Berangkat ke Ibu Kota

Dengan perasaan tidak menentu, David berangkat ke Bandara Di antar oleh Ayah, ibu dan juga kedua saudaranya.

Hari ini adalah hari keberangkatan David ke Jakarta untuk melanjutkan Pendidikan Strata satunya di Jakarta. Setelah Check in di Bandara, David keluar sebentar untuk menemui keluarganya.

Melihat David putra sulungnya yagg hendak pergi Membuat Rio tidak bisa menahan kesedihannya sehingga tanpa sadar air mata langsung membasahi pipinya.

Selama ini David selalu menemaninya melakukan perjalanan mengecek perkebunan mereka sehingga Dia begitu terharu melepas kepergian putra sulungnya.

Pak Rio lalu memberi pesan Pada David

"Hati - hati di jalan nak. Jangan nakal di tanah orang dan kejarlah mimpimu setinggi langit, Hempaskan semua Badai dan satu hal yang perlu kamu ingat, Jangan pernah mengabaikan aturan. Buatlah aturanmu sendiri dan patuhilah itu" Nasehat Rio dengan serius pada David

"Iya pak" jawab Rio

David lalu mencium tangan ayah dan ibunya lalu memeluk kedua saudaranya. setelah itu Dia langsung kembali ke dalam untuk menunggu jadwal keberangkatan pesawat mereka.

Di saat pesawat take of, Jantung David langsung berdetak begitu kencang. seketika itu juga Air mata David langsung jatu menetes membasahi pipinya.

David mulai menyadari Jika Dia akan pergi ke tempat yang sangat jauh Dari kota dimana Dia di lahirkan dan di besarkan hingga saat ini.

juga meninggalkan orang - orang yang menyanginya maupun yang Dia sayangi mulai dari kedua orang tuanya, juga kedua saudaranya serta teman - teman di kampung halamannya.

Memikirkan itu semua membuat air matanya semakin menetes tak terhentikan. Hendak rasanya Dia melompat keluar dari pesawat itu dan kembali ke keluarganya.

Namun apalah daya, David hanya bisa menangis menahan Rasa sakitnya itu hingga Dia tertidur di atas pesawat tanpa Dia sadari.

Tanpa David sadari, Ada Seseorang yang sejak tadi sudah mengawasi David dan tidak tega melihat David menangis seperti itu sehingga Dia menyuruh pramugari untuk memasukan obat tidur pada minuman yang di berikan pada David.

David baru terjaga ketika mendengar Suara dari pengeras Suara pesawat yang mengatakan ' Perhatian kepada semua penumpang dengan nomor penerbangan jt 753 Tujuan kota Jakarta. Sebentar lagi kita akan Landing di bandara tujuan sehingga penumpang di harapkan untuk menggunakan sabuk pengaman. terima kasih atas perhatiannya'

setelah pengumuman dari pengeras suara tersebut, 15 menit kemudian pesawat agak terguncang, ternyata itu adalah Roda pesawat saat pertama kali menyentuk Aspal di bandara.

Setelah Pesawat benar - benar berhenti. David bersama penumpang lainnya langsung turun dari pesawat yang mereka tumpangi dan menuju Ruang tunggu.

Di ruang tunggu Bandara, David sudah di tunggu oleh Pamannya Tomi yang sudah terlebih dahulu di hubungi Pak Rio setelah pesawat David take of.

Setelah bersalaman, Mereka langsung menuju Rumah kakeknya Hans. Selama ini, Tomi tinggal bersama opa Hans dan oma Ria menemani mereka di rumah bersama Reva.

Tomi Merupakan Anak bungsu dari Hans dan Ria. Anak pertama dan kedua Hans dan Ria sudah menikah sehingga Mereka kini tinggal bersama keluarga mereka.

Dalam perjalanan, David menelpon ibunya jika Dia sudah Landing dengan selamat dan saat ini Dia bersama Rehan sedang menuju rumah kakeknya.

Bu Susan hanya bisa menjawab dengan tangisan sehingga Rio bertanya mengenai ayahnya dan juga Mawar dan Roi untuk mengalihkan pembicaraan sehingga ibunya tidak larut dalam kesedihan.

Ketika mendengar nama mereka di sebut, Mawar dan Roi langsung berteriak memanggil nama kaka pertama mereka itu.

Dengan kebawelan mereka berdua dapat mecairkan Suasana hati Bu Susan dan juga David yang lagi di liputi kesedihan.

Tomi yang melihat kesedihan terpampang di wajah keponakannyanya mulai menghibur dengan membuka obrolan ringan sehingga mengurangi kesedihan yang di rasakan sepupunya itu.

"Bagaimana Keadaan Kampung, Dav ?" tanya Tomi pada David

"Baik Paman. Gimana keadaan opa sama oma ?" tanya balik David pada Tomi

"Baik juga Dav. Aku sama Reva yang saat ini menemani mereka berdua, Dav" Curhat Tomi pada David

"oh gitu. Reva kemana ?" tanya David pada Tomi

"Dia lagi ke sekolahnya. Dia belum pulang dari sekolah sehingga Dia tidak ikut menjemputmu"

"oh gitu. ternyata di jakarta cukup macet ya, Paman" Sahut David ketika melihat mereka terjebak kemacetan yang cukup panjang

"ya... beginilah jakarta Vid. Macet, hiruk pikuk pedagang kaki lima, gedung pencakar langit hingga mobil - mobil mewah. itu semua sudah biasa di Jakarta Vid" jawab Tomi sambil memancing sepupunya ini karena Dia tau bahwa sepupunya ini aslinya orang yang cukup berada

David hanya tersenyum tipis dengan godaan Pamannya sambil membahas obrolan lainnya untuk menghilangkan rasa canggung di antara mereka.

Mereka terus mengobrol dalam perjalanan bahkan terkadang tertawa ringan menghiasi obrolan mereka hingga tiba di Rumah Opa Hans setelah hampir 2 jam perjalanan karena terjebak macet.

Kedatangan David Sudah di tunggu sejak tadi oleh Opa Hans dan Oma Ria sehingga David langsung menghampiri mereka berdua dan menyalami mereka berdua.

Reva yang sudah pulang dari sekolah ikut menunggu kedatangan David bersama Hans dan Ria sehingga Rio langsung menyalami Reva sepupunya itu sekaligus berkenalan dengan dirinya.

Reva tidak menyangka bahwa sepupunya David aslinya ternyata sangat Ganteng dan Maco. selama ini Dia hanya melihat foto David di sosial media milik David.

Mereka belum pernah bertemu sebelumnya. David juga jarang mengunduh foto di sosial media miliknya.

Reva sangat terpesona dengan ketampanan sepupunya itu. Dia tidak menyangka bahwa David aslinya akan setampan dan semaco ini.

Reva adalah Putri Sulung dari Randy putra pertama Hans dan Ria. Reva tinggal bersama Hans karena kebetulan sekolahnya saat ini berdekatan dengan Rumah Hans ketimbang Rumah kedua orang tua Reva.

Ketika Hendak kembali ke mobil untuk mengambil barang bawaannya, Hans Langsung mengajak David ke dalam Rumah dan membiarkan barang - barangnya di bawa oleh Bi Ati yang bekerja di rumah Hans.

David langsung di bawah menuju Ruang keluarga oleh Hans dan Ria. Wajah David begitu mirip dengan Rio dan Susan sehingga langsung mengingatkan mereka berdua akan Susan dan Rio.

Di Ruang keluarga, Hans dan Ria silih berganti menanyakan kabar Orang - orang di kota asal mereka termasuk keadaan Rio dan Susan kedua orang tua David.

Di tengah obrolan itu, David meminta bibi ati membawa tas yang di bawanya tadi ke Ruang keluarga karena tas itu berisi oleh - oleh yang di berikan kedua orang tua David buat mereka di Jakarta.

Masing - Masing dari mereka mendapat Hadiah Dari ayah dan ibu David. mulai Dari Kakek Hans dan Bibi Rio Hingga Paman Randy dan istrinya serta anak - anaknya dan juga Bibi Minggas serta suami dan anak - anaknya. Juga buat Pamannya yang masih melajang yaitu Paman Tomi.

Buat Opa Hans dan Ria, David langsung memberikan buah tangan yang di bawanya dari kampung. begitu juga dengan Reva dan paman Tomi, Rio langsung memberikannya kepada mereka karena kebetulan mereka saat itu sedang berada di rumah Hans.

Opa Hans dan Oma Ria sangat senang menerima buah tangan yang di berikan Rio dari kampung buat mereka begitu juga dengan Reva dan Tomi.

Buah tangan Buat Paman Randy dan bibi Minggas akan David antar ke rumah mereka saat mobil yang di pesan Rio ayahnya buat David sudah tiba.

Mereka Asyik bercerita hingga lupa jika saat ini David sedang kelelahan karena baru saja melakukan perjalanan yang cukup jauh Dari kota asal Hans.

Terpopuler

Comments

☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ

☾𝕽𝖆𝖓🫡𝖔𝖋𝖋✈︎ ⧗⃟ᷢʷ

nasehatnya sangat tersentuh

2024-10-23

0

BELVA

BELVA

keep writing yeaa 😄😄😄

2021-03-18

0

Wulan

Wulan

kode pswtnya JT brrti lion air

2021-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Keluarga David
2 Berangkat ke Ibu Kota
3 Tiba di Rumah Paman
4 Mobil Baru
5 Ke Rumah Bibi Minggas
6 Masa Orientasi Mahasiswa Baru
7 Kenalan Pak Rio
8 Rika
9 Rika dan Hanna
10 Menghadiri Acara Pernikahan
11 Putri Kedua Hardinata
12 Kecelakaan
13 Mengantar Arindi Pulang
14 Ke Bengkel
15 Mengundang Makan Malam di Rumah
16 Makan Malam Bersama
17 Sahabat Lama Rio, Ayah David
18 Apartemen Baru
19 Teman Komunitas David
20 Pasar Malam
21 Pengalaman Pertama
22 Kamar Arindi
23 Waterbom Pantai Indah Kapuk
24 Kembali ke London
25 Ngampus Lagi
26 Pergi bersama Rika
27 Habis Ujian
28 Jamuan Malam
29 Kegilaan yang menjadi Nyata
30 David menjadi Ketua Dema
31 Belanja Bahan Makanan
32 Masakan Rika
33 Masakan Rika
34 Kerumah Kakek Hans
35 David di Serang
36 Telepon di Tengah Malam
37 Operasi
38 Melewati Masa kritis
39 Kedatangan Pak Rio dan Keluarganya
40 Penyelidikan
41 Kunjungan Hans dan Keluarganya
42 Bu Susan Sudah Pasrah dengan Keadaan Putra Sulungnya
43 Menghibur Bu Sussn
44 Setelah Koma, Masih tetap Sama
45 Diagnosa Dokter
46 Curhatan Pak Candra
47 Orang Masa Lalu Rio
48 Kembali Ke Rumah
49 Robert dan David
50 Keluar dari Rumah Sakit
51 Rayakan Ulang Tahun Reva
52 Berlibur ke Kota Rio
53 Kembali ke Ibu Kota
54 Kembali Ke Jakarta
55 Curhat ke Ibu
56 Nonton Tv
57 Magang
58 Pengakuan pada David
59 Rencana Perjodohan
60 Makan Malam Bersama
61 Pindah ke Jakarta
62 Pembukaan Cafe
63 Beradu Suara di Atas Panggung
64 Cemburu
65 Hampir Saja Terbongkar
66 Pujian dan Rasa Terimakasih pada David
67 Hadiah Mobil
68 Jurus Aska
69 Curhatan Aska
70 Dilema
71 Pertimbangan
72 Masakan Reva
73 Masakan Reva
74 Ajakan Libur
75 Perusahaan Baru
76 Kerusuhan di Cafe
77 Amarah Aska
78 Penyelesaian Masalah yang Apik
79 Kembali Terjerat Masalah
80 Mengunjungi Rumah Bos Riswan
81 Ketegasan David
82 Rudy Ikut Begabung
83 Jogging Bersama
84 Gereja Pertama Kali Bersama Arindi
85 Undangan Kampus
86 Pilihan Yang Salah
87 Mengunjungi Reva
88 Rayuan Arindi
89 Tawaran Kerja Sama
90 Tawaran Andre
91 Jangan Melihat Dari Cover
92 Masa Lalu Rika
93 Menyiapkan Diri
94 Kegundahan David
95 Curhatan Rika
96 Kecemasan Rika
97 Dilema
98 Obrolan Bersama Arindi
99 Kemesraan Arindi
100 Rencana Mega Proyek Dream Island
101 Bersantai di Ruang Tengah
102 Geli-Geli Gimana Gitu
103 Tidak Jadi
104 Karena Rasa Nyaman
105 Puas Dengan Cara Kerja David
106 Kecemasan Andre
107 Jalan Bersama David
108 Kunjungan Andre dan Dara
109 Kecemasan David
110 Kehabisan Akal
111 Bertemu
112 Si Kepala Batu
113 Kecemasan Rika
114 Kedatangan Paman Hans ke Rumah Baru
115 Berkenalan dengan Keluarga Besar David
116 Pendadaran Rika
117 Malam Perayaan
118 Kepergok
119 Masalah Lagi
120 Maen ke Rumah David
121 Rio dan Kemisteriusannya
122 Kegalauan Reva
123 Berhasil Menghibur David
124 Marcel Kakak Arindi
125 Ke Cafe Reva
126 Tantangan Marcel
127 Kecelakaan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Keluarga David
2
Berangkat ke Ibu Kota
3
Tiba di Rumah Paman
4
Mobil Baru
5
Ke Rumah Bibi Minggas
6
Masa Orientasi Mahasiswa Baru
7
Kenalan Pak Rio
8
Rika
9
Rika dan Hanna
10
Menghadiri Acara Pernikahan
11
Putri Kedua Hardinata
12
Kecelakaan
13
Mengantar Arindi Pulang
14
Ke Bengkel
15
Mengundang Makan Malam di Rumah
16
Makan Malam Bersama
17
Sahabat Lama Rio, Ayah David
18
Apartemen Baru
19
Teman Komunitas David
20
Pasar Malam
21
Pengalaman Pertama
22
Kamar Arindi
23
Waterbom Pantai Indah Kapuk
24
Kembali ke London
25
Ngampus Lagi
26
Pergi bersama Rika
27
Habis Ujian
28
Jamuan Malam
29
Kegilaan yang menjadi Nyata
30
David menjadi Ketua Dema
31
Belanja Bahan Makanan
32
Masakan Rika
33
Masakan Rika
34
Kerumah Kakek Hans
35
David di Serang
36
Telepon di Tengah Malam
37
Operasi
38
Melewati Masa kritis
39
Kedatangan Pak Rio dan Keluarganya
40
Penyelidikan
41
Kunjungan Hans dan Keluarganya
42
Bu Susan Sudah Pasrah dengan Keadaan Putra Sulungnya
43
Menghibur Bu Sussn
44
Setelah Koma, Masih tetap Sama
45
Diagnosa Dokter
46
Curhatan Pak Candra
47
Orang Masa Lalu Rio
48
Kembali Ke Rumah
49
Robert dan David
50
Keluar dari Rumah Sakit
51
Rayakan Ulang Tahun Reva
52
Berlibur ke Kota Rio
53
Kembali ke Ibu Kota
54
Kembali Ke Jakarta
55
Curhat ke Ibu
56
Nonton Tv
57
Magang
58
Pengakuan pada David
59
Rencana Perjodohan
60
Makan Malam Bersama
61
Pindah ke Jakarta
62
Pembukaan Cafe
63
Beradu Suara di Atas Panggung
64
Cemburu
65
Hampir Saja Terbongkar
66
Pujian dan Rasa Terimakasih pada David
67
Hadiah Mobil
68
Jurus Aska
69
Curhatan Aska
70
Dilema
71
Pertimbangan
72
Masakan Reva
73
Masakan Reva
74
Ajakan Libur
75
Perusahaan Baru
76
Kerusuhan di Cafe
77
Amarah Aska
78
Penyelesaian Masalah yang Apik
79
Kembali Terjerat Masalah
80
Mengunjungi Rumah Bos Riswan
81
Ketegasan David
82
Rudy Ikut Begabung
83
Jogging Bersama
84
Gereja Pertama Kali Bersama Arindi
85
Undangan Kampus
86
Pilihan Yang Salah
87
Mengunjungi Reva
88
Rayuan Arindi
89
Tawaran Kerja Sama
90
Tawaran Andre
91
Jangan Melihat Dari Cover
92
Masa Lalu Rika
93
Menyiapkan Diri
94
Kegundahan David
95
Curhatan Rika
96
Kecemasan Rika
97
Dilema
98
Obrolan Bersama Arindi
99
Kemesraan Arindi
100
Rencana Mega Proyek Dream Island
101
Bersantai di Ruang Tengah
102
Geli-Geli Gimana Gitu
103
Tidak Jadi
104
Karena Rasa Nyaman
105
Puas Dengan Cara Kerja David
106
Kecemasan Andre
107
Jalan Bersama David
108
Kunjungan Andre dan Dara
109
Kecemasan David
110
Kehabisan Akal
111
Bertemu
112
Si Kepala Batu
113
Kecemasan Rika
114
Kedatangan Paman Hans ke Rumah Baru
115
Berkenalan dengan Keluarga Besar David
116
Pendadaran Rika
117
Malam Perayaan
118
Kepergok
119
Masalah Lagi
120
Maen ke Rumah David
121
Rio dan Kemisteriusannya
122
Kegalauan Reva
123
Berhasil Menghibur David
124
Marcel Kakak Arindi
125
Ke Cafe Reva
126
Tantangan Marcel
127
Kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!