12 years ago
"Dan pada akhirnya, seorang putri yang lahir dari keturunan bangsawan itu jatuh cinta pada seorang pemahat sederhana. Mereka akhirnya menikah dan mempunyai banyak anak yang lucu. Tamat." Papa menutup buku dongeng setelah menyelesaikan paragraf terakhir untuk mengantar tidur anak kesayangannya.
Luna kecil menatap papa dengan dahi bertaut, wajahnya jadi nampak lucu.
"Papa, boleh aku bertanya padamu?" Luna kecil mendongak menatap papa yang segera mengangguk.
"Satu pertanyaan, sayang, sebelum lampu ini papa matikan."
"Mengapa putri tidak menikah dengan pangeran berkuda putih? tapi ia malah menikah dengan pemahat sederhana?" Tanya Luna kecil tak terima.
"Sayang, suatu saat kau akan mengerti, bahwa sejatinya cinta itu tidak pernah memilih kepada siapa ia akan terlahir. Jadi jika seorang putri saja bisa jatuh cinta pada seorang pemahat sederhana, artinya begitu banyak cinta yang lahir dari orang dengan status yang biasa tapi cintanya lah yang luar biasa. Nanti, Laluna putriku, ketika kau sudah dewasa kau akan mengerti itu semua.
Bahkan mungkin kau akan sedikit kesulitan menapaki jalan menuju kebahagiaanmu kelak, tapi, tetaplah bangkit dan jangan menyerah, anakku. Tuhan selalu punya cara untuk memudahkan jalan kita.
Laluna, jika kau ingin tas yang cantik, pasti kau akan memesan orang yang terampil membuat itu untuk membuatkan nya juga satu untukmu, jadi nanti jika kau menginginkan seseorang yang kau cintai kelak, maka pesanlah pada yang menciptakannya."
Papa mematikan lampu, Luna kecil bersiap tidur dengan membawa pesan papa hingga ia dewasa nanti.
...****************...
Luna masih terdiam di teras kamar. Ia masih betah memandang bintang-bintang. Terdengar suara langkah kaki. Luna menoleh, mendapati papa sedang mendekat ke arahnya.
"Kenapa belum tidur, Lun?" Papa mendekat lalu tersenyum.
"Masih pengen lihat bintang dari teras ini pa, besok aku kan gak di sini lagi." Luna tertawa kecil.
Papa ikut menengadah, menatap langit yang dipenuhi bintang malam ini.
"Aku kangen banget sama Mama." Desah Luna.
"Mama ada di atas sana Lun, berteman bidadari surga, mama orang baik. Bahkan ketika ia meninggal papa baru tahu, bahwa mama adalah donatur tetap di beberapa panti asuhan bukan hanya di Jakarta, tapi di Bandung, Bogor, bahkan ada juga yang di luar pulau Jawa. Ia tidak pernah menunjukkan kebaikannya pada siapapun." Papa mengenang mama dengan senyum terukir di bibirnya.
Luna menoleh, tak menyangka mama ternyata seseorang berhati malaikat. Luna kira, mama adalah malaikat hanya untuknya saja, ternyata Mama lebih dari pada itu. Ia juga malaikat untuk para anak yatim dan terlantar yang tidak punya orang tua.
"Karena itu papa gak bisa menerima orang lain mendampingi papa?"
"Salah satunya, selebihnya, memang papa ingin setia. Rasanya Mama adalah wanita yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun." Sahut Papa sambil menerawang.
"Aku bangga banget sama papa." Luna memeluk papa hangat, setelah ini entah kapan ia akan kembali ke Indonesia lagi.
"Papa juga bangga sama kamu, kamu mau mengalah pada takdir. Menerima semua kekecewaan dengan begitu anggun. Nanti lebarkan lah sayap mu, biarkan orang lain berjuang untuk mendapatkan mu, dan saat itu tiba maka setia lah. " Papa mengusap jemari Luna lembut.
"Aku sedang memesannya pa. Pada yang menciptakan nya." Balas Luna lirih, terkenang dongeng sebelum tidur yang biasa papa bacakan.
"Kamu sudah dewasa, Lun. Tetaplah seperti ini ya. "
Luna mengangguk, memeluk papa semakin erat. Mereka saling menengadah, menatap bintang terang. Aroma dingin mulai terasa manakala waktu telah semakin larut.
Di bawah sana, sengaja tidak menyalakan lampu, Gio menyaksikan pemandangan indah antara anak dan ayah itu dari tirai jendela kamarnya. Betapa Tuan Rafli sangat menyayangi Luna. Luna yang telah ia patahkan hatinya.
Gio ingat percakapannya dengan Tuan Rafli kemarin siang saat mereka sedang makan siang bersama disebuah restoran. Ia mengatakan ingin mengundurkan diri, namun Tuan Rafli memintanya untuk tetap tinggal.
"Pa, aku mau berhenti bekerja." Ujar Gio pelan, namun Tuan Rafli bisa mendengarnya.
"Jangan Mas, papa gak punya anak lelaki, tetaplah bersama papa." Sahut Tuan Rafli sedih.
Gio tidak tahan melihat lelaki baik itu bersedih, jadi ia mengangguk, menyetujui untuk tidak jadi berhenti.
Saat ini ketika Gio menyaksikan pemandangan mengharukan antara Luna dan papanya, ada perih terasa di hati Gio. Anak gadis Tuan Rafli yang telah ia sakiti itu, nyatanya tidak pernah membencinya walaupun ia telah melukai hati Luna.
"Seandainya saja, masih ada kesempatan. Untuk merubah semua kenyataan." Desah Gio lirih sembari menutup tirai lalu menghempaskan diri di atas ranjang.
Melihat gelapnya kamar, ia jadi teringat saat pertama Luna masuk ke kamarnya tanpa permisi. Duduk di kegelapan lalu menunggunya hingga terbangun. Lalu saat Luna berlari keluar kamar dan menyebutnya "Mas Gio mesum" .
Tanpa sadar, Gio jadi tertawa sendiri teringat tingkah Luna. Gadis cantik, galak, lucu dan manja itu begitu berbekas di dalam hati nya.
Lalu bayangan Dewi berganti, dan besok ia harus segera pulang ke Bandung. Ayah Dewi sakit keras dan minta pernikahan mereka dipercepat dari bulan penentuan sebelumnya.
Lun, mungkin kelak tubuh ku akan Dewi miliki, tapi hatiku sempurna hanya untukmu.
"Bunda gak bisa bantu kamu Gio, ayah Dewi sudah begitu baik pada kita. Ayah Dewi juga yang sudah membantu perkebunan kita tetap berjalan sampai hari ini." Bunda mengusap airmatanya, terkenang Luna. Ia berbicara dengan Gio lewat sambungan telepon. Entah mengapa baru saja mengenal sosok Luna, Bunda sudah jatuh hati.
"Aku ngerti bun. Besok aku pulang ke Bandung." Jawab Gio sambil menarik nafas panjang.
"Sampaikan salam buat Luna ya, katakan padanya Bunda rindu sekali."
Gio memejamkan mata, mencoba mencari sosok Luna, mungkin saja ia masih bisa memeluk Luna walau hanya di dalam mimpi.
...****************...
And the reason is you..
Bait terakhir dari grup band Hobastank itu mengantar tidur Luna. Besok Luna akan meninggalkan Jakarta. Ia akan kembali ke luar negeri untuk yang kedua kali namun dengan tujuan yang berbeda.
Luna berharap kehidupannya nanti di London akan lebih baik lagi. Luna sudah berjanji tidak akan kembali ke kehidupan liarnya seperti ketika berada di Amerika kemarin.
"Baik-baik di sana nanti ya Lun, papa pasti akan kunjungi kamu ke sana nanti." Ujar papa sebelum ia keluar dari kamar Luna.
Perpisahan ini akhirnya memang harus terjadi.
Tak ada yang ku sesali, mencintaimu adalah mutlak pilihanku.
Selamat berpisah kasih.
Semoga ku temukan bahagia ku juga nanti di satu waktu,
Saat hatiku telah siap kembali meniti.
Selamat berjumpa lagi cintaku
Di satu waktu yang aku pun tak tahu pasti.
Mengenalmu adalah hal terindah yang pernah aku rasakan.
Mencintaimu adalah pelajaran terbaik yang tak pernah bosan untuk ku ulang.
Walau di bab pertengahan ternyata aku tak lulus,
Namun di lain kesempatan mungkin akan ada remedial yang bisa ku tebus.
Satu yang harus kau yakini,
Cintaku tulus.
-Elegi Laluna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
selamat berjuang luna.... untuk bisa menenangkan hatimu, mengalah bukan berarti kalah.... pergi bukan untuk lari dari kenyataan.... tpi untuk menghindari dari bnyk hati yg terluka.... semoga kelak kau menemukan kebahagiaanmu yg hakiki ☺😉
2022-11-15
0
Decha Dell Mesit
Tisu mana tisu🤧🤧
2022-02-09
0
Efrida
luna sempurna sbgi wanita tp percintaannya tragis 😭😭
2021-09-18
0