NovelToon NovelToon

Wanita Yang Dicintai Suamiku

Lembaran baru kehidupanku...

Kehidupan pernikahan ku awalnya baik-baik saja, menurut ku.

Meskipun kami berjodoh lewat permintaan Big Boss tempatku bekerja.

Aku Alfianto Ridho manager Hotel Kencana yang dimiliki oleh keluarga Handoyo, yang sekarang menjadi bagian dari keluarga ku, karena aku menikahi putri tunggal dari keluarga terpandang itu.

Alya Handoyo Putri yang sekarang menjadi istriku, kami telah dikaruniai 2 orang buah hati, walaupun keduanya harus dilahirkan dengan cara Cesare karena kemauan istriku sendiri, alasannya entahlah akupun tak tau.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, jika aku marah, aku memilih meninggalkannya dan pergi ke kantor, lembur sampai subuh dikursi kerja ku.

Walaupun terkadang tak ada pekerjaan yang urgent sebenarnya, tapi daripada aku mendengarkan ocehan istriku yang manja itu dirumah, yang terkadang aku pun tak mengerti apa yang membuatnya marah, lebih baik aku mendengarkan musik kesukaanku dikantor.

Itu sudah menjadi kebiasaanku dalam menjalani kehidupan rumah tanggaku.

Setelah subuh aku kembali pulang kerumah, mandi, sarapan sedikit dan mengantarkan anak-anak ke sekolah. Tidurku sangat singkat, makan pun hanya sekedar mengganjal perutku saja.

Aku mencium istriku dua kali sehari, ketika aku berangkat kerja dan pulang kerja,

itupun jika dia sedang dalam keadaan normal, karena ketika ngambeknya sedang kumat, jangankan menciumnya, bahkan mendekatinyapun aku tak berani.

"Riza, Rafa, ayo kita berangkat"

ajakku pada anak-anak,

"Ayo Pah"

mereka menjawab berbarengan,

"Kami berangkat Mah"

istriku hanya menganggukan kepalanya,

Aku mendekatinya dan mencium keningnya,

"Nanti aku mau ke salon" katanya

"Okey, nanti aku transfer"

jawabku,

barulah senyumnya keluar, walaupun hanya sedikit, tapi aku sudah terbiasa melihatnya dan itu sudah jadi sedikit semangat untukku.

Aku menjalankan Pajero ku menuju sekolah anak-anak,

kebetulan mereka masih satu sekolah dasar,

Riza kelas 2 dan Rafa kelas 4.

Kedua jagoanku itu sangat dekat denganku, mereka selalu bercerita tentang bagaimana perlakuan Mamah nya dirumah, apa saja yang dilakukannya dan pergi kemana saja,

seperti detektif sejati yang menjadi mata-mata ku setiap hari, padahal aku tak pernah menyuruh mereka.

"Pah... kami sekolah dulu, Papah hati-hati dijalan yah..." kata Rafa sambil mencium pipiku kanan dan kiri.

Lalu Riza pun mengikuti apa yang dilakukan Kakak nya.

"Nanti jangan lupa jemput kita lagi ya Pah" kata mereka sambil melambaikan tangan-tangan mungilnya,

"Iya sayang... hati-hati disekolahnya, belajar yang bener ya" pesanku pada mereka.

Setelah mereka turun, aku melajukan kembali kendaraanku menuju kantor yang kebetulan masih satu arah dengan sekolah anak-anak, sudah aku atur sih sebenernya.

Begitulah keseharianku.

Sesampainya dikantor, Alfian meletakan jas digantungan sebelah kanan belakang kursi kerjanya,

kemudian dia mengambil ponselnya didalam saku jas yang telah digantungnya,

dia mentransfer sejumlah uang untuk istrinya melalui mobile Banking nya,

setelah sukses terkirim, dia memulai kerjanya membuka laptop dan memeriksa laporan para karyawannya.

Ketika anteng bekerja, tiba-tiba handphone nya berbunyi, tanda Whatsapp masuk,

"Makasih Pah, aku nyalon dulu"

dari istriku,

"Iya sayang, hati-hati berangkatnya yah" balasku,

Tok... tok... suara pintu ruangan diketuk dari luar, terlihat Aisyah sekretaris ku masuk sambil menganggukkan kepalanya, memberikan hormat,

"Ini laporan keuangan bulan ini Pa"

katanya sambil menyodorkan berkas laporan yang disetorkan bagian keuangan padanya

"Iyah, makasih" kataku sambil menerimanya.

Aisyah wanita yang mandiri dan cantik, berbeda dengan istri ku.

Dia masih gadis, tapi tak ada yang lebih dari hubungan kami

hanya sebatas atasan dan bawahan saja,

meskipun terkadang istriku mencemburui nya, karena dia memang sedikit lebih menarik dimata laki-laki, namun dalam penglihatan ku, Aisyah hanya gadis yang mandiri dan pintar, karena kalo soal cantik, masih cantikan Alya istriku.

Monoton....

Karyawan ku sudah mulai berguguran, kembali kerumah mereka masing-masing, tinggallah aku sama Aisyah, dia pun terlihat sudah mulai merapihkan meja kerjanya.

Aku bisa melihat ruang kerjanya dari kaca yang mendinding dipinggir ruanganku, kaca itu bisa melihat jelas keluar, tapi tak dapat melihat jelas kedalam ruanganku

Aisyah terlihat berjalan menuju ke arah pintu ruanganku.

"Pa... saya pulang duluan" katanya

"Iya silahkan" kataku sambil pura-pura memperhatikan laptop didepanku...

"Aisyah... "

"Iya Pak... "

"Kamu pulang naik apa ?"

"Saya naik motor Pa"

"Motor ?"

"Iya Pa"

"Oh ya sudah.. silahkan kalo mau duluan, Hati-hati dijalan ya"

Aisyah hanya mengangguk sambil tersenyum...

Aaahhhh... terlihat manis Gadis itu...

Sepintas fikiran itu datang didalam kepala Alvian.

Ponsel berbunyi... Ada notifikasi WA terlihat di icon nya...

"Pah... Rafa udah selesai"

ternyata anak sulung ku yang nge chat.. Dia menungguku, Rafa sudah pulang, dia hari ini jadwal les piano, dia suka musik, seperti aku... Tapi aku tidak bisa memainkan piano, Rafa malah jauh lebih jago dariku...

Segera aku balas,

"Okey Papah jemput sekarang"

setelah terkirim, segera aku merapihkan meja kerjaku dan memakai kembali jas yang aku gantung dibelakang kursi kerja ku.

Setelah semua rapih, Alvian bergegas meninggalkan ruang kerja dan keluar dari Hotel tempatnya bekerja.

Alvian menuju parkiran dan menyalakan alarm lock mobilnya, pajero putih itu melaju dengan cepat...

Terlihat Rafa sudah berdiri di pinggir jalan, tin tin... Alvian membunyikan klakson mobilnya,

Rafa hafal mobil Papah nya

dia tersenyum lebar, menyambut kedatangan Papah nya.

Setelah masuk kedalam mobil,

"Pah... aku lulus seleksi, bulan depan aku ikut lomba piano"

Rafa memberikan kabar gembiranya,

"Waaaaaahhhhh anak Papah emang hebat"

jawab Alvian sambil mencium kepala Rafa dengan penuh kasih sayang,

Rafa terlihat sangat senang...

Pajero terus melaju menyusuri jalan menuju kediaman Alvianto Ridho...

Tak membutuhkan waktu yang lama, mereka sudah sampai didepan rumah yang berdiri megah mewah bercat putih,

dengan sigap Pak Min satpam rumah itu, membukakan pintu gerbangnya.

"Sore Pak" katanya sambil membungkukan badannya menyambut kepulangan ku dan Rafa,

"Makasih Pak Min" jawab Alvian,

Setelah mobil terparkir di garasi, Rafa segera turun dan berlari menuju kedalam rumah

dia terlihat menghampiri Mamah nya yang sedang asyik melihat-lihat majalah fashion kesukaannya.

"Mamah aku lulus seleksi, bulan depan aku ikut lomba piano"

kata Rafa dengan wajah sumringah memberitahukan kabar gembira itu ke Mamah nya.

"Owh gitu yah... congrats ya Kaka"

kata Alya, matanya tetap fokus pada majalahnya...

Rafa terlihat kecewa dengan jawaban Mamah nya yang super flat itu...

Segera aku hampiri Rafa

"Sayang ayo kita mandi bareng Papah... kita maen air okey"

Rafa menoleh padaku,

"Ayo... " wajahnya kembali ceria

Hhhuuuffff...... Selalu seperti ini...

Rafa dan Riza sudah berada di ruang keluarga, mereka asyik bermain game.

Sementara Alya sedang bercengkrama dengan teman arisannya melalui handphone

Alvian mengambil sebotol air dari dalam kulkas, lalu menuangkannya kedalam gelas... glek glek glek... terlihat haus sekali...

Setelah itu dia menggabungkan diri bersama kedua anak-anak nya bercanda bermain game...

"Tuan... Nyonya... makan malam sudah siap"

tiba-tiba Mbak Sri memberikan pengumumannya... logat Jawa nya sangat kental...

"Iya Mbak, kita makan sekarang"

jawab Alvian

"Ayoooooo kita makan malam... "

katanya lagi sambil menggendong anak-anaknya,

Riza ditaruh di atas pundaknya

Rafa merangkul salah satu kaki Alvian seperti panda...

Alya mengakhiri obrolannya, dan menutup handphone nya

"Mah... makan malam bareng yuk... "

ajak Alvian pada istrinya

"Heemh... "

jawab Alya singkat

mereka makan malam bersama di meja makan...

Rafa dan Riza makan dengan lahap nya...

Alya pun menyantap makanan didepannya, tapi handphone nya tak pernah lepas dari tangannya...

"Mah... makan dulu.. nanti chatingan nya" kata Alvian mencoba menasehati Alya

"Ah banyak aturan"

jawab Alya ketus...

Hhmmmmhhhhhh.... Alvian hanya bisa menghela nafas panjang...

Selesai makan malam, mereka kembali melanjutkan aktivitas nya masing-masing.

Alvian asyik bermain bersama anak-anaknya,

Alya masuk ke dalam kamar dan memulai ritual malam nya

mengoleskan berbagai macam cream ke wajahnya.

Tak lama Rafa dan Riza masuk kekamarnya,

Setelah dicek dan mereka sudah tertidur pulas diatas kasurnya masing-masing.

Alvian memutuskan untuk istirahat

dia membuka pintu kamar tidurnya

terlihat istrinya tengah melakukan perawatan wajah didepan meja riasnya.

Sederet make up bermerek yang sudah dibelinya, entah semuanya itu dipakai atau tidak

aku pun tak tau.

Aku membaringkan badanku diatas tempat tidur, dan mencoba menutup mataku.

Terasa Alya juga sudah membaringkan badannya disisiku

tapi dia memunggungiku

tak berselang lama mereka pun dibuai mimpinya masing-masing.

Sinar matahari menerobos kedalam sela-sela gorden di kamar

Alvian membuka matanya

segera dia bangun dan bergerak menuju ke kamar anak-anaknya

Alvian membangunkan mereka dengan lembut.

"Sayang... Rafa... Riza... bangun Nak."

Setelah dipastikannya para juniornya bangun, dia pun bergegas menuju kembali ke kamarnya, dan memasuki kamar mandi...

Suara shower dari kamar mandi tak mengganggu kenyenyakan tidur Alya yang masih memejamkan matanya.

Selesai mandi Alvian mengenakan pakaian kerjanya.

Kali ini dia mengenakan jas warna navy dipadu dengan kemeja berwarna biru muda... Tanpa dasi...

Alvian memang pria tampan, bertubuh kekar... Cocok sekali dengan jabatannya sebagai manager... Dengan postur tubuhnya yang begitu menawan.

Sejenak dipandanginya wajah Alya yang masih terlelap dalam buaian mimpi.

'Sampai kapan ini harus aku jalani, tak adakah sedikit cinta didalam hatinya untuk kami' fikiran Alvian berkecamuk, antara emosi yang tak pernah bisa menemukan muaranya, dan sebuah tanggung jawab yang sudah diambilnya.

Flashback....

Alvian menikahi Alya karena permintaan atasannya yaitu pemilik Hotel Kencana yang dipimpinnya sekarang, Alya gadis manja, keras kepala, acuh dan dingin...

Handoyo Ayah Alya meminta bantuan Alvian untuk mencoba merubah sifat Alya itu,.

Alvian diancam akan dipecat dari posisinya waktu itu jika menolak permintaan Big Boss nya...

'Aku harus bagaimana lagi Tuhan'

Alvian menarik nafas dalam

dan segera bergegas keluar dari kamarnya menuju meja makan

disana Rafa dan Riza sudah menunggu disana,

Kami pun sarapan bersama

selesai sarapan kami berangkat,

Alvian mengantarkan anak-anak ke sekolahnya.

Setelah itu dia kembali melajukan mobilnya menuju Hotel tempat kerja nya...

Alya bangun dari tidurnya, dia segera mengambil ponselnya yang ditaruh di atas meja pinggir ranjang tempat tidurnya.

Alya kaget

'Ah... kesiangan aku' katanya bergumam sendiri.

Dia bergegas mandi entah apa yang terjadi...

Alvian terlihat merenung, dia hanya memandangi layar laptop yang ada didepannya, fikirannya semrawut...

Dia terlihat murung

"Bapa kenapa ?"

Aisyah yang tiba-tiba sudah berada didepan Alvian mencoba menghentikan lamunannya

"Kamu mengagetkanku saja"

"Maaf, saya masuk karena Bapa tidak menjawab ketika saya mengetuk pintu, ternyata Bapa sedang melamun"

Aisyah tersenyum...

Ah.... Lagi-lagi senyum itu menggodaku... Alvian dalam fikir nya

"Ini laporan keuangan minggu ini Pa"

katanya sambil menyodorkan satu map kertas kepada Alvian

"Okey" jawab Alvian singkat.

Alya sudah selesai mandi

handphone nya berbunyi, notif WA masuk.

'Alya kami sudah ada di tempat biasa, kamu kesini cepetan' isi WA itu dari salah seorang teman ngumpul nya Alya...

'Okey' Alya membalasnya singkat

bergegas menuju mobilnya dan melajukannya dengan cepat, menuju ke tempat dimana teman-temannya berkumpul...

Mulai membandingkan...

Alvian dengan khusuk meneliti setiap laporan keuangan yang di laporkan oleh karyawannya, pendapatan Hotel nya menurun karena dampak pandemi yang tengah terjadi tahun ini, terlihat Alvian mengernyitkan keningnya...

'Duhhh... harus ada inovasi baru buat hotelku ini'

gumamnya sendiri.

Alvian menyenderkan punggungnya, sambil berfikir keras dia sedikit merebahkan badannya ke belakang, terlihat wajahnya yang tampan itu sepertinya sudah kelelahan...

Alvian keluar dari ruangannya dia berjalan menuju ke dapur,

"Pak... "

seorang cleaning service menyapanya,

"Ada yang mau saya bikinkan ?" CS itu bertanya lagi,

"Tidak, biar saya bikin sendiri"

Alvian menolak tawaran CS itu.

Setelah selesai membuat kopi hitam kesukaannya, dia kembali ke ruangannya,

"Kenapa Bapa tidak menyuruh saya atau CS ?" tanya Aisyah,

Alvian hanya tersenyum,

"Ini ada rekomendasi untuk penerimaan pegawai baru Pa, dari HRD"

"Loh bukannya pendapatan hotel kita menurun ? kenapa ada perekrutan karyawan ?"

Alvian keheranan,

"Ada 2 karyawan dari bagian resepsionis mengundurkan diri Pa, mereka mengandung, jadi kita kekurangan untuk resepsionis"

lanjut Aisyah,

"Owh begitu, kenapa tidak mengambil dari bagian lain ?" tanya Alvian lagi,

"Untuk bagian lain sudah pas Pa, di posisinya masing-masing, tidak ada kekurangan atau kelebihan karyawan"

jawab Aisyah,

Selama percakapan itu, Alvian memandangi wajah Aisyah yang terlihat semakin cantik ketika berbicara,

Gadis smart itu memang good looking... 'Adem banget ngeliatnya' fikiran Alvian mulai fokus pada wajah sekretarisnya itu dan tidak mendengarkan apa yang dibicarakannya,

"Pa... Pa... " Aisyah membuyarkan lamunan Alvian,

"Owh... iyah.. I.. iyah... saya mau lihat-lihat dulu CV mereka yah"

jawab Alvian dengan cepat mencari alibi biar ngga ketauan lagi menikmati wajah Aisyah.

"Baik Pa"

Aisyah keluar dan kembali duduk di kursi meja kerjanya,

'Eughhhh malu-maluin banget' gumam Alvian dalam hatinya

kemudian dia memeriksa satu persatu CV pelamar kerja yang direkomendasikan oleh tim HRD Hotelnya.

...

Alya... sampai ketempat dimana teman-temannya berkumpul

"Hallo Beib... "

salah seorang teman Alya langsung menyambut kedatangannya,

"Apa kabar semua ?"

Alya menyapa teman-temannya

"Fine... "

jawab mereka hampir serempak,

udah kaya paduan suara.

"Alya, gimana kabar suami pilihan Ayah mu itu ?"

Sinta teman akrab Alya yang tadi menyambut Alya saat datang, dia bertanya tentang Alvian.

"Biasa aja, sibuk di Hotel warisan Ayahku"

kata Alya sambil merogoh tas yang ditaro diatas pahanya, dia mengambil handphone nya

ada notif WA disana

'Bu Alya, maaf ini Riza jatuh di sekolah, mohon untuk segera ke sekolah'

whatsapp itu datang dari wali kelas Riza anak bungsu Alya dan Alvian.

Waktu pulang Riza sebenarnya 2 jam lagi dan sudah menjadi tugas Alya menjemput Riza karena saat itu Alvian masih jam kantor,

Riza masih duduk di bangku kelas 2 SD, beda 2 tingkat sama Rafa Kakanya yang sudah kelas 4 SD.

'Ya saya kesana'

jawab Alya singkat

"Aku ngga bisa kumpulan sekarang kayanya gaisss.. sorry.. anak bungsu ku jatuh di sekolah kata Gurunya, aku harus jemput anakku"

"Kenapa kamu ngga punya sopir sih Al ?"

tanya Sinta.

"Suamiku ngga ngizinin anak-anak diurus sopir"

jawab Alya, terlihat kejengkelan dari wajahnya.

"Owh.... " Sinta tersenyum nyeleneh

"Ngga usah ngeledek" kata Alya

"Ngga... ih siapa yang ngeledek, ya udah sana kalo mau jemput anak"

"Okey... aku pulang duluan ya Gaisss..."

semua hanya menganggukan kepala,

Alya bergegas menuju mobil yang baru saja diparkirkannya.

Dia menyetir mobilnya menuju sekolah Riza

tak lama kemudian Alya sampai di Sekolah anak-anaknya,

"Dimana ruang UKS nya ?" tanya Alya pada salah seorang murid yang sedang berada di lapangan basket,

"Mamah... kita disini"

dari kejauhan terdengar suara Rafa,

Terlihat dia melambaikan tangannya, dia berdiri didepan ruangan sebrang lapangan basket

Alya segera berjalan menuju ketempat Rafa berdiri.

Terlihat Riza yang sudah berbaring diatas kasur diruangan itu,

"Kamu ko bisa jatuh, mainannya ngga hati-hati kali yah"

kata Alya sambil menghampiri anak bungsunya itu,

"Riza didorong temen Mah"

jawab Riza sambil meringis menahan sakit

"Siapa yang dorong kamu ? Siapa ? biar Mamah samperin sekalian mumpung masih disini" Alya geram,

Saat seperti itu naluri keibuannya keluar dengan sendirinya, Walaupun dia wanita yg dingin, angkuh dan acuh.

"Udah dibawa ke ruangan BP Mah anaknya, biarin aja Mah, biar dihukum sama Guru"

Rafa menjelaskan dan melarang Alya mendatangi anak yang udah dorong adiknya itu,

"Yang penting Riza ngga kenapa-napa Mah" lanjut Rafa,

Rafa seperti Ayahnya, dia selalu bisa meredam emosi orang lain, kedewasaan nya sudah muncul alami diusianya itu.

"Ya udah, ayo kita pulang"

kata Alya sambil menggendong Riza menuju mobilnya,

"Mohon maaf atas kelalaian kami Bu"

seorang Guru menghampiri Alya, terlihat wajahnya menyesali kejadian yang terjadi pada Riza,

"Saya tidak akan pernah bisa menerima jika hal ini terjadi lagi"

jawab Alya ketus.

Guru itu hanya bisa menundukan kepala,

Alya masuk kedalam mobil setelah sebelumnya mendudukan Riza dibangku belakang, supaya Riza bisa sambil berbaring fikirnya,

Setelah menutup pintu mobilnya, Alya membenarkan kaca spion yang berada diatas kepalanya supaya dia bisa memantau keadaan Riza.

Alya melajukan mobilnya menuju rumah..

...

Alvian masih memilih-milih berkas calon karyawan barunya itu, dia meneliti semua CV pelamar kerja

setelah dia memilih-memilih, diambilnya salah satu map berwarna biru.

Tertulis nama didepan map itu

Heidy Prisilia,

"Aisyah... kasini"

Alvian memanggil sekretaris nya lewat pesawat telepon yang terletak diatas meja kerjanya,

"Baik Pa" jawab Aisyah.

Tak berselang lama Aisyah datang

"Ini aku pilih yang ini untuk jadi Resepsionis kita yang baru, kayanya satu aja cukup, nanti untuk shif malam digilir aja sama bagian lain yg kerjaannya rada santai, biar mengirit pengeluaran belanja upah pegawai"

kata Alvian sambil menyerahkan map yang dipilihnya,

"Yang lainnya nanti simpan aja dulu, siapa tau kita ada kekurangan karyawan lagi, jadi ngga usah buka lowongan, pilih dari situ aja"

kembali dia sodorkan setumpuk map yang tak terpilih lainnya,

"Siap Pa" kata Aisyah singkat

"Nanti makan siang sama-sama, ada yang mau saya tanyakan" kata Alvian kemudian,

"Oh.. emmh.. iya Pa, si.. siap" terdengar Aisyah jadi gugup dan ragu-ragu menjawabnya,

Sampai dimeja nya dia meletakkan map yang banyak itu didalam Filebox nya,

Dan map yang dipilih Alvian disimpannya diatas meja

dia segera membuatkan surat panggilan untuk calon pegawai yang telah dipilih Boss nya itu.

Tak lama berselang selesai berkas yang harus disiapkannya

masuklah waktu istirahat.

Aisyah masih duduk di kursinya, dia menunggu Alvian keluar dari ruangannya.

Krklek... pintu ruangan Manager nya itu terbuka. Deg.. jantung Aisyah tiba-tiba seperti ada yang meninju, rasa heran bercampur dengan degdegan Aisyah mengikuti langkah kaki Alvian dari belakang.

Setelah berjalan sampailah mereka diresto hotel itu,

"Kamu pesen apa ?"

"Saya makan nasi goreng aja Pa"

"Okey... jadi nasi goreng satu, sama minum nya apa ?"

tanya Alvian lagi

"Lemon tea"

jawab Aisyah

"Nasi goreng dua, Lemon tea dua, yang satu jangan terlalu manis"

kata Alvian kepada seorang pelayan yang sudah berdiri di pinggir nya.

"Baik Pa."

Setelah menerima pesanan Alvian, laki-laki itu bergegas menuju dapur

"Bapa tumben ngajakin saya, ada hal yang mau diomongin, tentang apa Pa"

Aisyah mencoba memecah suasana hatinya yang gugup, berhadapan dengan atasannya yang berwajah tampan.

"Kamu belum menikah kenapa ?"

tanya Alvian

"Belum ada yang cocok Pa"

jawab Aisyah

"Pacar ?"

"Ngga ada Pa"

"Ah... masa, cewe seperti kamu pasti banyak yang suka"

Jlebbbb... Lagi-lagi Aisyah harus menutupi kegugupan nya,

"Beneran Pa, ngga punya"

sambil tersenyum Aisyah menjawab,

"Okelah... "

"Wanita sukanya diapain sih Syah... kalo menurut kamu"

Alvian mulai membuka inti obrolannya,

"Maksudnya Pa ?"

Aisyah heran tiba-tiba atasannya bertanya seperti itu,

"Iyah, wanita pada umumnya senengnya kalo digimanain"

"Yaaa... dimanjain ketika ngeluh, diperhatiin setiap hari, didengerin ketika marah atau kesel, gitu-gitu aja sih Pa, menurutku"

Alvian diam, 'Dia berbeda' sekilas wajah Alya melintas difikirannya

Alya bukan tipikal wanita yang gampang luluh hanya diseperti itu kan.

Alya angkuh, dingin, cuek dan sama sekali ngga romantis, dia ngga doyan digombalin, lebih suka to the point dalam hal apapun.

"Kamu habis berapa kalo ngurusin dirimu sendiri, maksudnya perawatan buat badan dan muka kamu"

tanya Alvian lagi

"Saya jarang perawatan khusus Pa, saya mengurus diri sendiri secara wajar aja, jarang ke salon, spa atau semacamnya"

jawab Aisyah

'Alya hampir setiap minggu ke salon, inilah itulah, perawatan dari ujung rambut sampe ujung kaki, selalu harus perfect'

Gumam Alvian dalam hatinya.

Obrolan mereka terputus ketika pelayan datang menghantarkan makanan yang sudah dipesan mereka tadi.

Suasana pun kembali hening, mereka menyantap makanan yang ada dimeja...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!