My Beautiful Bodyguard 18

Vote sebelum membaca 🌻

.

.

"Kim sini nak!"

Seorang wanita cantik yang sedang menyirami bunga itu menghentikan kegiatannya, mendekat pada seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi goyang.

Ia duduk dilantai dingin berhadapan dengan wanita tua itu, tak lupa membuka topi kebunnya terlebih dahulu. "Ada apa Nenek?"

Wanita tua itu mengusap rambut cucunya sayang, menatap lembut cucu yang selalu menjaga dan menemaninya sampai sekarang.

"Kenapa kamu belum masuk bekerja lagi sayang? Bagaimana jika atasanmu marah dan memecatmu?"

Kimberly memegang kedua tangan Neneknya erat. "Kim masih mau ngabisin waktu bersama Nenek, kan Nenek juga baru keluar dari rumah sakit kemarin."

"Tapi Nenek sudah lebih baik sekarang, Bunga bisa menjaga disini." Bunga adalah wanita yang bekerja untuk menjaga Neneknya yang sendiri di rumah.

"Kim pasti bekerja lagi, tapi Kim masih kangen banget sama Nenek."

Wanita paruh baya itu tersenyum lembut. "Maaf ya sayang, Nenek cuma bisa nyusahin kamu. Kamu cucu dan keluarga nenek satu-satunya, terima kasih karena sudah menjaga Nenek selama ini."

"Tidak Nek, seharusnya Kim yang berterima kasih. Nenek dulu yang jagain Kim dari kecil sampai sekarang, dan sekarang waktunya Kim yang balas semua kebaikan Nenek." Kimberly memeluk wanita itu erat. "Kim sayang banget sama Nenek."

Kedua orang tua Kimberly telah tiada saat Ia berusia empat tahun karena kecelakaan mobil saat akan menjemputnya yang sedang ada di rumah Neneknya. Sejak saat itu, Kim tinggal berdua bersama Neneknya. Neneknya sangat menyayanginya dan menjaganya dengan baik. Walau sedih karena Kim ditinggalkan kedua orang tuanya, tapi Ia masih bersyukur mempunyai seorang Nenek yang baik.

"Nenek ingin sekali melihat perusahaan tempatmu bekerja di Ibu kota. Pasti gedung itu sangat tinggi dan besar, iyakan?"

Kim meringis mendengar itu, menatap tak enak Neneknya yang sedang menikmati segelas teh. Ia merasa sangat berdosa karena berbohong jika dirinya bekerja di suatu perusahaan besar di Jakarta, padahal nyatanya tidak. Neneknya tidak tahu jika Ia adalah seorang bodyguard, bekerja yang cukup berbahaya.

Jika sampai Neneknya tahu bagaimana ya? Tidak, jangan sampai. Kim takut terjadi apa-apa dengan Neneknya, apalagi wanita itu punya penyakit jantung. Dan kepulangannya ke Bekasi pun karena mendapat kabar dari Bunga jika Neneknya harus di rawat di rumah sakit karena serangan jantung.

"Iya, Kim pasti akan ajak Nenek ke perusahaan tempat Kim bekerja, tapi Nenek harus sembuh dulu."

"Hm do'akan Nenek cepat sembuh ya sayang, Nenek juga sudah lelah dan tidak mau menyusahkan kamu terus."

"Maaf Kim, sekarang waktunya Nenek tidur."

Kim menoleh pada Bunga yang mendekati mereka, wanita itu kemudian berdiri dan mengangguk. Bunga terlebih dahulu membantu wanita paruh baya itu duduk di kursi roda, lalu mendorongnya ke kamar. Kesehatan Neneknya memang perlu diperhatikan, jangan kelelahan dan harus tenang.

Kimberly duduk di kursi taman, memperhatikan berbagai macam bunga yang ditanam disana. Memang tak terlalu besar tapi cukup rapih dan bersih, membuatnya selalu nyaman saat berada di rumah sederhana tempatnya tumbuh.

"Bagaimana keadaan Tuan Aksa ya?" Lirih Kim.

Entah kenapa dari kemarin ada sesuatu yang mengganjal di benaknya, tentang Aksa. Ia tak nyaman, seolah takut jika Pria itu kini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Jarak ke Jakarta memang tak terlalu jauh, kurang lebih hanya sekitar satu jam saja. Sebenarnya Kim mudah saja kembali ke rumah besar itu dan bekerja, tapi Ia belum siap. Mungkin butuh beberapa hari lagi, Ia perlu memantapkan hatinya.

"Kim."

"Ya Bunga?"

Bunga duduk disamping Kim. Mereka ini memang berteman baik, maka dari itu Bunga berani memanggil Kim dengan nama langsung. Bunga beryukur bisa bekerja disini, menjaga Nenek Kim yang sudah Ia anggap sebagai Neneknya sendiri.

Bunga hanyalah seorang anak yatim piatu yang ditemukan Nenek Kim dan wanita itu di jalanan saat kelaparan. Ia gadis malang yang saat itu di usir keluarga besarnya dan terpaksa harus tinggal di jalanan. Beruntungnya Bunga dipertemukan dengan kedua bidadari baik hati itu.

"Bisa aku minta tolong?"

"Apa?"

"Obat Nenek sebentar lagi habis, dan aku tidak bisa pergi kesana karena harus menjaga Nenek. Bisa kau membantuku membelikan obat itu?"

"Tentu. Dimana aku harus membelinya?"

"Terima kasih Kim kau sangat baik." Bunga memberikan resep obat pada Kim. "Kau bisa membelinya di rumah sakit *, mungkin memang agak jauh dari sini."

"Iya tidak apa-apa, lagi pula kau memang harus menjaga Nenek, aku belum terbiasa. Baiklah aku akan siap-siap."

Kim pun bangkit dari sana, mengganti pakaiannya lebih dulu sebelum pergi menaiki motor matic miliknya yang sudah pindah kepemilikan pada Bunga. Untuk ke rumah sakit itu memang agak jauh, untung saja cuaca sore cerah tak mendung seperti biasanya.

Setelah membeli obat dari sana, Kim memutuskan untuk membeli beberapa makanan dulu. Juga belanja bulanan yang hampir habis, tak lupa satu setel baju untuk Nenek dan Bunga.

Di perjalanan pulang saat melewati jalanan sepi yang ditumbuhi banyak pohon, matanya tak sengaja tertuju pada sesuatu. Kim mematikan motor maticnya dan berhenti dipinggir jalan. Menajamkan penglihatannya saat melihat dua orang pria berpakaian serba hitam memakai topeng masuk ke dalam hutan.

Saat berangkat membeli obat, Kim memang tak melewati jalan ini, tapi pulangnya memilih melewati jalan sepi ini karena ingin berjalan-jalan sore. Tapi Ia malah tak sengaja melihat sesuatu yang aneh yang membuatnya penasaran.

"Oh sial aku penasaran!" Desah Kim. Ia turun dari motornya dan merapatkan jaketnya, kepalanya Ia tutup dengan topi hitam yang kebetulan Ia bawa. Berjalan ke arah dimana kedua pria itu pergi.

"Kemana mereka?" Kim memperhatikan sekitar yang sepi. Hutan ini benar-benar tak terawat, banyak tanaman jarang juga sarang laba-laba.

Karena sudah lama berjalan ke dalam hutan dan tak menemukan kedua pria aneh itu, Kim pun memutuskan untuk kembali saja. Karena rasa penasarannya sendiri, Kim sekarang seperti orang bodoh. Begitulah Ia, selalu penasaran akan suatu hal.

"Lepaskan aku!!"

Deg!

Kim menghentikan langkahnya mendengar suara familiar itu, dadanya berdetak cepat. Dengan gerakan pelan Kim menoleh ke samping, dan segera bersembunyi di balik pohon saat melihat beberapa orang berdiri tak jauh darinya.

Kim baru sadar jika dari tempatnya berdiri ada sebuah gudang kotor yang tak terlalu jauh, sepertinya mereka baru keluar dari bangunan itu. Pria itu kedua tangannya diikat dan kepalanya ditutupi oleh kain hitam. Lalu dua pria berbadan besar menarik pria itu menuju kedepan hutan. Walau memberontak, tapi kekuatannya seperti lemah.

Tubuh itu seperti familiar di mata Kim, dan yang lebih membuatnya percaya adalah suara teriakan tadi. Ya Kim yakin jika pria itu adalah..

"Tuan Aksa?"

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kim selamatkan tuan aksa mu

2023-01-02

0

Tarmi Hariyanto

Tarmi Hariyanto

ayooo Kim selamat kan Aksa

2021-11-17

0

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

laki ko lemah CK...

2021-05-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!