Seusai makan Aqeela segera meraih ponselnya kemudian menelpon Beno. Setelah beberapa saat akhirnya Beno mengangkatnya.
Beno : Assalamu'alaikum Umi...Tumben menelpon,ada apa gerangan?
Aqeela : Wa'alaikumsalam Ben,Umi mau tanya apakah di kantor ada staf yang bernama Mayra?
Beno : Oh iya ada Umi,dia adalah staf baru di bagian keuangan.
Aqeela : Orangnya bagaimana? Emhh...Lebih tepatnya ciri-ciri fisiknya?
Beno : Cantik,berhijab,putih,tinggi dan masih banyak lagi. Sebentar,ada urusan apa Umi dengan Mayra? Kok Umi seperti kepo sekali!
Aqeela : Oke,sekarang kamu sedang di kantor tidak?
Beno : Iya Umi,aku ada di kantor! Memangnya kenapa?
Aqeela : Tolong bawa dia untuk menemui Umi! Nanti Umi shareloc.
Beno : Baik Umi.
Panggilan berakhir.
Beno memang sudah dekat dengan keluarganya Rafka karena ia adalah sahabat Rafka sewaktu MA.
Maka dari itulah Aqeela sudah menganggapnya seperti anak sendiri bahkan ia menyuruh Beno memanggilnya Umi seperti Rafka. Ketika ada sesuatu hal apapun yang menyangkut Rafka,Aqeela sudah tidak segan lagi untuk meminta bantuan Beno.
Seusai menghubungi Beno,Aqeela segera bersiap untuk pergi ke tempat yang dituju.
"Sebenarnya Umi mau kemana?" Tanya Syafa heran.
"Umi ada urusan! Sekarang Umi buru-buru nanti setelah Umi pulang Umi akan menjelaskannya pada kalian." Jawab Aqeela terburu-buru.
"Aneh...." Tukas Syafa.
Di tempat lain Beno segera menghampiri Mayra untuk menjalankan tugas yang diberikan Aqeela padanya.
"Mayra! Ayo ikut saya!" Seru Beno.
"Kemana Pak?" Tanya Mayra.
"Jangan banyak bertanya,ayo ikut saja!" Beno mengomelinya.
Pak Beno ini asistennya Pak Rafka,pasti ini semua perintahnya Pak Rafka! Yasudahlah aku menurut saja! Batin Mayra.
"Malah melamun! Ayo cepat!" Beno menegurnya.
"Iya Pak." Sahut Mayra sembari meraih tasnya kemudian mengikuti Beno dari belakang.
*
Beno membawa Mayra ke sebuah restoran atas perintah Aqeela.
"Mau apa kita kemari?" Tanya Mayra.
"Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu." Jelas Beno.
"Siapa?" Mayra bertanya lagi.
"Nanti juga kamu tahu sendiri!" Tukas Beno.
Mayra tak menjawabnya lagi ia hanya fokus mengikuti Beno menelusuri isi restoran ini hingga akhirnya ia berhenti di sebuah meja nomor 15.
"Assalamu'alaikum Umi...Selamat siang." Ucap Beno menyapa.
"Wa'alaikumsalam...Siang." Jawab Aqeela.
"Mayra! Ayo kemari!" Titahnya.
Mayra sedikit lebih maju supaya ia bisa terlihat oleh Aqeela.
"Oh...Jadi ini yang bernama Mayra?" Sapa Aqeela.
"Iya Bu." Jawab Mayra ramah.
"Silahkan duduk sayang!" Suruhnya pada Mayra,"Beno,jika kamu mau kembali ke kantor terlebih dahulu silahkan! Nanti Mayra biar Umi yang urus!" Lanjutnya beralih pada Beno.
"Baik Umi." Jawabnya.
"Ingat! Jangan beritahu Rafka!" Aqeela menekankan perkataannya.
"Siap Umi. Kalau begitu aku permisi pamit! Assalamu'alaikum..." Jawab Beno kemudian berlalu dari hadapan mereka.
"Oh ya,mau pesan apa?" Tanya Aqeela.
"Tidak usah repot-repot Bu." Mayra menolaknya.
"Yasudah kalau begitu kita samakan saja ya!" Seru Aqeela kemudian memanggil seorang waiters dan mulai memesan.
Setelah waiters itu berlalu Aqeela mengajak Mayra mengobrol kembali,"Sebelumnya saya minta maaf karena telah mengganggu waktu kerja kamu! Dan kenalkan saya Aqeela Uminya Rafka bos kamu." Aqeela memperkenalkan diri.
"Jadi Ibu ini Ibunya Pak Rafka?" Mayra memastikannya dan dijawab anggukan oleh Aqeela,"Maaf Bu bos besar saya baru tahu." Lanjutnya sangat sopan.
"Iya nak tidak perlu sungkan begitu! Panggil saja Umi ya!" Pintanya.
"Emhh...Baik U-umi." Balas Mayra gugup.
Gadis ini cantik,sopan,penampilannya menutup aurat dan juga pandai memasak! Cocok untuk Rafka! Batin Aqeela.
"Boleh Umi menginterview kamu?" Tanyanya.
"Interview?" Mayra kebingungan karena rasanya waktu itu ia sudah melakukannya saat melamar kerja jadi untuk apa interview lagi.
"Iya,boleh kan? Tapi Umi mau menginterview kehidupan pribadi kamu! Bukan tentang pekerjaan!" Aqeela menegaskannya.
Untuk apa ya Ibunya Pak Rafka menginterview kehidupan pribadiku? Fikir Mayra.
"Ehmm...Iya Bu ehh maksudku Umi, silahkan!" Mayra menyetujuinya.
"Oke kita mulai ya! Umur kamu berapa serta tinggal dimana?" Aqeela mulai menginterview Mayra.
"Umur saya 21 tahun dan saya tinggal di jalan Margajaya." Jawab Mayra.
"Kamu asli Jakarta?" Tanya Aqeela.
"Saya asli Bandung,baru pindah ke Jakarta sebulan yang lalu setelah lulus kuliah." Jelas Mayra.
"Kamu tinggal sendiri di Jakarta?"
"Tidak,saya tinggal dengan kedua orang tua angkat saya."
"Orang tua angkat?" Aqeela mengernyitkan keningnya.
"Iya,saya anak yatim piatu Umi! Saya diadopsi oleh orang tua angkat saya yang sekarang saat umur saya baru 10 tahun." Jelasnya.
"Oh begitu..." Aqeela mengangguk-angguk,"Kapan kamu ditinggalkan oleh orang tua kandungmu? Maksud Umi kapan mereka meninggal?" Lanjutnya.
"Saya tidak tahu pasti Umi,karena kata Ibu panti saya ditinggalkan di panti asuhan begitu saja tanpa ada keterangan apapun saat saya masih bayi merah." Mayra menjadi sedih menceritakannya.
"Yang sabar dan kuat ya sayang! Umi yakin kamu pasti akan segera menemukan kebahagiaan." Aqeela menenangkannya.
"Aamiin...Terimakasih Umi." Ucap Mayra dan dibalas anggukan oleh Aqeela.
Gadis ini sungguh apa adanya! Aku rasa dia memang cocok untuk aku jadikan menantu! Fikir Aqeela.
"Oh ya,apa kamu sudah ada pasangan?"
"Hehee...Belum Umi." Jawab Mayra sembari tersenyum,"Saya tidak terlalu memikirkannya! Yang saya fikirkan sekarang adalah bagaimana caranya saya bisa berbakti kepada orang tua angkat saya dan juga membahagiakan mereka! Saya ingin sekali membalas budi baik mereka yang telah membesarkan saya,mendidik saya dengan penuh kesabaran dan kelembutan,merawat saya dengan penuh kasih sayang melebihi anak kandung mereka dan juga telah menyekolahkan saya hingga saya berhasil meraih gelar S1 Jurusan Akuntansi dengan menjual harta berharga mereka hanya untuk membiayai kuliah saya! Mungkin jasa mereka tak bisa terbalaskan oleh apapun tapi saya akan selalu berusaha membahagiakan mereka!" Lanjutnya hingga meneteskan air mata.
"MasyaaAllah mulia sekali hatimu! Sudah cantik,shalilah lagi!" Puji Aqeela kagum.
"Aamiin...Maaf ya Umi,saya jadi curhat." Mayra tersenyum tipis.
Aqeela mengusap air mata yang berjatuhan di pipi Mayra dengan tissue.
"Sudah jangan dibahas lagi! Umi tidak ingin membuat kamu sedih!" Tegas Aqeela.
"Baik Umi." Balas Mayra.
"Oh ya,tadi pagi kamu memberikan Rafka makanan?" Tanyanya memastikan.
"Hehee iya Umi...Saya memberikan itu sebagai ucapan terimakasih pada Pak Rafka." Jawab Mayra.
"Masakanmu enak! Umi dan kakak-kakaknya Rafka menghabiskan makanan itu sampai tak tersisa." Aqeela tertawa kecil.
"Jadi Umi memakannya?" Mayra tertegun.
"Heem." Jawabnya.
Kedatangan seorang waiters yang membawa pesanan Aqeela menghentikan obrolan yang terjadi antara keduanya.
Kini mereka mulai menikmati makanan tersebut. Awalnya Mayra menolaknya tapi Aqeela terus memaksanya hingga akhirnya Mayra mau memakan makanan itu.
.
.
.
Yang mau Interview Dedek sebagai calon menantu disini ada nggak? Yokk Dedek siap di interview😂😂
Eitss Dedek cuma bercanda✌😅Efek malam minggu😆😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Ina Nuraeni
seruuu,, dilanjut lgi dek ceritanya,,😍😍😍
2020-12-13
1
Sovita Sari
next Kakk, piiniisiiriinnn🤪😁semangattttt
2020-12-13
1
💐
Ceritanya tambah seru dan menarik😁😅tetep semangat ya kk aku selalu menunggu up dari kk😉😘😍
2020-12-12
3