Rata-rata murid perempuan itu tersenyum penuh arti ke arahnya. Rava melirik Bianca dan mendapati gadis itu menopang wajahnya tidak perduli sambil menghadap keluar jendela.
"Ehem" Tania sang ketua kelas sekaligus ketua 'Love Va-Bian Couple' bangkit dari kursinya, "Saya mewakili seluruh kelas ingin mengucapkan selamat untuk pernikahan Pak Guru Rava dan Bianca"
Sekejap kelas penuh dengan tepuk tangan serta ucapan semacam 'selamat' memenuhi ruang kelas.
Rava hanya bisa tersenyum ramah (pasrah) menanggapi semua itu. Sedangkan Bianca memanyunkan bibirnya kesal.
"Emm...Terima kasih" gumam Rava masih dengan senyum ramahnya.
"Pak Guru, apa Bianca istri yang baik?"
Bianca mendelik pada siswi yang bertanya tadi. Topik ini benar - benar membuatnya kesal.
"Em, ya, ya… Bian istri yang sangat baik" jawab Rava mencoba terlihat tenang.
"Kalian dengar nggak?" celetuk Tiara, "Pak Guru manggil Bianca dengan 'Bian', kyaaaa~"
"Imutnyaaaa~"
"Kyaaaa~ manis~"
"Owh waaoo~"
Bianca menatap teman - teman sekolahnya jengah. Apa sih yang manis dari panggilan itu? Ckckck…
"Pak Guru," kali ini Sinta yang bertanya, "Kira-kira Pak guru ingin punya anak berapa?"
Pertanyaan dari Sinta sontak membuat seluruh siswi di kelas itu blushing parah dan senyum-senyum gaje. Kata 'anak' secara tak langsung membuat adegan (+21) VaBian tergambar jelas di otak mereka.
"Kami belum memikirkan untuk punya anak, mungkin nanti setelah Bian tamat sekolah" jawab Rava dan kembali membuat para siswi itu ber-kyaa-kyaa ria.
"Nah, kita lanjut dulu ya. Sekarang buka buku halaman…"
"Pak Guru!" lagi-lagi seorang siswi mengangkat tangannya.
"Ya Ratna?"
"Ceritain dong gimana malam pertama Pak Guru sama Bianca!"
"Apa?" Bianca membelalakkan matanya terkejut, begitu pula dengan Rava.
Sementara yang lain memasang wajah mesum. Kecuali Jeni, gadis imut super innocent itu hanya memiringkan kepalanya bingung.
"Heh! Dengar ya! Aku dan Pak Guru sama sekali nggak ngapa - ngapain! Jadi berhenti nanyain yang aneh-aneh!" ujar Bianca frustasi sambil berdiri dari duduknya. Gadis cantik itu benar-benar merasa kesabarannya diuji.
Mendengar jawaban Bianca, kembali para siswi ber-kya-kya ria. Ckckck… dasar murid - murid aneh.
***
Bianca merebahkan badannya di kasur. Hari ini adalah hari paling melelahkan sedunia. Betapa tidak, kemana pun Bianca pergi para siswi selalu mengerubunginya.
Tentu saja mereka semua menanyakan tentang bagaimana Rava di rumah. Belum lagi waktu jam pelajaran bahasa Inggris tadi, Ara, si guru bahasa Inggris selalu menyuruhnya mengerjakan soal ini-itu dan tidak jarang memarahinya ketika Bianca melakukan kesalahan.
Jelas Ara cemburu padanya. Walau begitu para siswi di kelasnya senantiasa membelanya. Membuatnya mendadak menjadi orang penting di sekolah.
*Flasback*
"Ck, Bianca! Jawaban macam apa itu?" seru Ara kesal melihat jawaban Bianca di papan tulis.
"Jawaban macam apa? Lihat aja sendiri jawaban macam apa itu. Malah balik nanya. Aneh." balas Bianca tidak mau kalah. Dia yang sedari pagi sudah bad mood bertambah dongkol mendengar ocehan Ara.
"Kamu ya, makanya banyak-banyak belajar di rumah! Biar nggak bodo - bodo amat! Bahasa Inggrismu payah banget! Kalau gini gimana mau lulus sekolah, hah?"
"Aduuh… Bu guru ini gimana sih? Bu guru tahu kan kalau Bianca udah nikah sama Pak Rava?" celetuk Sinta.
"Terus? Apa hubungannya dengan pelajaran, hm?" balas Ara ketus. Baginya seluruh siswi di sekolah ini adalah musuh beratnya.
"Tentu aja ada Bu Guru, Bianca nggak punya waktu buat belajar, soalnya sebagai istri yang baik, Bianca harus ngurusin Pak Rava" jawab Sinta yang mengundang tawa seluruh kelas.
Bianca sendiri juga nyaris tertawa melihat raut wajah Ara yang seperti mau makan orang itu.
*flashback end*
Bianca bangkit dari tidurnya. Saat ini di rumah hanya ada dia sendiri. Gio sedang main dengan Yuni di rumah Bu Sumi, sedangkan Rava sedang mengecek keadaan Gio.
Dengan malas-malasan Bianca melepas dasinya dan kancing baju seragamnya satu persatu. Begitu terlepas Bianca meraih sebuah kaus over size lengan panjang berwarna pink.
Selesai dengan baju, gadis itu agak menunduk dan melepas rok seragamnya. Tepat ketika rok itu setengah lepas dari tempatnya tiba-tiba saja pintu terbuka.
"Hei! Bisa ketuk pintu dulu nggak sih!" seru Bianca kesal sambil kembali menarik roknya ke atas, ketika mendapati bahwa Rava-lah yang membuka pintu.
"Memang kenapa? Ini kamarku 'kan?" balas Rava.
"Tapi aku lagi ganti baju!"
"Terus?"
Bianca mengerut kesal. Cepat-cepat gadis itu mengacak lemari untuk mencari celana santai.
Sesekali gerutuan meluncur dari bibir merahnya. Sangat berbanding terbalik dengan Rava yang kini tertegun memandangi sosok Bianca.
Gadis cantik itu mengenakan kaus kebesaran berwarna pink dengan bawahan masih berupa rok seragam berwarna hitam yang menjadi lebih pendek karena entah sadar atau tidak, Bianca memegang rok itu terlalu keatas perut dengan satu tangganya, hingga rok yang biasanya memang sudah diatas lutut itu menjadi semakin ke atas ĺagi.
Memamerkan sepasang kaki jenjang Bianca yang putih mulus. Belum lagi pose Bianca yang agak menungging. Bianca sedang mencari celana pendek santai, namun di mata Rava, Bianca terlihat seperti sedang memamerkan bagian belakang tubuhnya.
Sebelum terjadi sesuatu yang diinginkan oleh para readers yang terhormat, Rava memutuskan untuk keluar kamar.
Bianca telah mendapatkan celananya dan akan memakainya. Saat hendak berganti di dalam kamar mandi, gadis cantik itu agak heran ketika mendapati Rava sudah tidak lagi berada di kamar. Tapi apa peduli Bianca? Bukankah itu bagus kalau Rava tidak berada di dekatnya?
Selesai berganti pakaian, tidak sengaja mata bening gadis itu tertuju pada sebuah album yang terletak di bawah meja. Tertarik dengan itu, Bianca lalu meraih album itu dan membukanya. Gadis itu duduk di lantai dengan menyenderkan tubuhnya pada kasur.
Yang pertama adalah foto Rava sewaktu kelulusan SMA, pria itu terlihat masih begitu muda. Rambutnya agak panjang dan berwarna hitam. Lalu foto kedua dan sangat menarik perhatian Bianca adalah foto Rava dengan seorang perempuan yang begitu cantik. Seorang perempuan yang sekilas begitu mirip dengannya.
Perempuan itu memiliki rambut coklat lembut dan bergelombang. Wajahnya putih merona, serta bibirnya berwarna merah alami. Secara keseluruhan sangat mirip dengan fisik Bianca. Bedanya bola mata perempuan itu berwarna bening kecoklatan dan sangat indah.
Bianca jadi teringat waktu pertama bertemu Gio, bocah kecil itu sempat memanggilnya dengan sebutan 'mommy'. Berarti perempuan cantik di foto ini adalah ibu kandung Gio atau dengan kata lain, istrinya Rava.
Bianca menggigit bibirnya pelan. Ia tidak mengerti kenapa, namun sebersit perasaan tidak nyaman memenuhi rongga dadanya. Cemburukah ia?
Kembali Bianca membolak-balik album foto itu. Ada foto Gio waktu masih bayi. Foto Gio dengan Yuni. Foto Rava dengan perempuan itu.
Namun ada yang aneh dengan foto-foto itu. Kenapa tidak ada foto pernikahan Rava dengan perempuan itu? Atau foto perempuan itu dengan Gio. Padahal disitu ada foto Gio yang masih bayi berada dalam dekapan Rava, tapi mana foto Gio dengan ibunya?
"Sedang lihat apa?" sebuah suara membuyarkan lamunan Bianca. Rava masuk, lalu berjalan mendekati Bianca dan duduk di samping Bianca.
"Oi, kenapa nggak ada foto pernikahanmu sama istri pertamamu?" tanya Bianca.
Rava tidak langsung menjawab. Pria itu memandang Bianca dengan tatapan ragu.
"Lalu kenapa nggak ada foto Gio sama ibunya?" tanya Bianca lagi sambil membolak balik album foto itu.
Kembali Rava tidak langsung menjawab dan itu membuat Bianca kesal, "Hei! Ditanya jawab dong!" gerutu gadis cantik itu sambil menutup album dengan kasar.
Rava menghela napas panjang, "Ada yang ingin kukatakan padamu" gumamnya.
Bianca memandang Rava bingung. Raut wajah guru sekaligus suaminya itu terlihat serius, "Tentang apa?" tanya Bianca pura - pura cuek.
"Tentang Gio"
Bianca memiringkan kepalanya bingung, "Emang Gio kenapa?"
Kembali Rava menghela napas, "Gio bukan anakku. Dan wanita di foto itu juga bukan istriku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Queen Tdewa
anak kakak ny Rava ya
2022-12-04
0
Reny Widyastuti
kejutannnnn
2021-08-01
0
mutawafiyah
z
2021-08-01
0