Setelah beberapa jam melakukan acara resepsi, kini acara resmi ditutup sebab memang sudah waktunya untuk selesai.
Para tamu undangan membubarkan diri dari gedung ini.
"Aduuh kakiku pegal sekali." Rengek Mayra.
"Tidak usah lebay!" Tukas Rafka.
"Hmm..." Mayra menatap Rafka dengan tatapan sendu.
Keluarga besar juga membubarkan diri dari gedung ini ke rumah masing-masing.
"Ayah ikut aku kan?" Tanya Mayra.
"Ayah tidak bisa nak, Ayah tidak berhak karena Ayah bukan Ayah kandungmu!" Tegas Arif.
"Mengapa Ayah berbicara seperti itu?" Mayra sedih mendengarnya.
"Kamu tidak perlu terlalu memikirkan Ayah, kamu fikirkan saja pernikahanmu! Ayah selalu mendo'akan yang terbaik untukmu." Tutur Arif,"Sore ini Ayah akan kembali ke Bandung! Kamu jaga diri baik-baik ya disini! Lain waktu jika kamu tidak sibuk jenguklah Ayah ke Bandung." Lanjutnya.
"Tapi aku sudah berjanji pada Ibu untuk merawat Ayah! ! Aku tidak mau mengingkari janjiku!" Tegas Mayra.
"Iya tapi itu sebelum kamu menikah, sekarang kamu telah menikah! Kamu telah memiliki kewajiban tersendiri sebagai seorang istri! Kejarlah ridho suamimu karena sekarang surgamu ada padanya!" Arif menasehatinya.
"Jika itu memang sudah menjadi keputusan Ayah, aku hanya bisa pasrah menyetujuinya." Mayra memelas.
"Apa Pak Arif tidak bisa menginap di rumah kami satu malam saja?" Tanya Nizam.
"Tidak bisa Pak, saya minta maaf." Jawab Arif.
"Baiklah kalau begitu." Balas Nizam.
"Saya duluan! Assalamu'alaikum..." Pamit Arif seraya berlalu dari hadapan mereka.
"Ayah hati-hati!" Seru Mayra dan dijawab anggukan serta senyuman oleh Arif.
"Kakak twins tidak ikut ke rumah Abi lagi?" Tanya Rafka.
"Kami akan pulang ke rumah suami kami sebab sudah seminggu lebih kami menginap di rumah Abi." Syafa yang mewakili menjawab.
"Oh baiklah..." Balas Rafka.
"Nanti setelah anak-anak selesai PAS kami akan menginap lagi kemari." Ucap Syifa.
"Iya kak." Jawab Rafka.
Mereka naik ke mobil masing-masing lalu berlalu pulang ke rumah yang dituju.
*
Setibanya di rumah Rafka,
MasyaaAllah rumahnya bagus pisan! Puji Mayra dalam hati.
"Hei! Biasa saja kali!" Tegur Rafka sombong.
"Mengapa sifat songongnya belum juga hilang? Setiap bicara pasti seenaknya saja!" Gumam Mayra saat posisi Rafka sudah agak jauhan.
Ia pun menyusul suaminya masuk ke dalam rumah.
"Kamarku ada di lantai atas paling pojok." Jelas Rafka.
"Kok malah dikasih pengarahan? Sana antar Mayra ke kamarmu!" Aqeela menegurnya.
"Mayra bukan anak kecil lagi Umi! Jadi jika hanya diberi pengarahan saja pasti dia sudah mengerti." Bantah Rafka.
"Tidak apa-apa Umi, aku bisa sendiri." Mayra menyela perdebatan antara Ibu dan anak itu,"Permisi Umi." Lanjutnya sopan kemudian mulai menyusuri tangga untuk sampai di kamar Rafka.
Mungkin kamarnya yang itu! Batin Mayra.
Mayra pun segera masuk ke dalam sebuah kamar yang letaknya memang paling pojok dari kamar-kamar sebelumnya.
Setelah ia masuk ia segera bergegas mengganti baju pengantinnya dengan pakaian yang biasa ia gunakan di rumah.
Kemudian ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat dzuhur.
Saat Mayra selesai shalat, saat itu juga Rafka masuk ke dalam kamar.
Mayra tak menyapanya dulu sebab ia belum membaca do'a setelah shalatnya.
Rafka baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah dan tangan yang masih basah sepertinya ia baru mengambil air wudhu.
"Pak Rafka mau shalat?" Tanya Mayra.
"Itu saja ditanyakan! Ya tentulah saya shalat! Saya ini beragama islam!" Jawab Rafka menegaskan.
"Saya kira...." Mayra menggantung ucapannya.
"Saya kira apa? Kamu kira saya tidak pernah melaksanakan shalat, begitu?" Rafka menebaknya namun Mayra tak menjawabnya,"Dalam al-qur'an dijelaskan dalam Q.S.Al-Baqarah[2] : 43 yang bunyinya seperti ini." Lanjutnya.
واقيمواالصلوةواتوالزكوةواركعومعالركعين
"Dan laksanakanlah shalat,tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang yang rukuk."
"Sudah jelas kan dalam al-qur'an dijelaskan dalil yang menunjuk pada perintah shalat?" Rafka seperti mengejek Mayra.
"MasyaaAllah...Saya tidak menyangka ternyata Pak Rafka ini ilmu agamanya luas juga!" Puji Mayra.
"Gini-gini saya itu saleh! Jangan remehkan saya!" Seru Rafka sombong.
"Hmm...." Mayra hanya berdehem.
"Sesibuk apapun kita di dunia ini, jangan pernah tinggalkan shalat! Karena shalat adalah ibadah yang akan dihisab pertama kali di akhirat!" Rafka menceramahi Mayra,"Shalat itu tiang agama! Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya." Lanjutnya.
"Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi,“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama."
"Masih ingin meninggalkan shalat juga? Dunia ini hanya sementara, yang kekal itu akhirat! Jadi jangan terlalu sibuk mengejar dunia! Karena kehidupan yang sesunggahnya itu kelak di akhirat. Maka perbanyaklah ibadah untuk bekal di akhirat." Rafka menjelaskannya dengan mendetail.
Ya Allah...Ku kira lelaki yang menikahiku itu hanya seorang lelaki yang songong yang tak tahu adab, ternyata dia lelaki yang shalih! Engkau memang tidak pernah salah dalam memilihkan pasangan untuk setiap hamba-Mu. Aku bersyukur bisa menikah dengan dia yang lebih faham agama, karena dengan demikian dia pasti bisa membimbingku untuk lebih dekat dengan-Mu wahai Rabbku. Batin Mayra terkagum-kagum pada sosok lelaki yang kini telah menjadi suaminya.
"Hei! Sampai kapan kamu mau diam disitu? Sampai kambing bertelur? Minggir! Saya juga mau shalat!" Tegurnya.
"Hehe...Maaf-maaf!" Perkataan Rafka menyadarkan lamunan Mayra.
Mayra pun segera bangkit dari posisi duduk di sajadahnya.
"Silahkan imamku." Ucap Mayra sembari tersenyum kemudian ia duduk di atas ranjang untuk melipat mukenanya.
Beberapa menit kemudian Rafka telah selesai melaksanakan shalat,"Pak Rafka mau kemana?" Tanya Mayra.
Rafka mendekati Mayra,"Mulai sekarang jangan panggil saya Pak lagi karena saya bukan Bapak kamu, saya ini suami kamu!" Tegas Rafka.
"Emh..." Mayra seperti sedang berfikir,"Baiklah,aku panggil Aa saja ya?" Lanjutnya meminta persetujuan.
Rafka menatap tajam Mayra,"Oh iya aku tahu kamu pasti tidak tahu artinya Aa itu apa! Jadi..." Mayra menebaknya.
"Aa itu sama saja dengan Mas!" Rafka memotong ucapan Mayra,"Kamu fikir saya tidak tahu?" Tukasnya.
"Kok kamu bisa tahu?" Tukas Mayra heran.
"Jelas tahu! Oma Vita yang memberitahuku! Dia itu orang Bandung jadi aku tahu sedikit-sedikit bahasa sunda karena dia mengajariku!" Tegas Rafka.
"Wah...Aku sungguh tidak menyangka kalau Oma Vita juga orang Bandung." Tutur Mayra antusias.
"Kalau kamu mau tidur, tidur saja! Saya mau keluar sebentar ada urusan!" Serunya.
"Baiklah..." Balas Mayra.
Rafka berlalu dari kamar sedangkan Mayra segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang, kebetulan tubuhnya serasa sangat pegal-pegal sekali akibat acara resepsi tadi. Hingga kini tak terasa ia mulai terlelap dalam tidurnya.
.
.
.
Mohon maaf baru Up😊Mood akuhh sedang down😧Alur cerita udah nempel di kepala tapi hari ini agak males nulis✌Mohon pengertiannya hehee😂😂
Jangan lupa like,komen,favorit,rate 5 dan Vote😍Hatur nuhun nu kasep jiga Aliando nu geulis jiga Prily😂😂
See you next🙋💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Phoenix VR
visualnya cocok & serasi pula mereka.mayra itu Ayyana kn ya
2021-06-07
1
Haniatul Assfa
aaaah bang rendi. kaya asistenya mas al. benarkah itu
2021-03-08
1
Ina Nuraeni
semangaaat lanjutinnya dedek,,😍😍😍
2020-12-16
1