Setelah kejadian tadi,Mayra mencoba untuk lebih giat lagi dalam bekerja supaya ia bisa membuktikan bahwa dirinya memang seorang staf yang bisa membawa pengaruh baik dalam perusahaan ini.
"Mayra! Kamu dipanggil Pak Rafka!" Seru salah seorang staf.
"Oh iya Mbak." Sahut Mayra.
Ada apa lagi ya? Fikir Mayra.
Mayra mencoba tidak berfikir macam-macam.Ia langsung menyingkirkan fikiran suudzon pada Rafka di dalam otaknya kemudian segera menuju ruangan Rafka.
Tok...Tok...
Mayra mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk,"Permisi Pak!" Ucapnya.
"Masuk!" Suruhnya.
Mayra berdiri di depan meja kerja Rafka,"Mengapa kamu terus berdiri seperti patung? Duduk!" Tukas Rafka.
Kalau aku duduk duluan nanti dikira tidak sopan! Batin Mayra berbicara.
Mayra menurut dengan segera duduk di kursi depan meja Rafka,"Saya minta laporan keuangan bulan lalu!" Serunya.
"Ini berkasnya Pak! Maaf untuk yang bulan sekarang belum saya print." Jelas Mayra.
"Oke." Jawabnya singkat.
Rafka mulai menelaah hasil laporan keuangan yang dibuat Mayra.
Laporannya tersusun rapi! Semuanya terlihat teliti! Ternyata bagus juga kerja gadis tengil ini! Tukas Rafka dalam hati.
Perasaan Mayra tak karuan,ia takut Rafka akan memarahinya lagi.
"Untuk laporan yang bulan sekarang belum selesai ya?" Pertanyaan ini dijawab anggukan oleh Mayra,"Kira-kira kapan selesainya?" Lanjutnya.
"Beri saya waktu 2 hari untuk menyelesaikan laporannya." Jawab Mayra.
"Tapi kamu sudah mulai menyusun separuhnya kan?" Rafka memastikannya.
"Iya Pak." Jawabnya,"Ini!" Lanjutnya hendak menghadapkan layar laptopnya pada Rafka namun Rafka menghentikannya.
"Kamu mau menyuruh saya membaca itu semua?" Tukas Rafka,"Jelaskan intinya saja!" Lanjutnya menegaskan.
Akhirnya Mayra kembali menghadapkan layar laptopnya ke hadapannya.
Kini Mayra sedang menjelaskan setengah susunan laporan yang ia buat dengan jelas.
Sesekali Mayra melihat Rafka dengan sudut matanya.
Mengapa Pak Rafka menatapku seperti itu? Batin Mayra merasa risih.
Mengapa aku jadi salah fokus begini? Harusnya aku memperhatikan laporan yang gadis tengil ini jelaskan bukan malah memperhatikan wajahnya! Rafka menggerutu dalam hati.
"Cukup! Penjelasanmu membuat saya mengantuk! Sudah sana lanjutkan pekerjaanmu!" Rafka mengomeli Mayra.
Mayra langsung beranjak dari kursi yang ia duduki dan langsung keluar dari ruangan Rafka tanpa berbicara sepatah katapun.
*
Keesokan harinya seperti biasa Mayra sudah berada di kantor tepatnya baru saja sampai.
Kini ia hendak masuk,saat bersamaan pula Rafka hendak keluar jadinya mereka nyaris bertabrakan di pintu tersebut.
"Kamu lagi!" Umpat Rafka.
"Maaf Pak." Ucap Mayra.
"Fungsi mata itu untuk melihat! Jadi gunakanlah matamu sebaik mungkin! Untung saja tidak bertabrakan lagi! Minggir saya buru-buru! Saya ada meeting." Rafka mengomeli Mayra lagi hari ini.
"Dasar songong!" Umpat Mayra.
Rafka membalikkan badannya lalu kembali mendekati Mayra,"Tadi kamu bicara apa?" Tanyanya dengan ekspresi datar.
"Oh itu! Tadi saya bilang kalau hari ini Pak Rafka terlihat berbeda! Pak Rafka terlihat lebih tampan." Jawab Mayra asal-asalan berharap Rafka percaya.
Mengapa hatiku jadi dag-dig-dug begini? Sadar Rafka! Batinnya.
"Jadi kemarin saya tidak tampan begitu?" Tukas Rafka.
"Saya tidak bilang begitu!" Bantah Mayra.
"Bicara denganmu hanya membuang waktu berhargaku!" Seru Rafka sembari benar-benar berlalu.
"Huuufft....Untung saja tadi dia tidak mendengar umpatanku!" Mayra benar-benar lega.
Kini ia segera menuju meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan kemarin.
*
Waktu telah menunjukkan jam makan siang.Mayra segera mensave beberapa data pemasukan dan pengeluaran bulan ini.Lalu menutup laptopnya sejenak untuk shalat dzuhur terlebih dahulu lalu makan siang.
Setiap staf diberikan waktu untuk istirahat selama 30 menit tidak boleh lebih.
Sepulang dari mushola,Mayra tak sengaja melihat Rafka sedang mengobrol dengan seorang wanita cantik nan seksi.
"Maaf ya Raf,aku datang siang tapi aku datang bukan untuk bekerja namun menyampaikan terimakasih kepadamu karena telah membantuku membagar semua administrasi pengobatan Bunda! Bunda juga titip salam untukmu! Dan terimakasih juga kamu telah mengizinkan aku untuk tidak masuk ke kantor selama 2 minggu ini dengan tak memecatku!" Ucap Rebecca,"Aku akan mulai bekerja besok!" Lanjutnya.
"Iya sama-sama! Kita sudah berteman lama jadi tidak usah berlebihan seperti itu! Salam juga untuk Bundamu! Aku harus pergi! Aku ada janji makan siang dengan Umi dan Abi!" Tutur Rafka terburu-buru.
"Baiklah." Jawabnya.
Mayra terus memperhatikan kedua manusia itu,"Hei!" Ayya mengagetkanya,"Sedang apa kamu disini?" Lanjutnya.
"Mbak Ayya! Itu...." Mayra menggantung ucapannya.
"Oh itu Rere,sekretarisnya Pak bos." Jelas Ayya.
"Oh..." Jawab Mayra singkat.
"Ayo kita makan! Nanti waktu istirahatnya keburu habis!" Ajak Ayya dan dibalas anggukan oleh Mayra.
Ayya dan Mayra memang sudah dekat hingga setiap makan siang mereka selalu makan bersama di pantry dengan membawa bekal makan siang dari rumah.
*
Rafka baru saja tiba di salah satu restoran yang sudah ia janjikan dengan orang tuanya untuk makan siang disini.
"Assalamu'alaikum Umi...Abi..." Ucap Rafka dengan menyalimi tangan Aqeela dan Nizam bergantian,"Umi sudah memesan belum?" Lanjutnya.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab keduanya.
"Sudah! Tapi pengunjung hari ini cukup ramai sampai para waitersnya kewalahan! Kita diminta sabar menunggu pesanannya datang." Jelas Aqeela.
"Sudah biasa Umi! Restoran ini memang merupakan salah satu restoran terlaris di wilayah ini." Balas Rafka.
"Oh begitu..." Aqeela mengangguk.
Sembari menunggu pesanan mereka datang,mereka mengobrol-ngobrol.
"Kapan kamu akan mengenalkan calonmu pada kami?" Tanya Nizam tiba-tiba.
"Iya kapan?" Aqeela juga ikut-ikutan bertanya tentang hal ini.
"Abi dan Umi tenang saja! Jangan terburu-buru!" Jawab Rafka dengan santainya.
"Diusia kamu yang sekarang ini sudah sepantasnya kamu telah memiliki istri." Tegas Nizam.
"Aku sibuk bekerja jadi tidak sempat memikirkan hal itu." Rafka mencari alasan.
"Itu tidak patut kamu jadikan sebuah alasan!" Tukas Aqeela.
"Bukannya Umi dan Abi sendiri yang melarangku untuk pacaran? Ini sudah kulakukan!" Rafka tak mau kalah.
"Memang! Tapi bukan berarti kamu harus menyendiri seumur hidup! Berta'aruflah seperti kakak-kakakmu! Lihat kakak kembarmu! Mereka tetap bahagia bahkan sekarang masing-masing sudah memiliki 2 anak tapi dengan demikian mereka tetap bisa meraih cita-cita walaupun waktu itu mereka menikah muda." Nizam menasehatinya.
"Baiklah,besok aku akan mencari pacar!" Tegas Rafka.
"Rafka! Bukan cari pacar tapi cari istri!" Aqeela menegurnya.
"Hehee...Aku bercanda Umi...Lagi pula mencari istri itu tidak gampang!" Tukas Rafka.
"Siapa bilang tidak gampang? Ini hal yang mudah! Umi dan Abi akan membantumu mencari jodoh dengan jalan ta'aruf!" Tegas Aqeela.
"Tapi Umi..." Rafka hendak membantahnya.
"Tidak boleh protes! Pokoknya Rafka harus nurut pada Umi dan Abi! Rafka harus segera menikah!" Aqeela mendesaknya.
"Hmmm...Terserah Umi dan Abi saja." Rafka hanya bisa pasrah.
"Ini baru putra Umi!" Aqeela menggenggam tangan putranya.
Hingga tak terasa pesanan yang ditunggu lumayan lama akhirnya datang juga untuk siap dinikmati.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Like,Komen serta Vote pemirsaaa😍😍Aku padamuu💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Reva
jln crtanya bgus thor
2021-05-24
1
꧁༺Asyfa༻꧂
mayra nih pasti,,,
2021-01-08
1
Azzalea Hermawan
meuni geulis
2020-12-26
1