Bianca menyandarkan punggungnya di kursi pesawat. Sementara Rava duduk di sampingnya. Huft, setelah ini masih ada tujuh jam lagi hingga sampai di Jepang. Mereka memilih penerbangan malam, agar tiba di tujuan saat pagi hari.
"Haaaahh…" Bianca menghela napas. Waktu yang lama untuk hanya berdiam diri dalam pesawat.
"Kenapa?" tanya Rava yang berada di sampingnya.
"Ngantuk" jawab Bianca singkat sambil mengucek matanya.
Rava lalu meraih kepala Bianca dan menumpukannya ke bahunya, "Tidurlah, nanti kalau sudah sampai kubangunkan" Bianca mengangguk. Dan tidak perlu menunggu lama hingga ia terlelap dibahu Rava.
Rava hanya menatap Bianca sambil tersenyum tipis. Perlahan ia meraih tangan Bianca dan menggenggamnya erat. Selama Bianca tertidur di bahu Rava dan selama itu pula Rava menggenggam tangan Bianca erat.
***
"Bi…" Rava menepuk-nepuk pipi Bianca. Pesawat yang mereka tumpangi baru saja mendarat dan setelah ini mereka masih harus naik mobil lagi menuju hotel yang orang tua mereka persiapkan.
"Umm~" bukannya bangun Bianca malah menggeliatkan badannya lalu mengeratkan pelukannya pada lengan Rava.
"Bian…"
Akhirnya dengan sangat berat hati Bianca membuka matanya. Bibirnya manyun karena tidurnya terganggu. Mereka mendarat tepat pukul tujuh pagi. Sebelumnya mereka berangkat pukul sembilan malam.
"Jangan kesal gitu, nanti sampai hotel kamu bisa tidur lagi 'kan?"
Bianca hanya mengangguk. Lalu dengan agak enggan ia menuruti Rava untuk turun dari pesawat itu. Masih dengan tangan yang melingkari lengan Rava dan kepala yang ditumpukan di bahu Rava, Bianca mengikuti pergerakan suaminya itu.
Rava sendiri hanya tersenyum maklum, dia tahu kalau Bianca pasti mengantuk sekali. Soalnya dari kemarin pagi Bianca lah yang mempersiapkan semuanya mengenai apa yang harus mereka bawa. Belum lagi mereka mengalami delay keberangkatan selama hampir dua jam.
Ditambah kemarin Gio sempat ngambek karena tidak diajak. Dan selama tiga jam lebih Bianca harus menenangkan Gio hingga mengakibatkan gadis cantik itu baru bisa mengistirahatkan tubuhnya di dalam pesawat sekitar jam sebelas malam.
"Bi, kamu duduk dulu disini ya, biar aku beli minum dulu, supaya ngantukmu hilang" gumam Rava sambil mendudukkan Bianca disebuah bangku panjang di bandara itu.
"Eumm, tapi jangan lama-lama" sahut Bianca. Rava mengangguk singkat lalu pergi mencari minuman.
Bianca lalu meraih ponsel dan mendial sebuah nomor, "Halo" gumamnya ketika panggilannya mendapati sahutan dari seberang sana.
"Halo, nak Bianca. Ada apa?" tanya suara dari seberang yang ternyata adalah Bu Sumi itu.
"Bu Sumi, Gio mana?" tanya Bianca to the point.
"Ah, Gio masih tidur. Kemarin malam dia main sama Yuni sampai larut, sekarang keduanya masih tidur. Apa mau dibangunin?"
"A-ah, gak usah, Buk. Umm… yah kalau Gio udah bangun, bilang kalau aku rindu sama dia, ya?"
"Hahahaha…" Bu Sumi tertawa kecil, "Padahal Gio bukan anak kandungmu, tapi kamu perhatian banget. Gimana kalau nanti punya anak sendiri juga ya?"
"Eh? E-emm… itu…"
"Baiklah, nanti akan kusampaiin sama Gio. Kalian bersenang-senang saja ya?"
"Oh iya…" pik. Sambungan terputus. Bianca menghela napas. Rasanya gelisah sendiri kalau jauh dari Gio.
"Permisi." Bianca terkejut ketika merasakan bahunya ditepuk ringan dari arah belakang. Ia menoleh dan mendapati seorang pria yang lumayan tampan, sepertinya seusia dengannya.
"Apa kamu orang Indonesia?" Pria itu bertanya dalam bahasa Indonesia. Sebuah senyum tipis terulas di wajah tampannya.
"Ya…" Bianca mengangguk.
"Ah syukur deh aku lagi nyari alamat ini. Dari tadi aku mau nanya sama orang lain, tapi aku gak bisa bahasa Jepang. Untung aku ketemu kamu" ujar pria itu panjang lebar seraya menyerahkan sebuah kertas yang berisikan sebuah alamat pada Bianca.
Pria itu mengernyitkan alisnya yang agak tebal ketika Bianca malah tidak menerima kertasnya.
"Percuma kamu nanya sama aku, ini pertama kalinya aku kemari." gumam Bianca.
"Ohh gitu. Ya udah, kalau gitu aku permisi dulu" pria itu kemudian berbalik hendak pergi. Tapi sepertinya tidak jadi karena pria itu kembali membalikkan badannya menatap Bianca, "Kamu sendirian?" tanyanya.
"Nggak, aku kesini sama temenku. Dia lagi beli minuman" jelas Bianca.
"Kalau nggak keberatan, boleh nggak aku nemenin kamu sampai temanmu kembali?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
dewi vs eta Wulan
lanut
2021-01-08
0
Mirna Marlianti
temen hidup ya bi.bianca mah bebas aja lah jawabnyaa
2020-12-29
5
Danda Abitha Zahra
bakal ketemu mantan nih
2020-12-26
2