Part 9 - Tuduhan

"Kamu gak nawarin?" ucap Tanaya, tersenyum manis

Aku mengarahkan rotiku, "Mau?"

"Enggak" ucap Tanaya

Aku menatapnya lekat,

"Punten. Aku boleh ngomong kasar pakai bahasa jawa gak? Kamu ngeselin banget" ucapku, sedikit tersenyum

"Mau" ucap Tanaya

Matanya terlihat berbinar, "Suapin aku rotinya"

"Ini" ucapku

Aku beranjak dari tempatku duduk, kemudian disaat aku ingin menuruni anak tangga, perempuan itu melompat kearahku dengan tanpa bebannya, dan aku harus menuruni tangga sembari menggendongnya sampai kebawah, lalu, perempuan itu tidak kunjung melepaskan tangannya yang melingkar dileherku, padahal aku sudah menggendongnya sampai dibawah. Justru semakin eratnya. Aku merasakan punggungku basah oleh air matanya, tapi, aku bertingkah seolah tidak pernah menyadarinya, dan lucunya, dia selalu memalingkan wajahnya padahal aku sudah menyadari, kalau, dia memang terbukti menangis dipunggungku, tapi, dia memilih untuk menyembunyikannya dariku.

Sesukamu, sebebasmu, sepuasmu.

Lepaskan.

Selentingan yang beredar membuat semua orang mempunyai pikiran buruk dengan Tanaya, dan aku mengetahuinya sendiri, padahal kebanyakan dari mereka itu tidak mengenal, atau, mengetahui sedikitpun apa yang sebenarnya terjadi, seringkali, aku ingin menyanggah semua pernyataan dari suara tidak bertuan itu, tapi, semua yang kulakukan itu pastilah akan percuma nantinya. Entahlah. Aku yang hanya mendengar suara tidak bertuan itu saja merasakan sakit, apalagi, Tanaya yang menjadi bahan pembicaraan tersebut, dan sudah banyak kuhitung, berbagai macam tuduhan yang ditujukan kepadanya, maksudnya, tidak peduli seberapa banyaknya dia tersenyum disepanjang waktunya itu, bagiku, semua yang dilakukannya itu tidak akan pernah menutupi hatinya yang berantakan.

...Tuduhan kejam yang tidak berdasar...

Terlalu asyik sendiri. Tanaya membaca novelnya, kemudian aku duduk berada tepat disampingnya, Tanaya memindahkan biskuitnya itu ditengah kita duduk, dan aku langsung mengambil biskuitnya, sembari aku memperhatikan raut wajahnya yang terlihat begitu serius membaca novelnya itu. Tanaya suka membaca. Dirak mejanya itu terdapat banyak novel yang disusun rapi, dan semua novelnya itu selalu dalam penjualan yang terbaik, padahal dia belum menyelesaikan bacaannya, tapi, sudah membeli saja novel yang terbaru, kemudian aku seringkali berpikir kalau perempuan itu mempunyai kecenderungan berkhayal tinggi dalam hidupnya, lalu, perempuan itu bisa dengan mudahnya terbawa suasana novel bacaannya itu dalam jangka waktu yang cukup lama. Itulah.

Terlalu banyak harapan,

Menyusahkan.

Laki - laki dan perempuan itu sebenarnya memang tidak jauh berbeda, kemudian mereka itu memang diciptakan untuk saling melengkapi, laki - laki itu mempunyai kelemahan dimatanya, sedangkan, perempuan itu mempunyai kelemahan ditelinganya, entahlah, membicarakan tentang manusia itu adalah suatu permasalahan yang tidak ada habisnya sampai kapanpun. Terlalu rumit membahas. Aku menyenggol bahunya, tapi, perempuan cantik itu tidak bergeming sedikitpun, dan tetap saja dia membaca novelnya dengan seriusnya, kemudian beberapa lama dia meletakkan novelnya itu disampingnya, lalu, dia mengambil biskuit yang sedang kupegang, padahal dia bisa saja mengambil biskuit yang masih ada dibungkusnya itu.

Aneh.

"Kamu dicariin orang" ucapku

Tanaya menoleh kearahku, "Tahu. Aku bilang aja kamu pacarku, soalnya dia ngejar aku terus"

"Apa?" ucapku

Aku sedikit terkejut dengan ucapannya, "Apa gak ada orang lain? Kenapa aku yang harus bantuin kamu?"

"Bantuinlah" ucap Tanaya

Tanaya menatapku lekat,

"Soalnya. Kamu emang cocok banget dikorbanin, lagian, aku deketnya cuman sama kamu aja, masa pacarku orang yang gak aku kenal"

"Maaf" tambahnya, menghindari tatapanku

"Yaudah" ucapku

...*********...

"Tan" ucapku

Telunjuknya itu menempel tepat dibibirku,

"Diem" ucap Tanaya

Aku menatapnya lekat,

"Kita harus kayak beneran pacaran, biar dia percaya terus nyerah deketin akunya" ucap Tanaya, cemberut

"Tapi. Kita dilihatin sama banyak orang" ucapku, melihat sekeliling

Tanaya memalingkan wajahnya, dan tersenyum simpul, "Biarin. Aku suka dilihatin sama orang"

"Pemalu aku orangnya" ucapku

"Tahan" ucap Tanaya

"Iya" ucapku

Tanaya pergi meninggalkanku,

Sendirian.

Aku dipukul oleh laki - laki yang menyukai Tanaya, dan aku hanya tersenyum serta tidak ingin membalas pukulannya itu, walaupun aku sangat menginginkannya, aku tidak merasakan amarah sedikitpun dari tatapan matanya itu, melainkan rasa cintanya kepada Tanaya yang sangat besar. Aku merasa bersalah harus ada diantara mereka. Laki - laki itu mempunyai paras wajah yang tampan, dan juga, misalnya aku berubah menjadi seorang perempuan, kemungkinan besar aku pasti akan menyukainya, apalagi, laki - laki itu sudah mempunyai segalanya yang bisa memenuhi semua kebutuhan seorang perempuan.

Hening.

"Jangan pernah nyakitin dia sampai kapanpun" ucap laki - laki itu

Terdiam aku dibuatnya,

Benar.

Laki - laki itu membalikkan badannya lalu mencengkram kerah bajuku, dan kulihat, tatapan matanya yang begitu tajam, kemudian dia melepaskan cengkraman dikerah bajuku lalu berjalan pergi menjauhiku, setelah kepergiannya itu aku merapikan kerah bajuku yang berantakan, lalu aku kembali duduk bertingkah semuanya itu tidak pernah tetjadi sebelumnya. Tanaya datang menghampiriku. Tanaya memperhatikan ujung bibirku yang memerah, kemudian dia langsung menatapku dengan penuh curiga, dan tangannya itu menempel dipipiku, lalu, aku memalingkan wajahku untuk menghindari tatapan matanya yang sendu, tapi, malahan dia mencubit pipiku dengan kerasnya sampai aku kesakitan saat itu juga.

"Sakit" ucapku

Tanaya menundukkan kepalanya, "Maafin. Aku ngerasa bersalah udah bikin kamu masuk sama masalahku, padahal harusnya itu masalahku sama orang itu"

"Apasih. Aku tadi jatuh" ucapku

"Masa?" ucap Tanaya

"Iya" ucapku

Sepanjang hari itu aku melihatnya banyak terdiam, dan tersenyum pun terlalu dipaksakan olehnya, padahal aku tidak merasa keberatan saat menolongnya, tapi, dia malah seakan terus memikirkannya seharian, maksudku, kenapa dia harus memikirkan suatu hal yang memang seharusnya tidak perlu dipikirkannya. Tersenyum aku melihatnya. Pernah suatu waktu, aku bertemu dengan laki - laki yang menyukainya itu, dan kurasa, tatapannya itu terlihat seakan ingin membunuhku ditempat, tapi, setelahnya dia menunjukkan sedikit kekecewaan seperti meninju keras dinding yang dilewatinya, padahal aku ingin sekali mengatakan kepadanya, bahwa aku sebenarnya tidak mempunyai hubungan seperti yang sudah dipercayainya selama ini.

Tetaplah aku bersalah.

Biarkanlah,

Iya.

Terpopuler

Comments

Hendra Hermawan

Hendra Hermawan

semangat

2021-09-24

1

andromeda1802

andromeda1802

smangat kk..udah aku feed back ya kk

thankyou saling support

2021-05-07

1

Irma Kirana

Irma Kirana

Aku sudah hadir Thor 😊🙏 boom like untuk mu

2021-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3 Part 2 - Bintang dilangit malam
4 Part 3 - Haknya
5 Part 4 - Kepercayaan
6 Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7 Part 6 - Hati
8 Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9 Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10 Part 9 - Tuduhan
11 Part 10 - Air Mata Itu
12 Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13 Part 12 - Penilai
14 Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15 Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16 Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17 Part 16 - Cinta
18 Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19 Part 18 - Dendam?
20 Part 19 - Penyesalan
21 Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22 Part 21 - Kolam
23 Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24 Part 23 - Belajarlah
25 Part 24 - Arah
26 Part 25 - Perhatian
27 Part 26 - Kerelatifan
28 Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29 Part 28 - Kenangan
30 Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31 Part 30 - Berkunjung
32 Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33 Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34 Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35 Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36 Part 35 - Bertanggungjawablah
37 Part 36 - Pendapat
38 Part 37 - Penulis
39 Part 38 - Diantara
40 Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41 Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42 Part 41 - Kebenaran
43 Part 42 - Bercanda
44 Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45 Part 44 - Keadaan
46 Part 45 - Membenci
47 Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48 Part 47 - Kesedihan
49 Part 48 - Takut Dan Berani
50 Part 49 - Pengaturan
51 Part 50 - Keajaiban
52 Part 51 - Kegelapan
53 Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54 Part 53 - Mereka
55 Part 54 - Kesalahan
56 Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57 Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58 Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59 Part 58 - Pernyataan
60 Part 59 - Tentangku
61 Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62 Part 61 - Mendua
63 Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64 Part 63 - Langit Harus Beragam
65 Part 64 - Hujan
66 Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67 Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68 Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69 Part 68 - Kebahagiaan
70 Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71 Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72 Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73 Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74 Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75 Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76 Part 75 - Sebab Dan Akibat
77 Epilog
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3
Part 2 - Bintang dilangit malam
4
Part 3 - Haknya
5
Part 4 - Kepercayaan
6
Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7
Part 6 - Hati
8
Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9
Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10
Part 9 - Tuduhan
11
Part 10 - Air Mata Itu
12
Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13
Part 12 - Penilai
14
Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15
Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16
Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17
Part 16 - Cinta
18
Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19
Part 18 - Dendam?
20
Part 19 - Penyesalan
21
Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22
Part 21 - Kolam
23
Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24
Part 23 - Belajarlah
25
Part 24 - Arah
26
Part 25 - Perhatian
27
Part 26 - Kerelatifan
28
Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29
Part 28 - Kenangan
30
Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31
Part 30 - Berkunjung
32
Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33
Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34
Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35
Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36
Part 35 - Bertanggungjawablah
37
Part 36 - Pendapat
38
Part 37 - Penulis
39
Part 38 - Diantara
40
Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41
Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42
Part 41 - Kebenaran
43
Part 42 - Bercanda
44
Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45
Part 44 - Keadaan
46
Part 45 - Membenci
47
Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48
Part 47 - Kesedihan
49
Part 48 - Takut Dan Berani
50
Part 49 - Pengaturan
51
Part 50 - Keajaiban
52
Part 51 - Kegelapan
53
Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54
Part 53 - Mereka
55
Part 54 - Kesalahan
56
Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57
Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58
Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59
Part 58 - Pernyataan
60
Part 59 - Tentangku
61
Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62
Part 61 - Mendua
63
Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64
Part 63 - Langit Harus Beragam
65
Part 64 - Hujan
66
Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67
Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68
Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69
Part 68 - Kebahagiaan
70
Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71
Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72
Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73
Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74
Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75
Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76
Part 75 - Sebab Dan Akibat
77
Epilog
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!