Tak terasa adzan dzuhur telah berkumandang, Mayra segera melaksanakan shalat dzuhur sebelum ia membangunkan Rafka.
Seusai shalat,"A? Aa bangun! Shalat dulu!" Mayra menggoyang-goyangkan tubuh Rafka.
"Iya." Sahut Rafka sembari perlahan membuka matanya,"Aku terpaksa shalat di rumah." Lanjutnya memelas.
"Allah akan memakluminya, Aa kan sedang sakit! Jarak mesjidnya lumayan jauh dari rumah, Aa tidak akan kuat." Aqeela meyakinkannya.
"Hmm...." Sahutnya sembari berlalu ke kamar mandi.
Saat Rafka telah selesai shalat saat itu juga Aqeela memasuki kamar mereka,"Umi berangkat sekarang ya! Abi sedang memanaskan mobil." Ucapnya.
"Iya Umi, hati-hati! Semoga semuanya lancar." Jawab Mayra.
"Umi mau kemana?" Tanya Rafka.
"Biar Mayra yang jelaskan, Umi buru-buru!" Jawabnya.
Mayra dan Rafka mencium tangan Aqeela bergantian,"Cepat sembuh ya! Umi berangkat! Assalamu'alaikum." Seru Aqeela sangat buru-buru.
"Wa'alaikumsalam." Jawab keduanya.
"Sebenarnya mereka mau kemana?" Rafka menanyakan hal yang sama.
"Ke Depok untuk menghadiri acara seminar para Dosen terbaik." Jelas Mayra.
"Mengapa mereka tidak memberitahuku?" Tukas Rafka heran.
"Bagaimana mau memberitahu,orang Aa tadi sedang tidak sadar karena demam!" Tegas Mayra.
Rafka tak lagi menjawabnya, namun bunyi perutnyalah yang menimpalinya.
"Pffft...." Mayra menahan tawanya,"Aa lapar ya?" Mayra memastikannya.
Rafka bersikap santai dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Tidak usah malu-malu! Ayo ikut aku! Tadi aku sudah memasakkan bubur untuk Aa." Mayra menarik tangan Rafka.
"Aku tidak mau! Aku takut kamu menambahkan udang lagi pada makananku! Bisa-bisa alergiku tambah parah!" Tuduhnya.
"Jangan suudzon dulu atuh! Lagi pula aku tidak mungkin sejahat itu karena aku bukan orang jahat." Bantah Mayra.
"Heh! Baru kali ini aku melihat seseorang yang tak ada henti-hentinya memuji dirinya sendiri." Rafka menyindirnya.
"Terserah Aa sajalah! Kalau mau makan ayo cepat kalau tidak aku mau pergi menemui pacarku!" Mayra mengeluarkan senjata barunya.
"Jangan macam-macam di belakangku!" Tegasnya.
"Aa kebanyakan berfikir! Sudah lapar juga masih gengsi-gengsian! Tidak baik tahu!" Gerutu Mayra sembari berlalu.
"Gadis tengil itu selalu saja cerewet!" Umpat Rafka kemudian mengikuti Mayra.
"Akhirnya rasa lapar itu mengalahkan gengsinya Aa." Mayra menyindirnya.
"Berhenti menyindirku!" Tegasnya.
Mayra memberikan semangkuk bubur untuk Rafka dan Rafka pun memakannya dengan lahap.
"Masakanku enak sekali ya A sampai Aa makannya buru-buru begitu? Aa tenang saja, tidak akan ada yang memintanya kok." Ejeknya.
Rafka tak bergeming,"Aa jorok ih! Ganteng-ganteng ingusan!" Mayra mengejeknya lagi.
Rafka segera mengambil tissue untuk mengelap ingusnya,"Kamu jangan lupa ya! Ini semua terjadi karena kamu!" Tukas Rafka.
"Aku tidak lupa kok!" Bantah Mayra.
"Bagus kalau begitu!" Seru Rafka santai.
"Aa masih belum memaafkanku?" Tanya Mayra lirih.
"Aku sudah memaafkanmu karena kamu telah merawatku! Jadilah suster pribadiku selama aku sakit." Jawabnya.
"Siap bos." Balas Mayra dengan senang hati,"Aku akan merawat Aa dengan sepenuh jiwa dan ragaku." Lanjutnya bersyair.
"Bisa tidak jangan lebay?" Tukas Rafka tak suka.
"Hehee...Ya maaf! Akukan cuma mau menghibur Aa." Ucap Mayra.
"Aku tidak sedang putus cinta jadi tidak perlu dihibur dengan rayuan receh seperti itu!" Tegasnya.
"Oke...Oke....Sekarang makan lagi ya! Jangan mengoceh terus! Lama-lama mirip Ibu-ibu yang belum bayar hutang!" Ejeknya.
"Kamu memang tidak pernah kehabisan kata-kata dalam mengejekku! Dasar gadis tengil!" Seru Rafka menekankan.
Mayra tak mengubrisnya, ia langsung saja ke dapur untuk menghindari Rafka dan mencari keberadaan Minten untuk dijadikan teman ngobrol.
.
.
.
Udah dulu ahh😅Nggak purun😥Kalau mood baik InsyaaAllah nanti sore/malam lanjut lagi😂😂See you❤🙋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Anonymous
lanjut thor
2021-04-19
0
Ina Nuraeni
semangaat lanjutinnya dedek,,,😍😍😍
2020-12-17
1
Hanyfatul Sofia
semangat dedek...
2020-12-17
1