Episode tiga

Bianca mematut dirinya di depan sebuah cermin besar. Di sebuah ruangan yang terlihat begitu indah, penuh dengan hiasan berbagai jenis bunga dan pernak pernik aneka warna.

Entah sudah berapa kali gadis cantik itu menghela napas sambil meremas kedua tangannya. Hari ini adalah saatnya. Hari ini adalah hari pernikahannya.

"Nggak mungkin!" Ucap Bianca lemah. Menunduk sambil menggelengkan kepalanya berulang kali . Seakan berharap semua ini tidak nyata. Kalau bisa, ingin sekali dia langsung menghilang saat itu juga.

Rasanya Tuhan benar-benar tidak adil padanya. Apa ini hukuman dari-Nya karena Bianca selalu melanggar peraturan sekolah? Karena kenakalannya selama ini?

Kalau ya, menurutnya Tuhan terlalu berlebihan dalam memberikan hukuman.

"Bianca sayang.." kembali terdengar suara melengking sang mama. Dengan ogah-ogahan Bianca bangkit dari tempat duduknya dan mematut bayangannya di cermin.

Gadis bermata bening nan cantik itu memakai gaun putih seperti yang dipakainya kemarin lusa. Bedanya, kali ini gaunnya lebih mewah dan lebih indah. Lengkap dengan sarung tangan putih dan wedding veil atau tudung kepala putih untuk pengantin, beserta sebuah tiara kecil, menambah keindahan rambutnya yang sudah ditata sedemikian rupa. Rambut coklat tuanya juga kembali di cat hitam.

Sekali lagi Bianca menghela napas. Mata beningnya menatap bayangannya di cermin. Tak sengaja pandangannya jatuh pada leher jenjangnya dan sedikit memperlihatkan dada bagian atasnya yang masih putih mulus.

Yah, masih, karena setelah ini Bianca tidak yakin kalau lehernya masih putih seperti ini atau tidak.

Belum apa - apa tapi pikiran Bianca sudah kemana - mana.

"Bi sayang~~" kembali Ibu Bianca memanggil putri tunggalnya itu, sambil masuk ke dalam ruangan.

"Fighting…" gumam Bianca lemah pada dirinya. Entah kenapa rasanya seperti narapidana yang menunggu hukuman mati.

***

Dan disinilah Bianca berada. Di gereja, tepatnya di depan sang pendeta, dan tepatnya lagi di samping Rava. Gadis cantik itu menghela napas lagi untuk menetralisir rasa gugup. Jemarinya terasa pias karena terlalu sering meremas tangkai buket bunga yang ia bawa.

Berkali-kali matanya melirik ke calon suaminya yang beberapa menit lagi akan sah menjadi suaminya. Pria yang menjabat sebagai wali kelasnya itu terlihat begitu berbeda kali ini. Mengenakan tuxedo warna hitam yang sungguh sangat serasi dengannya. Dia terlihat begitu tampan dan tenang. Mencerminkan kedewasaannya.

Setelah mengucapkan beberapa pembuka, sang pendeta menatap Rava, "Apakah kau, Rava Pratama, bersedia menerima Bianca Sabian sebagai istrimu dan terus bersamanya dikala suka maupun duka?"

"Saya bersedia"

Bianca membelalakkan matanya. Rava menjawab sumpah itu dengan begitu tenang seolah itu bukan apa-apa.

Berikutnya sang pendeta menatap Bianca dan kembali menanyai hal yang sama, "Apakah kau, Bianca Sabian, bersedia menerima Rava Pratama sebagai suamimu dan terus bersamanya dikala suka maupun duka?"

Bianca menggigit bibir bawahnya. Ingin sekali dia meneriakkan kata 'tidak' keras-keras, melempar buket bunga itu ke arah sang calon suami kemudian lari sekencangnya kemana saja, asal keluarganya tidak menemukannya.

Namun mana bisa dia melakukan hal itu. Hingga akhirnya dengan berat hati Bianca mengangguk lemas dan dengan suara ragu ia menjawab…

"Saya bersedia"

Pendeta itu tersenyum dan melanjutkan ucapannya, "Puji Tuhan. Sekarang kalian sah sebagai pasangan suami istri. Silahkan mencium pasangan masing - masing"

"Apa? Cium? " bisik Biànca mendongak sambil memelototkan matanya. Ia tahu setelah pengucapan sumpah akan ada sesi ciuman, tapi tetap saja Bianca belum bisa menerima kenyataan kalau kini dia akan dan harus berciuman dengan Rava, sang wali kelas sekaligus sudah sah menjadi suaminya. Apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

Gadis cantik itu ingin memprotes, namun sebelum ia sempat membuka mulutnya tiba-tiba saja ia merasakan bahunya di sentuh oleh seseorang dan membalikkan tubuhnya ke arah samping. Membuat posisinya yang tadi menghadap sang pendeta menjadi berhadapan dengan Rava.

Bianca menelan ludah ketika merasakan tangan Rava melingkar di pinggang kecilnya dan menariknya berdekatan, hingga perut mereka saling menempel. Sedangkan tangan yang satunya menyentuh dagunya dan mendongakkannya sedikit. Bianca bisa merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat ketika Rava menatapnya dalam.

Hingga akhirnya dengan sangat perlahan Rava mendekatkan wajahnya ke wajah Bianca. Mengerti sinyal-sinyal bahaya itu, Bianca langsung memejamkan matanya erat. Keringat dinginnya mulai mengalir dan membuat poninya agak basah. Sementara tangannya yang bebas, mencengkeram erat jas Rava pada bagian dada.

Mendadak Bianca merasakan kepalanya pusing luar biasa. Seperti godam besar yang menghantam kepalanya kuat. Kakinya terasa lemas bagai jelly dan tubuhnya terasa melayang.

Satu yang diingatnya sebelum ia kehilangan kesadarannya adalah, sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh bibirnya.

***

Bianca membuka matanya perlahan dan mengerjap-ngerjapkannya guna membiasakan mata indah itu dengan cahaya lampu yang tiba-tiba menusuk matanya. Gadis itu berusaha menggerakkan kepalanya untuk mengenali dimana dia berada sekarang.

Data yang berhasil Bianca kumpulkan adalah dia berada di atas sebuah ranjang karena dia bisa merasakan sesuatu yang empuk menempel nyaman di punggungnya.

Karena ada ranjang maka otomatis kini Bianca berada di dalam sebuah kamar. Tepatnya kamar yang tidak ia kenali. Mata bening gadis itu menangkap jarum pendek jam pada dinding menunjuk angka sembilan.

Dan ketika Bianca melirik ke jendela yang ia lihat adalah jendela itu menampilkan pemandangan malam hari.

Bianca menghela napas, tangannya terulur memijit keningnya yang terasa pening. Gadis cantik itu mulai mengingat-ingat.

Hemm, terakhir dia berada di upacara pernikahannya dengan Rava, dan kini dia terbaring di kamar-entah-siapa pada pukul sembilan malam.

Mendadak mata gadis itu membulat.

Menikah dengan Rava.

Terbaring di ranjang.

Pada malam hari.

'Oh God!' batin Bianca. Segera ia berdiri dan mulai melompat di atas ranjang, kemudian pindah melompat di lantai.

Well, dia tidak merasa sakit apapun pada bagian bawah tubuhnya. Tak sengaja mata Bianca melirik sebuah kaca besar di kamar itu. Ia pun menghampiri kaca itu dan manarik leher baju kaosnya hingga memperlihatkan sebagian dada atasnya.

Helaan nafas lega keluar dari bibirnya, ketika mendapati tubuhnya masih putih mulus, bebas dari bercak-bercak merah mencurigakan.

Tunggu…

Bianca melirik apa yang tadi ia tarik ke bawah. Kaos? Bukankah tadi dia pakai gaun pengantin dan segala pelengkapnya?

Lalu semua yang tadi dipakainya kini berubah menjadi sebuah kaos putih polos kebesaran hingga hampir mencapai lututnya. Untung bra tanpa tali dan celana ketat pendek yang ia pakai tadi masih menempel rapi di badan.

Bianca meremas rambutnya frustasi. Siapa yang mengganti pakaiannya?

'cklek'

Bianca membalikkan badannya dan mendapati sosok Rava dengan kaus hitam lengan panjang dan celana selutut berwarna krem. Pria tampan itu tampak membawa nampan berisi makanan di tangannya.

"Kamu! Apa yang udah kamu lakuin?" ujar Bianca frustasi sambil menunjuk-nunjuk Rava dengan satu tangan, sedang tangan satunya bersilang di depan dadanya. Melindungi dirinya sendiri entah dari apa.

"Aku? Aku bawain kamu makan malam" sahut Rava santai, seraya sedikit mengangkat nampannya.

"B-bukan itu maksudku! Maksudku kenapa aku bisa ada disini dan kenapa bajuku berganti?"

Rava menghela napas dan meletakkan nampan berisi makanan itu di meja.

"Tadi kamu tiba - tiba pingsan, jadi aku membawamu kemari. Ini rumahku. Dan soal bajumu, aku yang menggantinya, karena kupikir pasti nggak nyaman kalau tidur pakai gaun yang berat itu"

"A-apa? Kamu yang ganti pakaianku? Kenapa harus kamu? Berarti kamu udah menelanjangi aku?"

"Lalu kenapa? Kamu ingin mertuamu yang mengganti pakaianmu, begitu? Kita bukan anak kecil lagi? Dan lagi aku suamimu, jadi masalahnya dimana?"

"Apa kamu bilang?" Bianca meremas rambutnya yang kusut awut - awutan itu dengan frustasi, begitu mendengar kata 'suami".

Ia masih tidak mempercayai kalau pria di depannya ini adalah suaminya. Kemarin Bianca masih memanggil Rava dengan sebutan Pak Guru, dan kini dia akan memanggil pria tampan itu dengan sebutan 'suamiku' atau 'mas Rava'. Rasanya Bianca tak sanggup.

Rava tersenyum ketika menyadari raut panik pada wajah cantik siswanya itu. Selama ini dia mengenal Bianca sebagai sosok yang angkuh dan tidak pernah takut pada siapapun.

Namun kini semua itu seolah menghilang, yang Rava lihat kini adalah Bianca hanya seorang gadis kecil yang dengan raut cemasnya entah kenapa terlihat manis sekali di matanya.

Terpopuler

Comments

Hendra Yenni

Hendra Yenni

Blanca.. Baru 17 Th .. Pak guru. Masih imut atuh😀

2022-03-27

0

Umi Jasmine

Umi Jasmine

lucu juga kamu bianca

2021-09-21

0

Yeni Putri Nora

Yeni Putri Nora

suami

2021-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Episode satu
2 Episode dua
3 Episode tiga
4 Episode empat
5 Episode lima
6 Episode enam
7 Episode tujuh
8 Episode delapan
9 Episode sembilan
10 Episode sepuluh
11 Episode sebelas
12 Episode duabelas
13 Episode tigabelas
14 Episode empat belas
15 Episode lima belas
16 Episode enam belas
17 Episode tujuh belas
18 Episode delapan belas
19 Episode sembilan belas
20 Episode dua puluh
21 Episode dua puluh satu
22 Episode dua puluh dua
23 Episode dua puluh tiga
24 Episode dua puluh empat
25 Episode dua puluh lima
26 Episode dua puluh enam
27 Episode dua puluh tujuh
28 Episode dua puluh delapan
29 Episode dua puluh sembilan
30 Episode tiga puluh
31 Episode tiga puluh satu
32 Episode tiga puluh dua
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episose 84
85 Episode 85 (Special Gio n Rava)
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97 (special Rava n Gio.bag 1 )
98 Episode 98 (special Rava n Gio.bag.2 )
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Episode satu
2
Episode dua
3
Episode tiga
4
Episode empat
5
Episode lima
6
Episode enam
7
Episode tujuh
8
Episode delapan
9
Episode sembilan
10
Episode sepuluh
11
Episode sebelas
12
Episode duabelas
13
Episode tigabelas
14
Episode empat belas
15
Episode lima belas
16
Episode enam belas
17
Episode tujuh belas
18
Episode delapan belas
19
Episode sembilan belas
20
Episode dua puluh
21
Episode dua puluh satu
22
Episode dua puluh dua
23
Episode dua puluh tiga
24
Episode dua puluh empat
25
Episode dua puluh lima
26
Episode dua puluh enam
27
Episode dua puluh tujuh
28
Episode dua puluh delapan
29
Episode dua puluh sembilan
30
Episode tiga puluh
31
Episode tiga puluh satu
32
Episode tiga puluh dua
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episose 84
85
Episode 85 (Special Gio n Rava)
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97 (special Rava n Gio.bag 1 )
98
Episode 98 (special Rava n Gio.bag.2 )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!