"Loh? PR mu belum selesai ya, Bi?" tanya Jeni bingung ketika ia yang baru datang melihat Bianca sedang mengerjakan PR dengan tekun.
"Harusnya sih udah, tapi…" Bianca menggelengkan kepalanya ketika bayangan-bayangan kejadian semalam dengan Rava berkelebat dibenaknya, "Yah, ada satu dua kendala" jawab Bianca akhirnya.
Jeni hanya manggut-manggut.
***
"Bulan madu?"
Rava mengangguk mengiyakan, "Mertua dan mamaku yang menentukan. Huft… lagi-lagi mendadak"
"Bukannya itu bagus, Bro" gumam Yoga, "Kamu jadi bisa ngelakuin 'itu' sama istrimu 'kan?"
"Andaikan aku bisa" lirih Rava.
"Apa? Kenapa? Kamu takut gak bisa muasin istrimu ya? Ah, atau jangan-jangan kamu impotensi lagi!" ujar Yoga beruntun yang sukses membuat sebuah buku absen mendarat dikepalanya.
"Aku sehat, tahu!" jawab Rava singkat.
"Come on bro. Jadi apa masalahmu?"
Rava menghela napas, "Bianca itu siswaku, anak didikku, gimana mungkin aku ngelakuin itu ke dia."
"Ha? Tapi kamu juga suaminya 'kan?"
"Iya sih, tapi aku juga gurunya."
Yoga menggelengkan kepalanya, "Kamu terlalu banyak berpikir, kawan. Disini mungkin dia adalah siswamu, tapi kalau sudah dirumah 'kan dia istrimu. Kecuali kamu melakukan'nya' di sekolah, baru itu salah"
"Menurutmu begitu?"
"Yap!" Yoga mengangguk bangga.
"Hahaha… aku gak nyangka orang kayak kamu bisa juga ngomong hal yang bijak"
"Ya iyalah, gak semua kerjaanku cuma baca majalah porno, tau!" Jawab Yoga menyombongkan dirinya.
Rava terkikik pelan, "Oh ya Yoga"
"Hm?"
"Selamat ulang tahun ya"
"Hoo… nggak nyangka kamu ingat"
"Iya dong, kamu pikir aku teman macam apa"
"Terus hadiahku mana?" tanya Yoga sambil menadahkan tangannya penuh harap.
"Kamu maunya apa?" Rava balik tanya.
"Hehehe… majalahku yang biasa udah terbit minggu ini, tapi aku belum sempet beli. Gimana kalau itu aja hadiahnya?" tentu readers tahu majalah seperti apa yang dimaksud Yoga.
"Huh? Majalah itu lagi? Nggak! Bianca bisa membunuhku kalau tahu aku
beli majalah itu"
***
Bianca menatap tubuh mungil itu dengan pandangan iba. Sungguh pun hanya pergi selama tiga hari, dia tetap tidak sanggup kalau harus meninggalkan bocah kecil itu.
"Nggak apa-apa kok nak Bian, Gio aman bersama kami" gumam Bu Sumi yang menyadari tatapan Bianca.
Yah, hari ini Bianca dan Rava akan berangkat bulan madu sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh orang tua mereka. Dan yang seperti sudah dikatakan, Gio tidak boleh ikut. Jadi hanya Rava dan Bianca saja yang pergi.
"Mas, ajak Gio aja ya?" bujuk Bianca.
"Kamu lupa ya sama yang mamamu bilang? Lagipula Bu Sumi pasti bisa menjaga Gio dengan baik"
Bianca menghela napas pelan. Ia ingat bagaimana tadi pagi Gio ngambek karena tidak diajak. Tapi sepertinya sekarang Gio sudah tidak terlalu peduli lagi, justru Bianca yang merasa tidak nyaman kalau Gio tidak ikut.
"Tenang saja, kami akan menjaga Gio" ujar Bu Sumi menenangkan Bianca. Sebelumnya Bu Sumi sudah diberitahu oleh Rava bahwa Bianca adalah istrinya.
Bianca memanyunkan bibirnya. Gadis cantik itu kemudian menundukkan tubuhnya hingga sejajar dengan Gio yang sedari tadi berdiri di samping Bu Sumi, "Gio, mommy perginya nggak lama kok. Gio baik-baik ya sama Bik Sumi" gumam Bianca sambil membingkai wajah Gio dengan tangannya.
"Ya mommy, tenang saja! Gio bakal jadi anak baik kok!"
Bianca tersenyum tipis lalu mencium dahi Gio lembut, "Mommy pergi ya, sayang?"
"Umm!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
salsalina2
gue curiga nih
di jepang pasti jumpa mirai
2021-01-15
4
dewi vs eta Wulan
next..
2021-01-08
0
Ria
Bianca udah mulai sayang sama Gio..😊
2020-12-20
22