"Kalau nggak keberatan, boleh nggak aku nemenin kamu sampai temanmu kembali?"
"Tentu" sahut Bianca santai, "Aku takut juga kalau sendirian di tempat asing gini"
Pria itu tersenyum, lalu mengambil posisi duduk di sebelah Bianca, "Kalau boleh tau, kamu ada urusan apa kemari?" tanya pria itu memulai percakapan.
"Liburan biasa aja, sih. Atau lebih tepatnya, aku sedang berbulan madu" jawab Bianca seadanya.
"Apa? Bulan madu?"
"Ya, dan yang kumaksud teman itu adalah suamiku"
Pria tampan itu menghela napas, "Ah sayang sekali kalau gitu" desahnya terlihat kecewa.
"Hee? Kenapa?"
"Waktu melihatmu, aku merasa kalau sepertinya kamu adalah jodohku, tapi ternyata kamu udah nikah. Haha" jawabnya sambil tersenyum canggung.
Bianca terkekeh pelan, "Jodoh? Baru juga ketemu, hihihi… aww!" seru Bianca tiba-tiba, ketika merasa matanya kemasukan sesuatu.
"Eh, kenapa?" tanya pria di sampingnya khawatir.
"Kayaknya mataku kemasukan debu"
"Eh? Coba aku liat" gumam pria itu, lalu menarik wajah Bianca ke arahnya. Perlahan pria itu memajukan wajahnya dan meniup mata Bianca, "Gimana? Udah mendingan?" tanyanya.
"E-eh… iya, makasih…" entah kenapa Bianca merasa gugup ketika melihat wajah pria ini dari jarak yang sangat dekat.
Tapi tiba-tiba saja Bianca tersentak ketika seseorang menutup wajahnya dengan tangan dan agak menariknya. Bianca berusaha melepas tangan orang itu, "M-mas Rava?"
Rava tidak menjawab. Mata lelakinya menatap tajam pada pria yang duduk di samping Bianca.
Merasa diperhatikan, pria itu kemudian berdiri dengan canggung, "Emm, sebaiknya aku pergi sekarang" ujarnya lalu berbalik meninggalkan pasangan Va-Bian.
"Yah sayang sekali" desah Bianca, "Padahal aku belum tahu namanya"
"Oh, sepertinya aku mengganggu ya?"- gumam Rava sarkastik.
Bianca memandang bingung pada Rava. Kenapa muka Rava terlihat keruh sekali?
"Jangan dekat-dekat sama orang asing" ujar Rava lagi sambil mengulurkan minuman botol kepada Bianca.
"Nggak apa-apa kok, kayaknya dia orang yang baik"
"Bukan masalah itu Bian"
"Hee? Jadi?"
Rava melirik Bianca sekilas lalu membuang muka, "Sudahlah, sekarang lebih baik kita ke hotel" gumam Rava seraya menarik tangan Bianca.
Agak kesulitan, karena Rava menarik tangannya lumayan kuat, belum lagi sebelah tangan Bianca menarik kopernya. Mereka tidak terlalu bawa banyak barang, hanya dua buah koper. Satu berisi pakaian Bianca dan satu lagi berisi pakaian Rava.
Bianca melirik Rava. Dia agak heran melihat wajah Rava yang terlihat kesal.
'Apa terjadi sesuatu ya waktu beli minum tadi?' pikir Bianca.
***
Hanya dua puluh lima menit perjalanan dari bandara menuju ke hotel tempat Rava dan Bianca bakal menghabiskan masa honeymoon mereka.
Bianca membuka jendela mobil dan membiarkan sejumlah angin menghembus lembut rambutnya. Mata bulatnya berbinar senang melihat suasana pantai yang mulai terlihat.
"Selamat datang di hotel kami. Kamar untuk Tuan Pratama adalah nomor 210. Selamat menikmati liburan anda" sambut sang resepsionis ramah, plus satu kedipan gratis untuk Rava yang sukses membuat Bianca kesal. Dan parahnya, Rava malah membalas kedipan itu dengan senyum mautnya.
"Kayaknya resepsionis tadi suka sama mas" gumam Bianca sarkatis. Saat ini keduanya menuju kamar dimana mereka akan menginap selama tiga hari dua malam.
"Masa?" Rava berbinar senang. Sedangkan Bianca mendecih kesal.
"Hahaha… maklum aja, suamimu ini kelewat cakep sih" ujar Rava bangga dan diamini oleh seluruh readers.
Bianca tidak menjawab, hanya memajukan bibir bawahnya beberapa senti.
"Ini kamar anda Tuan" ujar sang roomboy begitu mereka sampai di depan pintu bernomor 210, "Selamat menikmati bulan madu anda" tambah sang roomboy ramah, lalu meninggalkan pasangan Va-Bian, setelah meletakkan koper mereka di dalam kamar tersebut.
Rava mengamati kamar mereka. Sederhana memang, namun terlihat nyaman. Kamar itu terlihat cukup luas. Terdapat sebuah ranjang besar di tengah-tengah dan sebuah televisi berukuran besar di depan ranjang tersebut, lalu sebuah lemari yang letaknya berdekatan dengan ranjang.
Tidak jauh dari situ terdapat pintu yang sepertinya adalah kamar mandi. Lalu ada dispenser dan kulkas mini. Dan telepon di dekat ranjang. Ruangan itu didominasi oleh warna putih hingga menjadikannya enak dipandang.
Jangan tanya apakah di atas ranjang mereka dihias dengan berbagai bunga untuk menyambut pengantin baru atau tidak. Rava menolaknya. Menurutnya semua itu tidak perlu. Toh mereka juga datang kemari bukan dengan niat 'benar-benar' berbulan madu. Bagi mereka ini hanya seperti liburan biasa.
Rava juga sengaja tidak memesan kamar lain. Karena Rava tahu, pasti sang mama akan mengecek mereka melalui staf hotel. Dia tidak ingin menambah masalah.
Lagipula bukankah selama ini mereka selalu tidur seranjang di rumah dan tidak terjadi apa-apa? Apa bedanya dengan sekarang? Yeah, kita lihat saja nanti.
"Haaaahh capeknya.." Bianca segera merebahkan dirinya di ranjang big size yang kelihatan empuk itu, "Emmh~" desah Bianca lagi sambil mengguling-gulingkan badannya.
Melihat itu cepat-cepat Rava membuang muka. Baginya Bianca yang berguling-guling seperti itu seolah mengundang dirinya untuk melakukan 'ini dan itu'
Rava lalu melangkahkan kakinya dan sampai pada balkon kamar itu. Kamar mereka yang terletak di lantai lima, memberikan pemandangan yang sangat indah pada balkonnya.
Pemandangan pantai dengan pasir putih dan lautnya yang biru jernih. Ditambah dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi menjadikan semuanya begitu sempurna.
"Indahnyaaa…"
Rava memalingkan wajahnya dan mendapati Bianca sudah berdiri di sebelahnya dengan mata berbinar-binar.
"Kamu mau berenang di laut?" tanya Rava.
"Umm…tapi aku ngg1ak bisa berenang…"
"Kalau gitu kita jalan-jalan di pinggiran pantai aja, mumpung cuacanya bagua"
Bianca mengangguk sambil tersenyum, "Oke, aku mandi dulu" ujarnya semangat, sambil melangkah menuju kamar mandi.
Rava pun ikut masuk kembali ke kamar. Perhatiannya tertuju pada televisi berukuran besar itu. Sambil menunggu Bianca, Rava memutuskan untuk menonton televisi.
Setelah menekan tombol di bagian bawah televisi, televisi pun hidup dan menampilkan gambar yang…
"What the f*ck!" seru Rava tertahan ketika menyaksikan acara yang ditampilkan. Tepatnya sih bukan acara, tapi sebuah film.
Film porno. Huuu~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sita Redjeki
jgn ketemuin ma Mirai dinjepang thor
2021-01-13
2
Asih Setiawan
lanjut👍
2021-01-10
0
dewi vs eta Wulan
lnjuuut
2021-01-08
0