Tidak jauh dari kosan Safira. Temanku itu mengajakku makan nasi goreng, dan aku memang tidak mempunyai keinginan harus makanan tertentu dalam hidupku disetiap harinya, bagiku, setiap makanan adalah anugerah dari tuhan, lagipula, memang orang yang mempunyai uanglah yang bisa dengan mudah berkuasa. Selesai makan disana. Aku berjalan melewati trotoar sendirian, karena arah pulangku dan temanku itu tidak searah, sesekali aku mengamati jalanan yang dipenuhi oleh kendaraan tidak peduli itu disiang atau malam harinya selalu padat, sudah hampir dua tahun aku berada dikota besar, suara yang paling aku benci adalah deru mesin serta klakson yang ada dijalanan, maksudnya, dikota asalku jarang sekali aku mendapati adanya kemacetan apalagi sampai jauh membentang. Sejauh aku melihat.
Aku duduk termenung seperti biasanya dibalkon.
Semua orang mungkin sudah tertidur. Suara deru mesin seringkali terdengar, padahal seharusnya tidak ada lagi kegiatan disepertiga malam dan juga, kebanyakan orang pasti sudah tertidur nyenyak, tapi, kota besar memang sangat berbeda kehidupannya dengan pedesaan, bahkan aku tidak jarang melihat serta mendengar tim patroli yang berlalu - lalang dengan membawa senjatanya itu dijalanan. Masih aku terdiam. Sebenarnya apa yang selama ini aku sedang cari didunia, lalu, kenapa batas dalam kehidupan itu semakin tidak bisa dibedakan setiap harinya, dan sampai sekarang aku masih belum menemukan jawaban dari semua pertanyaanku itu, kemudian aku harus bagaimana untuk mencari jawaban tersebut.
...Seindah apapun bintang dilangit malam. Mereka pasti akan jatuh nantinya...
Vanila Citra Purbasari. Dialah yang terlalu baik untukku, dan akulah yang terlalu buruk untuknya, padahal waktu sudah berlalu, tapi, aku masih saja menyalahkan diriku sendiri yang jarang sekali membuatnya tersenyum ataupun tertawa. Kupikir. Tidak ada yang akan berubah seberapa banyaknya aku kembali dimasa lalu, dan bagiku, gambaran dimasa yang akan datang masih terlihat kabur, sedangkan dimasa sekarang aku tidak mengerti harus melangkah kearah mana, terlebih aku dibayangi oleh rasa bersalah yang tidak bisa membahagiakannya diwaktu terakhir kepergiannya. Begitulah. Penyesalan memang akan selalu terlambat, apalagi disaat kita tidak mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya, dan perasaan itu akan terus melekat direlung hati yang paling dalam, kemudian nantinya kalian akan dipaksa dua pilihan yaitu memaafkan atau dimaafkan atas kesalahan tersebut.
Panggilan masuk dihandphoneku.
"Halo" ucapku
"Hai ini aku"
"Safira"
"Darimana tahu nomerku?" ucapku, mengernyitkan dahi
"Siapa lagi coba" ucap Safira
"Ferdi?" ucapku
"Katanya. Jam segini kamu belum tidur jadi aku telpon" ucap Safira
"Maaf aku ganggu" ucap Safira
"Enggak" ucapku
"Beneran?" ucap Safira
"Iya" ucapku
Belum pernah ada orang yang menelponku disepertiga malam terlebih itu perempuan, lalu mengobrol hampir selama dua jam, dan aku tidak sekalipun menanyakan alasan mengapa harus aku yang ditelponnya, karena itu akan menimbulkan bahwa aku sedang tidak ingin diganggu, padahal aku hanya sekedar penasaran tentang maksud serta tujuannya menelponku. Entahlah. Aku malah seakan merasakan ada kesedihan dibalik tertawa yang dipaksanya itu, dan kupikir, Safira hanya berniat mencari seseorang yang bisa mendengarkannya, kemudian temanku itu mengatakan aku yang pasti belum tidur ditengah malam yang dingin, lalu terjadilah semua yang diarahkan oleh temanku itu kepadanya. Mungkin ceritanya begitu.
Sejujurnya. Aku tidak bisa melihat kecantikan seorang perempuan yang sesungguhnya, dan senyuman yang ditunjukannya itu terkadang membuatku bertanya dalam hatiku, apakah itu bentuk dari riasan alami wajahnya, suatu bentuk dari sebuah penghinaannya terhadap dunia, atau kepalsuan terhadap dirinya sendiri. Aku begitu penasaran. Bagaimana caranya kalian menilai seorang perempuan itu cantik atau tidaknya dengan mudahnya? Sewaktu aku kecil, aku hanya mengenal dua tipe perempuan yaitu cantik atau tidaknya dari parasnya, dan setelah beranjak dewasa, menilai kecantikan seorang perempuan itu terdapat berbagai macam aspek didalamnya, bahkan, seorang perempuan yang terkesan lugu sekalipun bisa mempunyai tato ditubuhnya yang disembunyikan, semuanya yang aku lihat didunia membuatku semakin ragu dalam mengambil suatu keputusan.
"Makasih" ucap Safira
"Buat?" ucapku
"Makasih buat semuanya" ucap Safira
Aku hanya terdiam,
"Tiga"
"Dua"
"Satu"
Panggilan itu ditutupnya.
...*********...
Kuliah sudah berakhir. Aku masih berada dilobby kampus, dan sedikit mengantuk dikursi yang mempunyai sandaran, karena aku tidak ingin berjalan saat matahari berada diatas kepala, kemudian aku terbawa dalam kegelapan secara perlahan, lalu bertahap menuju kegelapan yang paling dalam. Aku mulai terbangun. Aku berjalan pulang dan langit senja sebentar lagi akan berubah menjadi gelap, kemudian aku seakan mendengar seseorang yang memanggilku ditengah perjalananku, aku menghentikan langkahku saat itu juga, lalu, membalikkan badanku kearah sumber dari suara tersebut. Safira tersenyum manis. Safira menurut penilaianku adalah seorang yang periang, suka bercanda dan murah senyum kepada semua orang, tapi, entah mengapa aku selalu merasakan kesedihan saat melihat senyumannya itu, terkadang, suaranya itu terdengar parau seakan kemarin menangis semalaman.
Temanku pernah bercerita. Safira itu merupakan primadona dijurusan, atau malah difakultasnya, dan begitulah, akupun juga mengagumi kecantikan wajahnya itu, tapi, aku tidak mengerti kenapa dia selalu mengatakan dirinya itu jelek kepadaku. Safira berjalan mendekatiku. Tidak peduli apapun pakaian yang dikenakannya, perempuan yang cantik pasti akan tetap memancarkan pesonanya, dan saat itu juga, beberapa orang terlihat mencuri pandang kearahnya, sampai aku menyadari bahwa kota dengan julukan kembang itu memang benar adanya, lalu, itu bukanlah hanya sekedar rumor yang beredar semata.
"Kamu mau kemana?" ucap Safira
"Balik" ucapku
"Ikut" ucap Safira
"Yuk" ucapku, bercanda
Safira menatapku lekat, "Aku lagi serius"
"Beneran?" ucapku
"Iya" ucap Safira
Sesampainya kita dikosanku,
Ketika aku membalikkan badanku setelah menutup gerbang, Safira duduk tenang dipinggiran teras dan akupun mengikuti seperti yang sedang dilakukannya itu, kemudian telunjuknya itu mengarah kepada bintang paling terang yang ada dilangit. Aku terdiam bisu. Apa yang dilakukannya itu mengingatkanku kepada seseorang yang pernah memberiku warna kehidupan, dan bedanya, aku hanya tidak diminta untuk melakukan hal yang sama dengannya, aku terus memperhatikannya sampai wajahnya itu berubah menjadi sepertinya. Safira itu Vanila. Aku masih bingung untuk bersikap kepada orang lain, karena aku tidak ingin menyakiti orang lain dengan sikap ketidakpedulianku, juga, aku tidak ingin disakiti orang lain dengan sikap kepedulianku itu, dunia memang penuh tanya sampai aku dibingungkan bagaimana caranya menjalani kehidupan yang baik dan benar.
Terkadang aku bertanya, seberapa gelapkah dunia tanpa adanya bulan serta bintang dimalam harinya? Aku menoleh kearah perempuan yang ada disampingku, dan kulihat, Safira menatap kosong kearah langit seakan memikirkan sesuatu, lalu, senyuman tipis merekah dibibirnya yang aku tidak mengerti penyebabnya. Suasana begitu heningnya. Aku masih terdiam, dan entahlah, sampai kapan aku harus menemaninya, sedangkan udara yang berhembus membuatku sedikit menggigil, apalagi dia yang hanya memakai baju yang bahannya itu terbilang cukup tipis. Malam yang dingin.
"Nik" ucap Safira
Safira menatap kebawah,
"Sekarang. Kamu pasti mikir ngapain aku ikut kekosanmu? Aku sendiri aja juga gak tahu motivasinya" ucap Safira, tertawa kecil
"Enggak sama sekali" ucapku
"Terus?" ucap Safira
Aku memainkan kunci ditanganku, "Aku cuman mikir. Kamu mau sampai kapan ada disini?" ucapku, tersenyum simpul
"Jadi. Kamu ngusir aku?" ucap Safira, melirikku
"Iyalah" ucapku, tertawa
"Aku gak pulang. Aku mau nginep" ucap Safira, menatapku lekat
"Makasih atas informasinya" ucapku
"Iya" ucap Safira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Pujiyanti Mirna
ceritanyaa menarik so ga bosenin bacanya, aku masih cicil baca hehe, like and fav aku untuk kamu😉
2021-05-10
2
Maliya Lia
ok Thor.. lanjuuttt
2021-05-07
1
Whiteyellow
asik
2021-04-03
1