Alvian masih dengan fikiran Aisyah nya.
Diatas ranjang dia tidur terlentang menatap langit-langit kamarnya
tangannya dilipat dibawah kepalanya.
Suasana hening saat itu,
Alya sudah lebih dulu merambah alam mimpinya.
Alvian memiringkan badannya memunggungi Alya,
tak lama kembali lagi badannya terlentang.
Merasa belum nyaman Alvian lalu memiringkan badannya, menghadap ke sosok isterinya yang sudah terlelap.
Alya menyadari pergerakan dari badan Alvian, dia pun terbangun, membuka matanya.
"Kamu kenapa sih, gelisah banget, ini waktunya tidur, kalo belum ngantuk diem diluar sana"
Alya mengoceh sambil membalikan badannya memunggungi Alvian.
"Maaf Al"
kata Alvian, dia pun beranjak dari tempat tidurnya berdiri dan berjalan keluar.
Alvian berniat membuat susu hangat sendiri, karena semua asisten rumah tangganya sudah terlelap dalam tidur mereka masing-masing.
'Katanya susu hangat dapat membuat mood tenang, bikin ah, kali aja bisa tidur'
prolog Alvian dalam fikirannya.
Setelah selesai membuatnya dia duduk disofa tempatnya bermain bersama anak-anak.
Fikirannya masih belum tenang,
Alvian berfikir untuk menghubungi Aisyah, tapi diurungkannya karena dia takut mengganggu jam tidur Aisyah.
Dinyalakannya televisi
Alvian menonton, matanya memang melihat televisi namun tetap fikirannya entah sedang berada dimana.
Berjam-jam dia tiduran disofa sambil melihat acara tengah malam.
Matanya mulai lelah,
kantuk pun menguasainya
Alvian akhirnya tertidur disofa.
...
Selesai acara tahlilan, Aisyah kembali masuk ke kamarnya.
Dia masih tak dapat tidur,
sudah shalat malam,
sudah membaca Al Qur'an,
tapi kantuknya belum juga datang.
Fikirannya masih kacau,
suara kokok ayam sudah mulai terdengar, lantunan suara orang yang sedang membaca Al-Qur'an dimesjid pun sudah mulai terdengar.
'Ahhhh sudah mau subuh... ' gumam Aisyah,
malam itu tak sedetikpun dia tertidur.
Selesai menunaikan shalat subuh berjamaah dengan adik-adiknya
Aisyah ke dapur.
Sekarang tugasnya bertambah,
biasanya Ibunda Aisyah yang menyiapkan makanan untuk sarapan mereka, sekarang Aisyah harus menyiapkannya sendiri.
"Kaka... Aku bantuin yah"
kata Rania yang baru datang ke dapur.
"Iyah..."
jawab Aisyah dengan nada bergetar menahan rasa sedihnya.
"Kaka ingat ibu ?"
tanya Rania sambil memeluk Kaka sulungnya yang sedang menyiapkan bumbu nasi goreng untuk sarapan mereka.
Dipeluk adiknya, tangis Asiyah pecah.
Mereka menangis berjamaah didapur.
Agustian datang menghampiri mereka dia berkata pada adik dan kaka perempuannya dengan nada bercanda.
"Kaka... Dede... jangan nangis terus dong, nasi goreng nya ngga jadi jadi kalo pada nangis mulu, kami kan sudah lapar hehe"
katanya sambil duduk di kursi makan.
Firman datang kemudian
dia tak berkata apa-apa, langsung duduk di kursi pinggir Agustian.
"Ayo kita selesaikan Ka, itu pelanggan sudah berdatangan.."
kata Rania dengan candaannya
sambil mengusap air matanya.
"Iyah... Sebentar lagi jadi ko, enang-tenang ya, sodara-sodara"
Aisyah juga melanjutkan.
Setelah beberapa menit tersajilah nasi goreng dimeja makan.
Lalu kaka beradik pun menyantap sarapannya bersama-sama.
Firman dan Agustian selesai paling awal sarapannya, mereka berangkat bersama menuju tempat kerja, secara mereka berdua itu bekerja di satu perusahaan yang sama.
Usai sarapan bersama adik-adiknya, Aisyah bersiap untuk berangkat kerja.
Setelah memakai pakaian seragamnya dan menggendong tas, kemudian dia keluar rumah menyalakan motornya.
...
Alvian sudah selesai mandi,
dilihatnya Alya yang masih terlelap tidur.
'Dia sama sekali ngga bangunin, aku tidur disofa'
'Bener-bener cuek sekali wanita ini'
sambil memakai pakaian Alvian terus mengeluhkan sikap Alya.
"Aku berangkat kerja dulu yah.. "
kata Alvian sambil mengecup kening istrinya yang masih terlelap.
Alya hanya menggeliat dan menarik selimutnya kembali.
Alvian hanya menghela nafas melihat kelakuan istrinya itu,
segera dia keluar dari kamarnya
dilihatnya meja makan,
ternyata anak-anaknya sudah duduk manis disana.
"Waaaaahhhhh anak-anak Papah tambah pinter aja nih, udah siap mau sarapan, Papah kalah start nih"
kata Alvian sambil mencium satu per satu kepala anak-anaknya.
"Iya dong... Kita kan anak-anak Papah yang pinter"
Rafa menjawab pujian Papah nya seraya menengok ke arah adiknya sambil tersenyum.
"Iza hari ini ada ulangan, kalo Riza dapat nilai bagus, Iza juga mau dong dibeliin hadiah kaya Ka Rafa..."
kata Riza sambil menundukkan kepalanya, itulah caranya mengiba pada Papahnya.
Alvian hanya tersenyum.
"Okey, nanti Iza Papah beliin mobil remot sama kaya punya Kaka Rafa, tapi kalo Iza dapat nilai 90-100, okey, deal ?"
jata Alvian sambil mengusap kepala anak bungsunya.
"Okey... Deal"
kata Riza,
"Udah belajar kamu De ?"
tanya Rafa pada adiknya,
"Udah, Iza tadi malem belajar kan"
jawab Riza,
"Hahaha... Itu mah bukan belajar, ganti buku doang"
kata Rafa sambil tertawa.
Riza tertunduk malu.
"Udah.. Udah.. Ayo kita berangkat, nanti kesiangan"
kata Alvian mengakhiri perbincangan mereka dimeja makan.
"Ayo Pah"
jawab kaka beradik itu kompak.
...
Mobil Alvian melaju menuju Sekolah Rafa dan Riza
sesampainya disekolah mereka pamit pada Papah nya.
"Pah kita sekolah dulu yah"
Rafa dan Riza bergantian mencium tangan Alvian dan Alvian pun membalas dengan ciuman di pipi mereka.
"Daaaah sayang, hati-hati disekolahnya yah, nanti Pak Min yang akan jemput kalian, seperti biasa, okey"
kata Alvian,
penjemputan anak-anaknya sekarang sudah diserahkan kepada Pak Min.
Karena Alya dan Alvian sering telat menjemput.
Alvian sibuk di Hotelnya
Alya sibuk dengan grup sosialitanya
Rafa protes dan meminta dijemput oleh Pak Min setiap harinya.
...
Sesampainya dikantor, Alvian disambut dengan senyuman wajah cantik bermata indah yang sudah berdiri dimeja resepsionis.
dia Heidy Prisilia.
Karyawan baru, yang sudah mulai masuk hari itu.
Deggggg.... Senyum itu membuat Alvian hilang fokus, wajahnya yang teduh mengalihkan segalanya
matanya yang indah begitu mempesona.
"Selamat pagi Pak"
suara lembutnya menyapa Alvian
yang masih terpesona memandang wajahnya
"Pak..."
kata Heidy sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Alvian
"Oh... i..iyah... iyah, pagi pagi..."
jawab Alvian gugup.
Segera dia melanjutkan langkah menuju ruangannya.
Sebelum masuk ruangannya
dia kembali disambut seorang wanita,
kali ini wajah cantik yang biasanya ceria dan smart itu terlihat sembab dan matanya bengkak.
"Kamu ko masuk kerja, padahal istirahat aja dulu"
kata Alvian sambil berhenti sejenak.
"Ngga apa-apa Pa, saya baik-baik saja"
jawab Aisyah sambil berusaha tersenyum.
Alvian tersenyum dan membalikkan badannya berjalan masuk kedalam ruangannya.
Dia membuka jas yang dipakainya
lalu digantungkan di tempat gantungan yang berada dibelakang kursi duduknya.
Tok... Tok... Pintu terbuka, Aisyah masuk kedalam sambil membawa berkas ditangannya
namun tiba-tiba... Brukkkkk...
Aisyah pingsan berkas yang dibawanya berhamburan kemana-mana.
Aisyah tergeletak di lantai ruangan Alvian.
"Astaghfirullah... "
Alvian kaget melihat sekretaris nya jatuh.
"Syah... Syah... Bangun Syah... "
Alvian panik, dia mengangkat tubuh Aisyah, lalu meletakkannya disofa tamu.
"Syah... Syah... "
Alvian mencoba menyadarkan Aisyah.
Dia kelimpungan sendirian
setelah meletakkan tubuh Aisyah disofa.
Alvian keluar, dipanggilnya seorang OB wanita.
"Kesini sebentar"
kata Alvian,
"Ada apa Pa"
tanya OB itu,
"Ikut saya"
jawab Alvian,
Mereka masuk k ruangan Alvian
sesampainya diruangan, OB itu bertanya.
"Mba Aisyah kenapa Pa ?"
"Dia tiba-tiba pingsan, aku juga ngga tau kenapa, coba sadari dulu dia"
perintah Alvian pada OB nya,
kemudian OB itu mengeluarkan minyak kayu putih dari dalam saku tas pinggangnya.
"Buu... Buu... "
kata OB itu sambil mendekatkan ujung kayu putih pada hidung Aisyah.
Perlahan mata Aisyah pun terbuka
dia sadar kembali,
mukanya pucat seperti tak berdarah.
"Ibu apa yang dirasakan ?"
kata OB itu
"Pusing, lemes"
jawab Aisyah
"Tolong siapkan mobil saya, suruh satpam, nih kuncinya, kita bawa Aisyah ke rumah sakit"
perintah Alvian pada OB itu
kemudian OB itu beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar mencari satpam sambil membawa kunci mobil Alvian.
Setelah mobil siap Alvian kembali mengangkat tubuh Aisyah dan membawanya kedalam mobil.
"Kamu ikut saya"
kata Alvian pada OB nya.
"Baik Pa"
jawab OB itu.
"Kamu dampingi Aisyah"
kata Alvian lagi
"Baik"
OB itu menjawab lagi,
Alvian segera melajukan mobilnya membawa Aisyah kerumah sakit.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments