SO 5

Sesampainya di rumah, Rayden langsung menuju kamar pribadinya. Betapa terkejutnya dia, saat mendapati Elina masih tertidur di kursi sejak ia meninggalkan kamarnya tadi pagi.

Perlahan ia berjalan mendekati kursi, berdiri tegap di hadapan Elina yang tertidur pulas bersandar di sofa.

"Elina."

Namun Elina sama sekali tidak mendengar, gadis itu masih tetap tertidur di posisi yang sama. Membuat Rayden semakin kesal, yang awalnya mau memaafkan Elina atas keteledorannya tadi pagi. Namun saat ini berbeda, ia merasakan kesal karena hampir tiap hari Elina seperti itu. Di bandingkan Lastri sahabatnya, Elina lebih parah.

"ELINA!"

Namun apa yang terjadi di luar dugaan Rayden, gadis itu bukannya bangun tapi malah tertawa kecil dengan mata terus terpejam. Tetapi dari bibirnya terus mengalir kata kata sumpah serapah yang di tujukan pada Rayden.

Rayden duduk di sebelah Elina, mendekatkan wajahnya mendengarkan dengan seksama ucapan dari bibir Elina. Banyak kata kata yang tidak ia mengerti. Namun kata kata terakhir dari bibir Elina membuat pria itu ikut tertawa membayangkan dirinya seperti yang di sebutkan Elina.

"Punya majikan bawel, ganteng sih tapi kalau tidur suka mendengkur."

Rayden kembali tertawa kecil memperhatikan wajah Elina. "Awas kau Elina, aku akan menghukummu."

Rayden mendekatkan bibirnya di telinga Elina dan berteriak sekencangnya.

"ELINA!!"

"Tuan!"

Gadis itu langsung membuka mata, lalu berdiri dan melangkahkan kakinya. Saking kagetnya, hingga kakinya tersandung kakinya sendiri dan jatuh telungkup di kantai.

"Buk!

Keningnya terantuk lantai, ia meringis kesakitan menegang keningnya. Lalu menoleh ke belakang menatap Rayden tengah tertawa terbahak bahak.

" Tuan?"

Buru buru Elina bangun dan berdiri tegap di hadapan Rayden yang masih mentertawakannya.

"Maaf tuan."

Perlahan Rayden menurunkan volume suaranya, menatap tajam ke arah Elina. Ia berdiri tegap di hadapan Elina yang masih kacau.

"Sekarang kau buatkan teh untukku, dan hukuman apa yang akan kuberikan akan kupikirkan dulu, cepat buatkan aku teh!

" Ba, baik tu, tuan."

Elina bergegas memutar tubuhnya dan berlari ke dapur untuk membuatkan teh majikannya.

"Kau ketiduran lagi, El?" tanya Lastri yang tengah membersihkan ruangan. Namun Elina hanya diam tidak menjawab, ia sibuk membuatkan teh untuk Rayden.

"Plok! Elina!"

Lastri menepuk pundak Elina cukup kencang hingga gadis itu berjengkit kaget.

"Ya ampun Mbak, jangan buat aku tambah jantungan!" sungut Elina menoleh ke arah Lastri yang tertawa sembari mendekap mulutnya sendiri.

"Ayo cepat jangan melamun terus, nanti kau dapat hukuman dari Tuan." Lastri mengingatkan Elina.

"Ya ampun," ucapnya pelan. "Aku antarkan dulu teh nya, mbak."

Lastri menganggukkan kepalanya, "iya sana!"

Elina bergegas kembali menuju kamar pribadi Rayden dengan secangkir teh di atas nampan. Langkahnya terhenti di dalam kamar Rayden, ia melihat pria itu sudah duduk di balkon kamar di temani Mei Shin. Entah kapan wanita itu datang, tahu-tahu sudah ada di samping Rayden rengah merajuk manja. Sempat terlintas di benak Elina untuk kembali ke dapur karena merasa tidak enak, tapi hasilnya sama saja. Rayden sudah pasti marah karena Elina tidak mengikuti perintahnya.

Mei Shin yang tengah duduk di sebelah Rayden, bergelayut manja. Merasa kesal dengan kedatangan Elina yang tiba tiba.

"Tuan, tehnya."

Elina menyodorkan nampan ke hadapan Rayden. Kemudian pria itu mengambil cangkir teh di atas nampan. Sesaat ia menatap wajah Elina yang terlihat kusut dan mengantuk.

"Mengapa kau selalu membiarkan seorang pembantu berlaku tidak sopan?" tanya Mei Shin menatap Elina kesal.

"Bukan urusanmu," sela Rayden.

"Hei! kenapa kau masih berdiri di situ! pergi dari sini!" bentak Mei Shin pada Elina.

"Bukan kau yang menentukan dia pergi atau tidak, aku pemilik rumah ini dan kau bukan siapa siapa aku di rumah ini, paham?" balas Rayden membela Elina. Mendengar pembelaan dari majikannya Elina sedikit senang, setidaknya ada yang menghargainya sebagai ART meski kata kata Rayden tidak memuaskan Elina.

"Tuan, di minum tehnya. Aku harus kembali bekerja."

Elina mengingatkan Rayden yang masih belum menyecap tehnya. Rayden melirik sesaat ke arah Elina, lalu ia menyecap tehnya. Namun detik berikutnya Rayden menyemburkan air teh yang ada di mulutnya ke arah Mei Shin. Membuat wanita itu ataupun Elina berjengkit kaget.

"Apa apaan kau ini!" pekik Mei Shin berdiri memngusap gaunnya yang basah karena semburan teh.

Sementara Elina berdiri terpaku, ia tidak mengerti mengapa Rayden menyemburkan air tehnya ke arah Mei Shin.

"ELINA!" Pekik Rayden menatap tajam Elina.

"Tu, tu, tuan ada apa?" tanya Elina gugup.

"Kenapa kau campurkan garam di dalam teh ini!" Rayden berdiri sembari meletakkan cangkir di atas nampan.

"Garam?" ucap Elina pelan.

"Kau selalu berbuat kesalahan Elina!"

"Ma, maaf tuan, aku tidak sengaja," sahut Elina begidik ngeri melihat Rayden marah.

"Pecat saja pembantu tidak berguna!" maki Mei Shin kesal.

"Diam kau, aku yang menentukan. Kau tidak perlu ikut campur!" potong Rayden menoleh ke arah Mei Shin.

Mei Shin menghentakkan kaki kananya kesal pada Rayden yang selalu membela Elina.

"Kenapa kau membentakku dan lebih membela seorang pembantu tidak berguna!"

"Jaga ucapanmu!" potong Rayden. "Sekarang kau pergi dari rumahku, aku sudah tidak punya hubungan apa apa lagi denganmu, paham?!"

"Ray.." ucap Mei Shin matanya berkaca kaca mendengar ucapan Rayden yang menyakiti hatinya.

"Dari awal kita sudah sepakat, kita sebatas suka sama suka. Tidak lebih dari itu, jadi sekarang kau pergi dari rumahku."

Mei Shin langsung berlari keluar kamar Rayden sembari menangis. Sementara Elina hanya menundukkan kepalanya, ia merasa tidak enak telah membuat kekacauan.

"Kau, Elina. Ikut aku."

Rayden merebut nampan di tangan Elina lalu ia letakkan di atas meja. Kemudian menarik paksa tangan Elina masuk ke dalam kamar.

"Kau harus mendapatkan hukuman dariku."

Rayden membawa Elina masuk ke dalam kamar mandi kemudian menutup pintunya dan mengunci dari luar.

"Tuan maafkan aku, jangan hukum aku di sini!" pekik Elina dari dalam kamar mandi.

Namun Rayden tidak perduli, ia melangkah pergi meninggalkan kamarnya dan membiarkan Elina terkunci di dalam kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Masa tkw begitu

2022-12-12

0

ani nurhaeni

ani nurhaeni

elina elinaaa

2022-09-25

0

Zarida Jennifer

Zarida Jennifer

elinaaaaaa......jgn cengeng ya....yg tangguh di negeri org 🤣🤣🤣

2021-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!