Menurutku,
Orang yang populer itu seringkali menginjak siapapun yang ada dibawahnya, karena mereka itu seakan merasa berada diatas semua orang, dan itulah mengapa aku terkadang menghindari untuk berteman dengan orang yang populer, lagipula, memang aku juga tidak mempunyai suatu alasan agar mereka berteman denganku. Entahlah. Aku tidak pernah berniat masuk kedalam jaringan orang yang populer, sekalipun aku mempunyai suatu tiket untuk memasuki jaringan tersebut, dan maksudku, kebanyakan orang populer itu bermasalah dengan kehidupannya, lalu, mereka akan melampiaskan semuanya itu kejalan yang salah, atau, jalan yang menurut dari mereka itu memang benar adanya. Pembenaran.
Tapi. Orang yang populer itu menurutku juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena aku mengetahui kehidupannya yang menyakitkan, maksudku, kita tidak bisa menilai sesuatu hanya dari beberapa sudut pandang, dan kebenaran itu adalah kumpulan dari berbagai sudut pandang yang menghasilkan cerita yang lengkap. Tapi. Manusia itu tidak akan pernah bisa mengetahui satupun kebenaran, dan penyebab dari semuanya itu karena manusia selalu mempercayai apa yang dilihatnya, padahal mereka tidak mengetahui kenyataan yang dilihatnya itu, kemudian mereka pastilah akan membenarkan hal yang dilihatnya itu seakan mengetahui kebenarannya. Hidup penuh canda.
Itulah,
"Kamu itu bohong. Katanya gak perih"
Kuhentikan derap langkahku. Aku menatap kedepan lalu kembali berjalan seakan tidak pernah mendengarkannya, dan aku tidak ingin menafsirkan apa yang kudengar, walaupun pikiranku mengarahkanya kesuatu hal yang buruk, itulah potongan kalimat dari kedua orang populer ditongkrongan. Terkadang. Aku merasa tidak cocok berada dikota besar, karena semuanya itu sangat bertolak dengan asal daerahku yang terhitung sebagai kota yang kecil, dan kehidupan dikota besar itu terlalu penuh dengan keterbukaan, sedangkan aku tidak ingin menjadi pribadi yang terbuka sepenuhnya terhadap orang lain ataupun lingkungan.
Seperti itulah diriku,
Benar.
Aku tidak suka menyapa ataupun disapa, padahal aku besar dilingkungan yang menjunjung tinggi adat serta budaya, tapi, aku hanya ingin kita yang saling mengerti, dan juga, bagiku duduk yang berhadapan itu menyebalkan, karena pasti kita tidak bisa lebih mendalami suatu pembicaraan, makanya, sebisa mungkin aku mencoba duduk bersebelahan dengan seseorang untuk lebih saling mengerti. Tapi. Segala apa yang aku pikirkan itu pasti berbeda dengan orang yang lainnya, dan terjadilah, aku yang dianggap berbeda, padahal, merekalah yang terlihat dengan pemikiran yang sama tanpa ingin mengubahnya, jadi, aku seakan dipandang tidak bisa melakukan apapun dengan benar sesuai dengan sudut pandang mereka.
Entahlah.
Tidaklah inginku dalam mencari pembenaran,
Terdiam aku mengabaikan.
Pernah kalian kecewa. Kita menawarkan sesuatu, tapi, pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang memintanya, dan terkadang, aku sudah bosan dengan kehidupan yang terus berulang, seolah, kita itu seperti badut yang pekerjaannya menghibur orang lain, tapi, setelahnya tidak ada seorangpun yang menghibur badut itu dalam kesedihannya. Anehnya. Badut itu tidak diperbolehkan untuk menuntut semua orang itu, padahal badut itu sudah menghibur banyak orang dalam kehidupannya, dan kenyataannya, semua orang itu tertawa lepas, kemudian pergi meninggalkan badut lalu melupakannya begitu begitu saja.
Menyedihkan.
...*********...
"Ngelamun" ucap Vanila
Vanila tersenyum manis, "Ngelamun terus kamunya. Aku yang kayak gini aja gak pernah ngelamun"
"Dasar" ucap Vanila
Aku menatapnya lekat, dan tentunya, semua lamunanku itu langsung terbuyar karena dia merangkulku dari belakang, lalu, dia mencubit pipiku dengan gemasnya sampai aku merasa kesakitan, kemudian dia langsung duduk tepat disampingku sembari tersenyum manis seperti biasanya. Terheran aku dibuatnya. Terkadang kita diharuskan untuk berbohong karena alasan yang tertentu, dan aku sangat mengetahui, bahwa dia menyembunyikan harapan yang telah mati dariku, kemudian dia berpikir waktunya tidak akan lama kedepannya, lalu, rasanya itu kita seakan menghargai sekali waktu yang berjalan, padahal biasanya aku seringkali membuang waktuku dengan kegiatan yang membosankan atau tidak bermanfaat.
"Ngagetin" ucapku
Perempuan itu mempunyai kecenderungan melakukan hal yang diluar batasnya, dan mereka itu melakukannya karena terlalu melekatnya dengan perasaannya, makanya, tidak heran banyak perempuan akan melakukan apapun untuk orang yang disayanginya, kemudian disaat itulah laki - laki seringkali memanfaatkan perempuan itu dengan segala tipu dayanya. Menjadi seorang perempuan. Tidak peduli seberapa banyak laki - laki yang mendekatinya, dan bagiku, itu tidak lantas membuatnya seakan berharga, tapi, ada banyak diluar sana perempuan yang ingin menarik perhatian laki - laki hanya dengan mengandalkan penampilannya, kemudian ada banyak juga laki - laki yang tertarik oleh penampilannya itu.
Entahlah,
Mungkin. Aku terlalu berpikir keras untuk suatu hal yang sebenarnya memang tidak perlu kupikirkan dan juga, aku terlalu khawatir atas suatu hal yang sebenarnya memang tidak perlu kukhawatirkan, begitulah, kehidupan ini selalu membawa kita dalam suatu hal yang berada ditengah antara baik serta buruk. Dunia penuh tanya. Aku tidak ingin berpikir yang buruk tentang dirinya, tapi, entah mengapa cahaya diwajahnya itu berbeda dari biasanya, dan terlihat sedikit memudar, setiap kali aku melihatnya pikiranku jauh kedepan membayangkan hal yang akan terjadi nantinya, kemudian aku selalu menunjukkan senyuman yang sudah jelas sekali kupaksakan didepannya. Menyayat.
Terasa begitu sakitnya,
Melihatnya.
"Nik" ucap Vanila
"Kamu harus bahagia, soalnya itu hakmu, dan bahagialah sama orang lain yang lebih dariku. Diluar sana banyak" ucap Vanila, tersenyum penuh artian
"Janji" tambahnya
Termenung aku menatapnya, kemudian tersenyum simpul.
"Malu" ucap Vanila
Vanila menyentuh lenganku dengan tangannya yang diinfus, "Jangan ngelihatin terus. Serius aku ngomong, dan jangan anggep omonganku tadi cuman bercanda"
"Kamu harus janji" ucap Vanila
"Diusahain" ucapku
...Yang salah itu bukan pemilih. Tapi. Bertahan kepada pilihan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ
semangat abang
2021-05-07
2
Nami😴
Ayoyow
2021-04-29
1