Episode sepuluh

Rava masih menggenggam kedua tangan Bianca yang kini terasa berkeringat. Pria itu makin mendekatkan wajahnya, sedekat yang dia mampu.

"Bi…" bisiknya lirih.

Bianca menelan ludah gugup. Wajahnya dengan wajah Rava kini nyaris tanpa jarak. Jika Bianca mengangkat wajahnya maka pasti akan langsung berbenturan dengan wajah Rava.

"Kamu…" kembali Rava bersuara, "Apa kamu nggak mau ngasi aku seorang anak?"

Bianca tercekat. Jangankan untuk mengangkat wajahnya, melirik Rava saja dia tidak mampu. Gadis cantik itu ingin segera keluar dari situasi semacam ini.

Sebenarnya ia bisa saja mendorong bahu Rava dan segera berlari keluar kamar, toh Rava tidak mencengkeram tangannya begitu erat. Namun sayang dia tidak bisa.

Suara Rava, terpaan nafasnya, dan genggaman tangannya pada tangan Bianca entah kenapa membuat Bianca nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Bahkan untuk bernapas pun rasanya sulit.

"Bi… apa jawabanmu?" lanjut Rava. Mata kecilnya kini tertuju pada leher jenjang Bianca yang putih mulus. Ah, pasti sangat menyenangkan kalau bisa memberikan satu dua kissmark pada leher indah itu.

Rava agak menundukkan kepalanya, berusaha untuk melihat wajah Bianca yang disembunyikan oleh poninya.

Entah apa yang dipikirkan Rava hingga ia kini makin mendekatkan wajahnya dengan wajah Bianca. Perlahan namun pasti Rava membuka bibirnya sedikit dan mengecup bibir mungil sewarna delima itu.

Bianca tersentak. Namun dia tidak menolak. Gadis cantik itu mengikuti nalurinya, memejamkan matanya dan menerima setiap kecupan yang Rava berikan pada bibirnya.

Seketika tubuhnya melemas saat merasakan satu jilatan lembut membasahi bibir bawahnya. Dengan sedikit ragu Bianca membuka bibirnya dan segera saja sesuatu yang terasa lembut dan basah menyusup ke dalam.

Rava mendekatkan tubuhnya guna memperdalam ciumannya dengan istrinya. Tangannya yang semula menggenggam tangan Bianca kini merambat ke punggung istrinya itu. Menariknya dan membuat tubuh keduanya benar-benar menempel erat.

Sebuah ide usil terlintas di benak Rava. Perlahan Rava menarik wajahnya dan betapa terkejutnya dia ketika wajah Bianca justru mengejar wajahnya. Seolah tidak ingin melepaskan ciuman ini. Bahkan tangan Bianca kini mencengkeram kerah bajunya.

Bianca sendiri sama sekali tidak membalas ciuman Rava. Namun meski demikian dia tidak ingin kehilangan sentuhan yang lembut itu.

Rava ingin lebih. Kini tangannya tidak hanya menyentuh punggung Bianca, tetapi juga merayap ke balik kaus yang dikenakan oleh Bianca. Kulit Bianca terasa lembut di tangannya.

Hasratnya meningkat tajam ketika mendengar desahan halus meluncur dari bibir Bianca saat merasakan tangan yang besar dan hangat itu menyentuh kulitnya.

"Daddy!" mendadak terdengar suara Gio. Namun untuk pertama kalinya Rava memilih untuk mengacuhkan Gio.

"Daddy! Mommy!" suara Gio terdengar makin dekat.

Rava masih akan melanjutkan aksinya namun terhenti ketika merasakan Bianca mendorong bahunya.

Dengan berat hati Rava menjauhkan wajahnya. Senyum manis bertengger ketika mendapati wajah Bianca yang merah padam. Dan ah, bibir mungil itu kelihatan begitu basah dan menggoda.

'cklek'

"Daddy dan mommy sedang apa? Gio panggil dalitadi kok gak dengal cihh~?" gerutu Gio sambil memanyunkan bibirnya.

"Ah, maaf, tadi daddy dan mommy lagi sibuk" jawab Rava sekenanya.

Pria itu berdiri dari tempatnya dan menghampiri Gio. Sedangkan Bianca cepat-cepat berdiri dari duduknya dan berpura-pura merapikan kasur.

Begitu mendengar suara pintu yang tertutup dan memastikan bahwa di kamar hanya tinggal dirinya seorang, Bianca langsung melompat ke kasur dan membenamkan wajahnya.

'UWAAAA~ APA YANG KULAKUKAAAANN?' panik Bianca sambil menarik rambutnya.

Wajahnya memerah sempurna ketika mengingat bagaimana tadi mereka berciuman. Oh, sungguh saat itu Bianca seperti kehilangan kendali tubuhnya.

Dengan tangan gemetar Bianca menyentuh bibirnya. Aish, bahkan bibirnya masih terasa basah.

***

Karena kejadian tadi seharian ini Bianca entah kenapa merasa canggung jika berdekatan dengan Rava.

Ketika pria itu berdiri atau duduk tidak jauh dari tempatnya maka Bianca pasti menggerakkan matanya gelisah dan menggigiti bibirnya. Dan jika Rava memanggilnya atau menyuruhnya melakukan sesuatu segera saja wajah Bianca blushing parah.

Sedangkan Rava terlihat biasa-biasa saja. Dan itu membuat Bianca merasa kesal. Mengapa hanya dirinya yang merasa canggung.

Jam menunjukkan pukul dua dinihari. Namun Bianca masih betah duduk di depan televisi. Gadis cantik itu sudah bolak-balik menguap. Bahkan terlihat setitik air mata di pelupuk matanya saking mengantuknya dia.

Ingin ia segera menuju kamarnya. Tapi di kamarnya pasti ada Rava dan fakta itulah yang membuat Bianca mengurungkan niatnya. Sempat ada pikiran untuk tidur di kamar Gio saja, tapi tempat tidur Gio hanyalah kasur berbentuk mobil dengan besar kasur hanya seukuran anak- anak, dan pastinya tidak muat menampung mereka berdua.

Bianca melirikkan matanya ke jam dinding. 02:44. Bianca menghela napas. Ia sudah tidak kuat lagi menahan kantuk. Gadis itu mematikan televisi, bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Semoga Rava sudah tidur, begitu harapannya.

Namun harapan tinggal harapan. Begitu Bianca berdiri di depan pintunya, sang suami ternyata masih asik membaca buku di atas tempat tidur.

Berusaha untuk tidak memperdulikan Rava, Bianca lalu menuju lemari baju, masuk ke dalam kamar mandi, melepas pakaiannya dan menggantinya dengan piyama. Masih sama sekali tanpa menoleh ataupun menyapa Rava.

Bianca kemudian naik ke sisi tempat tidur. Merebahkan tubuhnya di samping Rava dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Bianca baru akan memejamkan matanya ketika mendengar suara Rava.

"Bi…"

"Hm?" sahut Bianca cuek masih sambil memejamkan matanya.

Rava menghela napas, "Kamu menghindariku seharian ini, apa karena kejadian tadi siang?"

Bianca perlahan membuka matanya, kantuknya seketika hilang saat sang suami membahas hal itu. Saat ini ia tidur dengan posisi membelakangi Rava. Dengan agak ragu ia menjawab, "Aku gak menghindarimu, kenapa mikir kayak gitu?" Bianca berkilah.

"Tentang yang tadi siang itu aku benar-benar minta maaf" lirih Rava, "Ketika melihatmu entah kenapa aku teringat Mirai, karena itu kumohon maafkan aku"

Bianca membulatkan matanya. Gadis cantik itu bangun dan membalikkan badannya sambil menatap Yunho nyalang, "Jadi ciuman itu kamu tujukan buat perempuan itu? Bukan padaku?" tanyanya dengan nada serius.

Namun bukannya menjawab Rava yang tidak tau situasi malah tersenyum jahil, "Memangnya kamu berharap kucium, hm?" tanyanya dengan nada jahil.

"Aku serius brengsek!" bentak Bianca.

"Bianca! Jaga mulutmu!" balas Rava tegas, mensejajarkan duduknya dengan Bianca.

Tetapi Bianca tidak membalas. Dadanya terlihat bergemuruh menahan amarah. Gadis itu kemudian membalikkan badannya dengan gusar dan memeluk gulingnya erat.

Entah kenapa hatinya terasa sakit. Sakit sekali. Ia kecewa, marah, dan sedih. Sentuhan Rava yang bagi Bianca sarat akan makna itu ternyata bukan ditujukan padanya, tapi pada ibu kandung Gio.

Bianca mengeratkan pelukannya pada guling, membenamkan wajahnya dalam, sementara giginya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Dia merasa dipermainkan. Dia merasa dibohongi. Meski mati-matian menahannya, akhirnya Bianca membiarkan bulir-bulir hangat dan bening mengalir dari matanya.

Sementara Rava yang tidak peka akan keadaan, hanya menatap Bianca bingung. Namun pria itu tidak mengatakan apa-apa. Mungkin Bianca memang sangat mengantuk, begitu pikirnya. Dia pun mengakhiri membaca bukunya dan memutuskan untuk tidur.

Terpopuler

Comments

Ferial Aziz

Ferial Aziz

bikin rafa cemburu

2022-03-25

0

M Naufal Azis

M Naufal Azis

Rava knp gitu thor kasian bianca nya , klo bgtuvterus gmn dia mau jd isyri yg baik

2021-10-21

0

sherina

sherina

Rava kok gitu😭

2021-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Episode satu
2 Episode dua
3 Episode tiga
4 Episode empat
5 Episode lima
6 Episode enam
7 Episode tujuh
8 Episode delapan
9 Episode sembilan
10 Episode sepuluh
11 Episode sebelas
12 Episode duabelas
13 Episode tigabelas
14 Episode empat belas
15 Episode lima belas
16 Episode enam belas
17 Episode tujuh belas
18 Episode delapan belas
19 Episode sembilan belas
20 Episode dua puluh
21 Episode dua puluh satu
22 Episode dua puluh dua
23 Episode dua puluh tiga
24 Episode dua puluh empat
25 Episode dua puluh lima
26 Episode dua puluh enam
27 Episode dua puluh tujuh
28 Episode dua puluh delapan
29 Episode dua puluh sembilan
30 Episode tiga puluh
31 Episode tiga puluh satu
32 Episode tiga puluh dua
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episose 84
85 Episode 85 (Special Gio n Rava)
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97 (special Rava n Gio.bag 1 )
98 Episode 98 (special Rava n Gio.bag.2 )
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode satu
2
Episode dua
3
Episode tiga
4
Episode empat
5
Episode lima
6
Episode enam
7
Episode tujuh
8
Episode delapan
9
Episode sembilan
10
Episode sepuluh
11
Episode sebelas
12
Episode duabelas
13
Episode tigabelas
14
Episode empat belas
15
Episode lima belas
16
Episode enam belas
17
Episode tujuh belas
18
Episode delapan belas
19
Episode sembilan belas
20
Episode dua puluh
21
Episode dua puluh satu
22
Episode dua puluh dua
23
Episode dua puluh tiga
24
Episode dua puluh empat
25
Episode dua puluh lima
26
Episode dua puluh enam
27
Episode dua puluh tujuh
28
Episode dua puluh delapan
29
Episode dua puluh sembilan
30
Episode tiga puluh
31
Episode tiga puluh satu
32
Episode tiga puluh dua
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episose 84
85
Episode 85 (Special Gio n Rava)
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97 (special Rava n Gio.bag 1 )
98
Episode 98 (special Rava n Gio.bag.2 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!