Suasana tengah malam, langit terlihat gelap. Hanya terlihat bias cahaya lampu terlihat dari kejauhan menghiasi malam tanpa bintang. Nampak seorang pria tengah termenung di taman rumahnya. Di temani sebotol minuman wine, sebatang cerutu terselip di bibirnya.
Antonio, ya! pria itu tengah memikirkan Elina dan perasaannya terhadap gadis bertubuh mungil itu. Pertemuan singkat, kebersamaan yang begitu cepat berlalu. Telah membuat pria itu jatuh cinta. Cinta terhadap kepolosan dan keluguan yang Elina miliki. Tawa candanya, celotehannya selalu terngiang di telinganya. Wajah dan tawa Elina telah membius pria kekar berwajah tampan. Kaki tangan organisasi La Cosa Nostra yang di kenal kejam dan tak punya belas kasih. Namun di hadapan Elina, tangannya tak mampu melukai gadis itu sehelai rambutpun.
Perasaan cinta yang Antonio rasakan melahirkan reaksi menggetarkan yang menyenangkan tatkala ia rindu sosok Elina, membahagiakan dan membuatnya melayang, rasa cinta yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Elina.."
Berkali kali ia sebut nama 'Elina'. Senyum tipis menghiasi bibirnya yang tipis. Namun semua itu, hal yang membahagiakan itu buyar saat ia sadari kalau Elina berada jauh darinya. Gadis kecil itu ada di tangan Rayden, rekan bisnisnya. Hal yang tak mudah untuk mengambil Elina dari tangan Rayden. Ia hisap cerutunya dengan dalam, sesekali di angkat gelas wine, ia sesap perlahan.
"Apa yang harus aku lakukan, Elina. Aku sangat menginginkanmu, seutuhnya dan selamanya," gumam Antonio pelan.
Saat seseorang di landa cinta, dunia terasa indah. Apa yang di lihat, di dengar, di rasakan dan apa yang di pikirkan hanyalah sosok yang di cintai. Tetapi benarkah cinta yang Antonio miliki cinta tanpa syarat?
"Elinaaaa, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada diri sendiri.
Berkali kali Antonio mendesah, menarik napas panjang. Menghisap cerutunya dengan dalam, lalu ia matikan cerutunya ke dalam asbak yang ada di atas meja. Hingga sebuah sapaan suara berat membuyarkan lamunannya.
"Antonio."
Antonio menoleh ke arah suara, nampak Alan Darling berdiri di belakangnya.
"Kau? ada apa kau datang ke sini malam malam?" tanya Antonio.
"Bisnis!" sahut Alan berjalan mendekati Antonio lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan lurus ke depan, mengeluarkan kotak rokok di saku bajunya. Ia letakkan di atas meja.
"Bisnis?" tanya Antonio masih belum paham. "Bukankah misi ke dua belum di kerjakan? masih menunggu waktunya?"
"Ini di luar misi kita Antonio."
"Apa maksudmu?" potong Antonio
"Kau menginginkan Elina bukan?" tanya Alan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Antonio.
"Apa aku terlihat seperti itu?" elak Antonio tidak ingin terlihat konyol di depan Alan hanya karena mencintai seorang gadis biasa asisten rumah tangga.
Alan tersenyum sinis, melirik sesaat ke arah Antonio.
"Kau tidak perlu mengelak, Antonio. Aku bisa membantumu mendapatkan gadis itu."
"Jelaskan!" timpal Antonio.
"Lenyapkan Rayden, maka Elina akan menjadi milikmu."
Antonio terdiam cukup lama. Apa yang di katakan rekannya itu di benarkan olehnya. Sebelumnya ia tidak terpikirkan untuk melenyapkan Rayden yang selama ini menjadi rekan sekaligus orang yang bisa di percaya oleh ketua masing masing organisasi untuk menyelesaikan tugas tugas yang di berikan. Tetapi mengapa Alan menginginkan nyawa Rayden? bukankah Rayden sudah melakukan tugasnya dengan baik?
"Kau tidak perlu tahu, apa alasanku menginginkan nyawa Rayden. Yang perlu kau lalukan adalah bekerjasama."
"Apakah kau bisa di percaya?" tanya Antonio.
"Tidak harus, dalam pekerjaan kita. Tidak ada yang mesti di percaya meski itu teman." Alan menyela ucapan Antonio.
"Lalu?"
"Aku tawarkan dua keuntungan, selain Elina." Alan berdiri tegap menatap lama Antonio lalu beranjak pergi.
Cinta memperbesar sisi positif terkait orang lain dari pada cacat mereka. Ketika cinta tanpa syarat tidak ada keterikatan atau mengingat siapa yang memberikan apa dan kepada siapa. Lalu bagaimana dengan Mei Shin yang memiliki kepentingan berbeda?
"Bagaimana sayang?" tanya Mei Shin yang menunggu di dalam mobil.
Sesaat Alan terdiam, dia tidak mungkin mengatakan apa yang sudah di rencanakannya.
"Kau tenang saja Mei, semua inginmu akan segera kau dapatkan." Alan tersenyum sesaat ke arah Mei Shin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Zarida Jennifer
mana actionnya ??? hadeeehhhh cinta mlu !!
2021-07-18
0
Citra Anggri
penghianatan kasian rayden,hati hati rayden
2021-02-13
0
🦃💎⃞⃟вѕᷞFLANILAᵃᵈʰʸⁿ🐁
lagi lagi cinta heeeemmmm
2021-02-13
0