Alvian dengan khusuk meneliti setiap laporan keuangan yang di laporkan oleh karyawannya, pendapatan Hotel nya menurun karena dampak pandemi yang tengah terjadi tahun ini, terlihat Alvian mengernyitkan keningnya...
'Duhhh... harus ada inovasi baru buat hotelku ini'
gumamnya sendiri.
Alvian menyenderkan punggungnya, sambil berfikir keras dia sedikit merebahkan badannya ke belakang, terlihat wajahnya yang tampan itu sepertinya sudah kelelahan...
Alvian keluar dari ruangannya dia berjalan menuju ke dapur,
"Pak... "
seorang cleaning service menyapanya,
"Ada yang mau saya bikinkan ?" CS itu bertanya lagi,
"Tidak, biar saya bikin sendiri"
Alvian menolak tawaran CS itu.
Setelah selesai membuat kopi hitam kesukaannya, dia kembali ke ruangannya,
"Kenapa Bapa tidak menyuruh saya atau CS ?" tanya Aisyah,
Alvian hanya tersenyum,
"Ini ada rekomendasi untuk penerimaan pegawai baru Pa, dari HRD"
"Loh bukannya pendapatan hotel kita menurun ? kenapa ada perekrutan karyawan ?"
Alvian keheranan,
"Ada 2 karyawan dari bagian resepsionis mengundurkan diri Pa, mereka mengandung, jadi kita kekurangan untuk resepsionis"
lanjut Aisyah,
"Owh begitu, kenapa tidak mengambil dari bagian lain ?" tanya Alvian lagi,
"Untuk bagian lain sudah pas Pa, di posisinya masing-masing, tidak ada kekurangan atau kelebihan karyawan"
jawab Aisyah,
Selama percakapan itu, Alvian memandangi wajah Aisyah yang terlihat semakin cantik ketika berbicara,
Gadis smart itu memang good looking... 'Adem banget ngeliatnya' fikiran Alvian mulai fokus pada wajah sekretarisnya itu dan tidak mendengarkan apa yang dibicarakannya,
"Pa... Pa... " Aisyah membuyarkan lamunan Alvian,
"Owh... iyah.. I.. iyah... saya mau lihat-lihat dulu CV mereka yah"
jawab Alvian dengan cepat mencari alibi biar ngga ketauan lagi menikmati wajah Aisyah.
"Baik Pa"
Aisyah keluar dan kembali duduk di kursi meja kerjanya,
'Eughhhh malu-maluin banget' gumam Alvian dalam hatinya
kemudian dia memeriksa satu persatu CV pelamar kerja yang direkomendasikan oleh tim HRD Hotelnya.
...
Alya... sampai ketempat dimana teman-temannya berkumpul
"Hallo Beib... "
salah seorang teman Alya langsung menyambut kedatangannya,
"Apa kabar semua ?"
Alya menyapa teman-temannya
"Fine... "
jawab mereka hampir serempak,
udah kaya paduan suara.
"Alya, gimana kabar suami pilihan Ayah mu itu ?"
Sinta teman akrab Alya yang tadi menyambut Alya saat datang, dia bertanya tentang Alvian.
"Biasa aja, sibuk di Hotel warisan Ayahku"
kata Alya sambil merogoh tas yang ditaro diatas pahanya, dia mengambil handphone nya
ada notif WA disana
'Bu Alya, maaf ini Riza jatuh di sekolah, mohon untuk segera ke sekolah'
whatsapp itu datang dari wali kelas Riza anak bungsu Alya dan Alvian.
Waktu pulang Riza sebenarnya 2 jam lagi dan sudah menjadi tugas Alya menjemput Riza karena saat itu Alvian masih jam kantor,
Riza masih duduk di bangku kelas 2 SD, beda 2 tingkat sama Rafa Kakanya yang sudah kelas 4 SD.
'Ya saya kesana'
jawab Alya singkat
"Aku ngga bisa kumpulan sekarang kayanya gaisss.. sorry.. anak bungsu ku jatuh di sekolah kata Gurunya, aku harus jemput anakku"
"Kenapa kamu ngga punya sopir sih Al ?"
tanya Sinta.
"Suamiku ngga ngizinin anak-anak diurus sopir"
jawab Alya, terlihat kejengkelan dari wajahnya.
"Owh.... " Sinta tersenyum nyeleneh
"Ngga usah ngeledek" kata Alya
"Ngga... ih siapa yang ngeledek, ya udah sana kalo mau jemput anak"
"Okey... aku pulang duluan ya Gaisss..."
semua hanya menganggukan kepala,
Alya bergegas menuju mobil yang baru saja diparkirkannya.
Dia menyetir mobilnya menuju sekolah Riza
tak lama kemudian Alya sampai di Sekolah anak-anaknya,
"Dimana ruang UKS nya ?" tanya Alya pada salah seorang murid yang sedang berada di lapangan basket,
"Mamah... kita disini"
dari kejauhan terdengar suara Rafa,
Terlihat dia melambaikan tangannya, dia berdiri didepan ruangan sebrang lapangan basket
Alya segera berjalan menuju ketempat Rafa berdiri.
Terlihat Riza yang sudah berbaring diatas kasur diruangan itu,
"Kamu ko bisa jatuh, mainannya ngga hati-hati kali yah"
kata Alya sambil menghampiri anak bungsunya itu,
"Riza didorong temen Mah"
jawab Riza sambil meringis menahan sakit
"Siapa yang dorong kamu ? Siapa ? biar Mamah samperin sekalian mumpung masih disini" Alya geram,
Saat seperti itu naluri keibuannya keluar dengan sendirinya, Walaupun dia wanita yg dingin, angkuh dan acuh.
"Udah dibawa ke ruangan BP Mah anaknya, biarin aja Mah, biar dihukum sama Guru"
Rafa menjelaskan dan melarang Alya mendatangi anak yang udah dorong adiknya itu,
"Yang penting Riza ngga kenapa-napa Mah" lanjut Rafa,
Rafa seperti Ayahnya, dia selalu bisa meredam emosi orang lain, kedewasaan nya sudah muncul alami diusianya itu.
"Ya udah, ayo kita pulang"
kata Alya sambil menggendong Riza menuju mobilnya,
"Mohon maaf atas kelalaian kami Bu"
seorang Guru menghampiri Alya, terlihat wajahnya menyesali kejadian yang terjadi pada Riza,
"Saya tidak akan pernah bisa menerima jika hal ini terjadi lagi"
jawab Alya ketus.
Guru itu hanya bisa menundukan kepala,
Alya masuk kedalam mobil setelah sebelumnya mendudukan Riza dibangku belakang, supaya Riza bisa sambil berbaring fikirnya,
Setelah menutup pintu mobilnya, Alya membenarkan kaca spion yang berada diatas kepalanya supaya dia bisa memantau keadaan Riza.
Alya melajukan mobilnya menuju rumah..
...
Alvian masih memilih-milih berkas calon karyawan barunya itu, dia meneliti semua CV pelamar kerja
setelah dia memilih-memilih, diambilnya salah satu map berwarna biru.
Tertulis nama didepan map itu
Heidy Prisilia,
"Aisyah... kasini"
Alvian memanggil sekretaris nya lewat pesawat telepon yang terletak diatas meja kerjanya,
"Baik Pa" jawab Aisyah.
Tak berselang lama Aisyah datang
"Ini aku pilih yang ini untuk jadi Resepsionis kita yang baru, kayanya satu aja cukup, nanti untuk shif malam digilir aja sama bagian lain yg kerjaannya rada santai, biar mengirit pengeluaran belanja upah pegawai"
kata Alvian sambil menyerahkan map yang dipilihnya,
"Yang lainnya nanti simpan aja dulu, siapa tau kita ada kekurangan karyawan lagi, jadi ngga usah buka lowongan, pilih dari situ aja"
kembali dia sodorkan setumpuk map yang tak terpilih lainnya,
"Siap Pa" kata Aisyah singkat
"Nanti makan siang sama-sama, ada yang mau saya tanyakan" kata Alvian kemudian,
"Oh.. emmh.. iya Pa, si.. siap" terdengar Aisyah jadi gugup dan ragu-ragu menjawabnya,
Sampai dimeja nya dia meletakkan map yang banyak itu didalam Filebox nya,
Dan map yang dipilih Alvian disimpannya diatas meja
dia segera membuatkan surat panggilan untuk calon pegawai yang telah dipilih Boss nya itu.
Tak lama berselang selesai berkas yang harus disiapkannya
masuklah waktu istirahat.
Aisyah masih duduk di kursinya, dia menunggu Alvian keluar dari ruangannya.
Krklek... pintu ruangan Manager nya itu terbuka. Deg.. jantung Aisyah tiba-tiba seperti ada yang meninju, rasa heran bercampur dengan degdegan Aisyah mengikuti langkah kaki Alvian dari belakang.
Setelah berjalan sampailah mereka diresto hotel itu,
"Kamu pesen apa ?"
"Saya makan nasi goreng aja Pa"
"Okey... jadi nasi goreng satu, sama minum nya apa ?"
tanya Alvian lagi
"Lemon tea"
jawab Aisyah
"Nasi goreng dua, Lemon tea dua, yang satu jangan terlalu manis"
kata Alvian kepada seorang pelayan yang sudah berdiri di pinggir nya.
"Baik Pa."
Setelah menerima pesanan Alvian, laki-laki itu bergegas menuju dapur
"Bapa tumben ngajakin saya, ada hal yang mau diomongin, tentang apa Pa"
Aisyah mencoba memecah suasana hatinya yang gugup, berhadapan dengan atasannya yang berwajah tampan.
"Kamu belum menikah kenapa ?"
tanya Alvian
"Belum ada yang cocok Pa"
jawab Aisyah
"Pacar ?"
"Ngga ada Pa"
"Ah... masa, cewe seperti kamu pasti banyak yang suka"
Jlebbbb... Lagi-lagi Aisyah harus menutupi kegugupan nya,
"Beneran Pa, ngga punya"
sambil tersenyum Aisyah menjawab,
"Okelah... "
"Wanita sukanya diapain sih Syah... kalo menurut kamu"
Alvian mulai membuka inti obrolannya,
"Maksudnya Pa ?"
Aisyah heran tiba-tiba atasannya bertanya seperti itu,
"Iyah, wanita pada umumnya senengnya kalo digimanain"
"Yaaa... dimanjain ketika ngeluh, diperhatiin setiap hari, didengerin ketika marah atau kesel, gitu-gitu aja sih Pa, menurutku"
Alvian diam, 'Dia berbeda' sekilas wajah Alya melintas difikirannya
Alya bukan tipikal wanita yang gampang luluh hanya diseperti itu kan.
Alya angkuh, dingin, cuek dan sama sekali ngga romantis, dia ngga doyan digombalin, lebih suka to the point dalam hal apapun.
"Kamu habis berapa kalo ngurusin dirimu sendiri, maksudnya perawatan buat badan dan muka kamu"
tanya Alvian lagi
"Saya jarang perawatan khusus Pa, saya mengurus diri sendiri secara wajar aja, jarang ke salon, spa atau semacamnya"
jawab Aisyah
'Alya hampir setiap minggu ke salon, inilah itulah, perawatan dari ujung rambut sampe ujung kaki, selalu harus perfect'
Gumam Alvian dalam hatinya.
Obrolan mereka terputus ketika pelayan datang menghantarkan makanan yang sudah dipesan mereka tadi.
Suasana pun kembali hening, mereka menyantap makanan yang ada dimeja...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments