Part 15 - Apa Maksudnya Itu?

"Nik"

"Ikut aku kekos" ucap Tanaya

Tanaya menarik tanganku, "Temenin aku dikosan, soalnya cuman aku yang ada dikosan. Kesepian"

"Pemaksaan" ucapku

Tanaya berjalan tanpa menoleh kearahku sekalipun, "Biarin. Aku harus jahat. Kamu gak percaya aku sebenarnya itu jahat banget?"

"Percaya" ucapku

"Makasih" ucap Tanaya

Aku berjalan disampingnya, "Emang semuanya itu pergi kemana? Sampai kamu jadinya sendirian dikosan"

"Teuing" ucap Tanaya

"Kasian" ucapku

Dikamarnya. Tanaya mengeluarkan bungkus rokok yang ada disaku bajunya, lalu, menempatkan sebatang rokok itu dimulutnya, kemudian aku mengambil korek didekatku lalu mendekatkan nyala api keujung batang rokok yang ada dimulutnya itu, dan perempuan itu memejamkan kedua matanya saat menghembuskan asap rokoknya, sedangkan aku sesekali memainkan cajon dikamarnya itu. Tanaya berjalan mendekatiku. Tanaya mendorong pelan tubuhku dengan tersenyum penuh artian, kemudian dia memegang cajon yang artinya ingin memainkannya juga sepertiku, lalu, aku memilih untuk mengalah dari perempuan cantik itu.

Beruntung cantik wajahnya,

Kumaafkan.

Iya.

Dia menduduki cajon yang ingin kumainkan, lalu, aku diberikannya gitar yang ada disampingnya, kemudian aku duduk kedinginan dilantai sedangkan dia tertawa kecil melihatku, dan ternyata dia cukup mahir dalam memainkan cajon, terlebih disela jarinya itu terdapat sebatang rokok yang asapnya mengepul keatas. Membahagiakan. Aku menyukai semua orang yang berani atau memilih tampil berbeda, dan entahlah, kebanyakan dari orang yang dekat terhadapku itu justru mempunyai suatu keunikan tersendiri, Vanila menyukai reggae dan ska, Ferdi menyukai punk, Safira menyukai blues dan jazz, Adrian menyukai hardrock, lalu, perempuan disampingku itu menyukai rock slow dan gothic metal, sedangkan aku menyukai semua musik yang berdentum, bagiku, orang penyuka musik yang dipandang sebagai aliran gelap, misalnya rock itu tidaklah harus berpenampilan serba berwarna hitam, urakan, tatoan, serta yang lain sebagainya, justru apa yang tertanam didalam kitalah yang nantinya akan menjabarkan dari karakter tersebut kepada semua orang, kesamaan dari aku dengan semua temanku itu menyukai suatu musik indie.

Kalian melihatku berbeda. Aku melihat kalian itu serupa.

Hening.

Tanaya menekan keras rokoknya itu keasbaknya, dan membuangnya ketempat sampah didepan kamarnya, padahal batang rokoknya itu masih banyak yang belum terbakar, kemudian dia menundukkan kepalanya dipinggir kasurnya yang membuatku sempat bertanya - tanya. Aku berhenti memetik, lalu, menempatkan lenganku digitar. Tanaya menatapku dengan penuh artian, bahkan aku sampai merasa tidak nyaman dilihat olehnya terus menerus, dan cobalah kalian merasakan hal yang sama denganku, beberapa detik saja menatap lekat matanya pastilah akan jatuh cinta kepadanya, matanya itu begitu menghinoptis dengan mudah bagi siapapun yang menatapnya. Sudah banyak korban.

"Kenapa?" ucapku

Tanaya langsung melempar bungkus rokoknya, "Ngerasanya. Aku kayak cewek yang rusak banget didepanmu, padahal kamu juga cuman diem, dan malahan kamu itu kayak gak peduli"

"Aku. Cewek gak bener" ucap Tanaya

Aku menatap kosong,

"Cewek yang bener itu emang kayak gimana? Semua orang itu punya jalan dosanya masing - masing" ucapku, tersenyum kecut

"Barusan aku nanya" ucapku

Tanaya hanya terdiam,

"Aku gak tahu" ucap Tanaya, menggelengkan kepalanya

Aku mengalihkan pandanganku, dan tersenyum kecut, "Nilailah aku sesukamu. Orang itu cuman bisa menilai, tapi, bukan artinya dia lebih baik dari yang dinilainya. Tapi. Kebanyakan dari kita malah justru lebih buruk dari yang dinilainya, dan anehnya, kita gak merasa, padahal kita gak lebih baik dari yang udah dinilai"

"Kamu selalu benar" ucap Tanaya

"Enggak. Aku cuman gak mau salah" ucapku, tertawa pelan

"Jadilah diri sendiri. Orang lain jadi apa nantinya, kalau, semua orang bukan dirinya sendiri? Jangan kamu nyusahin orang lain" ucapku

"Bener" ucap Tanaya

Pastinya. Kita semua pernah melakukan suatu hal yang tidak ingin orang lain mengetahuinya, kemudian itu akan menjadi suatu rahasia yang terus kita simpan entah sampai kapan, dan pada dasarnya, kita memang terlahir untuk membuat banyak kesalahan, agar kita bisa mendapatkan pembelajaran dari kesalahan tersebut. Kenyataannya. Ada banyak hal yang tidak kita tahu ataupun mengerti terhadap orang lain, tidak peduli seberapa lama serta dekatnya kita terhadap orang lain, sebenarnya kita tidak akan pernah memahami sepenuhnya, itu semua terjadi karena diri kita sendiri yang tidak bisa membaca pikiran dan perasaan orang lain disetiap waktunya.

Aku memijat telapaknya yang berwarna kemerahan dan sedikit bengkak, karena dia yang terlalu bersemangat dalam memainkan cajon, kemudian tanganku malah digenggam olehnya dengan erat, lalu, aku langsung menarik pelan tanganku dengan spontan. Tanaya menatapku terkejut. Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi, kemudian tertawa melihat ekspresi wajahnya itu, tapi, aku tetap memijat lengannya kembali setelahnya pindah kekakinya, dan rasanya aku seperti pelayan yang sedang memanjakan ratuku, seorang perempuan yang cantik itu mudah untuk meluluhkan semua orang, walaupun apa yang dilakukannya itu salah, tapi, kita seringkali akan tetap melakukan pembenaran terhadapnya.

"Jarinya" ucap Tanaya

...*********...

"Dengerin" ucap Tanaya

"Aku pengen cerita sama kamu. Faisal sering ngajakin aku terus, dan aku gak tahu, dia itu beneran suka aku apa cuman pengen mainin perasaanku. Menurut kamu dia itu gimana?" ucap Tanaya

"Faisal baik orangnya" ucapku

Tanaya menatapku lekat, "Kamu juga baik, dan bukan karena dia baik padamu, artinya dia suka denganmu. Nyatanya. Kamu itu baik, tapi, gak suka aku" ucapnya, tersenyum penuh artian

Terdiam dan membisu aku dibuatnya,

Hening.

"Semuanya itu tergantung dari cowoknya, dan cewek itu bisanya cuman ngasih jawaban, padahal kenyataannya itu sebenarnya cowok sukanya cewek yang inisiatif" ucap Tanaya, menopang dagu

"Aku bener gak?" ucap Tanaya

Kembali aku terdiam,

Disengaja. Tanaya menyemprotkan beberapa kali parfumnya kepakaianku dan entahlah apa maksudnya, kebanyakan temanku yang mencium aroma parfumnya langsung mencibirku, karena parfumnya itu aku dijauhi oleh teman perempuanku yang kutemui, sampai pada akhirnya kupilih tempat untukku menyendiri sembari berharap parfumnya itu cepat memudar ataupun menghilang. Parfum hanyalah sebagian. Wajahku pernah dirias lalu dipakaikan kerudung olehnya, dan pernah juga aku yang dimasker, kukuku yang dicat, krim pagi atau malam serta masih banyak lainnya yang dilakukan olehnya kepadaku, terkadang malahan aku melakukannya sendiri tanpa adanya dirinya, terlebih aku tertawa saat melakukannya itu seperti orang yang tidak waras. Menggelikan.

Tanaya mempunyai parfum kesukaan dan semua orang dilingkungannya sudah menghafalnya, makanya, aku lebih menghindar ataupun menjauh daripada mereka yang akan mencibirku, seharian itu aku menjadi seorang pendiam seperti tidak mempunyai teman seorangpun hanya karena aroma parfumnya. Tanaya berjalan mendekatiku. Tidak ada sedikitpun penyesalan diwajah cantiknya itu dan seperti biasanya dia tersenyum dengan alasan yang tidak kuketahui, bahkan aku masih terdiam serta tidak bergeming saat perempuan itu mencubit pipiku, terlebih dia yang menjadikan pahaku sebagai bantalnya, karena aku yang sedang duduk bersila dengan santainya, tapi, aku langsung menyingkirkan kepalanya itu yang membuatnya tertawa kecil melihat reaksiku menolaknya.

"Ngantuk" ucap Tanaya

Akhirnya,

Aku membiarkan pahaku dijadikan alas untuknya tidur pulas, aku merapikan rambutnnya serta memainkan hidungnya itu, dan lucunya, dia yang terbangun lalu berjalan pergi meninggalkanku dengan setengah kesadarannya itu, bahkan dia sampai berhenti hanya untuk memegangi ditembok. Sekedar aku mengingatkan. Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, kalian janganlah heran bahwa saat berada dikota besar melihat dua orang yaitu laki - laki dan perempuan terlihat berpegangan tangan, bermesraan serta lain sebagainya, mereka hanyalah berteman yang tidak mempunyai suatu hubungan yang lebih tinggi, satu hal yang membedakan antara pertemanan dengan percintaan itu terletak pada kejujurannya akan perasaannya. Tanaya menghilang dibelokan. Pada awalnya berada dikota besar membuatku seakan terlihat begitu polosnya, aku terlalu menilai sesuatu yang kulihat sebagai pertimbangan terbesar, padahal apa yang kulihat itu tidak menjelaskan semua yang terjadi, karena aku yang tinggal serta besar dikota kecil itu menganggapnya sebagai pemandangan yang memang tidak biasa dilingkunganku.

"Tidur" ucap Tanaya

...*********...

"Cantik" ucapku

Sekelompok adik tingkat berjalan melewatiku dan Tanaya, "Apa? Cantik, Nik. Yang mana coba? Pakai baju merah?" ucap Tanaya

Aku hanya terdiam,

Tanaya mengamati kembali, sembari tersenyum simpul, "Apa? Cantik, Nik. Yang mana coba? Pakai baju coklat?"

"Kamu bikin malu" ucapku

"Biarin" ucap Tanaya

Tanaya memang iseng. Pernah suatu ketika, diujung koridor aku melihat sepasang kekasih bergandengan tangan, kemudian Tanaya berjalan lurus dengan santainya dan tanpa dosanya, sampai pasangan itu akhirnya harus terpaksa melepaskan tangannya yang bergandengan sejenak, laki - laki itu hanya bisa tersenyum dengan tingkah lakunya, tapi, perempuan itu terlihat sedikit kesal diraut wajahnya. Tentunya aku berakting. Sepanjang koridor aku bertingkah seakan tidak pernah mengenal Tanaya, dan kalau bukan karena wajahnya yang cantik, pastilah sudah banyak orang yang marah dengan apa yang dilakukannya, tapi, pada kenyataannya hampir semua orang memaafkannya, perempuan yang mempunyai paras wajah menawan itu memang selalu dimaafkan terhadap apapun yang dilakukannya.

Aku membungkam mulutnya,

Terdiam.

Aku tidak ingin mendengar kata darinya lagi, dan juga, aku menutup hidungnya yang membuatnya kesusahan bernafas, kemudian tanganku itu dipukul olehnya dengan keras, lalu dia mengatur nafasnya setelah aku melepaskan tanganku darinya. Rasakanlah. Aku tidak menceritakan kepada Tanaya sedikitpun, kalau malam kemarin aku bertemu dengan Safira, dan lagipula, aku juga tidak ingin dia tahu apa yang terjadi dimalam yang diiringi rintik hujan itu, aku sangat menyadari bahwa pastinya tidak ada satupun orang dikehidupan yang ingin dibohongi, tapi, dihitungnya akupun tidak berbohong kepadanya, itu semua karena aku yang memang tidak mengatakan apapun kepadanya.

...Jangan pernah melakukan terhadap orang lain, apa yang tidak ingin kamu lakukan terhadap dirimu sendiri...

Semuanya yang kulakukan,

Penuh.

Dengan suatu keraguan.

Iya.

Terpopuler

Comments

Hendra Hermawan

Hendra Hermawan

0k lanjut

2021-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3 Part 2 - Bintang dilangit malam
4 Part 3 - Haknya
5 Part 4 - Kepercayaan
6 Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7 Part 6 - Hati
8 Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9 Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10 Part 9 - Tuduhan
11 Part 10 - Air Mata Itu
12 Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13 Part 12 - Penilai
14 Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15 Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16 Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17 Part 16 - Cinta
18 Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19 Part 18 - Dendam?
20 Part 19 - Penyesalan
21 Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22 Part 21 - Kolam
23 Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24 Part 23 - Belajarlah
25 Part 24 - Arah
26 Part 25 - Perhatian
27 Part 26 - Kerelatifan
28 Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29 Part 28 - Kenangan
30 Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31 Part 30 - Berkunjung
32 Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33 Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34 Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35 Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36 Part 35 - Bertanggungjawablah
37 Part 36 - Pendapat
38 Part 37 - Penulis
39 Part 38 - Diantara
40 Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41 Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42 Part 41 - Kebenaran
43 Part 42 - Bercanda
44 Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45 Part 44 - Keadaan
46 Part 45 - Membenci
47 Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48 Part 47 - Kesedihan
49 Part 48 - Takut Dan Berani
50 Part 49 - Pengaturan
51 Part 50 - Keajaiban
52 Part 51 - Kegelapan
53 Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54 Part 53 - Mereka
55 Part 54 - Kesalahan
56 Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57 Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58 Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59 Part 58 - Pernyataan
60 Part 59 - Tentangku
61 Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62 Part 61 - Mendua
63 Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64 Part 63 - Langit Harus Beragam
65 Part 64 - Hujan
66 Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67 Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68 Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69 Part 68 - Kebahagiaan
70 Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71 Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72 Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73 Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74 Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75 Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76 Part 75 - Sebab Dan Akibat
77 Epilog
78 Pengumuman
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Prolog
2
Part 1 - Tunjuk Satu Bintang
3
Part 2 - Bintang dilangit malam
4
Part 3 - Haknya
5
Part 4 - Kepercayaan
6
Part 5 - Dunia Penuh Tanya
7
Part 6 - Hati
8
Part 7 - Teorinya Sangat Berbeda
9
Part 8 - Setiap Orang Itu Punya Cerita
10
Part 9 - Tuduhan
11
Part 10 - Air Mata Itu
12
Part 11 - Berhak Dalam Bahagia
13
Part 12 - Penilai
14
Part 13 - Manusia Sangat Perasa
15
Part 14 - Hatilah Yang Berjatuhan
16
Part 15 - Apa Maksudnya Itu?
17
Part 16 - Cinta
18
Part 17 - Merendah Dan Mengalah
19
Part 18 - Dendam?
20
Part 19 - Penyesalan
21
Part 20 - Cahaya Dari Lilin Yang Berpijar
22
Part 21 - Kolam
23
Part 22 - Jawaban Dari Perasaan
24
Part 23 - Belajarlah
25
Part 24 - Arah
26
Part 25 - Perhatian
27
Part 26 - Kerelatifan
28
Part 27 - Terjebak Pada Kehidupan
29
Part 28 - Kenangan
30
Part 29 - Terluka Dipecundangi Dunia
31
Part 30 - Berkunjung
32
Part 31 - Penghubung Bumi Dan Langit Dikehadirannya
33
Part 32 - Jangan Lupa Bahagia
34
Part 33 - Membantu Diri Sendiri
35
Part 34 - Tetaplah Mencintai Dengan Seperti Biasanya
36
Part 35 - Bertanggungjawablah
37
Part 36 - Pendapat
38
Part 37 - Penulis
39
Part 38 - Diantara
40
Part 39 - Cerita Yang Indah Dan Bahagia
41
Part 40 - Tertawa Bukan Artinya Tidak Bersedih
42
Part 41 - Kebenaran
43
Part 42 - Bercanda
44
Part 43 - Terlihat Begitu Kuatnya
45
Part 44 - Keadaan
46
Part 45 - Membenci
47
Part 46 - Indahkah Semuanya Yang Terlihat Berkilau?
48
Part 47 - Kesedihan
49
Part 48 - Takut Dan Berani
50
Part 49 - Pengaturan
51
Part 50 - Keajaiban
52
Part 51 - Kegelapan
53
Part 52 - Khawatir Yang Berlebihan
54
Part 53 - Mereka
55
Part 54 - Kesalahan
56
Part 55 - Kisah Tanpa Judul
57
Part 56 - Kembali Seperti Biasanya
58
Part 57 - Kepedulian Bukan Perasaan Yang Sebenarnya
59
Part 58 - Pernyataan
60
Part 59 - Tentangku
61
Part 60 - Teruslah Ada Disampingnya
62
Part 61 - Mendua
63
Part 62 - Menyukai Itu Pilihan
64
Part 63 - Langit Harus Beragam
65
Part 64 - Hujan
66
Part 65 - Benarkah Manusia Itu Merasa Istimewa?
67
Part 66 - Terlalu Bahagia Itu Sangat Melelahkan
68
Part 67 - Keadaan Yang Memaksa
69
Part 68 - Kebahagiaan
70
Part 69 - Didunia Yang Sempurna
71
Part 70 - Kehidupan Suatu Pengulangan
72
Part 71 - Pertemuan Mencerminkan Perpisahan
73
Part 72 - Menghilang Dan Berkesan Itu Keahlian
74
Part 73 - Hitam Dan Putih Itu Warna?
75
Part 74 - Mencintai Itu Secukupnya
76
Part 75 - Sebab Dan Akibat
77
Epilog
78
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!