Mulai ada perasaan...

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah rumah sederhana yang cukup luas, pekarangan yang dihiasi dengan kebun bunga dan dua pohon mangga yang rindang namun tak berbuah saat itu.

Disana sudah ada beberapa warga

namun tidak berkerumun seperti biasanya.

Mereka menempati kursi yang sudah tertata rapi sesuai protokol kesehatan dipekarangan rumah tempat tinggal Aisyah bersama keluarga nya.

Warga yang datang pun memakai masker, beberapa berdiam untuk membantu proses penguburan,

beberapa juga kembali pulang, setelah memberikan bantuan uang duka dan makanan alakadarnya kepada keluarga Aisyah.

Sekedar informasi, Aisyah adalah anak sulung dari 4 bersaudara

dia menjadi tulang punggung keluarga, membiayai sekolah adik-adiknya dan merawat Ibu nya yang sudah lanjut usia.

Ayah Aisyah sudah lama meninggal.

Dan Ibu nya yang baru saja meninggal karena pecah pembuluh darah akibat terjatuh dipintu kamar mandi.

Selesai dishalatkan jasad Ibunda Aisyah dimasukkan kembali ke keranda.

Kali ini tidak memakai ambulans

keranda itu digotong oleh kedua anak laki-laki Ibu Surti Ibunda Aisyah dan adik-adiknya dibantu oleh beberapa warga yang sudah menunggunya dari tadi.

Aisyah dan adik bungsunya mengiringi iringan jasad Ibu nya dari belakang.

Setelah upacara penguburannya selesai,

Aisyah disalami oleh warga yang sekalian berpamitan kembali pulang kerumah mereka masing-masing.

Aisyah berterima kasih kepada setiap orang yang menghampiri nya.

Setelah semuanya bubar, yang tinggal di makam itu hanyalah Aisyah dan adik-adiknya.

Aisyah dan Rania masih terduduk dipinggir makam yang masih bertanah merah itu.

Firman dan Agustian membujuk kedua saudara perempuannya itu untuk kembali pulang kerumah.

Setelah beberapa menit mereka berhasil membujuknya dan kembali pulang bersama-sama.

...

Alvian sudah sampai dirumah.

Dilihat istrinya sedang tertidur pulas, dia segera masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya,

selesai mandi dilihat istrinya Alya sudah kembali terbangun dari tidurnya.

"Udah bangun lagi Al ?"

kata Alvian memulai komunikasi diantara mereka berdua.

"Heemh, laper"

jawab Alya singkat.

Alvian tersenyum mendengar jawaban istrinya itu.

Dia masuk kedalam ruangan ganti pakaian yang berada didalam kamarnya itu.

Selesai mengenakan pakaian

Alvian mendekati Alya,

dia mengecup kening istrinya.

"Gimana acaranya kemaren, seru ?"

tanya Alvian.

"Seru... "

jawab Alya singkat

Ting... Ting... Suara notifikasi whatsapp dari handphone Alvian berbunyi.

'Pa mohon maaf saya mengganggu, hanya ingin memberitahukan bahwa Ibunda dari Aisyah Sekretaris Bapa telah meninggal dunia'

whatsapp itu datang dari salah seorang staf HRD di Hotel Alvian.

"Astaghfirullah... "

Alvian kaget setelah membaca isi whatsapp itu.

Alya hanya melirik tanpa menanyakan apa-apa, malah ngeloyor keluar meninggalkan Alvian yang seperti kebakaran jenggot.

"Al... Al... kita ngelayat Ibu nya Aisyah yuk"

kata Alvian setelah sadar Alya beranjak dari ranjang yang menjadi tempat duduk mereka.

"Siapa Aisyah ?"

Alya malah balik bertanya dengan nada datar seperti biasa.

"Itu, dia sekretaris aku"

jawab Alvian sambil bergegas mengambil kunci mobil dan dompetnya.

"Ngga ah, aku lapar mau makan dulu, kalo mau nungguin sampe aku selesai makan, ayo... Kalo ngga ya udah pergi aja sendiri"

jawab Alya sambil berjalan keluar kamar menuju ruang makan.

'Alya... Alya... kapan kamu ada sedikit perhatian sama orang lain'

Alvian menggerutu.

Dia memutuskan untuk berangkat sendiri kerumah Aisyah.

Setelah merasa rapih dengan pakaian hitamnya, Alvian mendekati Alya yang sudah mulai makan malam nya sendiri.

"Anak-anak ngga diajakin makan Al ?"

tanya Alvian lagi pada istrinya.

"Ntar juga kalo mereka lapar pada kesini"

jawab Alya, tanpa menoleh sedikitpun, dia tetap menikmati makanannya.

"Ya udah, aku berangkat dulu yah, aku makannya nanti aja pulang dari sana"

kata Alvian sambil mengusap kepala Alya.

Tanpa jawaban dan tanpa respon Alya tetap melahap makanan didepannya.

Alvian pun tak lagi berbicara, dia berangkat menuju rumah duka.

...

Aisyah masih terduduk dikursi dalam kamar Ibu nya.

Kesedihan masih menyelimuti wajah cantiknya itu.

Dia tak pernah menduga kejadian ini.

Syok dan tak percaya itu yang dirasakannya sekarang.

Rania membawa segelas teh manis hangat untuk Kaka sulungnya.

Sementara diluar Firman dan Agustian masih menerima tamu yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

"Ka... Ini teh manis, diminum yah, biar Kaka sedikit lebih nyaman dan perut kaka terisi"

Rania membujuk Aisyah untuk meminum teh yang telah dibuatnya.

Aisyah hanya menoleh

dan menganggukan kepalanya seraya berkata.

"Taro aja disitu Ran"

Rania bersikukuh ingin Aisyah segera meminumnya.

Dia tau Kaka sulungnya selalu melupakan perutnya ketika sesuatu terjadi.

Aisyah seringkali mengosongkan perutnya ketika dia sedang stress.

Akhirnya dengan enggan Aisyah meminum teh manisnya itu hanya satu tegukan.

"Udah cukup, taro disitu aja Ran"

suruh Aisyah pada adik bungsunya.

Tiba-tiba Firman datang

"Ka... ada Pa Alvian datang kesini, sekarang lagi ngobrol sama Tian"

kata Firman.

"Oh... Dari siapa dia tau kabar ini yah ?"

Aisyah malah betanya-tanya.

Sontak kedua adiknya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka, karena tidak tau siapa yang memberitahukan berita duka ini pada atasan Kaka Sulung mereka.

Aisyah memutuskan untuk keluar menemui atasannya diruang tamu rumahnya.

...

Sebelum Aisyah datang

Alvian sedang menanyakan sebab dan waktu meninggal nya Ibunda Aisyah pada Agustian.

Dan Agustian pun menceritakan kronologi kejadian yang menimpa Ibunya itu.

...

Aisyah datang.

Alvian berdiri dari kursi tempat duduknya.

"Syah... Yang tabah yah... Saya turut berduka"

sambil menyodorkan tangannya pada Aisyah.

Aisyah menerima ucapan bela sungkawa itu dengan menjabat tangan Alvian.

Saat itu Alvian melihat wajah cantik Aisyah yang sedang diliputi duka yang sangat mendalam, ada perasaan ingin memeluk tubuh sekretarisnya itu dan menenangkan hatinya,

namun Alvian sadar dia bukan siapa-siapa Aisyah.

Lagian disitunya juga banyak orang, malu ah

dalam fikirannya Alvian berbicara sendiri.

"Makasih Pa, Bapa tau dari siapa beritanya ?"

jawab Aisyah sambil duduk di kursi tepat didepan kursi yang diduduki Alvian saat itu.

"Saya dapat kabar dari Pa Fredy Staf HRD"

jawab Alvian.

"Owh iya, rumah beliau ngga jauh dari sini Pa"

Aisyah menerangkan.

"Owh pantesan dia tau"

kata Alvian.

Setelah lama berbincang-bincang

dengan ke empat kaka beradik itu

Alvian mengeluarkan amplop dari saku jaketnya.

"Ini ada sedikit uang duka dari saya, mudah-mudahan bermanfaat"

Alvian menyodorkan amplop yang berisi sejumlah uang itu diatas meja.

"Merepotkan Pa"

Aisyah enggan menerimanya.

"Terimalah Syah, itu buat keperluan mendiang"

Alvian dengan lembut mendesak Aisyah agar menerima sumbangannya itu.

Dengan pelan Aisyah menerimanya dan memberikan amplop itu pada Firman adik laki-laki tertua nya.

"Terimakasih banyak Pa"

adik-adik Aisyah seraya bersama mengucapkan terimakasih pada Alvian.

Alvian menganggukkan kepalanya.

"Kalian anak-anak yang kuat, semua pasti bisa kalian lewati, yang tabah yah"

kata Alvian sambil berdiri dari tempat duduknya, berniat undur diri.

"Saya permisi dulu yah"

sambungnya lagi.

"Iya Pa... Terimakasih Bapa sudah mau datang"

kata Aisyah.

"Iyah"

jawab Alvian singkat.

Lalu ke empat adik kaka itu mengantarkan Alvian kedepan rumah mereka.

Setelah bersalaman, Alvian pun kembali pulang meninggalkan rumah duka itu.

Diperjalanan pulang...

Alvian memikirkan Aisyah,

wajah Aisyah yang cantik namun terbungkus kesedihan yang mendalam itu terus membayangi fikiran Alvian saat itu.

Ada rasa kasian, ada rasa ingin disampingnya menenangkannya, bagaimana istirahatnya, bagaimana makannya, pokonya saat itu didalam fikiran Alvian, Aisyah menjadi tokoh utamanya...

...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!