My Beautiful Bodyguard 07

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

Aksa keluar kamarnya sambil bersenandung kecil, tapi saat berbalik dirinya malah langsung berteriak merasa terkejut melihat Kim berdiri di belakangnya.

Mengusap dadanya yang berdebar, Aksa lalu memperhatikan penampilan Kim siang ini. Kemeja putih dengan celana jeans hitam yang melekat pas di kaki jenjangnya. Jangan lupakan rambutnya yang biasa di ekor kuda. Kadang Aksa selalu membayangkan, bagaimana jika Kim berdandan. Memakai dress selutut lalu rambut hitamnya di gerai, pasti akan terlihat cantik.

"Selamat siang."

Aksa menoleh mendengar suara serak Kim, memperhatikan wajah wanita itu lekat. Walaupun Kim memakai bedak tipis dengan lipstik merah, tapi wajah itu terlihat pucat. Lalu keringat kecil di dahi.

"Kau tidak papa?"

"Saya baik-baik saja Tuan. Mari, kita akan kemana?"

"Aku ingin mengelilingi kota, jalan-jalan sampai malam sebelum pulang ke Jakarta besok."

"Ya, biar saya yang menyetir."

Hanya mereka berdua yang pergi, tak ada orang lain lagi, termasuk Rafael. Aksa duduk di depan kursi penumpang, sedangkan Kim menyetir. Hanya butuh beberapa menit saja, mereka sudah sampai di pusat kota.

Mulai dari jajanan khas kota ini, lalu oleh-oleh Aksa beli. Jarang sekali memang Ia akan bebas seperti ini, apalagi baru kali ini Ia menginjakan kaki di kota ini. Tentunya Ia merasa aman karena ada Kim, aneh memang.

"Kita akan kemana lagi?"

"Kita ke Mall terbesar di kota, saya penasaran di sana."

Kimberly hanya patuh mengikuti kemana saja Aksa pergi, itu sudah menjadi tugasnya. Tapi tak bisa di pungkiri juga kalau dirinya merasa lelah. Walaupun Aksa tak menyuruhnya membawa semua belanjaan dan di simpan di bagasi mobil, tetap saja Ia harus berjalan kesana-kemari. Keringat terus mengalir di tubuhnya, bahkan jantungnya sudah berdetak tak karuan dari tadi.

Aksa masuk ke sebuah butik khusus wanita, aneh walaupun Ia pria tapi merasa tertarik untuk masuk ke sini. Bukan apa-apa, Ia hanya terpikirkan sebuah ide.

Matanya lalu tertuju pada sebuah dress selutut berwarna hitam, dengan bagian bahu terbuka. Ia membawanya lalu beralih menatap pada seseorang di belakangnya.

"Kamu coba ini."

"Hah? Tidak Tuan saya-"

"Ayolah Kim, tolong!" Melas Aksa.

Dan Kim akhirnya terpaksa membawa dress itu, dengan berat hati mencoba memakainya. Kemeja juga celananya Ia buka hanya untuk mengganti dengan gaun itu.

Srekk!

Suara tirai terbuka membuat Aksa langsung berbalik, betapa terkejutnya Ia melihat penampilan Kim. Pria itu meneguk ludah susah payah, terpesona pada seorang Kimberly yang berbeda.

"Kayanya kalau rambut kamu di gerai lebih baik." Tanpa sadar Aksa lalu menarik tangan Kim, beralih ke bagian salon yang masih satu butik di sana.

"Tolong dandani dia!" Perintah Aksa pada seorang pelayan yang dari tadi terus tersenyum menatap kagum padanya. Ya siapa yang tak kenal Aksa? Semua orang mengenalnya.

"Ba-baik."

"Em Tuan sepertinya tidak usah, saya harus kembali bekerja menjaga Anda"

"Tidak hari ini kamu bukan menjadi bodyguard, kamu temani saya sebagai seorang wanita pada umumnya. Hari ini saya yang akan jagain kamu."

Kim terkejut mendengar itu, sebenarnya Ia sangat bingung. Rasanya tak enak juga jika harus berpenampilan seperti ini, tapi ini juga perintah Tuannya. Kim hanya bisa mengikuti saja.

Setengah jam kemudian, Kim baru selesai di dandani. Ia berjalan dengan sepatu tingginya, juga rambut di gerainya. Mendekati Aksa yang sedang duduk di sofa ruang tunggu sambil bermain hand phone.

"Em Tuan."

Aksa mengangkat kepala, rahangya langsung jatuh melihat penampilan Kimberly. Sangat cantik, sungguh cantik. Penampilan wanita itu berbeda sekali dari biasanya, membuat jantungnya berdebar.

Aksa tak menyangka jika saat Kim di dandani akan berubah sekali, Ia saja sampai gugup. Berdehem, Aksa lalu berdiri mendekat.

"Sudah?" Tanya Aksa sambil sesekali melirik wajah Kim yang di poles dengan make up.

"Sudah, tapi saya merasa tidak enak Tuan."

"Em jangan panggil saya Tuan, Aksa saja."

"Hah? Tidak saya tidak bi-"

"Itu perintah!"

"Baiklah."

Aksa tersenyum kecil lalu dengan tiba-tiba menarik tangan Kim. Setelah membayar semuanya, mereka memutuskan makan malam di sebuah restoran mewah di kota.

Sepanjang hari Aksa tak bisa berhenti tersenyum, menatap Kimberly berbinar. Ya Tuhan jika Kim menjadi seorang model pasti sudah terkenal. Ayolah wanita itu sangat cantik, tak memakai make up saja cantik, apalagi di dandani seperti ini.

"Kim, kamu kenapa?" Tanya Aksa melihat wanita itu yang menumpukan kepala di meja makan. Makanan belum datang, baru di pesan.

Kimberly menegakan duduknya, menatap Aksa. "Saya tidak papa."

"Tapi wajah kamu pucat, kamu sakit?"

"Tidak Tuan, saya tidak papa."

Aksa memperhatikan wajah itu kembali, Ia tak bohong jika dirinya sangat khawatir melihat wajah pucat Kim. Walaupun Kim berdandan, tapi auranya tampak berbeda.

Tangannya terulur sendiri merapihkan rambut Kimberly. Menyimpan helaian rambut wanita itu di belakang telinganya.

"Kamu beneran gak papa? Kalau sepertinya kamu sakit, kita pulang aja."

"Saya tidak papa Tuan."

Aksa kembali menarik tangannya saat melihat pelayan telah datang membawa pesanan mereka. Menyiapkan beberapa makanan di meja tempat mereka duduk.

"Ayo makan."

"Iya terimakasih."

Aksa mengangguk lalu mulai menyantap makan malamnya, matanya masih tertuju pada Kim. Wanita itu makan perlahan, tapi seperti tak bernafsu.

"Em saya permisi ke toilet."

Saat Kim sudah berdiri, wanita itu malah langsung terjatuh pingsan di lantai. Tentu saja membuat Aksa terkejut dan berdiri menghampiri. Ia menidurkan kepala Kim di pahanya.

"Kim bangun!" Aksa menepuk pelan pipi Kimberly, tapi tak bangun. Aksa lalu menggendong Kim ala bridal keluar restoran.

Pria itu tak memperdulikan jika ada yang melihatnya sedang bersama Kimberly, paparazi yang mengambil fotonya secara sembunyi. Yang terpenting sekarang adalah Kim. Aksa tak menyangka jika wanita itu akan pingsan, jadi benar jika Kimberly sedang sakit?

Aksa menidurkan Kim di kursi penumpang samping, Ia membuka jasnya untuk menyelimuti tubuh wanita itu. Merapihkan sejenak rambut Kim, lalu masuk ke kursi kemudi.

"Raf temui gue di rumah sakit pusat kota!"

'Kenapa? Lo kenapa?!'

"Ck gue gak papa! Kimberly pingsan, dia kayanya sakit! Gue tunggu disana, jangan lama."

Aksa menoleh ke samping, menghembuskan nafasnya sejenak lalu mengusap pipi wanita itu pelan. "Kenapa kamu gak bilang kalau lagi sakit hm? Aku khawatir."

Terpopuler

Comments

Nuraeniy352

Nuraeniy352

jadi bodyguard ko lemah ya...Bru beberapa hari kerja dah sakit

2021-07-04

0

Annisa Maylia

Annisa Maylia

aaaaa umigatt buperrr🤸

2021-03-19

1

Lina Susilo

Lina Susilo

ada apa dengan kim

2021-03-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!