Mayra dan Rafka saling bertatapan kemuduan saling membulatkan bola matanya dengan sempurna .
"Ka-kamu...." Rafka mendadak gelagapan.
"Ih!" Mayra bangun dari posisinya.
"Kamu memang paling pintar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ya!" Sindir Rafka.
"Enak saja! Aa yang menarikku! Jadi jangan salahkan aku!" Bantah Mayra,"Tidak ada gunanya berdebat terus! Kalau aku tak punya hati, sekarang ingin rasanya aku pergi holiday saat kondisi Aa sedang lemah begini! Tapi untungnya aku masih memiliki hati yang mulia." Lanjutnya memuji diri sendiri.
Rafka tertegun,"Hei! Aa jangan masukkan ke hati! Orang aku hanya bercanda!" Tukas Mayra sembari terkekeh melihat ekspresi suaminya,"Sekarang minum obatnya habis itu Aa istirahat supaya cepat sembuh." Lanjutnya sembari menyodorkan gelas berisi air minum.
Mayra membuka satu persatu obat itu lalu memberikannya pada Rafka dan Rafka pun segera meminum obatnya.
Mayra menyelimuti tubuh suaminya,"Selamat beristirahat!" Ucapnya seraya berlalu.
Mau kemana dia? Batin Rafka.
Rafka masih belum bisa menutup matanya setelah minum obat tadi karena fikirannya terus tertuju pada Mayra yang kini entah pergi kemana.
Beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, Rafka segera berpura-pura tidur dan ketika terdengar suara tv menyala,Rafka mengintipnya dengan membuka sedikit matanya supaya tidak ketahuan.
Dilihatnya Mayra sedang menonton tv sembari mengemil snack. Rafka pun mulai memejamkan matanya karena kontraksi gatalnya mulai muncul lagi.
Sesekali Mayra memastikan kondisi Rafka,"Kok A Rafka seperti meriang ya?" Ucapnya kemudian mendekati Rafka dan mulai menyentuh kening suaminya,"Ya Allah...Panas sekali." Ucapnya cemas.
Mayra segera berlari ke dapur untuk mengambil es dan juga kompresan.
"May, ada apa? Kenapa kamu lari-lari?" Tanya Aqeela.
"A Rafka demam Umi." Jawabnya dengan langkah kaki yang terburu-buru.
Aqeela dan Nizam menyusul Mayra menuju kamar,"Persis seperti kejadian 20 tahun yang lalu." Ucap Aqeela.
Mayra fokus mengompres Rafka dengan sangat teliti,"Jadi kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya?" Tanyanya.
"Iya, saat itu Rafka baru berusia 4 tahun. Kami sangat khawatir waktu itu, tetapi dokter terus menenangkan kami sebab kondisinya yang seperti ini tidak akan lama! Lihat saja, besok pasti dia akan flu." Jelas Aqeela lirih.
"Kita hanya perlu bersabar dan tetap tenang dalam kondisi ini." Timpal Nizam.
"Umi, Abi, maafkan aku! Semua ini terjadi karena aku!" Tutur Mayra sedih.
"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri sayang!" Seru Aqeela,"Umi titip Rafka ya, nanti setelah dzuhur Umi akan pergi ke Depok untuk menemani Abi menghadiri acara seminar para Dosen terbaik." Lanjutnya.
"Umi dan Abi akan pergi?" Mayra seolah tak rela.
"Iya, kamu tidak apa-apa kan kami tinggal selama 2 hari?" Tanya Nizam.
"Umi yakin kamu bisa merawat Rafka tanpa bantuan kami!" Seru Aqeela,"Sekarang kamu kompresi dia sampai panasnya turun! Umi dan Abi mau merapikan baju-baju dulu." Lanjutnya.
"Baik Umi." Jawab Mayra.
Setelah beberapa saat sepertinya suhu tubuh Rafka sudah normal seperti biasanya.
"Alhamdulillah..." Ucap Mayra.
Rafka terbangun,"Aku kenapa?" Tanyanya.
Mayra langsung memeluknya,"Heh! Apa-apaan ini?" Tukas Rafka.
"Aa membuatku khawatir! Jantungku hampir copot karena Aa!" Mayra merasa sangat bersalah,"Aku minta maaf, semuanya terjadi karena aku!" Lanjutnya menyalahkan diri sendiri.
"Tapi belum copot sungguhan kan?" Tukas Rafka.
"Aisshhh!!" Mayra memukul lengannya,"Semua orang mengkhawatirkan Aa, tapi Aa dengan santainya menganggap semua ini adalah candaan!" Serunya kesal.
"Memangnya apa yang membuat kalian begitu mengkhawatirkanku?" Tanya Rafka.
"Tadi Aa demam! Tapi sekarang alhamdulillah sudah membaik setelah aku mengompresnya." Jelas Mayra.
"Eh iya, lepaskan pelukannya! Kamu ini keenakan main peluk-peluk orang saja!" Gerutunya.
Mayra melepaskan pelukannya,"Aa mah enak bicara seperti itu! Akumah dari tadi nangis takut Aa kenapa-kenapa!" Serunya menegaskan.
"Lebay!" Ejek Rafka,"Ini buktinya aku tidak apa-apa!" Tegasnya.
"Iya sekarang tidak apa-apa tapi tadi beda lagi!" Tegas Mayra.
"Suami sedang sakit bukannya dimanja malah dimarahi!" Sindir Rafka.
"Jadi Aa mau dimanja? Yakin?" Mayra menggodanya,"Baru dipeluk saja sudah panas dingin apa lagi dimanja-manja!" Mayra balik menyindirnya.
"Kamu berfikiran lain ya?" Tukas Rafka.
"Yang berfikiran lain itu siapa? Aku atau Aa?" Ejeknya.
"Ahh sudahlah! Malas sekali menghadapi gadis tengil seperti kamu!" Seru Rafka.
"Hmm...Kalau aku tinggal nanti rindu lohh!" Ancamnya.
"Jangan geer!" Bantah Rafka.
"Memang kenyataannya!" Seru Mayra dengan percaya diri.
"Haaaaaciiiimm....Haaciiiiimmm..." Rafka mulai bersin-bersin.
"Tuh sudah atuh istirahat lagi jangan nyeloteh terus!" Mayra memperingatinya.
Akhirnya Rafka membaringkan kembali tubuhnya dengan bantuan Mayra.
.
.
.
Jangan lupa like,rate 5,komen,favorit dan vote😀Terimakasiiih☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Ina Nuraeni
lanjut lgi dek,,, suka sekali sama cerita nya 😍😍😍
2020-12-17
2
Hanyfatul Sofia
ada benih² bucin nih.🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭
2020-12-17
3