsung mencubit perut putranya sampai pria itu mengaduh, menatap sebal anak kesayangannya. "Kamu tau apa yang kamu lakuin itu sama aja dengan pelecehan, kalau Kim tahu dia pasti bakal marah besar sama kamu!"
Aksa menundukan pandangannya, mendengar itu. Benar juga, kalau saat tadi Ia berhasil mencium Kim lalu wanita itu terbangun. Kemungkinan besar juga Kim akan marah dan bahkan bisa saja memukulnya.
Tadi Ia hanya terbawa suasana saja, Kim sangat cantik dan membuatnya lupa diri.
"Sudah jangan ulangi itu lagi ya? Mom gak mau kamu jadi pria brengsek yang hanya bisa melakukan itu sembunyi-sembunyi." Nyonya Kim mengusap rambut Aksa pelan. "Sekarang tidur, kata Daddy besok kamu harus masuk lagi kerja."
"Iya."
"Good Night."
"Hm."
***
"Selamat pagi Tuan."
Aksa menoleh ke samping melihat Kim yang sudah menunggunya di luar kamar. Wanita itu tampak lebih segar dan sehat.
"Kamu udah sehat?"
"Iya, saya merasa lebih baik. Sebelumnya terimakasih karena telah membantu saya."
"Apa?"
"Emm tadi malam anda memindahkan saya ke kamar."
"Itu bukan saya."
"Hah?"
Aksa tersenyum geli, kini Ia bisa melihat wajah memerah Kim, sepertinya malu.
"Maaf saya kira anda yang memindahkan saya ke kamar."
"Kalau memang saya bagaimana?"
Kim hanya diam. Lalu Aksa mendekat padanya dan kini mereka berdiri berhadapan dengan posisi dekat.
"Kamu ternyata berat juga ya, untung saja cantik." Bisik Aksa sambil tersenyum lebar.
Sedangkan Kim sempat terpana sebentar sebelum berdehem lalu memundurkan langkahnya.
"Ekhem mari, nyonya dan tuan besar sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama."
Aksa menghembuskan nafasnya berat, memang susah mendekati Kim. Wanita itu sepertinya bukan tipe wanita yang suka baperan, bahkan Kim tak tersenyum tadi, tetap dengan wajah datarnya. Tak tahukah itu membuatnya malu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nina Puji Handayani
o..o..kamu ketahuan. 🎶
mau jadi maling, maling ciuman...🎶
dari pada nyuri, sini tak kasih ciuman online bang Aska... gratis😘😘😅😅
2021-09-01
0
Oot
wkwkkwwkk, gak masuk gombalannya si aska 🤣🤣
2021-05-06
0
Lina Susilo
hahahaha ketauan deh aksa
2021-03-17
0