Semakin dekat...

"Alhamdulillah... " Aisyah menyambut dengan rasa syukur kabar dari dokter bahwa dia bisa pulang hari itu.

Setelah dua pekan Aisyah terbaring di ruang perawatan.

Ketiga adiknya menjemput Aisyah.

...

Selama dua pekan pekerjaan Aisyah dihandle Heidy,

semuanya berjalan lancar sesuai dengan yang diperintahkan Alvian.

Heidy dan Alvian selalu makan siang bersama setiap harinya

mereka mulai merasa cocok satu sama lain.

Alvian sering membahas tentang anak-anak dan istrinya.

Heidy berperan layaknya seorang penasehat untuk Alvian.

Dia sering memberikan solusi dan menyarankan banyak hal untuk Alvian dalam menghadapi ke acuhan, ke angkuhan dan sifat keras kepala istrinya.

...

Sesampainya dirumah, Aisyah langsung dipapah masuk kedalam kamarnya, lalu Rania membaringkan Kaka sulungnya itu diatas kasur.

"Kaka istirahat dulu ya, bentar aku bawain makan siang"

Aisyah menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Rania keluar kamar dan menuju dapur.

Dirumah itu tidak ada asisten rumah tangga seperti di rumah Alvian.

Mereka melakukan semua hal sendiri.

Firman dan Agustian datang menghampiri Rania yang sedang menyiapkan makan siang untuk Kaka sulungnya.

"Ran.. ada yang harus kita bicarakan bertiga"

Firman mengajak Rania dan Agustian berbicara dimeja makan

"Ini hasil laboratorium Kaka, kata dokter Kaka positif kanker otak, tapi masih stadium awal, cuman tetep kita harus jaga Kaka kita dengan extra"

Rania dan Agustian seperti mendengar petir di siang bolong.

Mereka ngga percaya kalo kakaknya mengidap penyakit yang mengerikan itu.

Rania tak kuasa menahan air matanya.

Namun kedua kaka nya berusaha menenangkannya.

"Ran, jangan tunjukin kesedihan didepan Kaka"

kata Agustian.

"Iya bener, pokonya kita harus jaga Kaka, termasuk hati dan fikirannya"

Firman mendukung pernyataan dari Agustian.

Rania hanya menganggukan kepala menyetujui semua kata-kata kaka-kaka nya.

...

Aisyah mencoba mengambil handphone nya yang berada di atas meja kecil disamping tempat tidurnya.

Dia bermaksud menanyakan keadaan kantor,

Aisyah berfikir sejenak, bertanya kesiapa ya, fikirnya..

Jarinya menyentuh nama Pak Alvian.

Tttuuuutttt... Tttuuuuuutttt... Lama Aisyah menunggu teleponnya diangkat.

Aahhh... mungkin dia sedang sibuk fikirnya lagi.

Aisyah menyimpan kembali handphone nya ditempat yang sama.

Pintu kamar dibuka...

Rania datang membawa baki berisi makanan untuk kaka sulungnya.

"Kaka makan dulu ya, ini aku udah masakin makanannya"

Aisyah senyum dan menganggukan kepalanya.

Rania bermaksud menyuapi kakanya,

tapi Aisyah menolak dengan lembut.

"Kaka udah bisa makan sendiri sayang, ngga apa-apa... Makasih yah"

sembari mengambil piring berisi makan siangnya dari tangan Rania

Aisyah memakan semuanya dengan lahap.

Dia berharap cepat sembuh agar segera bisa masuk kerja lagi, sebab ada secuil rindu yang dirasakannya untuk atasannya.

Namun dia berusaha untuk menyimpannya dalam-dalam, karena Aisyah sadar bahwa kerinduannya itu salah tempat.

"Jangan kerja lagi ya Ka"

Rania dengan nada memohon pada Kakanya.

Aisyah menghentikan kunyahannya.

"Kenapa Ran ? Ada apa ?"

"Ngga ada apa-apa Ka, cuma Rania ngga mau kaka sakit lagi"

Rania berusaha memasang wajah biasa aja, agar kakanya ngga curiga.

"Kaka jenuh kalo harus di rumah terus sayang"

jawab Aisyah sembari melanjutkan suapan makanannya.

"Ibu kan udah ngga ada, Kaka satu-satunya orang tua kami, jadi kalo boleh Firman sarankan Kaka dirumah aja yah, ngga usah kerja"

Firman datang menggabungkan diri bersama Kaka dan adiknya.

Aisyah hanya tersenyum mendengar permintaan adik-adiknya itu.

"Nanti Kaka fikirkan permohonan kalian yah, tapi untuk sementara Kaka ingin bekerja dulu"

Rania dan Firman saling pandang, mereka tak dapat memaksa Kakanya untuk berhenti kerja sekarang.

"Okey... tapi Kaka harus jaga kesehatan, obatnya jangan sampai lupa dan makanan minuman nya dijaga"

Firman menyimpulkan obrolan mereka bertiga.

...

Alvian terlihat sedang makan siang bersama Heidy.

Wajah Alvian sangat cerah dan bersemangat ketika dia bersama Heidy.

Alvian lupa membawa handphone nya, makanya dia ngga tau kalo Aisyah menghubungi nya.

"Ei... Kamu mau ngga aku kenalin sama anak-anakku"

Alvian membuka obrolan mereka di sela-sela kunyahan makan siangnya.

Heidy menyambut kalimat Alvian dengan senyum yang cerah.

"Mau banget Pak"

jawabnya,

"Anak mu pasti lucu-lucu menggemaskan.. Oh iya Rafa masih ingat Maharani ngga yah, kan mereka pernah lomba bareng"

Heidy bersemangat.

"Oh iya... Pastinya masih inget lah, secara Maharani kan gadis cantik, sama kaya Ibu nya"

kata Alvian sambil memasang wajah layaknya ABG yang lagi ngerayu gebetannya.

Heidy mengerlingkan matanya, bibirnya dimajukan beberapa senti, menambah gemas Alvian melihatnya.

"Kapan rencananya ?" tanya Heidy.

"Nanti aku kabarin lagi yah"

jawab Alvian.

"Okey"

Heidy menyetujuinya dengan semangat.

Mereka pun melanjutkan makan siangnya kembali.

Setelah semua makanan habis berpindah tempat ke dalam perut, mereka pun melanjutkan obrolannya.

"Aisyah gimana kabarnya ya Mas ?"

Alvian terdiam sejenak, dia baru sadar, udah lama ngga ngehubungin Aisyah.

"Duhhh handphone aku ketinggalan diruangan"

kata Alvian,

"Ya udah pake handphone aku mau ?"

"Ngga ah, nanti aja kalo udah diruangan aku hubungi dia"

Heidy tersenyum.

"Yuk Mas kita balik lagi ke kantor"

Ajak Heidy.

"Ayo"

Alvian menyeruput tegukan terakhir kopi hitamnya.

Mereka pun beranjak dari tempat duduk dan kembali berjalan menuju kantor.

Diperjalanan menuju ruangan, Alvian dan Heidy bertemu dengan Fredy staf HRD yang juga tetangga Aisyah.

"Pak, sudah selesai makan siang ?"

tanya Fredy sekedar basa basi.

"Eh Pak Fredy, iya nih,. Ko baru berangkat ? Sibuk ?"

tanya Alvian yang heran karena Fredy baru menuju kantin.

"Lumayan Pak, akhir bulan biasa hehe"

jawab Fredy,

"Oh iya Pak...Aisyah sudah pulang ke rumahnya tadi pagi"

kata Fredy.

"Oh sudah pulang yah, okey nanti kami kesana"

jawab Alvian sambil nengok ke arah Heidy.

Setelah obrolan singkat itu, Fredy pamit melanjutkan kembali langkanya menuju kantin, sedangkan Alvian dan Heidy kembali ke kantor.

"Fred... Itu Pak Alvian sama Sekretaris barunya tambah deket aja kayanya yah"

celetuk kawan Fredy yang sedari tadi hanya diam memperhatikan obrolan Alvian dan Fredy.

"Sssstttt... wajar Pak Alvian gitu, orang istrinya cuek gituh...dan angkuhnya itu loh hiiiii minta ampun"

Fredy celingukan sambil berjalan, dia takut ada yang mendengar ucapannya tadi.

Kemudian mereka melanjutkan kembali perjalanan menuju tempat untuk mengisi perut mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!