"Nik. Tahan aku nanti, kalau udah kacau" ucap Adrian
"Maksudnya?" ucapku
Adrian tersenyum sinis, "Kayaknya"
Adrian dan seseorang yang pernah berkelahi dengannya itu saling menatap tajam, aku tidak mengerti apa yang membuat permasalahan diantara mereka terus memanas, seseorang itu berjalan melewati kami berdua, tapi, orang disampingku itu tetap menatapnya dengan penuh amarah. Entahlah. Ucapannya terngiang dikepalaku, kemudian aku mengerti arti yang diucapkannya itu dan beruntung tidak ada suatu hal yang buruk terjadi, suasana yang tadinya memanas lalu secara perlahan mendingin, lalu, aku kembali tenang dengan menghilangnya bebanku untuk menahannya seperti yang diucapkannya itu, temanku itu menatap kosong seakan ingin menceritakan sesuatu kepadaku.
Benarlah
"Nik" ucap Adrian
"Selama ini aku itu suka ceweknya jauh sebelum mereka pacaran, dan kamu tahu kenapa aku gak suka pacarnya, harusnya cewek kayak dia bisa dapetin cowok yang lebih baik darinya. Pacarnya itu bajingan" ucap Adrian
"Punya banyak cewek. Sering main tangan. Mabukan" ucap Adrian
"Banyaklah" ucap Adrian
Aku menoleh kearahnya, "Maaf. Apa cewek yang kamu suka itu pantes buat diperjuangin? Apa kamu gak pernah mikirin?"
"Enggak aku pikirin" ucap Adrian
Terdiam aku dibuatnya, dan tersenyum simpul,
"Bodoh" ucap Adrian
"Aku gak tahu kenapa dia bisa mertahanin cowok yang terus nyakitinnya, padahal masih ada banyak cowok yang baik diluar sana, walaupun gak sama aku sekalipun. Nantinya" ucap Adrian
"Sekian dari ceritaku" ucap Adrian
"Bersambung" ucapku
Melihat orang yang kita sayangi pergi itu menyedihkan, tapi, ada hal yang lebih menyedihkan yaitu melihat orang yang kita sayangi itu tidak bahagia dalam hidupnya, dan terlebih kita sudah tidak mempunyai hubungan dengan orang tersebut, begitulah perasaan yang dirasakan oleh temanku. Lalu. Katanya temanku dan perempuan yang disukainya itu awalnya berteman sangat dekat, tapi, semenjak perempuan itu mengetahui kebenaran perasaan dari temanku itu, perlahan mulai ada jarak diantara mereka berdua, kemudian sampai pada akhirnya perempuan itu menjauhi temanku yang perasaannya masih tertinggal direlung hatinya. Kisah yang sedih.
...Seperti layaknya kamera. Fokusku itu dirinya. Lainnya itu memblur...
Terkadang,
Lucunya. Kita melakukan apapun kepada orang yang disayangi sampai melupakan diri sendiri, dan orang lain disekitar kita dalam kehidupan, padahal kita seharusnya itu lebih mengkhawatirkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum melakukannya kepada orang lain, dan seperti itulah temanku, bahkan dia tidak memikirkan dirinya sendiri yang dikuasai oleh perasaan cintanya. Begitulah. Terlalu banyak akan perasaan cinta justru membuat kita menjadi seseorang yang berbeda, dan anehnya kita tidak menyadarinya sekalipun, aku menatap temanku dengan penuh kebingungan harus bagaimana saat mendengarkan ceritanya, kemudian menepuk pundaknya sembari beranjak dari tempatku untuk meninggalkannya duduk sendirian, aku menuruni tangga padahal masih ada banyak pertanyaan kepadanya. Alasan dia melakukan.
Semuanya yang dilakukan.
...**********...
"Hai"
"Kalian ngapain disini?" ucap Davina
Davina berjalan mendekatiku, lalu melihat perempuan yang ada disampingku sembari tersenyum penuh artian, "Berduaan. Dilantai atas yang gak ada orangnya, beneran mesra banget"
"Dibawah banyak orangnya" ucap Tanaya
"Sekarang aku ngerti, kalau, mau nyari kalian itu disini pasti ketemu" ucap Davina, tersenyum simpul
"Enggak. Seringnya aku dilobby" ucapku, mengelak
Tanaya menyikutku pelan, lalu, tersenyum simpul "Angkatanmu emang sukanya ngumpul dilobby"
"Bener" ucap Davina
"Markasnya" ucap Tanaya
"Iya" ucap Davina
Davina itu dua tingkat dibawahku, aku mengenalnya karena dia menjadi peserta, sedangkan aku sebagai panitia diorientasi jurusan, dan semenjak itu dikampus aku seringkali melihat atau bertemu dia yang kebanyakan bersama dengan teman sekelasnya. Davina orang yang ramah sekali. Wajah cantiknya itu menyembunyikan keberaniannya dalam berpendapat, bahkan semua orang mungkin tidak akan pernah menyangkanya saat pertama kali bertemu dengannya, pemikirannya itu terlalu liar dan berbahaya jika kalian menerimanya secara langsung, perempuan seperti dirinya itu bisa dengan mudah untuk mempengaruhi seseorang melalui ucapannya, sayangnya, dia selalu berpendapat yang secara umum bermaksud tidak ingin mempengaruhi siapapun yang mendengarkannya.
"Jangan berduaan terus" ucap Davina
...*********...
"Kenapa?" ucap Davina
Davina memalingkan wajahnya, "Emang kalian belum pernah ngelihat cewek ngerokok? Lihatnya gak biasa"
"Aku kaget aja. Ternyata kamu ngerokok" ucap Adrian
Aku hanya terdiam,
Davina menghembuskan rokoknya,
"Setinggi apapun itu derajat cewek. Akhirnya mereka juga melayani suaminya" ucap Davina, tersenyum kecut
"Cewek sama cowok itu sama" ucap Davina
"Kita semua emang menjual diri. Kita menawarkan sesuatu kepada orang lain misalnya nyari kerja ngelampirin riwayat diri sendiri, bukannya itu termasuk dalam menjual diri sendiri? Tidak ada yang mutlak dikehidupan, semuanya bermakna ganda dan tergantung dari bagaimana kita memahaminya. Berpikir dengan terbukalah" ucap Davina
"Kesel. Orang ngomongin terus" ucap Davina
"Kalian mau duduk?" ucap Davina
"Iya" ucap Adrian
Davina seringkali menghabiskan waktu istirahatnya ditaman, aku dan temanku tidak sengaja bertemu dengannya yang sedang duduk sendirian, kemudian seiring dengan berjalannya waktu kami menjadi begitu akrab, lalu, semakin aku mengagumi bagaimana jalan pemikirannya yang sangat menakjubkan dibandingkan seperti perempuan kebanyakan. Mengejutkan. Aku melihat Safira berjalan dengan beberapa temannya, kemudian dia melambaikan tangannya kepada perempuan disampingku yang artinya aku diabaikan olehnya, lalu, dia berjalan menghampiri kami bertiga yang arahnya sedikit berlawanan dengan temannya.
"Temenmu?" ucap Safira, menunjukku
"Iya" ucap Davina
Safira menatapku lekat, sembari tersenyum manis, "Perasaan. Temen kamu itu kayaknya semua cantik"
"Emang" ucap Adrian
"Kalian lagi ngapain?" ucap Safira
"Diskusi gak penting" ucapku
"Maaf. Aku pergi dulu mau jalan lagi. Kasian temenku nunggu" ucap Safira, tersenyum simpul
"Iya" ucap Adrian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Nami😴
lagi lagi yeyey
2021-04-29
1