SO 16

Sehari sebelum misi di laksanakan.

Pagi ini Rayden memutuskan untuk menghabiskan waktunya di rumah saja. Kehadiran Elina di kediamannya membuat pria itu tenang dan bisa tidur pulas semaIaman. Ia masih bergelung dalam selimut, enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Hingga ketukan pelan pintu kamarnya di ketuk seseorang dari luar, membuat Rayden harus membuka matanya.

"Masuk!"

Pintu kamar terbuka, nampak Elina tersenyum polos padanya. Gadis itu berjalan memasuki kamar lalu membuka tirai gorden, sinar matahari masuk menerobos lewat celah jendela.

"Tuan sudah pagi, nanti kau kesiangan," ucap Elina.

"Tidak Elina, hari ini aku di rumah saja." Rayden bangun lalu duduk di atas tempat tidur.

"Kenapa tuan? apa kau sakit?" tanya Elina sembari berjalan mendekati Rayden, berdiri tegap di tepi tempat tidur.

"Tidak Elina, duduklah."

Rayden menarik tangan Elina supaya duduk di tepi tempat tidur.

"Ada apa tuan?" tanya Elina.

"Elina mulai hari ini, kau tidak perlu mengerjakan semua pekerjaan yang seperti biasa kau lakukan-?" Rayden tidak melanjutkan ucapannya karena Elina sudah lebih dulu memotong kata kata Ray. Membuat pria itu menepuk keningnya sendiri.

"Tapi kenapa tuan? apa kau memecatku?" tanya Elina senang, ia sudah membayangkan wajah kedua orang tuanya. Elina berpikir Rayden akan memulangkannya ke Indonesia

"Aku memang memecatmu jadi asisten rumah tangga Elina."

Mendengar penuturan Rayden yang akan memecatnya, membuat Elina semakin berteriak kegirangan.

"Horee aku pulang! terima kasih tuan, tapi gajiku jangan di potong tuan!" seru Elina melonjak kegirangan.

Rayden mengerutkan dahi, lalu menepuk keningnya sendiri. Dia berpikir Elina mengerti maksudnya ternyata tidak. Dengan perlahan Rayden mulai menjelaskan kata katanya tadi.

"Aku tidak akan memulangkanmu ke Indonesia Elina."

"Lalu?" tanya Elina tidak mengerti.

"Begini Elina." Rayden menggeser duduknya lebih dekat dengan Elina, meraih kedua tangan Elina dan menggenggamnya erat.

"Aku mau, kau menjadi pelengkap hidupku. Bukan sekedar majikan dan pembantu." Rayden menatap kedua bola mata Elina.

"Maksud tuan? aku tidak mengerti."

Rayden menarik tangannya, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sesaat terdiam berpikir keras, mencari kata kata yang tepat supaya di pahami gadis itu.

"Maukah kau menjadi istriku? ibu dari anak anakku nanti?" pinta Rayden.

"Aku? jadi istri tuan? ibu anak anak tuan?" Elina menunjuk dadanya sendiri dengan jarinya.

Rayden menganggukkan kepalanya, ia tersenyum tipis. Ia berpikir Elina akhirnya mengerti bahasa yang dia katakan.

"Tapi di mana anak anak tuan? selama ini, tuan sendirian?" tanya Elina mengerutkan dahinya.

Rayden menepuk keningnya kembali.

"Dasar bodoh! kenapa kau sebodoh ini, Elinaaa!"

Elina tersenyum, mendekap mulutnya sendiri melihat raut wajah Rayden yang terlihat kesal.

"Tuan, aku tidak sekolah. Sejak kecil aku bekerja membantu Bapak dan Ibu. Aku tidak tahu apa apa tuan. Ibu dan Bapak tidak mengajarkanku apa apa selain Kasih sayang." Elina menundukkan kepalanya, matanya berkaca kaca tatkala mengingat kedua orangtua yang ia rindukan.

"Hei jangan sedih Elina."

Tangan Rayden terulur mengangkat dagu Elina, supaya melihat ke arahnya. Nampak bulu mata Elina yang lentik basah oleh air mata.

"Elina dengar, kau mengerti atau tidak ucapanku. Aku ingin kau menjadi istriku, ibu terbaik untuk anak anakku kelak. Meski aku tidak tahu apa arti keluarga, pentingkah itu semua untukku."

Rayden tersenyum mengusap air mata di kedua bola mata Elina. Elina hanya diam coba mencerna semua kata kata Rayden yang sulit ia mengerti.

"Aku tidak tahu, apa yang kau katakan tuan," jawab Elina.

"Kelak kau akan mengerti ucapanku Elina."

Rayden menarik bahu Elina lalu mendekapnya erat. Elina hanya diam, ia masih belum mengerti kenapa majikannya bersikap beda dari sebelumnya. Hanya satu dalam pikiran Elina.

"Tuan mabuk?" tanyanya.

Rayden melepas dekapannya, menatap tajam wajah Elina yang tengah tertawa kecil.

"ELINAAAA!" seru Rayden kesal.

Elina langsung berdiri tegap, tertawa kecil.

"Nah, ini baru majikanku."

"ELINA!"

"Baik tuan, akan kusiapkan sarapan!"

Sesaat Elina membungkukkan badan, berlalu dari hadapan Rayden begitu saja, membuat pria itu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Dasar gadis bodoh!"

Terpopuler

Comments

Oky Cerry

Oky Cerry

sumph konyol bgt, Ampe ngakak bavanya

2021-09-09

0

Dwi Rahayu

Dwi Rahayu

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2021-08-28

0

lie

lie

otoor tertawa sampe terkencing kencing niih..ko polos sekali siih..Dan tkw gak sekolah bisa ya masuk ..agensinya yg Mana sih sini aku juga mau masuk jadi tkw ottor

2021-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!