Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda

Hujan turun deras,

Aku menatap kosong, dan sudah lama sekali aku menunggunya reda, tapi, sampai langit menggelap hujan justru semakin deras, kemudian aku sedikit mengantuk, karena aku memang orang yang seringkali tidur disepertiga malam, aku beranjak dari anak tangga yang kududuki lalu mencari tempat yang nyaman untuk memejamkan mataku. Tertidur aku dilobby. Setelah aku terbangun dari tidurku, hal yang pertama aku lihat hanyalah lampu jalanan yang menyala, dan semua lampu ruangan sudah dimatikan, kemudian aku melihat jam yang menempel didinding, aku berjalan keluar lalu melewati pos satpam yang langsung dibukakan gerbang kampus oleh petugas yang berjaga. Berjalan aku sendirian.

Jalanan tidak dilewati oleh kendaraan,

Hampir larut malam,

Menyebrang dijalanan begitu mudahnya dilakukan, padahal, disiang harinya kalian harus menunggu waktu yang tepat untuk sampai kesebrang jalan, dan juga, melakukannya itu membutuhkan keberanian, sudah banyak jumlahnya kendaraan yang bersentuhan satu dengan yang lainnya yang pernah kulihat. Dinginnya angin berhembus. Aku memasukkan tanganku kedalam saku jaketku, karena hujan yang turun membuat udara lebih dingin berbeda dengan malam yang seperti biasanya, sampai pada akhirnya, aku sudah didepan kosanku lalu menggeser gerbangnya sedikit, kemudian aku berpapasan dengan seorang laki - laki dan perempuan yang berjalan berdampingan. Mereka terlihat bahagia.

Teorinya. Mencintai adalah hal yang sederhana, tapi, kita sendirilah yang merumitkannya, kemudian cinta itu mudah untuk dilakukan semua orang, sebenarnya, hal yang membuatnya sulit itu terletak dikata salingnya, dan biarkan setiap orang memiliki cintanya tersendiri, serta, pengungkapan cintanya itu yang berbeda disetiap orangnya. Prakteknya sulit dilaksanakan. Manusia selalu diselimuti oleh perasaan yang tidak bisa dikendalikannya, dan juga, manusia itu tidak pernah bisa membunuh perasaan itu sepenuhnya, itulah sebabnya manusia akan mempunyai kecenderungan bertindak diluar batas kewajaran, makanya, cinta itu bukan sekedar memiliki ataupun dimiliki, bahkan diri kita sendiri bukanlah milik pribadi.

...*********...

"Nila" ucapku

"Iya" ucap Vanila

"Aku boleh nyakitin kamu gak?" ucapku, bertanya

"Boleh" ucap Vanila

Vanila menatapku tajam,

"Tapi. Aku gak bakalan maafin kamu, lagian, emang aku pernah ngelarang kamu nyakitin?" ucap Vanila, tersenyum dengan jahatnya

"Enggak" ucapku

"Yaudah" ucap Vanila

Aku mendekatkan wajahku, "Aku cuman pengen manggil nama kamu"

"Masa?" ucap Vanila

Aku menahan tawa,

"Nama kamu bagus. Kayak nama ikan" ucapku, tertawa lepas

Vanila menatapku datar, tapi, sudah menjelaskan bagaimana kemarahannya, "Rasanya sakit banget"

"Katanya boleh nyakitin" ucapku, tersenyum simpul

Vanila langsung terdiam,

"Maaf" ucapku

Langit yang cerah,

Dibalkon. Kalian bisa melihat dengan jelas seluruh lantai dari yang terbawah sampai teratas, kemudian aku melihat pasangan kekasih yang semalam berpapasan denganku memasuki kamar dan awalnya, kuperhatikan mereka sedang bercanda gurau, lalu, pintu kamarnya itu tertutup dengan rapatnya dalam waktu yang lama. Tebaklah. Mereka berdua keluar dari kamarnya, dan menyadari adanya keberadaanku, lalu, perempuan itu berjalan dengan menundukkan kepalanya, sedangkan, laki - laki itu membuang wajahnya saat melewatiku, kemudian aku kembali memperhatikan awan yang berjalan sangat lambat itu dilangit yang berwarna kekuningan.

Aku berusaha melupakannya seperti biasa, dan seakan aku tidak pernah melihatnya, karena aku tidak ingin menghakimi siapapun dalam hidupku, lagipula, apapun yang dilihat oleh manusia itu pasti selalu membuatnya percaya itu kenyataannya, padahal, kita hanyalah seperti orang bodoh yang terus dipermainkan oleh penglihatan tersebut. Memang aku pendiam. Aku tidak bisa berkomentar apapun dalam kehidupan, dan bagiku, diamku sudah menjelaskan semuanya daripada yang ingin kusampaikan, lalu, aku lebih menyukai suatu hubungan manusia yang saling mengerti tanpa harus menunjukkannya secara langsung. Maksudku. Percuma kita dekat seseorang kemudian menyapanya setiap hari, bercerita tentang banyak hal, tapi disaat kita mengalami kesusahan, serta lain sebagainya mereka itu malah tidak memperdulikannya padahal kita sudah menganggapnya teman, dan aku lebih menyukainya, seseorang yang tidak pernah menyapa, tidak pernah bercerita, serta lain sebagainya, tapi, disaat kita mengalami kesusahan dialah orang pertama yang menawarkan bantuan.

Bagiku. Manusia yang sosial itu bukan mereka yang berbaur dengan mudahnya, mempunyai teman dalam jumlah banyak, menceritakan banyak hal dan lain sebagainya, aku mempunyai pandangan berbeda, manusia yang sosial itu adalah mereka yang mempunyai empati dan simpati terhadap lingkungan disekitarnya, tapi, kebanyakan orang hanya mengartikan sosial dalam arti yang terbilang sempit. Tidak semua orang sama denganku. Pendapatku tentang banyak hal tidak searah dengan kebanyakan orang, mungkin, itulah penyebab aku hanya mempunyai sedikit teman, dan lagipula, aku juga pribadi yang tidak menyukai sesuatu yang berlebihan serta kekurangan, lalu, aku selalu hidup dititik tengah yang tidak jelas kemana arahnya.

"Apa?" ucapku

Vanila tersenyum manis,

"Kamu jarang senyum. Tapi. Sekali ngelakuin aku ngelihatnya senyummu itu tulus banget" ucap Vanila, menawarkan arum manisnya

"Aku jadi malu" ucapku

Aku menahan senyumku, "Semuanya itu buatku?"

"Dasar" ucap Vanila

Vanila menatap tajam,

"Enggaklah. Aku cuman mau ngasih kamu, harusnya, tadi kamu itu beli sendiri" ucap Vanila, cemberut

Aku tertawa kecil,

"Cepetan kamu ngambilnya" ucap Vanila

"Iyo" ucapku

Aku mengambil sedikit arum manisnya, kemudian potongan besarnya aku jauhkan darinya, lalu, aku memberikan potongan kecil yang kuambil itu kepadanya, dan Vanila langsung menyipitkan kedua matanya, rasanya, semua yang kujalani bersamanya itu menyenangkan walaupun pasar malam yang membosankan sekalipun. Tidak semuanya itu pasti indah, dan tidak segalanya itu pasti cerah. Vanila mengidap penyakit yang tidak bisa aku sebutkan, tapi, senyuman diwajahnya itu seakan tidak pernah memperdulikannya, dan terkadang, justru malah aku sendirilah yang sedih disaat melihatnya, kemudian dia memintaku untuk berbohong manis didepannya, sekalipun dia mengetahui bahwa semuanya itu hanyalah kebohongan belaka, karena dia sudah bosan melihat kenyataan yang pahit.

Mungkin,

Itulah yang membuatku lebih memilih kebohongan yang manis daripada kejujuran yang pahit, dan lebih menghargai setiap pertemuan yang ada dalam hidupku, semenjak kepergiannya itu menjadikan semuanya pelajaran, terkadang, aku penasaran dengannya yang bagaimana caranya bisa melihat dunia secara unik. Aku harus jahat dan aku harus baik. Katanya aku diminta untuk menempatkan diriku pada dua hal yang berlawan, agar aku bisa melihat dunia yang indah seperti dirinya, dan sekarang aku sudah melakukannya, tapi, masih juga belum mendapatkan perubahan apapun dalam hidupku, atau aku membutuhkan waktu yang panjang untuk menyamakan sudut pandangnya didunia yang sempurna.

Menjawab itu sulit, dan menenggelamkan itu mudah,

Pertanyaannya.

"Ngene" ucap Vanila

"Harusnya kamu ngerti. Cewek itu cuman butuh kenyamanan sama pengertian cowok" ucap Vanila, menyindirku dengan jelasnya

"Cuman?" ucapku

Vanila melihatku lekat,

"Nyaman secara finansial?" ucapku, mencoba berpendapat

Vanila tersenyum manis, "Enggak. Seiring cewek dewasa yang dilihat itu gimana tanggungjawabnya, lagian, percuma uangnya banyak tapi selingkuhannya banyak juga. Ada banyak cowok yang kaya sama ganteng, tapi, susah nyari yang tanggungjawab"

"Percoyo aku waelah" ucap Vanila

"Sesat" ucapku

"Pertimbangin aku sumber yang terpercaya" ucap Vanila

"Gak" ucapku

Masihku begitu menyesal. Aku tidak bisa ada disampingnya, padahal itu adalah saat dimana aku melihat kepergiannya, dan sekarang, aku berdiri sendirian hanya dengan bayangannya yang selalu menghantuiku, kemudian aku tidak mengetahui caranya untuk menghilangkan bayangannya dari pikiranku. Meluka yang mendalam. Hal yang mendasar yang perlu dipahami yaitu manusia itu mempunyai perasaan, dan wajarlah, kemarin, sekarang ataupun nantinya kita pasti akan terluka oleh perasaan itu sendiri, kemudian aku berusaha melatih perasaanku agar terus bereaksi terhadap apapun yang terjadi dalam kehidupan.

Aku terus hidup tanpa jiwa,

Menyedihkan.

Seperti itu berulang terus menerus aku yang melihat pemandangan sekitarku disaat menuju kekosan, dan hanya aku seorang yang berjalan, walaupun, ada sekumpulan remaja yang bermain gitar dipertigaan gang, aku hanya iri kepada mereka yang terlihat bahagia dalam menjalani kehidupannya, karena aku tidak bisa melakukannya padahal sudah banyak waktu kuhabiskan mencobanya. Memanglah itu membosankan. Setidaknya aku harusnya mempunyai seseorang yang menemaniku untuk menemukan jalan kehidupanku, tapi, semua orang malahan pergi meninggalkanku secara perlahan, apalagi, tidak mungkin aku menolak kepergian seseorang dalam artian yang sebenarnya.

Terpopuler

Comments

Hendra Hermawan

Hendra Hermawan

mampir

2021-09-24

1

Nami😴

Nami😴

nopel kembaran aku harus baik AHAHWH

2021-04-29

1

IM Lebelan

IM Lebelan

kebohongan yang manis hnya akan menambah deret kejujuran yang pahit,menumpuk dan sulit memulainya nanti.nice,
semangat thor.

2021-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3 Part 2 - Bintang dilangit malam
4 Part 3 - Haknya
5 Part 4 - Kepercayaan
6 Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7 Part 6 - Hati
8 Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9 Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10 Part 9 - Tuduhan
11 Part 10 - Air Mata Itu
12 Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13 Part 12 - Penilai
14 Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15 Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16 Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17 Part 16 - Cinta
18 Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19 Part 18 - Dendam?
20 Part 19 - Penyesalan
21 Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22 Part 21 - Kolam
23 Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24 Part 23 - Belajarlah
25 Part 24 - Arah
26 Part 25 - Perhatian
27 Part 26 - Kerelatifan
28 Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29 Part 28 - Kenangan
30 Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31 Part 30 - Berkunjung
32 Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33 Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34 Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35 Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36 Part 35 - Bertanggungjawablah
37 Part 36 - Pendapat
38 Part 37 - Penulis
39 Part 38 - Diantara
40 Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41 Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42 Part 41 - Kebenaran
43 Part 42 - Bercanda
44 Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45 Part 44 - Keadaan
46 Part 45 - Membenci
47 Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48 Part 47 - Kesedihan
49 Part 48 - Takut Dan Berani
50 Part 49 - Pengaturan
51 Part 50 - Keajaiban
52 Part 51 - Kegelapan
53 Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54 Part 53 - Mereka
55 Part 54 - Kesalahan
56 Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57 Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58 Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59 Part 58 - Pernyataan
60 Part 59 - Tentangku
61 Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62 Part 61 - Mendua
63 Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64 Part 63 - Langit Harus Beragam
65 Part 64 - Hujan
66 Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67 Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68 Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69 Part 68 - Kebahagiaan
70 Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71 Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72 Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73 Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74 Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75 Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76 Part 75 - Sebab Dan Akibat
77 Epilog
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3
Part 2 - Bintang dilangit malam
4
Part 3 - Haknya
5
Part 4 - Kepercayaan
6
Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7
Part 6 - Hati
8
Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9
Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10
Part 9 - Tuduhan
11
Part 10 - Air Mata Itu
12
Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13
Part 12 - Penilai
14
Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15
Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16
Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17
Part 16 - Cinta
18
Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19
Part 18 - Dendam?
20
Part 19 - Penyesalan
21
Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22
Part 21 - Kolam
23
Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24
Part 23 - Belajarlah
25
Part 24 - Arah
26
Part 25 - Perhatian
27
Part 26 - Kerelatifan
28
Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29
Part 28 - Kenangan
30
Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31
Part 30 - Berkunjung
32
Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33
Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34
Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35
Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36
Part 35 - Bertanggungjawablah
37
Part 36 - Pendapat
38
Part 37 - Penulis
39
Part 38 - Diantara
40
Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41
Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42
Part 41 - Kebenaran
43
Part 42 - Bercanda
44
Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45
Part 44 - Keadaan
46
Part 45 - Membenci
47
Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48
Part 47 - Kesedihan
49
Part 48 - Takut Dan Berani
50
Part 49 - Pengaturan
51
Part 50 - Keajaiban
52
Part 51 - Kegelapan
53
Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54
Part 53 - Mereka
55
Part 54 - Kesalahan
56
Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57
Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58
Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59
Part 58 - Pernyataan
60
Part 59 - Tentangku
61
Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62
Part 61 - Mendua
63
Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64
Part 63 - Langit Harus Beragam
65
Part 64 - Hujan
66
Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67
Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68
Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69
Part 68 - Kebahagiaan
70
Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71
Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72
Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73
Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74
Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75
Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76
Part 75 - Sebab Dan Akibat
77
Epilog
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!