Part 16 - Cinta

"Nik. Tahan aku nanti, kalau udah kacau" ucap Adrian

"Maksudnya?" ucapku

Adrian tersenyum sinis, "Kayaknya"

Adrian dan seseorang yang pernah berkelahi dengannya itu saling menatap tajam, aku tidak mengerti apa yang membuat permasalahan diantara mereka terus memanas, seseorang itu berjalan melewati kami berdua, tapi, orang disampingku itu tetap menatapnya dengan penuh amarah. Entahlah. Ucapannya terngiang dikepalaku, kemudian aku mengerti arti yang diucapkannya itu dan beruntung tidak ada suatu hal yang buruk terjadi, suasana yang tadinya memanas lalu secara perlahan mendingin, lalu, aku kembali tenang dengan menghilangnya bebanku untuk menahannya seperti yang diucapkannya itu, temanku itu menatap kosong seakan ingin menceritakan sesuatu kepadaku.

Benarlah

"Nik" ucap Adrian

"Selama ini aku itu suka ceweknya jauh sebelum mereka pacaran, dan kamu tahu kenapa aku gak suka pacarnya, harusnya cewek kayak dia bisa dapetin cowok yang lebih baik darinya. Pacarnya itu bajingan" ucap Adrian

"Punya banyak cewek. Sering main tangan. Mabukan" ucap Adrian

"Banyaklah" ucap Adrian

Aku menoleh kearahnya, "Maaf. Apa cewek yang kamu suka itu pantes buat diperjuangin? Apa kamu gak pernah mikirin?"

"Enggak aku pikirin" ucap Adrian

Terdiam aku dibuatnya, dan tersenyum simpul,

"Bodoh" ucap Adrian

"Aku gak tahu kenapa dia bisa mertahanin cowok yang terus nyakitinnya, padahal masih ada banyak cowok yang baik diluar sana, walaupun gak sama aku sekalipun. Nantinya" ucap Adrian

"Sekian dari ceritaku" ucap Adrian

"Bersambung" ucapku

Melihat orang yang kita sayangi pergi itu menyedihkan, tapi, ada hal yang lebih menyedihkan yaitu melihat orang yang kita sayangi itu tidak bahagia dalam hidupnya, dan terlebih kita sudah tidak mempunyai hubungan dengan orang tersebut, begitulah perasaan yang dirasakan oleh temanku. Lalu. Katanya temanku dan perempuan yang disukainya itu awalnya berteman sangat dekat, tapi, semenjak perempuan itu mengetahui kebenaran perasaan dari temanku itu, perlahan mulai ada jarak diantara mereka berdua, kemudian sampai pada akhirnya perempuan itu menjauhi temanku yang perasaannya masih tertinggal direlung hatinya. Kisah yang sedih.

...Seperti layaknya kamera. Fokusku itu dirinya. Lainnya itu memblur...

Terkadang,

Lucunya. Kita melakukan apapun kepada orang yang disayangi sampai melupakan diri sendiri, dan orang lain disekitar kita dalam kehidupan, padahal kita seharusnya itu lebih mengkhawatirkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum melakukannya kepada orang lain, dan seperti itulah temanku, bahkan dia tidak memikirkan dirinya sendiri yang dikuasai oleh perasaan cintanya. Begitulah. Terlalu banyak akan perasaan cinta justru membuat kita menjadi seseorang yang berbeda, dan anehnya kita tidak menyadarinya sekalipun, aku menatap temanku dengan penuh kebingungan harus bagaimana saat mendengarkan ceritanya, kemudian menepuk pundaknya sembari beranjak dari tempatku untuk meninggalkannya duduk sendirian, aku menuruni tangga padahal masih ada banyak pertanyaan kepadanya. Alasan dia melakukan.

Semuanya yang dilakukan.

...**********...

"Hai"

"Kalian ngapain disini?" ucap Davina

Davina berjalan mendekatiku, lalu melihat perempuan yang ada disampingku sembari tersenyum penuh artian, "Berduaan. Dilantai atas yang gak ada orangnya, beneran mesra banget"

"Dibawah banyak orangnya" ucap Tanaya

"Sekarang aku ngerti, kalau, mau nyari kalian itu disini pasti ketemu" ucap Davina, tersenyum simpul

"Enggak. Seringnya aku dilobby" ucapku, mengelak

Tanaya menyikutku pelan, lalu, tersenyum simpul "Angkatanmu emang sukanya ngumpul dilobby"

"Bener" ucap Davina

"Markasnya" ucap Tanaya

"Iya" ucap Davina

Davina itu dua tingkat dibawahku, aku mengenalnya karena dia menjadi peserta, sedangkan aku sebagai panitia diorientasi jurusan, dan semenjak itu dikampus aku seringkali melihat atau bertemu dia yang kebanyakan bersama dengan teman sekelasnya. Davina orang yang ramah sekali. Wajah cantiknya itu menyembunyikan keberaniannya dalam berpendapat, bahkan semua orang mungkin tidak akan pernah menyangkanya saat pertama kali bertemu dengannya, pemikirannya itu terlalu liar dan berbahaya jika kalian menerimanya secara langsung, perempuan seperti dirinya itu bisa dengan mudah untuk mempengaruhi seseorang melalui ucapannya, sayangnya, dia selalu berpendapat yang secara umum bermaksud tidak ingin mempengaruhi siapapun yang mendengarkannya.

"Jangan berduaan terus" ucap Davina

...*********...

"Kenapa?" ucap Davina

Davina memalingkan wajahnya, "Emang kalian belum pernah ngelihat cewek ngerokok? Lihatnya gak biasa"

"Aku kaget aja. Ternyata kamu ngerokok" ucap Adrian

Aku hanya terdiam,

Davina menghembuskan rokoknya,

"Setinggi apapun itu derajat cewek. Akhirnya mereka juga melayani suaminya" ucap Davina, tersenyum kecut

"Cewek sama cowok itu sama" ucap Davina

"Kita semua emang menjual diri. Kita menawarkan sesuatu kepada orang lain misalnya nyari kerja ngelampirin riwayat diri sendiri, bukannya itu termasuk dalam menjual diri sendiri? Tidak ada yang mutlak dikehidupan, semuanya bermakna ganda dan tergantung dari bagaimana kita memahaminya. Berpikir dengan terbukalah" ucap Davina

"Kesel. Orang ngomongin terus" ucap Davina

"Kalian mau duduk?" ucap Davina

"Iya" ucap Adrian

Davina seringkali menghabiskan waktu istirahatnya ditaman, aku dan temanku tidak sengaja bertemu dengannya yang sedang duduk sendirian, kemudian seiring dengan berjalannya waktu kami menjadi begitu akrab, lalu, semakin aku mengagumi bagaimana jalan pemikirannya yang sangat menakjubkan dibandingkan seperti perempuan kebanyakan. Mengejutkan. Aku melihat Safira berjalan dengan beberapa temannya, kemudian dia melambaikan tangannya kepada perempuan disampingku yang artinya aku diabaikan olehnya, lalu, dia berjalan menghampiri kami bertiga yang arahnya sedikit berlawanan dengan temannya.

"Temenmu?" ucap Safira, menunjukku

"Iya" ucap Davina

Safira menatapku lekat, sembari tersenyum manis, "Perasaan. Temen kamu itu kayaknya semua cantik"

"Emang" ucap Adrian

"Kalian lagi ngapain?" ucap Safira

"Diskusi gak penting" ucapku

"Maaf. Aku pergi dulu mau jalan lagi. Kasian temenku nunggu" ucap Safira, tersenyum simpul

"Iya" ucap Adrian

Terpopuler

Comments

Nami😴

Nami😴

lagi lagi yeyey

2021-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3 Part 2 - Bintang dilangit malam
4 Part 3 - Haknya
5 Part 4 - Kepercayaan
6 Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7 Part 6 - Hati
8 Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9 Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10 Part 9 - Tuduhan
11 Part 10 - Air Mata Itu
12 Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13 Part 12 - Penilai
14 Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15 Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16 Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17 Part 16 - Cinta
18 Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19 Part 18 - Dendam?
20 Part 19 - Penyesalan
21 Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22 Part 21 - Kolam
23 Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24 Part 23 - Belajarlah
25 Part 24 - Arah
26 Part 25 - Perhatian
27 Part 26 - Kerelatifan
28 Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29 Part 28 - Kenangan
30 Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31 Part 30 - Berkunjung
32 Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33 Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34 Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35 Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36 Part 35 - Bertanggungjawablah
37 Part 36 - Pendapat
38 Part 37 - Penulis
39 Part 38 - Diantara
40 Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41 Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42 Part 41 - Kebenaran
43 Part 42 - Bercanda
44 Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45 Part 44 - Keadaan
46 Part 45 - Membenci
47 Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48 Part 47 - Kesedihan
49 Part 48 - Takut Dan Berani
50 Part 49 - Pengaturan
51 Part 50 - Keajaiban
52 Part 51 - Kegelapan
53 Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54 Part 53 - Mereka
55 Part 54 - Kesalahan
56 Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57 Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58 Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59 Part 58 - Pernyataan
60 Part 59 - Tentangku
61 Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62 Part 61 - Mendua
63 Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64 Part 63 - Langit Harus Beragam
65 Part 64 - Hujan
66 Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67 Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68 Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69 Part 68 - Kebahagiaan
70 Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71 Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72 Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73 Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74 Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75 Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76 Part 75 - Sebab Dan Akibat
77 Epilog
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3
Part 2 - Bintang dilangit malam
4
Part 3 - Haknya
5
Part 4 - Kepercayaan
6
Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7
Part 6 - Hati
8
Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9
Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10
Part 9 - Tuduhan
11
Part 10 - Air Mata Itu
12
Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13
Part 12 - Penilai
14
Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15
Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16
Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17
Part 16 - Cinta
18
Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19
Part 18 - Dendam?
20
Part 19 - Penyesalan
21
Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22
Part 21 - Kolam
23
Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24
Part 23 - Belajarlah
25
Part 24 - Arah
26
Part 25 - Perhatian
27
Part 26 - Kerelatifan
28
Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29
Part 28 - Kenangan
30
Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31
Part 30 - Berkunjung
32
Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33
Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34
Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35
Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36
Part 35 - Bertanggungjawablah
37
Part 36 - Pendapat
38
Part 37 - Penulis
39
Part 38 - Diantara
40
Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41
Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42
Part 41 - Kebenaran
43
Part 42 - Bercanda
44
Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45
Part 44 - Keadaan
46
Part 45 - Membenci
47
Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48
Part 47 - Kesedihan
49
Part 48 - Takut Dan Berani
50
Part 49 - Pengaturan
51
Part 50 - Keajaiban
52
Part 51 - Kegelapan
53
Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54
Part 53 - Mereka
55
Part 54 - Kesalahan
56
Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57
Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58
Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59
Part 58 - Pernyataan
60
Part 59 - Tentangku
61
Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62
Part 61 - Mendua
63
Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64
Part 63 - Langit Harus Beragam
65
Part 64 - Hujan
66
Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67
Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68
Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69
Part 68 - Kebahagiaan
70
Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71
Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72
Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73
Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74
Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75
Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76
Part 75 - Sebab Dan Akibat
77
Epilog
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!