Alya bersiap-siap mengepak pakaian untuk dibawa ke acara reunian bareng temen-temennya.
"Kamu mau berapa hari disana ?"
Alvian bertanya sambil duduk bersender diatas kasurnya.
"Paling semalam doang, besok berangkat pagi biar bisa istirahat dulu, acaranya mungkin sore sampe malem, nginep lagi semalem, paginya pulang lagi".
jawab Alya sambil tetap fokus pada koper yang udah terisi pakaian dan perlengkapan pribadi nya.
'Kapan kamu bisa berubah Al'
Alvian bertanya dalam hatinya, sambil merebahkan badannya diatas kasur.
Tak lama Alya pun merebahkan badannya disamping Alvian,
setelah sebelumnya merawat wajah cantiknya dengan berbagai macam olesan make up untuk dipakai dimalam hari.
Alvian membalikan badannya menghadap ke Alya, dia pandangi wajah istrinya yang cantik, tangannya mulai membelai pipi Alya, mengelus kedua alis Alya, lalu mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya.
Alya menyadari bahasa tubuh suaminya itu, dia pun memang sedang membutuhkannya, walaupun Alya merasa gengsi untuk memulai duluan dalam hal ini. Karena keangkuhan yang masih selalu dipeliharanya...
Alvian mengecup kening Alya dengan lembut dan penuh kasih sayang, hasratnya mulai menjalar ke seluruh tubuhnya, tangannya mulai bergerilya menyusuri lekukan tubuh Alya.
Sedangkan Alya hanya terdiam pasrah tanpa penolakan.
Alya mulai melingkarkan tangannya dileher Alvian dan menikmati semuanya dengan desahan...
Suasana hening saat itu,
hanya detakan jantung kedua insan yang sedang menikmati gairah malam mereka.
Alvian menanggalkan semua pakaiannya, dengan secepat kilat dia menindih badan Alya yang sudah polos tanpa busana.
Mereka saling berpelukan menikmati gairahnya masing-masing yang sudah memuncak.
Semakin terdengar desahan Alya yang sudah sampai ke langit ketujuh.
Alvian terus meningkatkan kemampuannya, berbagai posisi telah mereka lakukan,
hingga sampai di puncak kenikmatannya.
Alvian terus menekankan tubuhnya diatas tubuh Alya, Alvian mengerang, tubuhnya bergetar hebat melepas semua puncak kenikmatannya...
Alya pun menikmati semuanya
dia sudah lebih dulu memuncak dan tubuhnya sudah mulai dibasahi keringat yang menyatu dengan keringat suaminya.
Setelah dirasa selesai, Alvian menghempaskan tubuhnya dipinggir Alya, nafasnya masih belum beraturan, begitupun Alya dia masih terbaring polos, tampak lemas dengan keringat diseluruh tubuhnya...
Lama mereka terdiam diposisi masing-masing, Alya lebih dulu bangkit dan beranjak masuk ke kamar mandi.
Sssssrrrrrrr.... shower terdengar mengucurkan airnya, membasahi tubuh Alya, dia menikmati guyuran air hangat, harum semerbak wangi sabun dan shampo yang dipakai Alya.
Setelah dirasa tubuhnya sudah bersih, Alya mengakhiri mandi air hangatnya, dia mengenakan handuknya keluar dari kamar mandi, langkahnya menuju ke lemari pakaian...
Sementara Alvian baru bangkit dari baringannya, dia pun menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya...
Selesai Alvian mandi, Alya sudah terlelap dalam mimpinya...
Alvian yang masih mengenakan handuknya, mendekati Alya, mengecup kening isterinya itu
"Makasih Al... "
bisiknya ti telinga Alya.
Alya hanya menggeliat dan membalikan badannya membelakangi Alvian.
Alvian tersenyum melihat kelakuan isterinya itu, dia pun kembali tertidur pulas setelah sebelumnya dia juga mengenakan piyamanya yang lain...
...
Sinar matahari masuk menembus sela kaca jendela kamar tidur mereka,
"Riza bangun"
Rafa membangunkan adiknya yang masih terlelap tidur.
"Mmmmhhhhhh masih ngantuk Ka"
jawab Riza yang masih memejamkan matanya.
"Kamu mau ikut ke acara lomba Kaka ngga ?"
mendengar kata lomba Riza, langsung membuka matanya.
"Mau mau mau"
sambil mengucek kedua matanya, Riza bangkit dari tempat tidurnya.
"Kaka udah mandi ?"
tanya Riza,
"Udah dong... Inih Kaka udah ganti baju, udah wangi"
jawab Kakanya,
"Tungguin, Iza mau mandi dulu"
kata Riza yang langsung berlari ke kamar mandi.
"Jangan lari, licin Za... "
kata Rafa mengingatkan adiknya.
"Iyaaaa,,, tungguin... "
Riza berteriak dari kamar mandi.
Rafa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat kelakuan adiknya.
Tak lama mereka pun keluar dari kamar, Rafa dan Riza sudah mengenakan pakaian yang rapih, mereka terlihat tampan, lucu dan menggemaskan.
Rafa dan Riza duduk dimeja makan, menunggu kedatangan kedua orang tuanya.
Tak lama mereka menunggu, Alya dan Alvian keluar dari kamar mereka
Alvian menyeret koper yang akan dibawa Alya.
"Rafa.. Maaf yah Mamah ada acara yang lain, Rafa sama Papah aja ngga apa-apa kan ?"
Alvian membujuk anak sulungnya.
Rafa menjawab dengan anggukan kepalanya.
Tampak jelas dia menutupi kekecewaannya.
Kemudian mereka sarapan bersama
tak ada satu kata pun keluar dari mulut Alya dimeja makan.
Dia hanya berpamitan dengan mencium anak-anak.
Alvian membawakan koper isterinya dia berjalan dibelakang,
Alya yang sudah lebih dulu beranjak langsung menuju mobilnya.
Alvian meletakkan kopernya dibagasi yang sudah terbuka pintunya, lalu dia menghampiri isterinya dari kaca jendela mobil
Alya membuka kaca jendela mobilnya.
"Aku berangkat"
kata Alya singkat
"Okey... Hati-hati dijalan ya, kabarin kalo udah sampe lokasi"
Alvian mendaratkan kecupan dikening isterinya yang sudah duduk dibelakang setir.
Alya hanya mengangguk, dan mulai melajukan mobilnya.
Alvian kembali kedalam dan menghampiri anak-anak nya yang kini sudah berpindah duduk disofa ruang keluarga, tempat favorit mereka...
"Ayo kita berangkat"
kata Alvian sambil menyambar kunci mobil diatas meja.
"Ayoooooo"
Riza yang berteriak menjawab ajakan Papahnya.
Rafa masih terdiam tak banyak bicara.
Alvian mengerti apa yang dirasakan anak sulungnya.
Mereka pun berangkat dengan mobil yang dikendarai Papahnya.
...
Tak lama kemudian, mereka sampai ditempat dimana Rafa akan mempertunjukkan kemampuannya memainkan piano.
Ramai sekali ditempat itu, banyak orang-orang yang mengikuti perlombaan itu kayanya.
Mereka berjalan menuju ke tempat panitia acara.
"Pak Alvian... "
suara seorang laki-laki memanggil nama Alvian.
Alvian menengok ke arah datangnya suara.
"Pak Ridwan,.."
kata Alvian sambil mengulurkan tangannya.
"Apa kabar Pak"
tanya laki-laki yang bernama Ridwan itu pada Alvian.
"Baik.. Baik"
jawab Alvian.
"Anaknya ikut lomba lagi ya Pak"
tanya Ridwan lagi.
"Iya Pak, direkomendasikan oleh wali kelas dan guru les nya"
jawab Alvian lagi.
"Rafa berbakat Pak, darah seni nya mengalir alami dari Papah nya"
kata Ridwan sambil menepuk lengan Alvian.
"Ah bisa aja"
Alvian tersenyum malu mendengar kalimat itu.
Ridwan mengetahui bahwa Alvian dulu adalah anak band ketika masih duduk di bangku kuliah.
Tak jarang Alvian juga mengisi acara di cafe-cafe.
Alvian bukan anak orang kaya, dia harus bekerja untuk membiayai kuliahnya sampai selesai.
Ridwan adalah salah seorang teman satu kampusnya.
"Pak Alvian, saya duluan ke ruang lomba yah, anak saya sudah ada disana"
Ridwan berpamitan.
"Oh begitu, iyah silahkan Pak"
jawab Alvian.
Kemudian mereka melanjutkan kembali perjalanan nya menuju ruang panitia.
Setelah melakukan daftar ulang
mereka pun menuju ruang lomba.
"Riza... Rafa... duduk dulu disini yah, jangan kemana-mana, Papah nyari minum dulu buat kalian, okey"
Alvian menempatkan anak-anaknya sebelum dia pergi membeli air mineral.
Tak lama Alvian datang kembali dengan menjinjing sebuah keresek putih berisi air mineral dan beberapa bungkus makanan kecil untuk anak-anak nya.
Setelah lama menunggu giliran, tibalah waktunya Rafa menunjukkan kemampuannya.
Panitia lomba sudah memanggil nama Rafa.
Rafa berjalan menuju ke atas panggung.
Sampai disana Rafa mulai meletakkan jari jarinya diatas piano yang telah tersedia.
Jemarinya mulai menari nari diatas tuts piano, menghasilkan rangkaian nada yang indah.
Rafa membawakannya dengan penuh penghayatan, dia membawakan lagu "Bunda" yang dipopulerkan Melly Guslow.
Tak terasa air mata Avian menetes
rasa bangga campur haru berkecamuk didalam dada nya saat itu.
'Coba kamu disini Al, kamu akan tau betapa Rafa merindukan perhatian dan kasih sayang Mama nya'
gumam Alvian dalam hatinya.
Alvian terus menikmati alunan piano dari jari jemari mungil anaknya.
Tanpa dia sadari ada sepasang bola mata teduh yang indah memperhatikannya...
Pemilik mata indah itu memperhatikan Alvian dan Rafa secara bergantian.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments