Antonio terus melangkahkan kakinya menuju tepi jalan raya, dan meninggalkan Elina bersama tiga serigala yang akan di lepaskan anak buahnya. Perlahan langkannya mulai pelan dan menoleh ke belakang. Sayup sayup ia mendengar suara teriakan Elina namun jelas terdengar.
"Tuan tolooong!"
Antonio berusaha untuk masa bodoh dan kembali melanjutkan langkahnya, namun hati kecilnya mengajaknya untuk kembali menoleh ke belakang. Nampak Elina berlari dan ambruk sebelum ia sampai mendekatinya.
"Elina!" pekik Antonio lalu mengeluarkan senjata apinya saat tiga serigala itu hendak menerkam tubuh Elina yang jatuh pingsan.
"DOR DOR DOR!!"
Tiga serigala itu ambruk bersamaan dengan suara erangan. Antonio berlari mendekati tubuh Elina, lalu jongkok di hadapannya. Pria itu melihat luka cakaran tajam di punggung dan lengannya.
"Elina!
Antonio mengangkat tubuh Elina dan menggendongnya. Setengah berlari ia membawa Elina ke tepi jalan raya lalu masuk ke dalam mobil.
"Ahhhkk kenapa aku menjadi selemah ini!" pekik Antonio mendekap tubuh Elina, hingga noda darah membasahi pakaian yang ia kenakan.
"Cepat jalan!" perintah Antonio pada sopirnya.
Sepanjang perjalanan, raut wajah Antonio terlihat cemas tanpa ia sadari. Tangannya terus mengusap wajah Elina. Sesekali ia merutuki kebodohannya telah membiarkan Elina terluka.
***
Satu jam berlalu, Antonio menunggu Dokter mengobati luka di tubuh Elina. Akhirnya Dokter keluar dari pintu ruangan.
"Bagaimana Dok?" tanya Antonio yang sedari tadi menunggu di depan pintu ruangan.
"Tuan tidak perlu cemas, untung saja cepat di bawa. Nona baik baik saja, lukanya akan sembuh dalam dua hari."
Antonio hanya menganggukkan kepala, lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan Dokter. Ia sendiri masuk ke dalam ruangan memeriksa keadaan Elina yang tertidur. Ia berdiri di samping tempat tidur memperhatikan wajah polos Elina.
"Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan? melenyapkan gadis bodoh ini saja kutak mampu?" tanyanya pada diri sendiri.
Perlahan ia duduk di tepi tempat tidur, memperhatikan Elina yang gelisah dalam tidurnya. Tangannya terulur mengusap keringat di kening Elina.
"TUAAANN!"
Mata Elina terbuka lalu bangun, menoleh ke arah Antonio yang tengah menatapnya.
"Tuan! kenapa kau meninggalkanku, kenapa kau biarkan aku di makan serigala!" pekiknya sembari memukul lengan Antonio cukup kencang. Setelah puas memukul lengan pria di sampingnya, Elina terdiam. Menundukkan kepala sembari memegang perutnya sendiri.
"Elina, aku-?"
"Aku lapar tuan," potong Elina.
"Apa??"
Antonio mengerutkan dahinya, ia sama sekali tidak mengerti dengan gadis di hadapannya.
"Ya tuan, aku lapar sekali. Boleh aku makan?" tanya Elina tersenyum meringis menahan perutnya yang perih.
"Apa aku harus mengambilkan makananmu juga Elina?"
"Tidak tuan, biar aku sendiri."
Elina langsung turun dari atas tempat tidur dan tergesa gesa meninggalkan ruangan. Antonio hanya diam melongo menatap punggung Elina hingga hilang dari pandangan.
"Ya Tuhan, kenapa kau pertemukanku dengan gadis bodoh seperti dia?" gumamnya pelan. Perlahan ia berdiri lalu melangkahkan kakinya menyusul Elina. Ia penasaran apa yang tengah di lakukan Elina.
Antonio berdiri di ambang pintu memperhatikan Elina tengah duduk di kursi sudut ruangan sembari mengunyah makanan.
Setelah puas memperhatikan gadis itu, Antonio kembali ke ruangan pribadinya. Duduk termenung di balkon kamar. Menatap langit yang Hitam. Dalam kegelapan ia melihat seraut wajah polos Elina yang membuatnya takut. Gemerlapnya outfit, hitamnya dunia yang ia jalani, tak mampu melenyapkan satu nyawa seorang gadis bodoh seperti Elina.
"Apa yang harus kulakukan? jika Rayden atau Alan tahu ternyata kutak mampu melenyapkan Elina? ahhk!"
Antonio berpikir keras bagaimana caranya suoaya kedua rekannya itu tidak tahu, kalau ia tidak bisa menyingkirkan Elina. Berjam jam ia duduk di kursi balkon. Akhirnya ia memutuskan untuk menyembunyikan Elina dan tidak memberitahu siapapun kalau gadis itu masih hidup. Besok adalah hari pertemuan terakhir di rumahnya sebelum Rayden melakukan misinya. Tentu Rayden akan tahu jika datang ke rumahnya.
Antonio berdiri, lalu kembali menemui Elina. Namun yang ia dapati, Elina tengah tertidur pulas di kursi tempat ia makan tadi.
"Kenapa gadis ini selalu bertingkah konyol?" ucap Antonio pelan. "Percuma aku membangunkannya, dia tidak akan mendengarnya."
Antonio mengangkat tubuh Elina lalu menggendongnya, memindahkannya ke ruangan lain. Tubuh Elina di letakkan di atas tempat tidur. Sesaat ia terdiam memperhatikan.
"Sebaiknya aku mengurung gadis ini, jika Rayden tahu atau Alan. Betapa malunya aku, telah gagal membunuh gadis ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ani nurhaeni
ntarr bukan nya pada membunuh,, para mafia ituu bersaing sapetiin cinta nya elina si polos dan lugu
😂😂
2022-09-25
0
Al-Latif c'cikal
karna sikap bodohnya elina menyelamatkan nyawanya.mafia z kalah🤭
2021-07-18
1
Zarida Jennifer
elina bnr2 lupos lugu & polos bkn pura2 bodoh emg bodoh jdnya mafia gak sgup membunuhnya, kcuali dia mata2 or penghianat pasti 1 detik ajah udh mati dibantai mafia
2021-07-18
1