Setelah tiba di rumah sakit,Mayra segera melunasi biaya operasi Ibunya di bagian administrasi rumah sakit.
Setelah urusan administrasi selesai,Mayra pergi menuju kamar rawat Ibunya.
"Assalamu'alaikum Ayah,Ibu." Ucap Mayra.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab keduanya.
Mayra mendekati Ibunya,"Bu...Ibu jangan khawatir ya! Sebentar lagi Ibu akan sembuh! Dokter akan segera mengoperasi Ibu!" Tutur Mayra hingga tak terasa air mata terus berjatuhan di pipinya.
Titin menatap Mayra dengan tatapan sendu,"May,darimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Apakah bosmu yang meminjamkannya?" Tanya Arif.
"Iya Ayah...Sekarang kita fokus pada kesembuhan Ibu saja ya!" Seru Mayra dan dibalas anggukan oleh Arif.
Sekitar 10 menit lagi tindak operasi Titin akan dilakukan. Mayra merasa cemas memikirkan ini semua namun ia mencoba menenangkan hati dan fikirannya dengan memperbanyak berdo'a.
"May,jika setelah operasi Ibu tidak bisa selamat tolong rawat Ayah ya! Meskipun kami adalah orang tua angkatmu tapi kami sudah menganggapmu seperti anak kandung kami sendiri! Jika Ibu dipanggil oleh Allah terlebih dahulu tolong pastikan Ayah ada yang rawat! Kamu boleh bantu Ayah memilihkan istri baru yang baik untuk Ayah! Ibu tahu kamu tidak akan selamanya bisa bersama Ayah karena sekarang kamu telah dewasa,sebentar lagi pasti akan ada yang menikahimu! Pesan Ibu jadilah seorang istri yang hormat pada suami bagaimana pun kepribadian suami kamu nanti! Karena surga seorang istri ada pada suaminya! Jadilah istri yang shalihah yang selalu bisa mengalah meskipun tidak salah! Rumah tangga itu harus dibina dengan kerja sama yang seimbang! Jika dua-duanya egois maka pernikahan tidak akan bertahan lama! Jadilah seperti air yang selalu mengalir menyirami batu yang keras karena perlahan batu akan melebur juga jika sering terkena air. Jika ada masalah carilah solusi yang terbaik jangan selesaikan dengan amarah! Syetan itu ada dimana-mana jadi kita harus tetap waspada! Siapapun yang akan menjadi suamimu kelak,Ibu do'akan dia adalah orang yang baik,shalih dan mencintai kamu lillah." Tutur Titin.
"Ibu jangan berbicara seperti itu!" Mayra menangis di pelukan Ibunya,"Aku yakin Ibu akan selamat! Ibu pasti sembuh!" Bantahnya.
"Mohon maaf Bu Titin akan segera kami bawa ke ruang operasi." Tutur suster.
"Ibu yang kuat ya! Aku dan Ayah akan selalu mendo'akan Ibu disini!" Seru Mayra.
Titin hanya membalasnya dengan sebuah senyuman kemudian suster membawanya ke ruang operasi.
Perasaan Mayra mendadak tidak enak setelah mendengar penuturan Ibunya yang melantur tadi.
1 Jam sudah Titin berada di ruang operasi. Mayra terus mondar-mandir di depan ruangan operasi tersebut dengan tak henti-hentinya berdo'a untuk keselamatan Ibunya.
Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang operasi.
"Dok!" Mayra dan Arif mendekati dokter tersebut.
"Keluarganya Ibu Titin?" Tanyanya memastikan.
"Saya suaminya dan ini anak kami." Jawab Arif.
"Mohon maaf Pak,kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Allah berkehendak lain,operasinya gagal karena posisi batu yang ada pada ginjal istri anda sulit untuk disingkirkan ditambah lagi kondisi pasien yang sangat lemah membuat kami kesulitan melakukan operasi dengan lancar. Jumlah batunya juga ada 2 yang satunya lagi ada di empedu dan itulah bagian paling tersulitnya! Bapak dan Mbak yang kuat ya! Bu Titin sudah dipanggil yang Maha Kuasa." Jelas dokter.
"Dokter ini pasti keliru? Ibu saya tidak mungkin meninggal!" Mayra berbicara histeris.
"May tenangkan dirimu! Ibu sudah tenang sekarang! Kamu harus ikhlas supaya Ibu semakin tenang." Arif menenangkan Mayra,"Apa kami boleh menemuinya untuk terakhir kali?" Lanjutnya.
"Silahkan Pak!" Jawab dokter.
Tubuh Mayra mendadak sangat lemas, emosinya tidak bisa terkontrol saat melihat Ibunya terbaring lemas tak bernyawa lagi.
"Ibu...Kenapa Ibu tinggalkan aku dan Ayah secepat ini? Kenapa Bu? Aku dan Ayah masih membutuhkan Ibu! Tolong Ibu jangan tinggalkan kami!" Mayra menangis histeris.
"Sudah May jangan sedih terus! Ibu akan sedih jika melihat kamu sedih seperti ini." Tutur Arif,"Kamu harus ingat,kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar! Segalanya Allah yang menentukan! Kita harus ikhlas jika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan! Semuanya sudah Allah gariskan,mungkin ini memang yang terbaik untuk Ibu." Lanjutnya terus menasehati.
Mayra akhirnya tersadar bahwa kini ia terlalu terpuruk menerima kenyataan ini. Seharusnya ia bisa kuat, sabar dan ikhlas.
"Maafkan aku Bu! Aku janji akan ikhlas melepas Ibu! Semoga dengan begini Ibu bisa bahagia dan tenang di alam sana! Aku akan selalu mengingat semua ajaran yang Ibu ajarkan untukku! Aku akan selalu mengingat jasa-jasa baik Ibu sampai kapanpun! Terimakasih karena telah merawat,mendidik dan menyayangi aku seperti anak kandung Ibu sendiri! Aku disini akan selalu mendo'akan Ibu! Semoga Allah menempatkan Ibu di tempat paling indah di alam sana dan Ibu juga bahagia karena tidak merasakan sakit lagi." Mayra menangis sembari memeluk jenazah Ibunya,"Aku juga akan selalu ingat pesan terakhir Ibu tadi." Mayra sebenarnya tidak kuat namun ia harus berusaha kuat demi Ibunya.
"Maaf Mbak,Pak,jenazahnya akan segera kami bawa ke ruang jenazah setelah itu barulah bisa dipulangkan ke kediaman jenazah." Ucap salah seorang suster yang berjumlah 4 orang.
"Baik sus." Mayra bangkit dari posisinya.
Suster tersebut pun menutup tubuh Titin hingga ke ujung kepala lalu membawanya keluar dari ruang operasi untuk dipindahkan ke ruang jenazah.
"Ayah..." Mayra memeluk Arif.
"Kita harus kuat May." Ucap Arif.
Mayra melepaskan pelukannya lalu mengangguk pelan.
Tiba-tiba ponsel Mayra berdering lalu ia pun segera mengangkatnya dan ternyata dari Ayya.
Ayya menelpon untuk menanyakan keadaan Ibunya dan Mayra pun menjelaskan bahwa Ibunya kini telah tiada.
Setelah itu panggilan terputus sebab Mayra sedang malas banyak bicara dan Ayya pun mengerti akan kondisi Mayra yang sedang berduka jadi ia bisa memakluminya.
*
Di tempat lain tepatnya di Anggara Company Ayya langsung memberitahukan kabar duka ini pada Rafka.
"Pak Rafka! Ibunya Mayra baru saja meninggal." Seru Ayya dengan raut wajah sedih.
"Apa? Kamu tidak bercanda kan?" Tukas Alvin.
"Pak Rafka tidak bisa lihat kalau wajah saya serius begini?! Saya ikut sedih Pak." Jawab Ayya.
Rafka tak mengubrisnya,ia langsung saja melewati Ayya dengan langkah yang terburu-buru.
Tak lupa ia memberitahu Aqeela dan mereka pun sekeluarga berencana melayat ke rumah Mayra atas ajakan Aqeela karena Aqeela lah yang mengetahui alamat rumah Mayra.
*
Setibanya di kediaman keluarga Mayra terpasang banyak sekali bendera kuning, disana bisa terlihat warga setempat banyak yang melayat dan kini mereka sedang mengajikan jenazah.
"Assalamu'alaikum..." Ucap keluarga Rafka bersamaan.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab para warga yang mendengarnya.
Aqeela dan twins masuk ke dalam sedangkan kaum lelaki di luar sebab jenazahnya wanita.
"Yang kuat,yang tabah,yang ikhlas ya sayang!" Aqeela memeluk Mayra.
"Umi...." Mayra menangis histeris.
"Ikhlaskan...InsyaaAllah Allah akan menghadiahkan surga untuk orang baik seperti Ibumu ini." Tutur Aqeela sembari mengelus-ngelus punggung Mayra.
"Aamiin..." Balas Mayra.
Mereka pun melanjutkan tahlilan hingga selesai,kemudian jenazah dimamdikan,dikafani,dishalatkan lalu dikuburkan.
Sepanjang tahap-tahap pengurusan jenazah sang Ibu, Mayra mencoba untuk tegar dan ikhlas. Ia selalu berusaha menyeka air mata yang hampir berjatuhan di pipinya.
Sekarang tak ada cara lain yang harus ia lakukan selain mengikhlaskan kepergian sang Ibu supaya Ibunya bisa tenang di alam sana.
.
.
.
Syediih-syedihan dulu ya😢Bahagianya akan datang pada waktunya😍
Sebenernya semalem udah mau Up tapi keburu ngantuk jadi nulis episodnya baru setengah😂Maka dari itu baru dilanjut sekarang❤
Semoga para readers suka😊Jangan lupa sematkan like & votenya☺Terimakasiiih💚💚See you🙋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Reva
😭😭😭
2021-05-24
1
Randi Rifki
sedih amat thor
2021-05-14
1
ayue
ikut mewek😭😭😭
2021-02-12
1