Selalu seperti ini...

Alya sampai ke rumah...

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, segera Alya menggendong Riza ke dalam rumah.

"Mah... Riza bisa jalan ko"

kata Riza, minta diturunkan.

"Ngga usah, biar Mamah gendong, biar cepet sampe"

jawab Mamahnya dengan wajah datar.

Riza pasrah digendong Mamah nya. Bukan jawaban itu yang diharapkan dalam benak anak kecil itu... Tapi dia tau persis bagaimana sifat Mamah nya, walaupun dia masih sangat kecil untuk mengerti dan memahami tabi'at Wanita yang sudah melahirkannya itu...

Sampai dikamar, Alya meletakkan Riza diatas tempat tidurnya.

"Kamu tiduran dulu"

Riza hanya menganggukan kepalanya.

Alya mengambil tissu dari dalam tas yang masih menggantung dibahunya, sembari mengelap peluh didahi dan lehernya dia menelpon Alvian dengan Handphone nya.

"Cepetan pulang, Riza kecelakaan"

tanpa mendengarkan jawaban dari suaminya itu Alya langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Setelah itu Alya membuka sepatu Riza dan meletakkannya dirak yang ada dibalik pintu kamar tidur anak-anaknya itu.

"Kamu tidur yah, Mamah mandi dulu, gerah"

lagi-lagi Riza hanya mengangguk

Alya keluar dari kamar, dan memanggil salah satu ART nya, Alya memerintahkan untuk menjaga Riza dan melayaninya jika menginginkan sesuatu

"Baik Nyonya... "

ART itu menyanggupinya.

Setelah itu Alya memasuki kamarnya.

Meletakkan tas dan membuka semua aksesoris ditubuhnya, lalu Alya masuk ke kamar mandi...

Ssssrrrrrrrrrr.... terdengar suara air dari shower...

...

Alvian terkejut dengan berita yang disampaikan istrinya lewat telepon singkat itu,

"Kamu udah selesai ?"

tanya Alvian pada Aisyah.

"Sudah Pak"

jawab Aisyah setelah sebelumnya dia menyedot minumannya.

"Saya harus pulang lebih awal, anak saya kecelakaan di Sekolah kayanya"

Aisyah kaget mendengarnya.

"Siapa Pak, Rafa Riza ?"

tanya Aisyah.

"Riza"

jawab Alvian.

Setelah itu mereka bangkit dari tempat duduk masing-masing.

"Kamu handle dulu urusan di Hotel, saya langsung pulang sekarang"

Alvian memberikan perintah pada sekretaris nya itu.

Aisyah menjawab dengan anggukan kepalanya.

Bergegas Alvian menuju mobil.

Pajero nya pun melesat dengan cepat menuju rumah Alvian.

...

Alya selesai mandi, dia mengenakan baju kaos putih model strit bertangan pendek, dipadukan dengan celana panjang bermodel cutbray warna biru tua, bodynya yang tinggi semampai itu tercitak sempurna oleh kaos dan celananya.

Rambutnya yang panjang lurus dibiarkan terurai tanpa aksesoris apapun.

Perfect untuk seorang wanita beranak 2, seperti masih perawan saja Alya ini.

Alvian masuk ke kamar dengan wajah tegang.

"Mana Riza ?"

Tanya Alvian pada Alya yang masih mengoleskan cream pada wajahnya.

"Dikamarnyalah"

jawab Alya singkat.

Alvian tak bertanya lagi, dia langsung pergi menuju kamar anak-anaknya itu.

Ceklek... Alvian membuka pintu kamar dengan sangat pelan, dia takut anaknya sedang tidur.

"Riza sayang"

suaranya pelan...

Dilihatnya Riza sudah tertidur pulas diatas ranjang nya.

ART yang melihat kedatangan majikannya itu, permisi ke luar kamar anak majikannya.

Alvian mendekati Riza

dikecupnya kening anak bungsunya itu dengan pelan dan lembut.

"Papah"

Riza membuka matanya dan memanggil Alvian.

"Iya sayang, Papah pulang... "

jawab Alvian dengan senyum termanisnya.

"Riza jatuh didorong sama Dicky"

Alvian tersenyum lagi.

"Ko Papah malah senyum, tadi Mamah marah loh di sekolah, tadinya Mamah mau nyamperin anak yang dorong Riza, tapi dilarang sama Kaka"

Riza menceritakan tentang bagaimana kemarahan Mamah nya tadi di Sekolah.

"Iyah Papah tau ko... Mamah pasti marah kalo anaknya ada yang nyelakain, secuek-cueknya Mamah, tetep Mamah sayang sama kalian, care sama kalian"

kata Alvian.

Riza sedikit berbeda dengan kakanya Rafa, dia cepat marah dan susah baik lagi kalo udah marah...

"Riza mau makan apa ? atau mau minum ? Papah ambilin yah"

Riza menggelengkan kepalanya.

"Tadi Riza udah disuapin Mbak udah kenyang Pah"... Jawab Riza...

'Harusnya Alya yang melakukan semuanya itu' batin Alvian bergumam, selama ini memang anak-anaknya selalu mendapatkan suapan dan layanan dari para ART nya bukan dari Mamah nya.

Ada rasa nyesek didalam dada Alvian, selama ini dia bertahan karena Rafa dan Riza.

'Seandainya saja waktu bisa diulang kembali, Aku takan menyetujui perjodohan itu, apapun resikonya, aaahhhh... '

Alvian menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk menjauhkan penyesalan yang selalu datang menghampiri nya ketika perilaku Alya mengusik fikirannya.

Tangan Alvian terus membelai kepala anak bungsunya itu, sampai akhirnya Riza kembali terlelap dalam tidurnya.

Setelah dilihatnya Riza pulas, Alvian keluar dari kamar anak-anaknya, diapun menitipkan Riza kembali pada ART nya agar menjaganya.

"Baik Tuan"

jawab ART nya sambil memasuki kamar Riza dan menunggui anak majikannya itu disofa yang ada di kamar itu.

...

Alvian kembali ke kamarnya, dia berniat membersihkan badannya,

sebelum sampai ke kamarnya dia melihat Alya keluar, segera Alvian mengejar Alya.

"Kamu mau kemana ?"

tanya Alvian.

"Bukan urusan kamu"

jawab Alya.

"Kamu tau Riza sakit, bisa ngga sih kamu ada dirumah seharian, untuk kali ini aja"

Alvian mencoba mencegah kepergian Alya.

"Kamu mulai ngatur aku,

buat apa banyak ART disini kalo ngga dikasih kerjaan, lagian kamu juga udah ada dirumah kan"

Alya tetap melanjutkan langkahnya

"Alya... "

Alvian memanggil dengan nada tinggi.

Alya sadar dengan emosi suaminya itu, dia menghentikan langkahnya.

"Apa sih... "

Alya berbalik menghadap Alvian yang sudah berdiri tepat dibelakangnya.

"Aku tadi lagi ngumpul sama temen-temen aku, mereka aku tinggalin karena aku dihubungi gurunya Riza, aku udah jemput Riza dan udah bawa dia kerumah, apa lagi sekarang ?"

kata Alya.

"Tidakkah kamu kasian melihat Riza, Al... , dia pasti seneng kalo kamu ada didekatnya, merawatnya"

Alvian mencoba mempengaruhi fikiran Alya dengan bujukannya yang mengiba.

"Kurang perhatian apa lagi, kan aku udah jemput, udah bawa kerumah, udah dirumah kan udah banyak orang, aku boleh pergi dong, lagian anak-anak juga udah biasa sama Asisten"

Alya bersikeras dengan keinginan nya.

"Sampai kapan kamu seperti ini Al ?"

tanya Alvian yang mulai kesal dengan sikap Alya yang tak ada perubahan dari semenjak pernikahan mereka sampai saat ini sudah dikaruniai dua orang anak.

"Suruh siapa kamu mau sama aku,

aku ya begini, dari dulu juga kamu tau kan, terus sekarang apa ? nyesel ? tinggal udahan gampang kan ?!"

Dengan ringan Alya mengucapkan kata-kata itu, seperti tak ada beban difikirannya.

"Kamu mau nikahin aku karena dulu kamu butuh banget pekerjaan kan ? dan demi uang kamu rela nerima perjodohan ini, kamu itu ngga cinta aku Alvian, kamu itu cinta sama uang Ayahku, cinta sama pekerjaan dan kedudukan yang dijanjikan Ayahku, kamu itu ngga bener-bener suka sama aku dari dulu juga.. iya kan... "

lanjut Alya semakin berusaha memojokkan Alvian.

"Aku dulu udah punya pacar, tapi gara-gara Ayah ku menjodohkan aku sama kamu, dia pergi ninggalin aku, puas kamu ? sekarang kamu minta aku perhatian, sayang dan cintai kamu, terus selama ini apa kamu udah tulus ?"

Alya semakin gencar membombastis kata-kata pedasnya pada Alvian yang tak lagi bisa membalas semua perkataan Alya.

Alvian hanya menarik nafas dalam dan membalikkan badannya kembali kedalam rumah meninggalkan Alya yang mulai emosi.

"Hmmh..." Alya juga membalikkan badannya melanjutkan langkahnya menuju mobil yang tadi diparkirnya di garasi.

Segera dia menancapkan gas mobilnya melaju menuju ketempat dimana teman-temannya yang tadi masih menunggunya.

...

Alvian masuk ke kamar mandi

'Aku mencintaimu Alya, hanya saja keangkuhanmu membutakan matamu hingga kamu tak merasakan kasih sayang yang aku berikan padamu selama ini' gumam Alvian didalam hatinya.

Kucuran air dari shower mulai membasahi seluruh badannya yang kekar.

Alvian berperawakan tinggi tegap berwajah tampan berkulit putih bermata tajam.

Sebenarnya mereka adalah pasangan yang serasi, hanya saja sifat keduanya saling bertolak belakang.

'Aku menikahimu ikhlas, walaupun memang atas paksaan Ayah mu, tapi aku memang sudah menyukaimu sejak pertama kali bertemu' Alvian terus bergumam dalam hatinya.

Ingin sekali dia mengatakan hal-hal itu pada Alya tadi, tapi... Alya takan menerimanya... Alya masih tetap dengan ke angkuhannya.

Alya menjudge bahwa Alvian menikahinya karena harta dan jabatan yang dijanjikan Ayahnya dulu.

...

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

ada ya, seorang istri sangat angkuh terhadap suaminya.
ini ciri ciri istri yg tdk pandai bersukur

2023-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!