SO 7

Malam ini Elina tidak dapat memejamkan matanya, entah mengapa ia merasakan tak enak hati. Dari posisi telungkup sampai berguling ke kiri dan ke kanan. Akhirnya, Elina bangun dan duduk di atas tempat tidur. Perlahan ia turun dari atas tempat tidur, melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Krucuk!"

"Rupanya aku lapar," gumam Elina pelan.

Elina memegang perutnya yang rata lalu masuk ke dapur, mengambil makanan.

"Kalau tuan tahu, aku pasti di marahin. Sebaiknya kusembunyi."

Elina buru buru membawa makannanya di atas piring menuju ruangan lain. Ruangan yang jarang di pakai kecuali ada tamu khusus.

"Sepertinya di bawah lebih aman, tuan tidak akan tahu," ucap Elina pelan. Kemudian ia masuk ke bawah meja yang berukuran sedang. "Elina, ayo kita makan!"

Saat Elina tengah menyantap makanannya, tiba tiba dari arah pintu ia mendengar langkah kaki memasuki ruangan, terdengar suara Rayden tengah bicara dengan pria lain. Elina membungkam mulutnya sendiri, lalu ia merebahkan tubuhnya di lantai, mengintip siapa yang tengah bicara dengan Rayden. Namun ia tidak melihat apa apa selain kaki yang mengenakan sepatu.

"Celaka, kenapa mereka duduk di sini?" ucap Elina dalam hati memperhatikan enam pasang kaki.

Gadis itu menahan napas, berusaha untuk tidak bersuara. Mulutnya yang penuh dengan makanan, ia berhenti mengunyah karena takut kedengaran.

Sementara tiga pria yang tengah duduk dan bicara serius itu tidak lain adalah Rayden, Antonio dan Alan Darling. Mereka tengah membicarakan misi rahasia yang akan di kerjakan oleh Rayden langsung.

"Satu minggu lagi, aku harap kau tidak gagal dalam misi ini." Alan Darling berucap penuh penekanan pada Rayden.

"Kita bagi tugas, aku di titik pertama dan kau di titik ke dua. Lakukan di saat bersamaan supaya konsentrasi pihak berwajib terpecah dengan adanya kerusuhan di dua lokasi terpenting dalam pemerintahan," ungkap Antonio tersungging senyum sinis di sudut bibirnya.

Sementara Rayden hanya diam mendengarkan seksama, menatap tajam foto seorang pria terpenting di pemerintahan yang akan menjadi targetnya.

Elina yang berada di bawah melebarkan matanya saat jarinya terinjak sepatu Rayden, ia berusaha menahan diri untuk tidak berteriak. Namun sepertinya Rayden berdiri, hingga sepatu yang ia kenakan semakin menekan jari Elina. Sudah tidak tahan karena sakit, akhirnya Elina memuntahkan makanan di mulutnya dan berteriak sekeras kerasnya

"TUAN SAKIIITTTT!!!

Rayden terkejut, begitu juga yang lain mendengar teriakan Elina.

" Elina?" ucap Rayden pelan.

"Siapa yang berteriak?" tanya Alan menoleh ke kiri dan ke kanan.

Kemudian mereka bertiga jongkok mengintip ke bawah meja. Nampak Elina tengah meringis kesakitan meniup jari jemarinya yang terinjak sepatu Rayden.

"ELINA!" Seru Rayden tidak percaya gadis itu bisa berada di bawah meja. "Cepat keluar!"

Buru buru Elina keluar dari bawah meja, berdiri tegap di hadapan tiga pria. Membungkukkan badannya sesaat.

"Maaf tuan, tadi aku lapar." Elina tertawa kecil, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Rayden menggelengkan kepalanya, menatap kesal pada Elina. Ia tahu resikonya jika ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Kenapa kau makan di sini?" bisik Rayden pelan di telinga. Elina.

"Aku lapar tuan, kau menghukumku. Aku hanya sekali saja makan, bukan salahku tuan." Elina menjelaskan pada Rayden tanpa mengerti situasi yang terjadi membuat Rayden semakin kesal.

"Ray, kau tahu konsekwensinya bukan?" tanya Antonio penuh penekanan.

"Kau tahu apa yang harus di lakukan pada gadis ini, atau kami yang akan melakukannya?" timpal Alan.

"Tenang, dia hanya asisten rumah tangga, aku yakin dia tidak akan membeberkan misi kita. Belum tentu juga dia mengerti. Bukan begitu Elina? kau tidak mendengar apa apa bukan?" tanya Rayden menatap tajam ke arah Elina, berharap gadis itu mengerti kode yang di sampaikannya.

"Tidak tuan, aku tidak mengerti apa yang kalian ucapkan. Yang aku tahu kalian akan membunuh." Elina menjawab dengan polosnya membuat Rayden menepuk keningnya sendiri.

"Dasar bodoh!" umpat Rayden dalam hati.

"Ray, lakukan apa yang meski kau lakukan." Alan Darling menatap tajam wajah Elina, sedikitpun tak nampak raut wajah ketakutan. Yang ada Elina hanya senyum senyum seolah olah semua baik baik saja.

Setelah bicara seperti itu, Antonio dan Alan meninggalkan rumah Rayden tanpa basa basi lagi.

"Tuan?" ucap Elina menatap raut wajah Rayden yang terlihat sangat kesal padanya.

"Elinaaa! kenapa kau selalu berbuat kecerobohan?! dasar gadis bodoh! umpat Rayden kesal. Lalu ia menarik tangan Elina keluar dari ruangan.

" Kemana tuan?" tanya Elina tidak mengerti.

"Aku akan menghukummu!"

Terpopuler

Comments

Dwi Rahayu

Dwi Rahayu

elinaaaaa....oon apa bodoh siih kamu
🤣🤣🤣🤣🤣

2021-08-28

0

lie

lie

aduh ottor..perawan disarang penyamun..sielina dodol banget ya..mentang mentang orang kampung..polos ya kebangetan

2021-08-25

0

Berdua

Berdua

🤕🤕🤕🤕

2021-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!