Wanita Yang Dicintai Suamiku
Kehidupan pernikahan ku awalnya baik-baik saja, menurut ku.
Meskipun kami berjodoh lewat permintaan Big Boss tempatku bekerja.
Aku Alfianto Ridho manager Hotel Kencana yang dimiliki oleh keluarga Handoyo, yang sekarang menjadi bagian dari keluarga ku, karena aku menikahi putri tunggal dari keluarga terpandang itu.
Alya Handoyo Putri yang sekarang menjadi istriku, kami telah dikaruniai 2 orang buah hati, walaupun keduanya harus dilahirkan dengan cara Cesare karena kemauan istriku sendiri, alasannya entahlah akupun tak tau.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, jika aku marah, aku memilih meninggalkannya dan pergi ke kantor, lembur sampai subuh dikursi kerja ku.
Walaupun terkadang tak ada pekerjaan yang urgent sebenarnya, tapi daripada aku mendengarkan ocehan istriku yang manja itu dirumah, yang terkadang aku pun tak mengerti apa yang membuatnya marah, lebih baik aku mendengarkan musik kesukaanku dikantor.
Itu sudah menjadi kebiasaanku dalam menjalani kehidupan rumah tanggaku.
Setelah subuh aku kembali pulang kerumah, mandi, sarapan sedikit dan mengantarkan anak-anak ke sekolah. Tidurku sangat singkat, makan pun hanya sekedar mengganjal perutku saja.
Aku mencium istriku dua kali sehari, ketika aku berangkat kerja dan pulang kerja,
itupun jika dia sedang dalam keadaan normal, karena ketika ngambeknya sedang kumat, jangankan menciumnya, bahkan mendekatinyapun aku tak berani.
"Riza, Rafa, ayo kita berangkat"
ajakku pada anak-anak,
"Ayo Pah"
mereka menjawab berbarengan,
"Kami berangkat Mah"
istriku hanya menganggukan kepalanya,
Aku mendekatinya dan mencium keningnya,
"Nanti aku mau ke salon" katanya
"Okey, nanti aku transfer"
jawabku,
barulah senyumnya keluar, walaupun hanya sedikit, tapi aku sudah terbiasa melihatnya dan itu sudah jadi sedikit semangat untukku.
Aku menjalankan Pajero ku menuju sekolah anak-anak,
kebetulan mereka masih satu sekolah dasar,
Riza kelas 2 dan Rafa kelas 4.
Kedua jagoanku itu sangat dekat denganku, mereka selalu bercerita tentang bagaimana perlakuan Mamah nya dirumah, apa saja yang dilakukannya dan pergi kemana saja,
seperti detektif sejati yang menjadi mata-mata ku setiap hari, padahal aku tak pernah menyuruh mereka.
"Pah... kami sekolah dulu, Papah hati-hati dijalan yah..." kata Rafa sambil mencium pipiku kanan dan kiri.
Lalu Riza pun mengikuti apa yang dilakukan Kakak nya.
"Nanti jangan lupa jemput kita lagi ya Pah" kata mereka sambil melambaikan tangan-tangan mungilnya,
"Iya sayang... hati-hati disekolahnya, belajar yang bener ya" pesanku pada mereka.
Setelah mereka turun, aku melajukan kembali kendaraanku menuju kantor yang kebetulan masih satu arah dengan sekolah anak-anak, sudah aku atur sih sebenernya.
Begitulah keseharianku.
Sesampainya dikantor, Alfian meletakan jas digantungan sebelah kanan belakang kursi kerjanya,
kemudian dia mengambil ponselnya didalam saku jas yang telah digantungnya,
dia mentransfer sejumlah uang untuk istrinya melalui mobile Banking nya,
setelah sukses terkirim, dia memulai kerjanya membuka laptop dan memeriksa laporan para karyawannya.
Ketika anteng bekerja, tiba-tiba handphone nya berbunyi, tanda Whatsapp masuk,
"Makasih Pah, aku nyalon dulu"
dari istriku,
"Iya sayang, hati-hati berangkatnya yah" balasku,
Tok... tok... suara pintu ruangan diketuk dari luar, terlihat Aisyah sekretaris ku masuk sambil menganggukkan kepalanya, memberikan hormat,
"Ini laporan keuangan bulan ini Pa"
katanya sambil menyodorkan berkas laporan yang disetorkan bagian keuangan padanya
"Iyah, makasih" kataku sambil menerimanya.
Aisyah wanita yang mandiri dan cantik, berbeda dengan istri ku.
Dia masih gadis, tapi tak ada yang lebih dari hubungan kami
hanya sebatas atasan dan bawahan saja,
meskipun terkadang istriku mencemburui nya, karena dia memang sedikit lebih menarik dimata laki-laki, namun dalam penglihatan ku, Aisyah hanya gadis yang mandiri dan pintar, karena kalo soal cantik, masih cantikan Alya istriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments