Part 11 - Berhak Dalam Bahagia

Menurutku,

Orang yang populer itu seringkali menginjak siapapun yang ada dibawahnya, karena mereka itu seakan merasa berada diatas semua orang, dan itulah mengapa aku terkadang menghindari untuk berteman dengan orang yang populer, lagipula, memang aku juga tidak mempunyai suatu alasan agar mereka berteman denganku. Entahlah. Aku tidak pernah berniat masuk kedalam jaringan orang yang populer, sekalipun aku mempunyai suatu tiket untuk memasuki jaringan tersebut, dan maksudku, kebanyakan orang populer itu bermasalah dengan kehidupannya, lalu, mereka akan melampiaskan semuanya itu kejalan yang salah, atau, jalan yang menurut dari mereka itu memang benar adanya. Pembenaran.

Tapi. Orang yang populer itu menurutku juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena aku mengetahui kehidupannya yang menyakitkan, maksudku, kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dari beberapa sudut pandang, dan kebenaran itu adalah kumpulan dari berbagai sudut pandang yang menghasilkan cerita yang lengkap. Tapi. Manusia itu tidak akan pernah bisa mengetahui satupun kebenaran, dan penyebab dari semuanya itu karena manusia selalu mempercayai apa yang dilihatnya, padahal mereka tidak mengetahui kenyataan yang dilihatnya itu, kemudian mereka pastilah akan membenarkan hal yang dilihatnya itu seakan mengetahui kebenarannya. Hidup penuh canda.

Itulah,

"Kamu itu bohong. Katanya gak perih"

Kuhentikan derap langkahku. Aku menatap kedepan lalu kembali berjalan seakan tidak pernah mendengarkannya, dan aku tidak ingin menafsirkan apa yang kudengar, walaupun pikiranku mengarahkanya kesuatu hal yang buruk, itulah potongan kalimat dari kedua orang populer ditongkrongan. Terkadang. Aku merasa tidak cocok berada dikota besar, karena semuanya itu sangat bertolak dengan asal daerahku yang terhitung sebagai kota yang kecil, dan kehidupan dikota besar itu terlalu penuh dengan keterbukaan, sedangkan aku tidak ingin menjadi pribadi yang terbuka sepenuhnya terhadap orang lain ataupun lingkungan.

Seperti itulah diriku,

Benar.

Aku tidak suka menyapa ataupun disapa, padahal aku besar dilingkungan yang menjunjung tinggi adat serta budaya, tapi, aku hanya ingin kita yang saling mengerti, dan juga, bagiku duduk yang berhadapan itu menyebalkan, karena pasti kita tidak bisa lebih mendalami suatu pembicaraan, makanya, sebisa mungkin aku mencoba duduk bersebelahan dengan seseorang untuk lebih saling mengerti. Tapi. Segala apa yang aku pikirkan itu pasti berbeda dengan orang yang lainnya, dan terjadilah, aku yang dianggap berbeda, padahal, merekalah yang terlihat dengan pemikiran yang sama tanpa ingin mengubahnya, jadi, aku seakan dipandang tidak bisa melakukan apapun dengan benar sesuai dengan sudut pandang mereka.

Entahlah.

Tidaklah inginku dalam mencari pembenaran,

Terdiam aku mengabaikan.

Pernah kalian kecewa. Kita menawarkan sesuatu, tapi, pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang memintanya, dan terkadang, aku sudah bosan dengan kehidupan yang terus berulang, seolah, kita itu seperti badut yang pekerjaannya menghibur orang lain, tapi, setelahnya tidak ada seorangpun yang menghibur badut itu dalam kesedihannya. Anehnya. Badut itu tidak diperbolehkan untuk menuntut semua orang itu, padahal badut itu sudah menghibur banyak orang dalam kehidupannya, dan kenyataannya, semua orang itu tertawa lepas, kemudian pergi meninggalkan badut lalu melupakannya begitu begitu saja.

Menyedihkan.

...*********...

"Ngelamun" ucap Vanila

Vanila tersenyum manis, "Ngelamun terus kamunya. Aku yang kayak gini aja gak pernah ngelamun"

"Dasar" ucap Vanila

Aku menatapnya lekat, dan tentunya, semua lamunanku itu langsung terbuyar karena dia merangkulku dari belakang, lalu, dia mencubit pipiku dengan gemasnya sampai aku merasa kesakitan, kemudian dia langsung duduk tepat disampingku sembari tersenyum manis seperti biasanya. Terheran aku dibuatnya. Terkadang kita diharuskan untuk berbohong karena alasan yang tertentu, dan aku sangat mengetahui, bahwa dia menyembunyikan harapan yang telah mati dariku, kemudian dia berpikir waktunya tidak akan lama kedepannya, lalu, rasanya itu kita seakan menghargai sekali waktu yang berjalan, padahal biasanya aku seringkali membuang waktuku dengan kegiatan yang membosankan atau tidak bermanfaat.

"Ngagetin" ucapku

Perempuan itu mempunyai kecenderungan melakukan hal yang diluar batasnya, dan mereka itu melakukannya karena terlalu melekatnya dengan perasaannya, makanya, tidak heran banyak perempuan akan melakukan apapun untuk orang yang disayanginya, kemudian disaat itulah laki - laki seringkali memanfaatkan perempuan itu dengan segala tipu dayanya. Menjadi seorang perempuan. Tidak peduli seberapa banyak laki - laki yang mendekatinya, dan bagiku, itu tidak lantas membuatnya seakan berharga, tapi, ada banyak diluar sana perempuan yang ingin menarik perhatian laki - laki hanya dengan mengandalkan penampilannya, kemudian ada banyak juga laki - laki yang tertarik oleh penampilannya itu.

Entahlah,

Mungkin. Aku terlalu berpikir keras untuk suatu hal yang sebenarnya memang tidak perlu kupikirkan dan juga, aku terlalu khawatir atas suatu hal yang sebenarnya memang tidak perlu kukhawatirkan, begitulah, kehidupan ini selalu membawa kita dalam suatu hal yang berada ditengah antara baik serta buruk. Dunia penuh tanya. Aku tidak ingin berpikir yang buruk tentang dirinya, tapi, entah mengapa cahaya diwajahnya itu berbeda dari biasanya, dan terlihat sedikit memudar, setiap kali aku melihatnya pikiranku jauh kedepan membayangkan hal yang akan terjadi nantinya, kemudian aku selalu menunjukkan senyuman yang sudah jelas sekali kupaksakan didepannya. Menyayat.

Terasa begitu sakitnya,

Melihatnya.

"Nik" ucap Vanila

"Kamu harus bahagia, soalnya itu hakmu, dan bahagialah sama orang lain yang lebih dariku. Diluar sana banyak" ucap Vanila, tersenyum penuh artian

"Janji" tambahnya

Termenung aku menatapnya, kemudian tersenyum simpul.

"Malu" ucap Vanila

Vanila menyentuh lenganku dengan tangannya yang diinfus, "Jangan ngelihatin terus. Serius aku ngomong, dan jangan anggep omonganku tadi cuman bercanda"

"Kamu harus janji" ucap Vanila

"Diusahain" ucapku

...Yang salah itu bukan pemilih. Tapi. Bertahan kepada pilihan...

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

semangat abang

2021-05-07

2

Nami😴

Nami😴

Ayoyow

2021-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3 Part 2 - Bintang dilangit malam
4 Part 3 - Haknya
5 Part 4 - Kepercayaan
6 Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7 Part 6 - Hati
8 Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9 Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10 Part 9 - Tuduhan
11 Part 10 - Air Mata Itu
12 Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13 Part 12 - Penilai
14 Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15 Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16 Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17 Part 16 - Cinta
18 Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19 Part 18 - Dendam?
20 Part 19 - Penyesalan
21 Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22 Part 21 - Kolam
23 Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24 Part 23 - Belajarlah
25 Part 24 - Arah
26 Part 25 - Perhatian
27 Part 26 - Kerelatifan
28 Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29 Part 28 - Kenangan
30 Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31 Part 30 - Berkunjung
32 Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33 Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34 Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35 Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36 Part 35 - Bertanggungjawablah
37 Part 36 - Pendapat
38 Part 37 - Penulis
39 Part 38 - Diantara
40 Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41 Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42 Part 41 - Kebenaran
43 Part 42 - Bercanda
44 Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45 Part 44 - Keadaan
46 Part 45 - Membenci
47 Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48 Part 47 - Kesedihan
49 Part 48 - Takut Dan Berani
50 Part 49 - Pengaturan
51 Part 50 - Keajaiban
52 Part 51 - Kegelapan
53 Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54 Part 53 - Mereka
55 Part 54 - Kesalahan
56 Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57 Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58 Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59 Part 58 - Pernyataan
60 Part 59 - Tentangku
61 Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62 Part 61 - Mendua
63 Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64 Part 63 - Langit Harus Beragam
65 Part 64 - Hujan
66 Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67 Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68 Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69 Part 68 - Kebahagiaan
70 Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71 Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72 Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73 Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74 Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75 Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76 Part 75 - Sebab Dan Akibat
77 Epilog
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3
Part 2 - Bintang dilangit malam
4
Part 3 - Haknya
5
Part 4 - Kepercayaan
6
Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7
Part 6 - Hati
8
Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9
Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10
Part 9 - Tuduhan
11
Part 10 - Air Mata Itu
12
Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13
Part 12 - Penilai
14
Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15
Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16
Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17
Part 16 - Cinta
18
Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19
Part 18 - Dendam?
20
Part 19 - Penyesalan
21
Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22
Part 21 - Kolam
23
Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24
Part 23 - Belajarlah
25
Part 24 - Arah
26
Part 25 - Perhatian
27
Part 26 - Kerelatifan
28
Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29
Part 28 - Kenangan
30
Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31
Part 30 - Berkunjung
32
Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33
Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34
Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35
Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36
Part 35 - Bertanggungjawablah
37
Part 36 - Pendapat
38
Part 37 - Penulis
39
Part 38 - Diantara
40
Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41
Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42
Part 41 - Kebenaran
43
Part 42 - Bercanda
44
Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45
Part 44 - Keadaan
46
Part 45 - Membenci
47
Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48
Part 47 - Kesedihan
49
Part 48 - Takut Dan Berani
50
Part 49 - Pengaturan
51
Part 50 - Keajaiban
52
Part 51 - Kegelapan
53
Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54
Part 53 - Mereka
55
Part 54 - Kesalahan
56
Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57
Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58
Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59
Part 58 - Pernyataan
60
Part 59 - Tentangku
61
Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62
Part 61 - Mendua
63
Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64
Part 63 - Langit Harus Beragam
65
Part 64 - Hujan
66
Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67
Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68
Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69
Part 68 - Kebahagiaan
70
Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71
Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72
Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73
Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74
Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75
Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76
Part 75 - Sebab Dan Akibat
77
Epilog
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!