Setelah semua peserta menunjukkan kemahirannya dalam memainkan piano.
Tibalah waktunya pengumuman hasil penilaian dewan juri.
Semua peserta sudah diminta berdiri di atas panggung.
Disana sudah berderet piala yang pastinya untuk para juara.
Rafa sudah ada dibarisan kedua deretan para peserta,
jantungnya berdegup kencang
terlihat dia terus meremas kedua telapak tangannya, wajahnya tertunduk, hingga Alvian susah untuk memberikan kode untuk menenangkan anaknya.
"Kini saatnya sudah tiba, saat yang ditunggu-tunggu yah"
kata pembawa acara memulai acara pengumuman pemenang kejuaraan lomba piano saat itu.
"Juara harapan ke dua... diraih oleh..."
semua terdiam.
"Andika Wijaya"
seseorang di belakang Rafa bersorak, dan menuju ke depan, tempat yang diarahkan oleh panitia acara.
"Selanjutnya, untuk juara ke tiga... diraih oleh... "
kembali suasana hening.
"Juara ketiga adalah, Gibran Alvaro"
anak yang dimaksud berdiri didepan agak berjarak dengan anak yang tadi juara harapan ke dua.
"Kemudian untuk juara kedua diraih oleh... Maharani Prisilia"
seorang anak perempuan yang cantik maju kedepan, memposisikan diri ditempat yang telah ditunjukan panitia.
"Dan sekarang tiba giliran menentukan siapa Juara ke satu dan Juara harapan ke satu, silahkan untuk ananda Rafa Alvianto Pratama dan Suci Indah Pertiwi untuk maju kedepan"
Rafa semakin gugup, posisinya tinggal di harapan satu atau juara satu.
Fikirannya udah down, dia berfikiran pasti dia hanya mendapatkan harapan kesatu.
Dengan langkah yang terlihat lemah Rafa maju kedepan, berbarengan dengan seorang anak perempuan berjilbab yang berdiri disisi Rafa.
"Juara Harapan kesatu diraih oleh...."
Suasana semakin tegang, semua orang yang ada disitu tak ada yang bersuara, hening, ingin jelas mendengarkan siapa nama yang akan disebutkan oleh MC.
"Juara harapan kesatu diraih oleh... Suci Indah Pertiwi"
Rafa meloncat kegirangan, dengan disebutkan nama lawan lombanya itu jadi juara harapan kesatu, otomatis dialah Juara pertamanya...
"Selamat untuk Rafa Alvianto Pratama, yang berhasil menjadi juara pertama dalam lomba saat ini"
kata MC
"Silahkan untuk dewan juri agar naik ke panggung untuk memberikan piala dan piagam penghargaan para Juara"
MC menambahkan lagi.
Ketika acara itu berlangsung Alvian menjadi seorang fotografer untuk anak sulungnya, dari mulai performnya dan saat ini pun ia segera mendokumentasikan pemberian piala untuk Rafa...
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara yang lembut dan merdu,
"Selamat ya Pak Alvian, anak Bapa memang hebat, calon pianis"
Alvian menengok ke arah suara
terlihat sosok seorang wanita yang berwajah manis, tidak cantik tapi enak dipandang, pemilik wajah yang menarik, terasa teduh saat beradu pandang dengan kedua bola matanya.
"Terima kasih... "
jawab Alvian yang mendadak seperti terhipnotis melihat pemandangan wajah yang berada tepat didepannya itu.
"Ayaaaaaah..... "
Alvian tersentak kaget, teriakan Rafa dari panggung membuatnya sadar dengan kelakuannya yang terlihat seperti fans yang ketemu artis idola nya...
"Iya sayang... lapyu... " Alvian pun berteriak menjawab teriakan Rafa
semua orang memaklumi keduanya yang sedang berbahagia...
Rafa turun dari panggung
disambut oleh Riza adiknya.
"Kaka.... "
mereka berpelukan, Rafa menangis, bukan karena kecewa atau sedih, tangisannya kali ini luapan kebahagiaannya.
"Riza sayang Kaka"
kata Riza sambil memeluk Kaka nya.
"Kaka juga sayang Riza"
balas Rafa pada adiknya.
Avian datang menghampiri setelah pamit pada wanita berwajah manis yang menarik, yang tadi menyelamatinya juga.
Mereka bergembira dengan pencapaian Rafa.
"Ayooo kita ke timezone"
kata Alvian mengajak anak-anaknya bermain, merayakan kemenangan
"Asyiiiiiiikkkk"
Riza melompat lompat senang dengan ajakan Papahnya.
Lalu mereka berangkat menuju Mall yang dekat dengan tempat perlombaan itu...
...
Alya sudah sampai di Bogor, hari sudah sore...
Dilihatnya handphone yang berada di jok sampingnya.
Berharap ada notifikasi WA
ternyata tidak ada.
'Tumben dia ngga ngubungin' gumam Alya dalam hatinya.
Dia memarkirkan mobilnya didepan sebuah bangunan Villa yang asri teduh dan sejuk.
Disana juga sudah terparkir beberapa mobil mewah dan moge-moge...
Alya keluar dari mobil, mengambil kopernya dari bagasi,
lalu dia berjalan menuju pintu depan Villa.
Terdengar suara riuh dari dalam
rupanya teman-teman Alya sudah ada disana sebelum Alya tiba.
Alya masuk kedalam.
"Haaaiiiiii.... Alya.... akhirnya sampe juga"
Sinta menyambutnya.
"Pasti sampe lah... Alya gituh"
jawab Alya sombong.
Mereka masuk kedalam
terlihat teman-temannya yang lain sudah berleyeh-leyeh disofa, ada juga yang tiduran, dan makan makanan ringan yang sudah tersedia diatas meja.
"Haaaaiiii Alya... " sebagian mereka menyapa Alya, dan sebagiannya lagi hanya melemparkan senyuman pada Alya.
"Ta.. aku cape banget nih, kamar tidur nya sebelah mana ?"
tanya Alya pada Sinta sang empunya Villa.
"Owh ya udah kamu istirahat dulu deh, hayu aku tunjukkin kamarnya"
kata Sinta sambil membantu Alya membawakan kopernya.
Alya mengikuti langkah Sinta dari belakang, sampai di satu kamar.
"Nah ini kamar kita, nanti kamu, aku, Gaby sama Maya tidur disini barengan kita"
jelas Sinta.
"Okey..." kata Alya, sambil menghempaskan tubuhnya diatas kasur didalam kamar itu.
"Mandi dulu ih"
kata Sinta.
"Iya... Iyah... nanti aku mandi, istirahat dulu bentar"
kata Alya yang sudah mulai menguap, matanya mulai terpejam
tak lama dia pun terlelap.
...
Sepulangnya dari Timezone
Alvian dan anak-anak kembali ke rumahnya.
Rafa tertidur pulas dibelakang, bersenderan dengan adiknya Riza yang juga terlelap.
Sepertinya mereka sangat lelah seharian itu.
"Rafa... Riza... udah sampai sayang, ayo bangun"
kata Alvian mencoba membangunkan anak-anaknya yang pulas.
Yang pertama bangun Rafa, kemudian dia membangunkan adiknya.
"Za... bangun, udah sampe"
Riza melek dan menegakkan badannya.
Lalu mereka keluar dari mobil,
Alvian membawakan piala Rafa
sementara Piagam penghargaan nya dipegang Rafa sendiri.
Pak Min menyambut kedatangan mereka.
"Waaaah hebat Den Rafa ini, udah dapet Juara lagi bae... "
Pak Min berkata sambil mengacungkan jempolnya...
"Makasih Pak"
kata Rafa dengan senyum sumringahnya.
Mereka memasuki rumah.
Alvian meletakkan piala Rafa dilemari pajangan, terlihat piala sudah berderet disana dan kini ditambah lagi koleksinya.
Alvian tersenyum bangga dengan keberhasilan anak sulungnya.
Rafa dan Riza memasuki kamar mereka, Alvian pun masuk ke kamarnya.
Dia duduk disofa yang ada didalam kamarnya itu, sejenak fikirannya kembali ke tempat perlombaan
dia teringat wajah manis bermata indah yang tadi menyapanya.
'Astaga, aku belum menghubungi Alya'
lamunan wanita itu buyar dengan teringatnya pada isterinya
segera dia mengambil handphone nya.
Tuuuuttt... Tuuuuutt... Panggilannya tidak diterima.
Dia pun memutuskan untuk mengirim chat.
'Al.. kamu udah sampe ?
Rafa dapet juara satu lagi taun ini
kamu hati-hati ya disana
jaga kesehatan dan jangan lupa makan'
seperti itulah isi chat yang dikirimkan Alvian untuk isterinya,
setelah dirasa cukup
dia memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments