Vote sebelun membaca 🌻
.
.
"Heh kamu, bawakan handphone saya yang tertinggal di gudang!"
Pria yang memiliki tubuh kurus itu mengangguk mendapat perintah dari ketua mereka. Ia kembali masuk ke dalam hutan menuju gudang. Hutan ini memang sepi, bahkan jarang ada kendaraan yang lewat kesini.
Krek!!
Suara ranting terinjak dibelakang membuat pria itu segera berbalik, terkejut saat melihat seorang wanita yang entah sejak kapan ada di belakangnya. Ia memperhatikan penampilan wanita itu, dan tersenyum sinis karena terlihat sangat menarik dimatanya. Aneh, kenapa ada wanita disini?
"Hei cantik, sedang apa kau di hutan ini hm?"
"Aku tersesat!"
"Ah benarkah? Kau sendirian?"
"Ya."
Jawaban itu membuat si pria tambah tersenyum sinis, sebuah rencana brilian pun muncul di pikirannya. Tempat ini sepi, dan sebuah hadiah karena bertemu seorang wanita cantik di hutan. Akan menyenangkan juga jika menjebak wanita itu dan bersenang-senang.
"Aku akan tunjukan jalan keluar, ayo ikuti aku!"
Pria itu berjalan lebih dahulu, disetiap langkahnya Ia terus membuat rencana untuk menjebak wanita ini. Tak lama mereka sudah sampai didepan sebuah gudang berukuran sedang yang sedikit berdebu karena jarang ditempati. Pria itu kembali berbalik untuk melihat jika wanita cantik itu masih di belakangnya.
"Sebaiknya kita istirahat dulu disini, untuk keluar dari hutan butuh berjalan kaki lama."
Dan Kim menatap datar pria itu, menatap rendah pria yang sudah Ia tahu betapa liciknya. Dia pikir Kim tidak tahu apa rencana busuk pria jelek itu! Dasar bedebah. Mungkin menurut pria itu Ia wanita bodoh yang bisa dibohongi dan dijebak, lihat saja nanti.
Tapi karena ini rencananya, Kim pun mengikuti pria itu masuk. Gudang itu tak terlalu besar dan hanya ada dua ruangan yang tersekat. Tapi ada satu kursi juga tali seperti bekas mengikat orang diruang utama, lalu suara pintu terkunci dibelakang Kim membuat wanita itu tersadar.
"Kau ini wanita cantik yang bodoh! Menurutmu aku pria baik-baik? Aku punya penawaran menarik, bagaimana jika kita bermesraan disini? Dan setelah selesai aku akan tunjukan jalan keluar!" Kekeh pria itu.
Kimberly berbalik dan menatap tajam pria yang kini sedang tertawa sendiri didekat pintu. Kembali Ia memperhatikan sekitar dan perhatiannya langsung tertuju pada sebuah kotak berukuran besar terbuat dari besi dibagian pojok. Kotak itu bertumpuk tiga tetapi dari luar digembok, membuatnya penasaran. Dan tentu saja si pria menyadarinya.
"Oh kau penasaran apa yang ada di dalam kotak itu?"
Kim tak menjawab.
"Di dalam kotak pertama dan kedua itu ada sabu sedang ketiganya ganja. Kita akan mengirimnya malam ini ke Luar Negeri, tentu saja dengan menyeludupkannya menggunakan kapal air. Lalu nanti-"
Tanpa sepengetahuan pria itu, Kim dari saat masuk ke dalam gudang telah mengaktifkan rekaman di handphonenya yang disimpan disaku celana. Bodoh sekali pria itu membocorkan rahasia yang bisa membuatnya tertangkap. Tapi bagus juga karena dengan ini kejahatan mereka akan terbongkar cepat.
"Baiklah ayo kita bersenang-senang sebelum aku harus kembali bekerja."
"Bekerja kemana?"
"Aku baru saja menculik seorang pria tampan, dia penyanyi dan anak dari salah satu pria terkaya di Indonesia. Kami akan mengancam dan meminta keluarganya untuk mengirim uang sekitar 2 Milyar. Kau percaya?"
"Ya aku percaya, karena aku sudah melihatnya."
"Hah kapan?"
Kim langsung memukul wajah pria itu keras sampai tersungkur jatuh, sebelum si pria bangkit Ia segera menaiki tubuh kurus itu dan kembali memukul wajahnya sampai pingsan. Terlihat memar juga darah yang keluar dari mulut dan hidung pria yang kini sudah tak sadarkan diri karenanya.
Segera wanita itu berdiri, memperbaiki penampilannya. Sebelum keluar, Kim telah menelphone polisi jika Ia sedang mengejar penculikan dan sebuah tempat di hutan yang dijadikan penyeludupan narkoba. Lalu Kimberly segera keluar dari sana untuk segera mencari Aksa.
"Kemana mereka akan membawa Tuan Aksa?" Bisiknya yang kini sedang berada diatas pohon yang tak jauh dari jalanan. Aksa ada didalam mobil yang ke satu sedang disana ada dua mobil. Ada sekitar empat pria bertopeng yang menjaga, membuat Kim harus tetap berhati-hati.
Dengan perlahan Kim turun dari pohon itu, berjalan mengendap dan setelah dekat dengan salah satu pria Ia memukul punggung pria itu dengan kayu yang lumayan besar sampai pingsan. Tentu saja keributan itu membuat yang lain tersadar, ketiga pria lain langsung menyerang Kim.
Kim menangkis pukulan demi pukulan dari ketiga pria itu dengan cepat, salah satu dari pria itu Ia tendang perutnya sampai tersungkur. Setelah itu Kim membalikan salah satu pria dengan mencekiknya dari belakang oleh sikunya sampai sulit bernafas. Kemudian Ia menendang kaki kiri pria itu dan memukul dadanya dengan sikunya.
Pria terakhir Kim berkelahi seimbang, sempat kewalahan karena pria itu punya badan yang lumayan besar. Apalagi saat pria itu mengeluarkan sebuah pisau kecil, membuat Kim terkejut.
"Siapa kau hah?!" Teriak pria berkepala botak itu.
"Aku bukan siapa-siapa!"
"Haha kau pasti mata-matakan! Dasar bedebah, berani sekali kau mencampuri urusanku!"
Setelah mengatakan itu si pria langsung menghunuskan pisaunya ke arah Kim, tapi wanita itu memundurkan langkah. Kim agak kewalahan karena pria itu cukup hebat berkelahi, tapi sekuat tenaga akhirnya Kim bisa menjatuhkan pisau itu. Selanjutnya Ia menaiki tubuh pria botak itu dan mencekik lehernya dengan kedua kakinya sampai tumbang. Kim tak melepaskan cekikannya, Ia bahkan sekuat tenaga menahan kedua tangan pria itu erat. Tak merasakan gerakan lagi, akhirnya Kim pun melepaskannya.
"Huft!"
Kim mengatur nafasnya yang berderu kencang, jantungnya sampai berdetak cepat. Ke empat pria itu sudah pingsan karenanya, tapi pasti akan segera sadar, maka dari itu dengan cepat Ia mendekat ke mobil pertama. Membuka pintu mobil dibelakang, melihat seorang pria yang berteriak tertahan, kepalanya ditutupi oleh kain hitam.
Kim lebih dulu melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Aksa, lalu Ia membuka penutup kepala pria itu. Terlihat keterkejutan di wajah Aksa, tanpa pikir lama pria itu segera memeluk tubuh Kim erat. Sedang Kim yang mendapat pelukan tiba-tiba itu hanya terdiam, tangannya menggantung di udara.
"Tuan.."
"Kim ini kamukan?"
Kim mengangguk.
Aksa melepas pelukan itu sejenak,menatap wajah Kim. "Ini bukan mimpi, kamu memang malaikat yang Tuhan kirimkan untuk menolong saya."
"Tuan sebaiknya kita harus pergi dari sini sebelum penjahat-penjahat itu kembali sadar."
"Kamu yang lawan mereka sendiri?"
"Iya."
Kim pun dengan tiba-tiba menggandeng tangan Aksa, sampai membuat pria itu terkejut. Walau memang lelah karena harus berlari, tapi Aksa malah merasa senang. Ia semakin mengeratkan genggaman tangan mereka, dan mengikuti kemana Kim membawanya pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Rini Puji
kim artis china dilraba dilmurat
2022-04-23
0
Wiwik Sanjaya
cewek gini adeeeh demen banget kim😍😍😍.pokoknya seneng bgt sama cewek jago karate jago silat😘😘😘😍😍😍
2021-12-22
0
Cinta Wati
seneng seneng liat visual nya
2021-10-02
0