Beberapa hari setelah dikhitbah, Mayra melakukan rutinitasnya seperti biasa termasuk bekerja.
Namun Mayra tidak bersikap seperti biasanya, ia jadi sedikit cuek dan menjaga jarak dengan Rafka.
Rafka pun bisa merasakan perubahan yang terjadi pada Mayra. Ia sering menganggap mungkin itu hanya sebuah perasaannya saja namun kini ia bisa memastikan bahwa semua itu memang benar adanya bukan sekedar perasaannya saja.
Kebetulan Rafka melihat Mayra keluar dari meja kerjanya, fikirnya pasti Mayra hendak ke pantry untuk menbuat kopi jadi ia pun memutuskan untuk mengikutinya.
"Bapak mau apa kesini?" Tanya Mayra saat mendapati Rafka ada di hadapannya.
"Memangnya yang hanya boleh ke pantry itu staf saja? CEO nya sendiri tidak boleh begitu?" Tukas Rafka.
"Maaf Pak, saya tidak punya banyak waktu untuk berdebat dengan Bapak! Pekerjaan saya banyak." Seru Mayra sembari hendak berlalu karena kopi yang ia buat telah jadi.
"Mayra! Mengapa kamu menjauhi saya? Kamu terlihat sangat menjaga jarak dengan saya! Saya ini calon suami kamu!" Tegas Rafka.
"Mungkin itu hanya perasaan Bapak saja! Menjaga jarak itu harus Pak karena kita belum mahrom!" Tegas Mayra,"Masih calon kan Pak, belum jadi suami seseungguhnya?" Lanjutnya tidak mau kalah seraya melanjutkan langkahnya untuk keluar dari pantry ini.
"Tunggu!" Titah Rafka dan Mayra pun terpaksa menghentikan langkahnya lagi,"Setelah makan siang nanti Umi akan mengajak kita ke butik untuk fitting baju pengantin." Lanjutnya menjelaskan.
Mayra memutar posisinya menjadi menghadap Rafka,"Kalau saya tidak ikut tidak apa-apa kan?" Tanyanya.
"Tidak apa-apa bagaimana? Yang mau menikah itu kamu bukan Umi jadi kamu yang harus mencoba baju pengantinnya bukan Umi!" Tukas Rafka,"Tidak usaha so sibuk! Saya saja seorang CEO masih bisa meluangkan waktu untuk kegiatan ini! Mengapa kamu yang hanya seorang staf biasa tidak bisa?" Lanjutnya.
"Dasar songong!" Umpat Mayra pelan.
"Apa kamu bilang? Songong?" Rafka terlihat kesal.
"Pak Rafka mungkin salah dengar! Baiklah kalau begitu biarkan saya kembali ke meja kerja saya supaya pekerjaan saya bisa cepat terselesaikan." Mayra mencari alasan.
"Yasudah sana! Siapa juga yang menahanmu?!" Tukasnya.
Mayra langsung membelakangi Rafka,"Sabar Mayra! Sabar!" Mayra mencoba mengontrol emosinya.
Beberapa jam kemudian...
"Saya tunggu di mobil! Jangan lelet!" Serunya.
"Hufft...Dasar songong!" Mayra menggerutu.
Ia pun segera bergegas untuk pergi dengan Rafka.
Di mobil keduanya saling diam, Rafka fokus menyetir dan Mayra fokus melihat jalanan dari jendala mobil.
"Jangan norak! Lihat ke depan! Jangan lihat ke samping terus! Seperti baru pertama kali melihat tempat-tempat di Jakarta saja!" Rafka menegurnya.
Kalau bicara seenaknya aja! Dasar songong! Batin Mayra geram.
Setibanya di butik yang telah diarahkan oleh Aqeela agar sepasang calon pengantin itu datang kemari.
"Assalamu'alaikum Umi..." Ucap Mayra sembari mencium tangan Aqeela.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab Aqeela kemudian memeluk Mayra,"Umi sangat merindukanmu....Rasanya Umi sudah tidak sabar menantikan kamu resmi menjadi menantu Umi." Lanjutnya.
"Sabar Umi tinggal beberapa hari lagi." Mayra tersenyum tipis.
"Lebay!" Sindir Rafka.
"Rafka!" Aqeela menegurnya.
"Ayolah Umi cepat! Aku tidak punya banyak waktu! Setelah makan siang aku ada meeting dengan para investor! Mana aku belum makan siang lagi!" Gerutu Rafka.
"Pak Rafka jadi mirip Ibu-Ibu arisan." Mayra mengejeknya.
"Sembarangan kamu!" Bantah Rafka.
"Eh sudah-sudah! Ayo kita lihat-lihat dan tanya-tanya dulu pada desainer butik ini!" Aqeela menghentikannya.
Akhirnya mereka mulai melihat-lihat beberapa gaun pengantin yang populer di butik ini.
"Menurut Umi ini cocok untukmu!" Seru Aqeela.
"Aku ikut saja! Jika menurut Umi itu bagus berarti menurutku juga bagus." Balas Mayra.
"Baiklah...Sebentar Umi akan bicara dulu dengan pemilik butik ini!" Seru Aqeela sembari berlalu.
Mayra dan Rafka saling cuek, tiba-tiba ponsel Rafka berdering dan ia pun segera meraih ponselnya di saku jasnya.
"Rere." Ucapnya.
Kemudian ia terlihat mengangkat telponnya dan Mayra mencoba menguping tetapi sayang, mereka berbicara dengan pelan hingga membuat Mayra tidak dapat mendengarnya.
Rafka : Iya Re?
Rebecca : Maaf Raf hari ini aku tidak datang ke kantor dan sepertinya selama beberapa hari ke depan juga! Sekarang aku sedang di Surabaya,Omaku koma.
Rafka : Innalillahi...Baiklah,ku do'akan Omamu cepat sadar dari komanya dan segera sehat lagi.
Rebecca : Iya terimakasih ya Raf! Jujur aku tidak enak akhir-akhir ini jadi sering bolos bekerja tetapi kamu tetapi menoleransinya mungkin kalau di perusahaan lain aku sudah dipecat karena keseringan bolos! Tapi mau bagaimana lagi Raf? Kondisinya memang menuntutku menjadi seperti ini! Maaf ya!
Rafka : Iya, kamu ini seperti baru mengenalku saja! Aku tutup dulu telponnya sebentar lagi aku ada meeting.
Rebecca : Oke, selamat bekerja!
Tut...Tut....Panggilan berakhir.
"Sebenarnya apa yang mereka bicarakan?" Gumam Mayra penasaran.
Beberapa saat kemudian Aqeela kembali dan mengatakan bahwa urusan baju pengantin mereka sudah beres dan kini mereka pergi menuju restoran untuk mencari makan siang.
Untuk masalah cincin, Aqeela sudah mengurusnya melalui bantuan sahabatnya yang kebetulan agen cincin pernikahan.
*
Dua hari kemudian,
Tepat pada hari ini Rafka dan Mayra akan melangsungkan pernikahan mereka di gedung milik keluarga Rafka.
Mayra mengenakan gaun pengantin muslimah disertai hijab berwarna putih dan Rafka juga mengenakan setelan jas yang berwarna putih agar serasi dengan Mayra.
Semua tamu yang diundang telah berdatangan. Sebentar lagi acara Ijab Qabul akan dimulai.
Berhubung wali kandung Mayra belum diketahui dengan jelas maka dari itu wali nikahnya dapat diwalikan pada wali hakim dari KUA.
بسم الله الرحمن الرحيم
"SAUDARA RAFKA ADITYA QAUTSAR BIN NIZAM QAUTSAR SAYA NIKAHKAN DAN KAWINKAN ENGKAU DENGAN MAYRA ANDITA BiNTI FULAN DENGAN MAHAR SEPERANGKAT ALAT SHALAT DAN UANG SEBESAR 100 JUTA TUNAI." Ucap wali hakim.
"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA MAYRA ANDITA BINTI FULAN DENGAN MAHAR TERSEBUT TUNAI." Ucap Rafka dalam sekali hembusan nafas.
"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu.
"SAH!" Jawab mereka bersamaan.
الحمد الله رب العلمين بركالله لك وبرك عليك وجمع بينكم
في خير...امين...
"Selamat sekarang kalian telah sah menjadi pasangan suami istri semoga menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah warrahmah...Aamiin..." Ucap penghulu.
"Aamiin ya rabbal 'alamiin..."
Mayra mencium tangan Rafka hingga ia meneteskan air mata karena terharu sekakigus tidak menyangka bisa menikah secepat ini.
Saatnya tukar cincin, Rafka terlebih dahulu memasangkan cincin itu di jari manis tangan kanan Mayra kemudian dilanjut oleh Mayra pada Rafka.
Setelahnya mereka mendapat tepuk tangan yang meriah dari para tamu undangan.
Setelah pertukaran cincin, mereka menunjukkan surat nikah mereka yang baru saja ditanda tangani.
Para tamu undangan bertepuk tangan kembali dan banyak sekali yang mengabadikan momen ini lewat ponsel pribadi masing-masing.
Untuk fhotografer sudah tentu mengambil foto-foto disetiap acara tanpa ada yang terlewat satupun.
Kini saatnya penyambutan para tamu undangan dan pemberian ucapan selamat pada pasangan pengantin baru yang telah bersanding di pelaminan.
.
.
.
Uwwuuu bangeet😍😍😂
Author berusaha tetap happy meski kadang harapan nggak sesuai dgn kenyataan ehhh🙈
Kalau kata kak @Hanifatul_Sofia mah orang sabar banyak ayamnya ceunah😂Menurut Dedek mah orang sabar yaa pasti lapang hatinya😆Orang sabar juga pasti disayang Allah😍❤Mudah"an aja☺😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
⚔️🌾21N🎋🌺𝓘𝓼࿔ྀ🗡️
ya kok aku nggk dpt undangan
2021-02-14
2
Ningsih
aduh maaf aku g dtg d acara pernikahan mereka soalnya aku g d undang😅😅😅
2021-02-11
2
Ina Nuraeni
orang sabar insyaa Allah subur dek,, 😁😁😁
ditunggu lanjutannya😍😍😍
2020-12-15
1